PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepolisian negara lainnya, namun secara universal terdapat adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

7. PENUTUP Kesimpulan

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS

Oleh: Robi Dharmawan, S. IP. Pusat Studi HAM Surabaya

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Pembatasan HAM. Oleh: Johan Avie, S.H.

PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA CABUL PADA ANAK DI POLSEK KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

1 LATAR 3 TEMUAN 7 KETIDAKMAMPUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MAKALAH. Kelompok Rentan, HAM & Tanggungjawab Polisi. Oleh: M. Syafi ie, S.H. PUSHAM UII Yogyakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

TENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

Pemantauan Pelaksanaan KIP di Institusi Polri

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

PENDIDIKAN PANCASILA

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG GUGUS KEAMANAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai bagian dari negara, Polri berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan menegakkan hak asasi manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebagai petugas negara, personel kepolisian dituntut menjalankan tugas mereka dengan cara tidak sewenang-wenang dan tidak memihak. Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan kekuasaan dan kekuatan yang berlebihan, pelaksanaan tugas tersebut antara lain dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam rangka menjunjung tinggi hak asasi manusia tersebut Pada tanggal 22 Juni 2009, Kapolri telah mengesahkan Peraturan No. 8/2009 tentang Pedoman Implementasi HAM. Melalui Peraturan Kapolri tersebut diharapkan adanya pelayanan-pelayanan polisi yang mengedepankan hak asasi manusia. Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Kapolri Nomor 8 tahun 2009 tentang Pedoman Implementasi HAM, Polres Metro Jakarta Utara sedang berupaya melakukan pengarusutamaan hak asasi manusia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pengarusutamaan tersebut antara lain dilakukan dengan menyusun dan melaksanakan program-program hak asasi manusia. Agar program-program tersebut dapat berjalan dengan baik, Polres Metro Jakarta Utara menjalin kerjasama dengan Komnas HAM, KPAI, LPSK, Pemda DKI dan pihak-pihak lainnya. II. Latar Belakang Pengarusutamaan HAM di Polres Metro Jakarta Utara Agenda atau program pengarusutamaan HAM di Polres Metro Jakarta Utara ini dilatarbelakangi suatu riset lapangan tentang Persepesi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kepolisian di Wilayah Polres Metro Jakarta Utara pada bulan Juli 2015. Riset tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 600 responden di enam kecamatan di Jakarta Utara. Riset tersebut antara lain menemukan bahwa: 60% responden menyatakan pelayan aparat kepolisian sudah cukup memuaskan (masih jauh dari ideal) 52% responden menyatakan kinerja aparat kepolisian membaik (hampir ½ populasi responden menyatakan sebaliknya) 67% responden percaya aparat kepolisian sudah mengetahui tempat-tempat pelanggaran hukum (namun belum maksimal menindak)

76% Responden Percaya bahwa aparat Kepolisian mampu mengatasi gangguan Kamtibmas (mengapa tidak maksimal mengatasinya?) 36% responden menyatakan kasus-kasus yang mereka laporkan tidak diselesaikan dengan baik oleh aparat kepolisian (mengapa?) Berdasarkan temuan-temuan riset tersebut, disimpulkan bahwa Polres Metro Jakarta Utara masih perlu meningkatkan pelayanannya lagi kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat tersebut antara lain dengan cara mengedepankan hak asasi manusia. III. Mengapa Hak Asasi Manusia? Kami Percaya bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada setiap individu yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Kami Percaya bahwa HAM bagi penegak hukum adalah prinsip dan standar HAM yang berlaku secara universal bagi semua petugas penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya. Kami Percaya bahwa Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Kami Percaya bahwa Penerapan dan optimalisasi pelayanan berbasis hak asasi manusia oleh kepolisian pada dasarnya merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan profesionalisme polisi. Kami Percaya bahwa Pendekatan hak asasi manusia tidak bertentangan dengan perpolisian yang efektif, sebaliknya malah mendukungnya. Selain itu juga, implementasi HAM dalam pelayanan kepolisian telah memiliki dasar hukum yang kuat sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pedoman Implementasi HAM. III. Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia di Polres Metro Jakarta Utara Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia di Polres Metro Jakarta Utara pada dasarnya dibagi dalam beberapa tahapan. Pertama, mendeklarasikan Polres Metro Jakarta Utara sebagai Polres yang mengedepankan prinsip dan standar HAM dalam pelayanannya. Deklarasi ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2015. Dalam tahapan pertama ini, Polres akan menetapkan komitmennya untuk mengedepankan hak asasi manusia dalam pemberian pelayanan kepada masayarakat. Untuk menjalankan komitmenya tersebut, Polres Metro Jakarta Utara menjalin kerjasama kepada instansi-instansi terkait antara lain: Komnas HAM, KPAI, Komnas Perempuan, Lembaga

