RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XI/2013 Pemberian Hak-Hak Pekerja Disaat Terjadi Pengakhiran Hubungan Kerja

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 27/PUU-XIV/2016

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 128/PUU-XIII/2015 Syarat Calon Kepala Desa dan Perangkat Desa

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XII/2014 Alasan Pemberatan Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 30/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 138/PUU-XII/2014 Hak Warga Negara Untuk Memilih Penyelenggara Jaminan Sosial

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 60/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu

KUASA HUKUM Dra. Endang Susilowati, S.H., M.H., dan Ibrahim Sumantri, S.H., M.Kn., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26 September 2013.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XIV/2016 Dualisme Penentuan Unsur Pimpinan DPR Provinsi Papua dan Papua Barat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XI/2013 Penyelenggaraan RUPS

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 20/PUU-XVI/2018 Parliamentary Threshold

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 5/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang Notaris dan Formasi Jabatan Notaris

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XI/2013 Definisi Keuangan Negara dan Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

Transkripsi:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik I. PEMOHON H. Aziz Bestari, ST., MM. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terhadap UUD 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemohon menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: 1. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 2. Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 3. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan Pemohon. IV. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON Pemohon adalah perseorangan warga negara Indonesia dan sekaligus merupakan Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, dari Partai NasDem. Pemohon pernah menjadi mantan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kota Palu selama 6 bulan sejak 25

Juni 2012 s.d. 22 Desember 2012 dalam kasus penggunaan surat palsu. Pemohon melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) pada Mahkamah Agung, dengan amar putusan menolak Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1099 K/Pid/2011 seraya menguatkan kembali putusan bebas Pengadilan Negeri Palu Nomor 181/Pid.B/2010/PN.PL. Pemohon merasa dirugikan atau berpotensi dirugikan hak-hak konstitusionalnya dengan berlakunya Pasal 50 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Kerugian konstitusional yang dimaksud adalah Pemohon telah kehilangan hak politik pasca bebas dari lembaga pemasyarakatan karena setelah terbitnya Daftar Calon Sementara (DCS), nama Pemohon tidak tercantum dalam DCS tersebut. V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang diujikan, yaitu: Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan: (g) tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Norma yang dijadikan sebagai dasar pengujian, yaitu: Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Pasal 28C ayat (2) UUD 1945 1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dam memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. 2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Pasal 28D ayat (1) dan ayat (3) UUD 1945 1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 3) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Pasal 28I ayat (3) UUD 1945 Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. VI. ALASAN-ALASAN PEMOHON UNDANG-UNDANG A QUO BERTENTANGAN DENGAN UUD 1945 1. Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 melanggar Pasal 27 ayat (1), Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan ayat (3), serta Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 karena menghambat untuk dapat terpilih sebagai Calon Anggota DPRD Tolitoli dalam Pemilu Legislatif 2014 serta menghambat untuk dapat dipilih sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dalam Pemilukada Tolitoli Tahun 2015 mendatang. 2. Pemohon merasa kasus yang pernah dialami oleh Pemohon adalah beralasan politik, berlatar belakang politik, dan benar-benar sebagai sebuah kriminalisasi, yang sesungguhnya tergolong dapat dikecualikan dalam pemberlakuan syarat a quo.

3. Pemohon merasa telah mengalami diskriminasi dengan dihambatnya upaya pencalonan upaya pencalonan menjadi Anggota DPRD Kabupaten Tolitoli dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014. Diskriminasi yang dimaksud adalah diskriminasi terhadap pelaksanaan hak-hak konstitusional pada Pasal 28I ayat (2) UUD 1945. 4. Norma pasal yang diajukan Pemohon pernah diajukan PUU di Mahkamah Konstitusi, yaitu Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14-17/PUU-V/2007 dan Nomor 15/PUU-VI/2008 yang diputus tanggal 11 Desember 2007 dan tanggal 10 Juli 2008, dengan amar putusan untuk keduanya adalah ditolak, serta Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU-VII/2009 yang diputus pada tanggal 24 Maret 2009 dengan amar putusan dikabulkan sebagian. 5. Pemohon berpendapat pengecualian pemidanaan beralasan politik dalam kedua Undang-Undang a quo, telah diartikan secara sepihak oleh Penyelenggara Pemilu sebagai kasus-kasus demonstrasi belaka, padahal seharusnya dapat meliputi kasus spesifik sebagaimana yang Pemohon alami. VII. PETITUM Primair 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa ketentuan orang yang dipidana penjara karena alasan politik dikecualikan dari ketentuan ini sebagaimana dalam Penjelasan Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 adalah bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembagalembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia, sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami, sehingga Pemohon dapat menjadi Calon Anggota DPRD Kabupaten Tolitoli dalam Pemilu 2014 dengan dilaksanakannya Pemuungutan Suara Ulang oleh otoritas Pemilu setempat khusus hanya pada Daerah Pemilihan yang Pemohon daftarkan (Dapil Tolitoli III) dan hanya pada Nomor Urut Calon terakhir dalam Daftar Calon Tetap; 3. Menyatakan bahwa ketentuan orang yang dipidana penjara karena alasan politik dikecualikan dari ketentuan ini sebagaimana dalam Penjelasan Pasal 51 ayat (1)

huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 adalah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembaga-lembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami; 4. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembagalembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia ; 5. Atau apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya (ex aequo et bono). Subsidair 1. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai tindak pidana yang lahir karena kealpaan ringan (culpa levis), oleh karena Mahkamah

Agung dalam Putusannya Nomor 1099K/Pid/2011 tanggal 05 Oktober 2011 dan Putusan PK Nomor 90PK/Pid/2012 tanggal 30 April 2013, telah ternyata tidak menjiwai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14-17/PUU-V/2007 yang mengakibatkan Pemohon dikorbankan oleh keberlakuan Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan potensial kembali dikorbankan oleh keberlakuan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008; 2. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliku kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai tindak pidana yang lahir karena kealpaan ringan (culpa levis), sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami, sehingga Pemohon dapat berpeluang menggunakan hak konstitusional menjadi calon kepala daerah pada tahun 2015 mendatang; 3. Atau apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya (ex aequo et bono). Catatan: Perubahan pada Petitum, yaitu sebagai berikut: a. Permohonan Awal. 1. Menerima permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa ketentuan pengecualian pemidanaan beralasan politik dalam Pasal 58 huruf f Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 adalah bertentangan dengan UUD 1945 dan batal demi hukum; 3. Memerintahkan kepada KPU, KPU Provinsi Sulawesi Tengah, KPU Kabupaten Tolitoli, untuk menetapkan bahwa Pemohon berhak MS (Memenuhi Syarat) dan dicantumkan dalam DCT (Daftar Calon Tetap) Anggota DPRD Kabupaten Tolitoli dalam Pemilu 2014 dan dapat kelak mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Tolitoli Tahun 2015 jika Tuhan memberikan kesehatan dan umur panjang; dan 4. Memerintahkan kepada KPU, KPU Provinsi Sulawesi Tengah, KPU Kabupaten Tolitoli, untuk melaksanakan keputusan ini.

Pemohon memohon agar Mahkamah Konstitusi dapat segera memeriksa, mengadili, dan memutuskan permohonan pengujian materiil Undang-Undang ini dengan seadil-adilnya. b. Perbaikan Permohonan. Primair 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa ketentuan orang yang dipidana penjara karena alasan politik dikecualikan dari ketentuan ini sebagaimana dalam Penjelasan Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 adalah bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembaga-lembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia, sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami, sehingga Pemohon dapat menjadi Calon Anggota DPRD Kabupaten Tolitoli dalam Pemilu 2014 dengan dilaksanakannya Pemuungutan Suara Ulang oleh otoritas Pemilu setempat khusus hanya pada Daerah Pemilihan yang Pemohon daftarkan (Dapil Tolitoli III) dan hanya pada Nomor Urut Calon terakhir dalam Daftar Calon Tetap; 3. Menyatakan bahwa ketentuan orang yang dipidana penjara karena alasan politik dikecualikan dari ketentuan ini sebagaimana dalam Penjelasan Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 adalah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembaga-lembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami; 4. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai meliputi terhadap orang yang dipidana penjara karena rivalitas politik antara mantan terpidana dengan kekuasaan politik lokal yang menunggangi hukum untuk kepentingan politiknya di setiap elected officials, yang antara lain dapat dibuktikan melalui pendapat dan atau penilaian resmi melalui persidangan dan atau permusyawaratan lembaga-lembaga negara dan/atau badan-badan otoritas Pemilu dan otoritas hak asasi manusia ; 5. Atau apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya (ex aequo et bono). Subsidair 1. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai tindak pidana yang lahir karena kealpaan ringan (culpa levis), oleh karena Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor 1099K/Pid/2011 tanggal 05 Oktober 2011 dan Putusan PK Nomor 90PK/Pid/2012 tanggal 30 April 2013, telah ternyata tidak menjiwai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14-17/PUU-V/2007 yang mengakibatkan Pemohon dikorbankan oleh keberlakuan Pasal 51 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan potensial kembali dikorbankan oleh keberlakuan Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008; 2. Menyatakan bahwa ketentuan yang mempersyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1)

huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Pasal 58 huruf f Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008, bertentangan secara bersyarat dengan UUD 1945 dan tidak memiliku kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai tindak pidana yang lahir karena kealpaan ringan (culpa levis), sebagaimana kasus hukum yang Pemohon alami, sehingga Pemohon dapat berpeluang menggunakan hak konstitusional menjadi calon kepala daerah pada tahun 2015 mendatang; 3. Atau apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya (ex aequo et bono).