Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh)

dokumen-dokumen yang mirip
SNETE 2015 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2015

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

RELE JARAK SEBAGAI PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

Koordinasi Setting Relai Jarak Pada Transmisi 150 kv PLTU 2 SULUT 2 x 25 MW

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISA PROTEKSI RELE JARAK PADA SALURAN UDARATEGANGAN TINGGI 150 KV GARDU INDUK REMBANG BARU KE GARDU INDUK PATI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EVALUASI SETTING RELE JARAK GARDU INDUK UNGARAN JARINGAN 150kV ARAH KRAPYAK-2

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XII&XIII. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang

RELE. Klasifikasi Rele

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

SKRIPSI STUDI PENGAMAN BUSBAR PADA GARDU INDUK AMLAPURA I MADE DIAN PURNAWAN

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

RANCANG BANGUN RELE ARUS BEBAN LEBIH UNTUK MOTOR LISTRIK TEGANGAN RENDAH BERBASIS MICROCONTROLLER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

Analisis Penalaan Rele Jarak sebagai Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv Bandung Selatan Cigereleng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

STUDI KONSEP ADAPTIF RELE JARAK TERHADAP KEGAGALAN JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR-CIBATU (500 KV)

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

ANALISA KEANDALAN RELAI JARAK SEBAGAI PENGAMAN UTAMA PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 70 KV DI GARDU INDUK BOOM BARU SEDUDUK PUTIH

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

Studi Keandalan Dan Evaluasi Sistem Kerja Rele Jaringan Transmisi 150 kv Koto Panjang - Pekanbaru

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017

Analisa Koordinasi Setting Relai Jarak Sistem Transmisi 150 KV Area Gardu Induk Otam Gardu Induk Isimu

SISTEM TENAGA LISTRIK

Koordinasi Proteksi Saluran Udara Tegangan Tinggi pada Gardu Induk Mliwang Tuban Akibat Penambahan Penghantar Pltu Tanjung Awar-Awar

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

PROTEKSI SISTEM TRANSMISI TERHADAP GANGGUAN TANAH. Oleh : Fitrizawati ABSTRACT

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Transkripsi:

Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh) Syukriyadin, Muntasir, dan Syahrizal Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jln. Syech Abdur Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh e-mail: syahrizal.ee@unsyiah.net Abstrak Rele jarak (distance relay) merupakan peralatan proteksi utama pada saluran transmisi. Rele jarak bekerja dengan mengukur tegangan pada titik rele dan arus gangguan yang terlihat dari rele, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Ketika arus infeed masuk ke sistem transmisi, arus infeed ini akan membuat impedansi yang dilihat oleh rele seolah-olah menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil. Sehingga dalam men-setting rele jarak harus dipertimbangkan pengaruh dari arus infeed ini. Hal ini akan menyebabkan pendeteksian lokasi gangguan menjadi salah. Hasil simulasi memperlihatkan arus infeed ini mengakibatkan rele jarak di Gardu Induk Banda Aceh bekerja tidak optimal, untuk mengkompensasi arus infeed ini dalam penyetelan rele jarak harus memasukkan faktor rele jarak sebesar 1,130. Kata kunci: rele jarak, arus infeed, PSCAD/EMTDC Abstract Distance relay is primary protection equipment on transmission line. Distance relay works by measuring voltage at relay and fault current as seen by relay. The voltage and current are divided to calculate the impedance to determine fault position. When infeed current flowing into transmission system, the relay will see the impedance seems to be bigger or smaller. Thus in setting the distance relay the effect of the infeed current should be considered. The simulation shows that infeed current caused the distance relay at Banda Aceh substation is not working optimally. To compensate this effect, the setting of distance relay should be including distance relay factor (k) of 1.130. Keywords: distance relay, infeed current, PSCAD/EMTDC I. Pendahuluan Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang parameterparameter dan keadaan sistemnya berubah secara terusmenerus.pengaman sistem transmisi harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan setting peralatannya. Rele sebagai salah satu bagian penting dalam sistem pengaman saluran transmisi, harus mempunyai kemampuan mendeteksi adanya gangguan pada semua keadaan, yang kemudian memisahkan bagian sistem yang terganggu tersebut. Sehingga dapat meminimalkan kerusakan pada bagian yang terganggu dan mencegah gangguan meluas ke saluran lain yang tidak terganggu. Saluran transmisi merupakan suatu sistem yang kompleks yang mempunyai karakteristik yang berubahubah secara dinamis sesuai keadaan sistem itu sendiri. Adanya perubahan karakteristik ini dapat menimbulkan masalah jika tidak segera dapat diantisipasi. Dalam hubungannya dengan sistem pengamanan suatu sistem transmisi, adanya perubahan tersebut harus mendapat perhatian yang besar mengingat saluran transmisi memiliki arti yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Di antara pengaruh tersebut adalah arus infeed yaitu pengaruh penambahan atau pengurangan arus menuju ke titik gangguan terhadap arus yang melewati rele. Hal ini akan menyebabkan pendeteksian lokasi gangguan menjadi salah, karena arus infeed ini merubah parameter saluran transmisi. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan tentang pengaruh arus infeed terhadap parameter jaringan transmisi, yang mempengaruhi unjuk kerja dari rele jarak. Karena arus infeed bisa menyebabkan rele jarak menjadi tidak selektif dan pendeteksian lokasi gangguan menjadi salah, maka pada penyetelan rele jarak harus mempertimbangkan pengaruh arus infeed tersebut. Penelitian ini dilakukan pada jaringan transmisi Sigli-Banda Aceh, dan arus infeed bersumber dari generator PLTD Agreko di Gardu Induk Banda Aceh yang diinjeksikan ke jaringan transmisi Sigli-Banda Aceh. II. Dasar Teori Rele jarak (Distance Relay) digunakan sebagai 90