Perlindungan Saksi dan Korban, serta Pemda DKI Jakarta, Pemkot Jakarta Utara, dan pihakpihak lainnya yang mempunyai perhatian dengan hak asasi manusia. Setelah deklarasi, tahapan selanjutnya adalah memperkuat kapasitas aparat kepolisian Polres Metro Jakarta Utara di bidang penegakan, perlindungan dan penghormatan HAM dalam pelayanan publik. Dalam tahapan ini, Polres, dengan difasilitasi oleh Komnas HAM akan memberikan pendidikan HAM bagi anggota polisi, sekaligus menerbitkan buku saku HAM bagi para polisi. Buku saku HAM ini akan menjadi panduan bagi polisi dalam melaksanakan tugasnya di lapangan. Tahapan berikutnya adalah menyiapkan perangkat pendukung pelayanan publik di Polres Metro Jakarta Utara yang sesuai dengan prinsip dan standar HAM. Dalam tahap ini, Polres akan membentuk beberapa infrastruktur baik fisik maupun elektronik yang akan mendukung pelaksanaan pelayanan publik berbasis HAM seperti safe house dan aplikasi ponsel bagi laporan warga. Safe house akan berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi kelompok rentan yang menjadi korban kejahatan, dan aplikasi ponsel akan membuat proses penanganan laporan dan keluhan warga menjadi lebih cepat. Setelah semua tahapan diatas terlaksana, tahapan selanjutnya adalah menggandeng masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan aparat kepolisian Polres Metro Jakarta Utara; dan meningkatkan pengawasan internal dan publik terhadap pelayanan Polres Metro Jakarta Utara. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Polres Metro Jakarta Utara dalam rangka pengarusutamaan HAM antara lain: A. Meningkatkan kapasitas SDM dan sistem HAM 1. Pelatihan Hak Asasi Manusia dan Perkap HAM bagi Personel Polres Metro jakarta Utara, melalui pelatihan ini diharapkan anggota Polres Metro Jakarta Utara memahami prinsip-prinsip dasar HAM dan mampu mengimplementasikan Perkap HAM sesuai fungsinya 2. Menerbitkan Buku Saku Perkap HAM 3. Penguatan Unit Perempuan dan Anak serta Kelompok Rentan, melalui kegiatan ini diharapkan anggota Unit PPA dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kaidah HAM 4. Pemantauan Kinerja Berbasis Teknologi Selular, yaitu: Membuat aplikasi resmi yang memungkinkan Kapolres untuk: Memantai pergerakan petugas di wilayahnya; Menerima masukan masyarakat; Menerima laporan masyarakat tentang suatu kejadian/peristiwa; Menerima laporan rutin penanganan kasus oleh personel; Menerima laporan masyarakat mengenai kinerja personel di lapangan (individu), baik yang berbentuk keluhan maupun apresiasi; Membangun analisis otomatis mengenai kinerja petugas secara individu, sebagai masukan untuk promosi atau demosi jabatan 5. Penguatan Kapasitas Anggota Polres Mengenai Diskresi, melalui kegiatan ini diharapkan anggota Polres Metro Jakarta Utara mampu mengambil diskresi yang dapat dipertanggungjawabakan.

6. Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas bagi Polbinmas, agar Polbinmas mampu secara maksimal bekerjasama dengan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan serta permasalahan-permasalahan keamanan lainnya. 7. Revitalisasi Website Polres Metro Jakarta Utara 8. Revitalisasi Command Center, yaitu Memaksimalkan commad center sebagai fungsi kontrol utama bagi seluruh operasional pelayanan Program. B. Membangun Kerjasama dengan masyarakat 1. Polisi Sahabat Warga (Berteman), yaitu: Membentuk polisi sahabat warga (Berteman) di setiap RW sebagai perwujudan dari Polmas. Polisi sahabat warga ini sudah dibentuk di Polsek Kelapa Gading dan dapat diterapkan di Polsek-Polsek lainnya. 2. Safe House, yaitu: merupakan tempat rujukan pertama bagi korban yang terancam keselamatannya untuk mencari perlindungan di lingkungan terdekat. Safe House selanjutnya akan mengontak Polsek terdekat untuk membantu korban melakukan pelaporan ke Polisi. Keberadaan Safe House akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat dengan prasyarat tertentu sehingga keberadaannya dapat berfungsi maksimal dan bisa dipertanggungjawabkan. Setiap pengelola Safe House akan memperoleh pelatihan secara berkala. 3. Sapa Warga, yaitu: Mengadakan kunjungan informal ke masyarakat sebagai sarana untuk mewujudkan polri yang peduli persoalan-persoalan di masyarakat dan ramah kepada masyarakat 4. Penguatan Tiga Pilar, yaitu: Melakukan koordinasi terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat bersama dengan Pemerintah Kota Administratif Jakarta Utara dan Komando Distrik Militer setempat. C. Pemetaan Potensi Konflik Setiap Polsek menyusun peta potensi konflik di wilayahnya masing-masing guna mengantisipasi dan pencegahan dini terhadap ancaman gangguan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat. Hasil dari setiap pemetaan di Polsek dipresentasikan di Polres sehingga bisa disinergikan antisipasinya, terutama oleh Polsek-Polsek yang bersinggungan wilayah teritorinya. D. Pelayanan Lalu-lintas di Jam Sibuk (Pengerahan Kekuatan dan Gatur Lalin), yaitu: untuk mengurangi kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna lalu-lintas di jam sibuk. Kegiatan ini dilakukan melalui pengerahan personel-personel Polres Metro Jakarta Utara ke tempat-tempat yang diperlukan misalnya lingkungan sekolah, perkantoran, pusat-pusat bisnis, terminal, stasiun dan lain-lain. E. Optimalisasi Kring Serse F. Patroli Dialogis, yaitu: Patroli dilakukan secara rutin di tempat-tempat yang dinilai rawan maupun di lingkungan masyarakat. Tujuannya adalah sebagai wujud kehadiran

aparat kepolisian di tengah masyarakat untuk meningkatkan rasa aman di jalan raya maupun aman di lingkungan sekitar. G. Pendirian Pos Polisi di Tempat Rawan, Dalam rangka mencegah dan mengurangi potensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, perlu didirikan pos-pos polisi di tempat-tempat yang dinilai rawan. H. Penyuluhan dalam rangka Deradikalisi, Penyuluhan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya konflik di tengah masyarakat, terutama terkait dengan konflik agama. I. Penyuluhan Bahaya Narkoba, Penyuluhan dilakukan di setiap sekolah menengah di wilayah Jakarta Utara sebagai perwujudan sosialisasi maupun pencegahan terhadap bahaya narkoba. J. Penyuluhan Keselamatan Berkendaraan, Penyuluhan ini dilakukan di sekolah-sekolah menengah agar para siswa memiliki sikap taat, tertib dan selalu mengutamakan keselamatan dalam menggunakan kendaraan. K. Penyuluhan Pelajar Cinta Damai, Penyuluhan ini dilakukan di sekolah menengah di wilayah Jakarta Utara, khususnya sekolah yang siswa-siswanya rawan terlibat dalam tawuran dan kenakalan remaja. L. Lomba Kreatif Anti Narkoba bagi Murid Sekolah Menengah Lomba kreatif ini diselenggarakan berbagai sarana kampanye dan penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi murid sekolah menengah. Lomba kreatif tersebut dapat berupa lomba penulisan artikel, lomba tentang film pendek, lomba poster, dan lomba foto. Penyelenggaraan kegiatan ini dapat dikerjasamakan dengan pihak lain, misalnya BNN, LSM, Lembaga Negara, dan pemerintah kota Jakarta Utara. IV. Penutup Demikian latar belakang diadakannya program ini, serta tahapan-tahapan dan kegiatankegiatannya. Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia di Polres Jakarta Utara ini tidak lain ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme aparat kepolisian khususnya di wilayah kerja Polres Metro Jakarta Utara, dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dengan memberikan rasa adil dan rasa aman. Melalui program yang didukung secara resmi oleh Komnas Ham ini, diharapkan adanya optimalisasi tugas-tugas kepolisian di Polres Metro Jakarta Utara yang berbasiskan HAM; adanya jaminan keamanan dan ketertiban di masyarakat serta jaminan bahwa masyarakat terlayani dengan baik dalam rangka memenuhi hak atas rasa adil dan aman; tumbuhnya pengarusutamaan HAM sebagai budaya organisasi dan individu petugas kepolisian; serta terjalinnya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota Administratif Jakarta Utara, serta masyarakat Jakarta Utara khususnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban.