PENGARUH PENGGERUSAN MINERAL BERAT PADA ANALISIS U MOBIL. Tatang Suhennan *)



dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Logam Berat Tanah

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

Bab V Hasil dan Pembahasan

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

II. METODOLOGI PENELITIAN

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

3. Metodologi Penelitian

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

3 Metodologi Penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

ION EXCHANGE DASAR TEORI

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemisahan dengan Pengendapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG SECARA BASA PEMURNIAN URANIUM HIDROKSIDA OAR I L T J

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Transkripsi:

Prosiding Seminar Pranata NukJir dad Teknisi Litkayasa P2BGN -BATAN ISBN, 979-8769 - 10-4 PENGARUH PENGGERUSAN MINERAL BERAT PADA ANALISIS U MOBIL Tatang Suhennan *) ABSTRAK PENGARUH PENGGERUSAN MINERAL BERAT PADA ANALISIS U MOBIL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggerusan mineral berat pada analisis U mobil. Penelitian dilakukan dengan membandingkankandungan uranium contoh yang digerus dengan contoh tanpa digerus. Contoh yang dianalisistanpa digerusmeliputiukuranbutir -40, -60, -80 clan-100 mesh; sedangkancontohyang digerus ukuran butir -60, -80, -100, -120 clan 150 mesh. Analisis U dilakukan dengan cara membandingkanfluorisensi standar dengan contoh menggunakan alat fluorimeter. Hasil yang didapat dari contoh tanpa digerus pada semua ukuran butir relatif sarna konsentrasinya sedangkan dari contoh yang digerus, semakin kecil ukuran butir, semakin besar konsentrasinya. Kandungan U mobil dari hasil penggerusan mulai mecolok pada ukuran butir -120 mesh sampai dengan - 150 mesh. ABSTRACT THE INFUENCE OF HEAVY MINERAL CRUSHING IN ANALYSIS OF U MOBILE. The aim of experiments is to find out the influence of sample crushing in analysis of U mobile it was compared between U content of crusher and uncrushed samples. The uncrushed samples including the grain size of minus 40, 60, 80 and 100 mesh, since while the uncrushed sample was minus 60, 80, 100, 120 and 150 mesh. The U analysis was done by camparing with fluorisence of standard sample using Fluorimetric determination. The result of uncrushed samples have a same concentration in all of grain tractions and the crushed samples have a higher concentration on the smallest of grain tractions. The content of U mobile trom crushed sample have significantresult at - 120 mesh to - 150 mesh. *) Bidang Eksplorasi datigeologi, P2BGN -BATAN 121

PENDAHULUAN Proses oksidasi yang antara lain dipengaruh dari "air atmospheric" menyebabkan terlepasnya sebagian pennukaan batuan. Pennukaan batuan yang terdiri dari kumpulan mineral yang terikat dalam suatu batuan terlepas dan terangkut / tertransportasi air sungal. Mineral yang terangkut / tertransportasi oleh air sungai akan terseleksi secara alamiah sesuai dengan berat jenis mineralnya. Mineral yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 3,6 disebut Mineral Berat. Pada eksplorasi, uranium sangat umum dilakukan pengambilanconfab mineral berat. Pada proses oksidasi ion uranus V 4+ berubah menjadiion uranilvo22+. Ion uranil karbonat kompleks pada kisaran ph 6,5-11,5 mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Akibatnya ion uranil tersebut akan terserap oleh mineral lempung pasiran maupun mineral berat yang berperan sebagaimedia perangkap. Data yang diperoleh dari analisis confab geokimia berupa mineral berat digunakan sebagaipendukung terhadap kemungkinan dijumpainyasumber anomali.data yang diperoleh berupa kandungan V mobil, yang bersumber dari unsur V yang terserap dan menempel di bagian luar butiran mineral berat yang membentuk "coating". Analisis U mobil terhadap confab mineral berat pada kegiatan eksplorasi terlebih dahulu digerus dengan ukuran butiran mencapai - 80 mesh. Dari confab tersebut diharapkan unsur U akan terlepas dari mineral pengotor lainnyakemudian terlarut dalam larutan asam lemah dan dianalisis.untuk penelitian dan pengembangan kegiatan eksplorasi diperlukan basil analisisu yang optimal sehinggadiperlukan data ukuran butir yang optimal. Penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui pengaruh penggerusan mineral beral pada analisisu mobil. Sasaran Mendapatkan ukuran butir mineral berat yang sesuai dengan tahapan sebelum dilakukan analisisgeokimia, guna meningkatkanperolehan basil U mobil yang optimal. 122

