Kerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Tuntas HAM sebagai alat advokasi pelanggaran HAM oleh korporasi

Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan: Perbandingan antara OECD Guidelines, ISO26000 & UN Global Compact

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PROSEDUR KELUHAN BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WILMAR TENTANG NOL DEFORESTASI, NOL LAHAN GAMBUT, NOL EKPLOITASI

ARTI PENTING PEMAJUAN DAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP PANDUAN PBB UNTUK BISNIS DAN HAM DI INDONESIA

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Kerangka Hukum Pengaturan Bisnis dan HAM di Indonesia

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indo

TANGGUNG JAWAB NEGARA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL KORPORASI

MENGHORMATI SESAMA DAN MASYARAKAT: PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA. 1 Oktober 2016.

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Marzuki Usman PENDIRI FIHRRST

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

MENUJU RANTAI PASOK YANG ADIL. Panduan praktis DARI CNV TENTANG PRINSIP-PRINSIP RUGGIE

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POINTERS ASEAN INTERGOVERNMENTAL COMMISSION ON HUMAN RIGHTS (AICHR) Jakarta, 12 April 2016

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BERITA NEGARA. KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Dari-Dimensi-Kesehatan-Hingga-Hubungan-Internasional- 1http://

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

Catatan informasi klien

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL

POINTERS BISNIS DAN HAM: MENURUNKAN PRINSIP MENJADI PRAKTIK. Disusun oleh: Asep Mulyana, SIP, MA

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

Oleh Sugeng Bahagijo. International NGO Forum on Indonesian Development-INFID

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

Tidak Sebatas Kriteria Efektivitas. Ringkasan eksekutif - Bahasa Indonesia. May Miller-Dawkins. Dr Kate Macdonald. Dr Shelley Marshall

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

Kebijakan Manajemen Risiko

1. Menetapkan Konteks risiko

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TEMATIK TENTANG BISNIS DAN HAM. Kabut Asap dan Urgensi Adopsi United Nations Guiding Principles (UNGP) dalam Hukum Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Dukungan Masyarakat Sipil Menuju Kota HAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

K A T A P E N G A N T A R

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Independensi Integritas Profesionalisme

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Transkripsi:

Kerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM Iman Prihandono, Ph.D Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum, Universitas Airlangga email: iprihandono@fh.unair.ac.id

Bagaimanakah bisnis mempengaruhi HAM?

Human rights is not my business!

UN Norms 2003 The Norms on the Responsibilities of Transnational Corporations and Other Business Enterprises with Regard to Human Rights; Ditolak tahun 2005;

John Ruggie SRSG 2006 Kerangka Tiga Pilar 2008. Guiding Principles 2011. The UN Working Group on Business and Human Rights.

Pilar 1: Kewajiban negara untuk Melindungi Hak Asasi Manusia. Pilar 2: Tanggung Jawab Perusahaan untuk Menghormati Hak Asasi Manusia. Pilar 3: Akses yang lebih luas untuk pemulihan korban yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan.

Tanggungjawab HAM perusahaan Menghindari melanggar hak asasi orang lain; dan Menangani dampak hak asasi manusia yang merugikan.

HAM yang mana? Hak asasi manusia yang diakui secara internasional: International Bill of Human Rights; dan ILO Declaration on Fundamental Principles and Rights at Work.

Bagaimana Perusahaan menghormati

Komitmen Disetujui pada tingkat yang paling senior di perusahaan; Dikonfirmasi oleh tenaga ahli internal dan/atau eksternal yang relevan; Mencakup harapan perusahaan terhadap penghormatan hak asasi manusia; Tersedia untuk umum dan dikomunikasikan secara internal dan eksternal; dan Tercermin dalam kebijakan dan diintegrasikan ke seluruh organ perusahaan.

Uji Tuntas HAM mengidentifikasi, mencegah, mengurangi dampak hak asasi manusia. Proses ini mencakup penilaian dampak HAM yang ada saat ini dan berpotensi untuk timbul; mengintegrasikan dan mengambil tindakan terhadap temuan; pelacakan umpan balik, dan mengkomunikasikan bagaimana dampak negatif telah diatasi.

1. Identifikasi Memperhatikan pendapat ahli HAM internal dan/atau eksternal independen. Melakukan konsultasi dengan kelompokkelompok yang berpotensi terdampak.

Matriks skala prioritas

2. Mengintegrasikan temuan Tanggung jawab untuk mengatasi dampak tersebut ditugaskan pada tingkat dan fungsi yang tepat di dalam perusahaan; Adanya mekanisme pembuatan keputusan internal, alokasi anggaran dan proses pengawasan memungkinkan tindakan penanganan yang efektif terhadap dampak yang terjadi.

3. Mengambil tindakan yg sesuai Apakah perusahaan menyebabkan atau berkontribusi terhadap dampak yang merugikan, atau apakah perusahaan terlibat semata-mata karena dampaknya secara langsung terkait dengan operasi, produk atau jasa dalam hubungan bisnisnya; Tingkat leverage (pengaruh) perusahaan dalam mengatasi dampak negatif.

4. Melacak efektivitas dari respon Didasarkan atas indikator kualitatif dan kuantitatif yang tepat. Menggunakan umpan balik dari sumber internal dan eksternal, termasuk stakeholder yang terkena dampak.

5. Komunikasi Dalam bentuk dan frekuensi yang menunjukkan dampak hak asasi manusia suatu perusahaan dan dapat diakses oleh publik; Memberikan informasi yang cukup untuk menilai kecukupan respon perusahaan terhadap dampak hak asasi manusia; Tidak menimbulkan risiko bagi stakeholder, personil atau persyaratan kerahasiaan komersial.

Pilar ke-3: Penanganan dini Agar keluhan memungkinkan untuk ditangani secara dini dan direhabilitasi secara langsung, perusahaan harus menetapkan atau berpartisipasi dalam mekanisme pengaduan pada level-operasional yang efektif bagi individu dan masyarakat terdampak.

Mekanisme pemulihan yang efektif Diterima/Legitimate: mendapatkan pengakuan dan dipercaya oleh kelompok pemangku kepentingan untuk digunakan sebagai mekanisme pemulihan, dan akuntabel bagi proses pemulihan; Dapat diakses: diketahui oleh semua kelompok pemangku kepentingan untuk digunakan sebagai mekanisme pemulihan, dan memiliki mekanisme dalam memberikan bantuan teknis yang memadai bagi mereka yang mungkin menghadapi hambatan tertentu untuk mengaksesnya;

Dapat diprediksi: memiliki prosedur yang jelas dan diketahui, serta memiliki batasan waktu untuk setiap tahapnya, dan kejelasan pada bentuk prosesnya dan keputusan yang dihasilkan dan monitoring pelaksanaan putusannya; Seimbang: memastikan bahwa pihak yang dirugikan memiliki akses yang memadai ke sumber informasi, saran dan keahlian yang diperlukan untuk terlibat dalam proses pemulihan secara adil, terinformasi dan terhormat;

Transparan: memastikan pihak dalam mekanisme pemulihan mendapatkan informasi tentang kemajuan proses ini, dan memberikan informasi yang cukup mengenai kinerja mekanisme pemulihan ini untuk membangun kepercayaan publik; Diakuinya hak-hak: memastikan bahwa hasil dari mekanisme pemulihan ini selaras dengan ketentuan hak asasi manusia yang diakui secara internasional;

Mekanisme pembelajaran yang berkelanjutan: merujuk pada langkahlangkah yang telah diambil untuk dipakai sebagi pelajaran bagi perbaikan mekanisme pemulihan, dan mencegah dampak kerugian yang sama muncul kembali. Bertumpu pada partisipasi dan dialog: Berkonsultasi dengan stakeholder pengguna mekanisme pemulihan berkaitan dengan desain dan kinerja mekanisme pemulihan ini, serta melakukan dialog sebagai cara untuk menyelesaikan pengaduan pelanggaran.

Nilai positif UNGP: 1. UNGP memberikan klarifikasi mengenai kewajiban negara dan tanggungjawab korporasi terhadap HAM. 2. UNGP menyediakan alat bagi manajemen resiko dan sistem peringatan dini bagi kegiatan usaha korporasi. 3. UNGP membuka kesempatan bagi terjadinya kerjasama antara NGOs, korporasi dan masyarakat korban dalam membentuk mekanisme pemulihan yang efektif.

Perubahan setelah UNGP: OECD Guidelines for Multinational Enterprises direvisi 2011. IFC Sustainability Principles and Performance Standards. ISA mengeluarkan ISO26000, yang berisi bagian tentang HAM. RSPO pada tahun 2013 mengeluarkan dokumen mengenai petunjuk penyampaian komplain oleh CSOs