STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi

1 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. b. Guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis,terciptanya kamtibmas,bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan/aktifitas dengan tertib dan lancar maka perlu disusun standar operasional prosedur khususnya kegiatan Pengaturan Sat Sabhara Polres Sumbawa Barat. c. Bahwa dalam rangka memelihara kamtibmas Polri melakukan kegiatan yang sifatnya pencegahan (preventif) berupa kegiatan pengaturan lalu lintas. 2. DASAR a. Undang undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia b. Keputusan Kapolri No.Pol : Kep / 7 / I / 2005 tanggal 31 januari 2005 tentang Organisasi dan tata cara kerja satuan satuan organisasi pada tingkatan kepolisian Negara Republik Indonesia. c. Peraturan Kababinkam Polri Nomor 08 Tahun 2009 tanggal 31 desember 2009 tentang Pengaturan 3. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Standar Operasional prosedur ini disusun dengan maksud untuk dijadikan Pedoman dasar dalam pelaksanaan tugas khusus bagi setiap Pejabat dan anggota yang bertugas untuk kegiatan Pengaturan diwilayah Hukum Polres Sumbawa Barat. b. Tujuan Adapun tujuannya agar seluruh kegiatan kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana secara efektif dan efesien sehingga kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancar. Guna

2 2 mengurangi potensi gangguan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat dan Ambang gangguan kamtibmas. Sehingga terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif serta keamanan dan kenyamanan baik pada masyarakat maupun anggota yang melaksanakan pengaturan dilapangan. 4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Standar Operasional Prosedur dalam tugas Pengaturan merupakan suatu kegiatan preventif yang dilakukan oleh anggota Polri untuk menjaga kamtiblancar giat masyarakat. Adapun macam - macam pengaturan antara lain : a. Pengaturan Internal Kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berkaitan langsung dengan kegiatan ke dalam dan administrasi organisasi. b. Pengaturan eksternal kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berhubungan dengan semua aktifitas pemerintah dan masyarakat yang berdampak terhadap terganggunya ketertiban umum. 5. TATA URUT a. Bab I Pendahuluan 1. U m u m 2. Dasar 3. Maksud dan tujuan 4. Ruang lingkup 5. Tata Urut a. Bab II Standar operasional prosedur b. Bab III Penutup

3 3 BAB II STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 6. Tugas dan peran. Tugas dan peran pengaturan meliputi: b. Membantu melancarkan segala kegiatan yang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. c. Pengaturan dilaksanakan berdasarkan prinsip -prinsip efisien,efektif,akuntabel,profesional dan manfaat sehingga pelaksanaan tugas pengaturan dapat memberikan rasa aman,tertib dan bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktifitasnya. d. Menyampaikan secara cepat dan tepat setiap segala bentuk kejadian / gangguan / hambatan yang terjadi pada waktu kegiatan pengaturan kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lebih lanjut. e. Peran pengaturan adalah sebagai bentuk pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang menggunakan jalan sebagai tempat berlalulintas dari tempat yang satu ke temp at yang lainnya. 7. Persiapan tugas. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam persiapan tugas antara lain : a. Mengecek perizinan apabila kegiatan masyarakat tersebut memerlukan persyaratan perizinan. b. Menyiapkan sprin pelaksanaan tugas. c. Mengecek perlengkapan anggota yang akan melaksanakan tugas pengaturan seperti peluit,lampu lalin dan rompi bila pengaturan pada malam hari. d. Menentukan pola/strategi bentuk kegiatan pengaturan yang akan dilaksanakan. e. Menyiapkan kekuatan petugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. f. Memberikan AAP kepada petugas yang telah disiapkan. Sarana transportasi yang digunakan dalam pengaturan meliputi.: a. Kendaraan sepeda motor. b. Kendaraan mobil. 8. Kewajiban bagi petugas pengaturan meliputi. a. Berpenampilan dan bersikap ramah,menggunakan gampol,tanggap, tegas, peduli, etis, korek, dan tidak sewenang - wenang.

4 b. Bersikap responsif terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekelilingnya. c. Penguasaan daerah, route, dan daerah dimana tempatnya melaksanakan pengaturan. d. Senantiasa menjaga keamanan diri pada saat melaksanakan tugas pengaturan. 4 e. Melakukan pengecekan kembali segala sarana dan parasarana baik perorangan maupun satuan sebelum melaksanakan tugas. f. Menguasai dan mematuhi peraturan perundang - undangan yang berlaku. 9. Larangan bagi petugas pengaturan meliputi. a. Menerima segala bentuk imbalan /pemberian yang diduga berhubungan dengan pelaksanaan tugas. b. Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan kehormatan diri,orang lain dan kesatuan. c. Melakukan perbuatan yang dapat mengurangi kewaspadaan. 10. Tahap tahap pelaksanaan tugas pengaturan 1. Target Operasi (TO) a. Tempat b. Kegiatan Masyarakat c. Orang d. Hewan/barang 2. Sasaran pengaturan a. Tempat - Sekolah - Perkantoran - Pasar dan terminal - Tempat-tempat wisata - Lokasi bencana alam - Tempat kejadian perkara - Pengaturan lalu lintas b. Kegiatan Masyarakat - Pesta adat dan pernikahan - Pesta olahraga - Konser/hiburan

5 - Penyampaian pendapat di muka umum - Kegiatan upacara 5 c. Orang - Pejabat VVIP - Pejabat VIP - Orang gila - Orang mabuk - Orang asing - Pengungsi/imigran gelap - Orang berkelahi/tawuran massal. d. Hewan/Barang - Lalu lintas hewan antar kota - Lalu lintas daging dan produk hewan lainya antar kota - Barang berbahaya 3. Cara Bertindak (CB) a. Penempatan personil ditempat tempat kegiatan masyarakat baik bersifat rutin maupun insidentil sesuai dengan ploting masing-masing pada jam-jam tertentu yang rawan akan kemacetan lalu lintas untuk melaksanakan pengaturan guna mengurai kemacetan. b. Melaksanakan pengaturan lalin disemua kegiatan masyarakat dan pemerintah diminta maupun tidak diminta yang menurut penilaian Polri apabila tidak dilaksanakan pengaturan akan menggangu ketertiban umum dan bahkan membahayakan bagi jiwa,raga dan harta benda. c. Pengaturan lalin dengan cara menyetop segala arah apabila ada pengawalan dari pejabat VVIP maupun VIP guna memperlancar mobilitas pengawalan agar tidak terjebak kemacetan. d. Bila melaksanakan pengaturan lalin pada malam hari menggunakan peralatan khusus seperti rompi dan lampu lalin serta peluit. 4. Tahap pengakhiran. Setelah melaksankan kegiatan pengaturan, petugas pengaturan melakukan kegiatan meliputi.: 1) Apel konsolidasi dan lakukan pengecekan peralatan / perlengkapan serta mengecek kesehatan, keselamatan personil. 2) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas pengaturan.

6 6 B A B III P E N U T U P Demikian Standarisasi Operasional Prosedur ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman kerja di lingkup kerja dalam pelaksanaan tugas Pengaturan Sat Sabhara Polres Sumbawa Barat guna mendapatkan trust building serta pelayanan prima untuk menciptakan situasi yang kondusif serta keamanan pada personil yang melaksanakan pengaturan itu sendiri. Taliwang, 10 Juni 2016 KEPALA KEPOLISIAN RESORT SUMBAWA BARAT ANDY HERMAWAN, S.I.K AKBP NRP