Teori Mekanisme analisis unsur U terhadap butiran mineral berat yang berukuran halus akan lebih mudah, sebaliknya analisis terhadap mineral berat yang berbutir kasar akan lebih sulit sehingga diperlukan teknik pemisahan berdasarkan ukuran butir. Menurut D.Michel cs, 1981[IJ,bahwa butiran mineral mempunyai kemampuan menyerapunsur U yang lebih efektif pada ukuran butir < - 40 mesh, sedangkan menurut M.Tauchid, 1982(2Jpenyerapan unsur U lebih efektifpada ukuran butiran < -20 mesh. Bilamana air mengandung ion Fe dalam bentuk larutan berhubungan langsung dengan udara, maka air akan berubah sifatnya menjadi sangat asam karena teijadinya oksidasi dengan udara clanion Fe akan mengendap sebagai gugusan hidroksida yang bersifat mudah menyerap terhadap unsur lain, dalarn hal ini unsur Mn mempunyaisifat yang sarna. Beberapa elemen yang diketahui mengendap bersama-sama dengan Fe clan Mn hidroksida yakni : Cu, Ph, Zn, Ni, Co, Mo, As, Ba, Se, V, P, Sb, Li, K, B, Ti clanw. Fe hidroksida clan Mn oksida merupakan gugusan material yang sangat efektif dalarn menyerap unsur lain, proses penyerapan akan sangat efektif pada ukuran butiran berukuran lempung organik material, Dalam menyerap unsur U dari ion uranil karbonat, fern hidroksida berupa material hasil pelapukan yang disertai teijadinya perubahan komposisi kimia clan mineralogi. Fraksi butiran - 80 mesh dari gugusan hidroksida tersebut pemah diteliti oleh SMITH et ai, 1973, sebagai berikut : a. Mineral Fe clanmn oksida mempunyaisifat fisik pecah-pecah yang mencapaiukuran butiran halus ( -80 mesh ). b. Ion logarn yang terlepas di dalarn air tanah dari suatu endapan mineral berat mempunyai tendensi untuk bergabung dengan partikel tersebut. c. Fraksi yang berbutir halus tidak memerlukan preparasi lebih lanjut sebelum proses analisis kimia. Pada sebuah cekungan, material halus tersebut akan bersifat lebih mobil sehingga tanda-tanda anomali pada suatu sedimen biasa dikenali pada jarak 50 kill, padasuatu 123

cekungan seluas 300 km2. Mineral berat mampu terbawa aliran mencapaijarak ratusan km ke arab hilir clan mineral uraninit yang berupa ftaksi- 80 mesh akan tertransportasi sejauh 20 km dari sumbemya. Kegiatan pendulangan mineral berat tidak akan mengurangi asosiasi unsur U terhadap Fe clanmil, dimana unsur U yang berbentuk "coating" pada Fe clanmn bisa dijumpai dibagian permukaannya maupun mengisi celah-celah clan pori-pori mineral berat. Secara teoritis untuk melepaskan unsur U dari mineral berat, terlebih dulu harns dilakukan penggerusan. PERALA TAN DAN TATA KERJA a. Peralatan. Timbangan halus. Hot Plate. Pipet. Gelas beker. Tabung pemisah. Water Bath. Oven. Fluorimeter b. Tata Kerja a. Pra analisis Mineral ringan dipisahkan oleh TBE lalu dibersihkandengan memakai alkohol teknis clan dikeringkan di atas hot plate. Contoh dibagi atas : * Contoh tanpa digerus dengan ukuran -40, -60, - 80 clan-100 mesh. * Contoh yang digerus dengan ukuran -60, -80, -100, -120 clan- 150mesh. b. Analisis Sesuai dengan keperluan, setiap contoh dianalisissebanyak 3 X, yaitu: * Analisispertama dilakukan pada bagian contoh tanpa digerus dengan butiran -40, - 60, - 80 clan-100 mesh. * Analisiskeduadilakukanpada bagiancontohyangdigerusdenganbutiran -60, - 80, -100, 120 clan- 150 mesh. 124

Kegiatan analisis diawali dengan penimbangan setiap bagian contoh seberat 250 fig, Contoh dilarutkan dengan 20 mi HNO3 2,5 N. Untuk mengekstraksi unsur U dilakukan dengan menambahkan 2 mi NaF 3%, 2 mi asam askorbat 5% serta 2 mi TOPO 0,05 M (dalam sikloheksan) ke dalam larutan asarn nitrat sehinggaunsur U akan terpisah clanberada dalam larutan rase organik. Pemipetan 0,4 mllarutan rase organik dituangkan pada cawan platina kemudian diuapkan sarnpai terbentuk konsentrat unsur U. Dengan menambahkan flux (campuran Na2CO3,K2CO3,NaF) pada.konsentrat U clan disertai proses peleburan dapat dihasilkan satu bentuk padat dimana intensitas fluorisensi akan bertambah tinggi, kemudian dilakukan pengukuran intensitas dengan Fluorimeter Jarrell Ash clan membandingkan Intensitas fluorisensi standar terhadap contoh. BASIL DAN PEMBABASAN. Basil analisis kandungan U mobil: 1. Hasil analisiskandunganu mobil daticontoh tanpa penggerusan datimasing-masing ukuran butir dapat dilihat pada Tabel.l 2. Hasil analisiskandunganu mobil dati contoh dengan penggerusan datimasingmasing ukuran butir disajikanpada Tabel.2 3. Nilai r clanpersamaan regresi dapat dilihatpada Gambar 1.. Pembahasan Perbandingan basil analisiskandungan U mobil. * Hasil daticontoh tanpa penggerusan datimasing-masingukuran butir dengan ukuran bervariasi, secara dominan basil analisisrelatif sarna, narnun ada kenaikan keeil sekali. * Hasil nilai kandungan U mobil datibasil penggerusan mulai meneolokpada ukuran butir - 100 mesh sarnpaidengan - 150 mesh. Pengertian di sini, media contoh mineral berat akan lebih efektif hila komponen pasiran dihaluskan atau perlunya proses penggerusan terhadap media eontoh mineral berat. 125

Oksidasi clankompleksiu dengan karbonat di dalam air dinyatakan oleh Dyck clan Boyle (1975) sebagaiberikut : UO2 + H2O ~ UO}+ + 2 (OH)" UO22+ + H2O -> UO2OH+ + w UO}+ + 3 CO32- -> [ UO2(CO3)J] 4- UO22+ + 2 CO/- + H2O -> [UO2(CO3)z(H20)z] 2- [UO22+(CO3)]4-+ H2O + W -> [UO2(CO3) 2(H20) 2]2- Air sebagai media pelarut ion uranil karbonat kompleks di mana ion uranil karbonat kompleks tersebut akan teradsorpsi oleh partikel mineral berat clan membentuk "coating"dipermukaan. Penelusuran terhadap fenomena di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Transportasi mekanik mineral berat dengan media air sungai pada daerah yang menurun sub mendatar dapat mencapai jarak relatif sangat jauh, dengan keadaanfisik bijih mineral berat tersebut relatifmasih resistan. b. Ion uranil(uo2?+sebagaiunsur U mobil pada media pelarut air dapat berkompleksidengan karbonat kompleks membentuk[uo2(co2)3t clan [UO2(CO2)3t Disamping teijadinya kompleksi di atas masih memungkinkan pula adanya kompleksi ion uranil dengan fluorida atau sulfat, yang sifatnya akan stabil pada kisaran ph 4,5-5,5. Pad a lingkungan yang mengandung fosfat (dengan kandungan mulai dari 1 ppm) dapat membentuk uranil fospat kompleks, yang pada kisaran ph 4,5-7,0 sifatnyaakan stabil. Sebagai basil kompleksi ion uranil dengan hidroksda clantercapainya kondisi reduksi akan memungkinkanpada media pelarut terkandung pula ion uranus if+ yang sifatnya mengendap pada larutan. Sedangkan ion uranil bersifat tidak stabil pada larutan clanakan teradsorbsi oleh Fe. Mn hidroksida atau materi organik. Ion uranil karbonat kompleks pada media air sungai mempunyai sebaran sangat jauh clan dominan, mengingat pada kisaran ph 6,5-11,5 akan tetap bertahan dengan sifatnya yang tidak stabil. Ion uranil karbonat kompleks yang tidak stabil tersebut akan teradsorpsi oleh materiorganik atau Fe, Mn hiodro~sida. 126.

Sebagaimana disebutkan oleh D.Michel CS[II.dalam "Implicationof adsorption for uranium geochemical prospecting in tropical condition" bahwa proses fiksasi uranium yang tersebar pada daerah tropis lebih dihasilkan oleh proses adsorpsi. Lebih jelasnya disebutkan bahwa pelarutan clanmigrasiion uranil pada lingkungan permukaan dengan kondisi pelapukan / oksidasi akan teijadi karena reduksi, kompleksi clan adsorpsi. Dengan terdapatnya kandungan Fe pada tanah clan sedimen sungai maka proses fiksasi unsur U di daerah trofis menjadi sedikit yang dihasilkan oleh reduksi clan kompleksi, sedangkan proses fiksasi unsur U yang dihasilkan oleh adsorpsi (terutama sekali oleh feri- hidroksida) akan banyak clansebarannyasangat luas clandominant. Dari basil kajian oleh D.Michel cs[11disebutkan bahwa efisiensi proses adsorpsi bergantung pula pada ukuran besar butiran, dinyatakan bahwa butiran < -40 mesh adalah lebih efisiendalam proses adsorpsi. Penafsiran optimal terhadap acuan-acuan sebagaimana disebutkan di atas maka pelaksanaan kajian adalah : Teknik Pemisahan berdasarkan ukuran butir. Butir mineralberat yang efisienterhadap proses adsorpsi ion mobil uranil adalah butiran < -40 mesh (D.Michel cs.1981)[ii.. Butir mineralyang produktif untuk kandungan U mobil secara analisis geokimia adalah butiran< -20 mesh (M.Tauchid,IAE~1982)[21. Berdasarkan acuan-acuan di atas maka untuk percontohan mineral berat perlu dilakukanpengayakan (sifted) denganayakan -20 mesh clan sebaiknya dilakukan di lapangan. Penghalusan media contoh mineral berat Mengacu kepada M.Tauchid (IAE~ 1982) [21 clan Robert C. Merrit (The Extraction Metalurgy of Uranium, 1971) [31menyebutkan bahwa dengan penghalusan - 150 mesh akan teijadi pelepasan unsur U dari media contoh mineral berat secara menyeluruh dalam larutan (HNO3 2,5N). Dengan demikian penghalusan butiran - 80 mesh dihasilkanpelepasan unsur yang belum mencapai optimal. Hasil kajian analisisdan seluruh contoh menunjukkan bahwa kandunganu mobil claribagian contoh yang digerus 127

seluruh contoh menunjukkan bahwa kandunganu mobil dan bagian contoh yang digerus - 150 mesh lebih besar dan bagian contoh yang lainnya. Sedangkanbasil komulatif dan bagian contoh II (setelah digerus) berkisar relatiflebih besar. SIMP ULAN 1. Mekanisme pengolahan data eksplorasigeokimia dengan media contoh mineral berat yang dilaksanakanselama ini cukup memenuhipersyaratan metode analisisgeokimia karena penggerusan yang dilaj...'ukan selamaini sampaiukuran butir-80 mesh 2. Untuk penelitian clan pengembangan kegiatan eksplorasi pelaksanaan pra analisis (penggerusan) dilaksanakan dengan ukuran butiran mencapai - 150 mesh agar mencapai basil yang optimal DAFTAR PUSTAKA 1. D. MICHEL, "Inplication of adsorption for uranium geochemicalprospecting in tropical condition" (1981). 2. M.TAUCHID, "Geochemical Explorationfor Uranium Ore Deposits", IAEA.(1982). 3. ROBERT C MEERIT, "The Extractive Metallurgy of Uranium, Colorado School of Mines Research Institute", USA, (1971). 4. ROSEN BLUM & FINTER, FRANZ,"IsodynamicSeparator." (1959). 128

Tabel 1. BASIL ANALISISCONTOH TANPAPENGGERDSAN No. Kode Contoh Standar < -40 Mesh < -60 Mesh < -80 Mesh < - too Mesh X y Cacah Cacah Cacah Cacah Pfu (U) Contoh Ppm (D) Contoh Ppm (D) Contoh Ppm (U) Contoh 1 SU.02/114/MBIR 0 0 10 0,1406 12 0,1654 63 0,7959 75 0,9442 2 SD.02/159/MBIR 0,5 8 10 0,1406 18 0,2395 22 0,289 25 0,3261 3 SU.02/282/MBIR 1 19 16 0,2148 17 0,2272 25 0,3261 27 0,3508 4 SU.02/353/MBIR 2 41 18 0,2398 20 0,2643 26 0,3385 26 0,3385 5 SD.02/522/MBIR 5 100 11 0,153 13 0,1777 12 0,1654 12 0,1654 6 SU.02/543/MBIR 21 0,2766 23 0,3014 23 0,3014 32 0,4126 7 SU.02/574/MBIR 17 0,2272 20 0,2643 16 0,2643 28 0,3632 Catatan: -Standar yang dipakai U3Os. X = Konsentrasi Standar. Y =CacahStandar. r =0,9993 (darigambar1). Y = 20,215 X -0,7658 (dari Gambar 1) 129

Tabel 2. BASIL ANALISISCONTOH DENGAN PENGGERDSAN No. Kode Contob Standar < -60 Mesb < -80 Mesb < -100 Mesb < - 120 Mesb < - 150 Mesh X y Cacah Ppm Cacab Ppm Cacah Ppm Cacah Ppm Cacab Ppm Contob (D) Contob (D) Contob (D) Contob (D) Contoh (D) 1 SU.02/114/MB/R 0 0 13 0,1777 63 0,7959 79 0,993 95 0,1915 94 1,179 7 1 2 SD.02/159/MB/R 0,5 8 18 0,2395 25 0,3261 41 0,523 54 0,6846 56 0,709 9 3 3 SD.02/282/MB/R 1 18 19 0,2519 28 0,3632 35 0,449 55 0,697 59 0,746 7 4 4 SD.02/353/MB/R 2 39 21 0,2766 30 0,3879 37 0,474 43 0,5486 49 0,622 4 8 5 SD.02/522/MB/R 5 100 14 0,1901 13 0,1777 13 0,177 14 0,1901 15 0,202 7 5 6 SD.02/543/MB/R 25 0,3261 24 0,3137 29 0,375 56 0,7093 62 0,782 5 5 7 SD.02/574/MBIR 21 0,2766 19 0,2519 23 0,301 41 0,5239 51 0,647 4 5 Catatan: -Standar yang dipakai D3Os X = Konsentrasi Standar. Y = Cacab Standar r = 0,9993 (dari Gambar 1). Y = 20,215X-0,7658 (dari Gambar 1) 130

120 100 ~ "..""."-'-'-'."."."""'_.h'h'h'..'.".""h'-""h'_'.""'.."'-""_'h"".""...h.h.h'h.-""""".""h h'."""".""h.h h "",.,-,-,-,-... 80 ~._'h.h.".."...... : 60 <_... e:... 0".= <II " c3 40 ~_.....'.'..'...-....' "."...-......-......-...-...-...-...- 20 ~._._......"_'h"""'.""..' """' "".""'"... 0 0.5 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5-20 Konsentrasistandard Gambar1. Grafik Harga R dan rumus regresicacah contoh dan konsentrasistandard 131

