PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PERBANDINGAN MUTU PAVING BLOCK PRODUKSI MANUAL DENGAN PRODUKSI MASINAL

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

Paving Block. Construction s Materials Technology

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

I. PENDAHULUAN. manusia hingga saat ini. Di indonesia sendiri dikenal beberapa jenis

IbM PEMANFAATAN BATU KARANG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PASIR ONYX SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR TERHADAP KUAT TEKAN, PENYERAPAN AIR DAN KETAHANAN AUS PAVING BLOCK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini diharapkan :

BAB I PENDAHULUAN. pertamanan kota, Industri paving block juga berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memenuhi efisiensi waktu, mutu dan biaya begitu. Pada Cluster Divena Deshna ini proyek pembangunan jalan terdapat dua jenis perkerasan jalan yaitu pek

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING.

Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur Dengan Alat Pemadat Modifikasi. Diah Larasati 1) Iswan 2) Setyanto 3)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN ` 1

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

KRITIK DAN PEMECAHAN PENGGUNAAN KONSTRUKSI BETON COR PADA REKAYASA JALAN DALAM UPAYA MEMBANGUN KONSTRUKSI JALAN YANG BERKELANJUTAN

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS SERAT PADA KUAT TEKAN PAVING BLOCK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING

APLIKASI PLC SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA MESIN PRESS DENGAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

Viscocrete Kadar 0 %

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PROSENTASE PENCAPAIAN KUAT DESAK PAVING BLOCK SAAT UMUR 7 HARI PADA METODE TUMBUK DENGAN BEBERAPA VARIASI JUMLAH KADAR SEMEN

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN Lapis permukaan jalan pada umumnya menggunakan : 1. Perkerasan Lentur perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal panas atau hot mix Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengembangan suatu daerah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan (impor dari luar negeri seperti aspal Shell, ESSO 2000 dllnya) Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar 60% dari biaya total hot mix.). 2. Perkerasan kaku tipe perkerasan kaku dengan agregat sebagai tulangan dan bahan pengikat semen Memerlukan biaya yang cukup mahal. Kerena banyak memerlukan peralatan berat dan pengerjaannya memerlukan keahlian khusus serta tidak dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas. 3. Perkerasan dengan paving block 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 1

3. Perkerasan dengan paving block Jenis perkerasan jalan lainnya yaitu paving block, yang terbuat dari campuran pasir dan semen ditambah atau tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ). Pemakaiannya semakin meningkat, pada umumnya dipakai untuk perkerasan halaman parkir hotel, pertokoan, perkantoran dan perumahan. Perkembangan pemakaian selanjutnya : lapangan parkir di pelabuhan, perkerasan jalan di lingkungan kampus dan perumahan. Keunggulan dari perkerasan paving block antara lain pengerjaannya mudah, biayanya murah, perawatannya mudah serta dapat memanfaatkan material lokal. Di Propinsi Lampung tipe perkerasan ini sudah dipergunakan di dermaga I & IV Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, setelah diamati menunjukkan kinerja yang sangat baik sampai saat ini. Berbeda kondisinya pada jalan lingkungan yang menggunakan paving block hasil produksi industri rakyat, terjadi kerusakan cukup parah seperti patah dan aus permukaannya bahkan banyak yang terlepas. 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 2

DEFINISI PAVING BLOCK Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998). 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 3

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN Keuntungan dari Paving Block (a) Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal; (b) Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar; (c) Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan (d) Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan. Kelemahan Paving Block Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block sangat cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat. 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 4

SPESIFIKASI PAVING BLOCK Mutunya dan standar yang disyaratkan : mempunyai bentuk yang sempurna, tidak retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan. Bentuk Dan Ukuran Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk segi empat dan segi banyak. Ketebalan 6 cm, 8 cm dan 10 cm, Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen. Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah ± 2 mm untuk ukuran lebar bidang dan ± 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum 1%. 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 5

Berdasarkan kekuatan fisik paving block dapat dibedakan menjadi 3 macam, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kekuatan Fisik Batu Cetak Halaman (Paving Block). Mutu Kekuatan (MPa) Ketahanan Aus (mm/menit) Kadar Air Rerata (%) Rata-rata Terrendah Rata-rata Terendah I 40 34,0 0,090 0,103 3 II 30 25,5 0,130 0,149 5 III 20 17,0 0,160 0,134 7 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 6

Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block Kombinasi antara pola pemasangan, bentuk, mutu, tebal dan pola pemasangannya dapat dilihat pada Tabel 2. Pemasangan paving block dapat dibuat mosaik dengan kombinasi warna sesuai estetika yang dirancang, dapat berupa logo, tulisan dan batasan area parkir atau penunjuk arah pada suatu daerah pemukiman. Tabel 2. Kombinasi Mutu, Bentuk, Tebal dan Pola Pemasangan Paving Block. No. Penggunaan Kombinasi Kelas Bentuk Tebal (mm) Pola 1 Trotoar dan Pertamanan II A,B,C,X 60 SB, AT, TI 2 Tempat Parkir & Garasi II A, B, C 60 SB, AT, TI 3 Jalan Lingkungan I/II A atau C 60/80 TI 4 Terminal Bus I A atau C 80 TI 5 Container Yard, Taxy way I A 100 TI Sumber : SK SNI T 04 1990 F. Catatan Pola : SB = Susun Bata; AT = Anyaman Tikar; TI = Tulang Ikan.Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 7

Bahan dan Proses Pembuatan Paving Block Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik dan semen sebagai bahan pengikat. Komposisi dari adukan yang umum dipakai (semen : pasir) adalah : 1 : 3 ; 1 : 4 ; 1 : 5 bahkan lebih sesuai dengan mutu yang diinginkan. Disamping itu dapat ditambahkan bahan substitusi lainnya seperti abu batu, abu terbang, kapur dan bahan lainnya yang dapat memperbaiki mutu dari paving block tersebut. Paving block dapat diproduksi baik secara mekanis, cara semi mekanis dan secara manual dengan cetak tangan. 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 8

Pada umumnya mutu paving block yang diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang tinggi. Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran. Setelah dibuka dari cetakannya disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan hembusan angin yang berlebihan. Supaya hasilnya lebih baik dilakukan perawatan seperti beton dengan penyiraman secara teratur. Setelah mencapai umur 28 hari paving block dapat diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan. 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 9

Dari hasil penelitian yang menggunakan limbah kapur soda 1 : 4 terhadap volume diperoleh kuat tekan 214 kg/cm2 termasuk mutu III (Abdurachim A, 1993). Penelitian lain menunjukkan penambahan abu terbang sebagai bahan substitusi pengganti semen sangat memuaskan yaitu : sebesar 30% dari berat semen untuk mutu I (400 kg/cm2), untuk mutu II (300 kg/cm2) sebesar 40% dan untuk mutu III (200 kg/cm2) mencapai 50% dari berat semen (Andriati AH dkk, 1990; Abdurachim A. dkk, 1993). 11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 10