DISKUSI Pertanyaan 1. Guswita Alwi Proses pelarutan sampel menggunakan apa? Mohon dijelaskan kembali kadar U yang tidak digerus dengan yang digerus dengan ukuran yang sarna, apakah meningkatnya kadar U tersebut akibat penggerusan ataukah akibat kehalusan ukuran butir? Apa yang dimaksudasarn lemah disini? Jawaban Pelarutan sarnpelmenggunakan HNO32,5 N Akibat penggerusan yang menghasilkan kehalusan sarnpai ukuran butir tertentu, menyebabkanmeningkatnyakadar U. Asam nitrat 2,5 N, (asam nitrat encer) dimaksudkan sebagaiasarnlemah. Pertanyaan 2. R. Hardjawidjaja Hasil penggerusan mulai mencolok pada ukuran butir -120--150 mesh, apa yang teijadi di luar range tersebut, apakah ini pertanda kelemahan/keunggulan dari metode perbandingantluorisensi?. Jawaban Di bawah -120 mesh perbedaan konsentrasi nya kecil atau relatif sarnasedangkan di atas- 150meshsudahmulaiturun atau sarna,jadi mulai- 100 sarnpaidengan -150 mesh teijadi perbedaan konsentrasi yang mencolok. Setiap metode pasti ada kelemahanclankeunggulannya. Pertanyaan 3. Rusmadi Apa arti pelepasan U menyeluruh pada ukuran + 120 mesh tentunya pada contoh yang digerus.bagaimana kedudukan unsur U pada kristal mineral. Analisis U mobil yang dimaksud adalah U yang berbentuk butiran, hila digerus akan melepas U yang terdapat pada kisi kristal itu disebut U total mestinya analisisu mobiltidak digerus. Jawaban lf6 yang mudah terlarut akan terlepas dari "coating" mineralberat. Kedudukan unsur U pada kristal mineral adalah menempel pada bagian permukaan maupun mengisi celah 2 pori-pori mineral berat. Pengertian U mobil adala~ unsur U yang mudah terlarut dalarn kondisi atmosfer tertransportasi dengan media air sungai yang mencapai jarak relatif jauh. Di laboratorium sarna dengan U yang terlarut dengan HNO32,5 N 132

Pertanyaan 4. Mukhlis BagaimanaearanyamembedakanU mobildanu total. Bagaimanaeara membedakandanmembandingkanu denganmeshyangsarna-60, - 80, - - 100. Jawaban U mobil adalah U yang mudah terlarut dengan HNO3 2,5 N atau identik dengan W yang tidak stabil. U total adalah U yang terkandung dalam mineral berat yang tidak terlarut oleh HNO3 2,5 N terlarut, termasuk (t4 yang sifatnya stabil.membandingkanu dengan mesh yang berbeda dapat dilihat pada Tabell dan Tabel 2. Pertanyaan 5. Andung Nugroho Definisi optimal dalam penggerusan 120mesh -250 mesh, bagaimanadengan mineral berat lainnya. Jawahan Dapat dilihatpada Tabel 1 dan Tabel2. Pertanyaan 6. Tukijo Pada abstrak disebutkaneontoh yang digerus,semakinkeeil ftaksi butir semakin besar konsentrasinya dan meneolok pada ukuran butir - 120 sampai dengan - 150 mesh. Apa penyebab besar konsentrasidan tingginyafluoresensi? Jawaban Keeil ftaksi butir menghasilkan konsentrasi semakin besar, sebab kemungkinan adanya unsur U yang tidak stabil yang berada di dalam mineral berat, akibat penggerusan mineral berat tersebut akan peeah dan U tersebut terlarut. Sehingga konsentrasi U lebih besar dan fluorensi semakin tinggi. Konsentrasi U berbanding langsung dengan tingginya fluresensi. 133