pengaman utama (main protection) pada SUTT/SUTET dan sebagai back-up untuk seksi didepannya. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, rele jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan yaitu zona-1, zona-2, zona-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi(tp) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di dalam daerah pengamanannya[1]. Gangguan yang paling sering terjadi dalam sistem tenaga listrik adalah gangguan pada sistem transmisi tegangan tinggi, jika gangguan tidak diatasi dengan segera, maka dapat menyebabkan sistem tidak stabil dan gangguan meluas ke area yang lain serta membahayakan operator. Atas alasan inilah, rele jarak sering ditempatkan dengan rele arus lebih, kecuali pada level tegangan yang lebih rendah. Pada transmisi tegangan tinggi, satu atau dua sistem yang terpisah biasanya dihubungkan atau dilengkapi dengan rele jarak[2]. Rele jarak telah digunakan selama bertahun-tahun dan memiliki perkembangan dari tipe elektromekanis asli sampai tipe analog dan sekarang rele jarak tipe digital [3]. A. Prinsip Kerja Rele Jarak Rele jarak mengukur tegangan pada titik rele dan arus gangguan yang terlihat dari rele, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan[1]. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: Z f = V f I f (1) Zf = Impedansi(Ohm). Vf = Tegangan (Volt). If = Arus gangguan (Ampere). Rele jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan: Bila harga impedansi gangguan lebih kecil daripada impedansi setting rele maka rele akan trip. Bila harga impedansi gangguan lebih besar daripada impedansi setting rele maka rele akan tidak trip. B. Pengukuran Impedansi Gangguan Rele Jarak Rele jarak sebagai pengaman utama harus dapat mendeteksi semua jenis gangguan dan kemudian memisahkan sistem yang terganggu dengan sistem yang tidak terganggu. Berdasarkan lamanya waktu gangguan yang terjadi, gangguan dapat dibedakan atas [4]: Gangguan Permanen: Gangguan ini berlangsung dalam waktu yang lama, dapat teratasi setelah penyebab dari gangguannya dihilangkan. Gangguan Temporer: Gangguan ini berlangsung dalam waktu yang singkat saja, dan setelah itu sistem dapat kembali bekerjadengan normal. Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari gangguan hubung singkat tiga fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah. 1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka amplitudo tegangan fasa V r, V s, V t turun dan beda fasa tetap 120 derajat. Impedansi yang diukur rele jarak pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa adalah sebagai berikut [1]: Z r = V r (2) Z r = Impedansi terbaca oleh rele (Ohm). V r = Tegangan fasa ke netral (Volt). = Arus fasa (Ampere). 2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan hubung singkat dua fasa, tegangan yang masuk ke komparator rele adalah tegangan fasa yang terganggu, sedangkan arusnya adalah selisih (secara vektoris) arusarus yang terganggu. Maka pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut[1]: Z = ( V V )( I I ) r s t s t V rele = Tegangan antara fasa S dan fasa T (Vs-Vt). ele = Arus antara fasa S dan fasa T (Is-It). 3. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ketanah Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ketanah, tegangan yang dimasukkan ke rele adalah tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa terganggu ditambah arus sisa dikali faktor kompensasi. Misalnya terjadi gangguan hubung singkat satu fasa R ke tanah, maka pengukuran impedansi dilakukan dengan cara sebagai berikut [1]: (3) Z 1 = V r ( + K 0 ii n ) (4) Gambar 1. Daerah pengamanan rele jarak[1] Z 1 = Impedansi yang diukur rele(ohm). V r =Tegangan fasa hubungsingkat (Volt). = Arus pada rele (Ampere). 91

Gambar 2. Pengaruh infeed pembangkit pada ujung saluran [5] K 0 = Kompensasi urutan nol= 1/3(Z 0 -Z 1 /Z 1 ). I n = Arus netral( +I s +I t )(Ampere). Impedansi urutan nol akan timbul pada gangguan tanah. Adanya K 0 adalah untuk mengkompensasi adanya impedansi urutan nol tersebut. Sehingga impedansi yang terukur menjadi benar. Tegangan dan arus masukan rele jarak untuk gangguan hubung singkat dua fasa dan hubung satu fasa ketanah dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. C. Pengaruh Infeed Terhadap Rele Jarak Infeed yaitu adanya penambahan atau pengurangan arus yang melalui titik terhadap arus yang ditinjau. Adanya pengaruh infeed ini akan membuat impedansi yang dilihat rele seolah-olah menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil [5]. Bila ada percabangan pada rel dimana pada rel tersebut ada mengalir arus, maka jika terjadi gangguan dan percabangan tersebut terletak diantara titik gangguan dan rele jarak, maka percabangan ini turut mensuplai arus gangguan dalam operasi rele jarak, sehingga akan mengakibatkan jangkauan rele tersebut akan tereduksi dan mengalami perubahan [6]. Infeed lemah atau generator lemah biasanya tidak terjadi dalam kondisi gangguan. Tetapi kejadian ini biasanya dalam kondisi normal atau dalam beberapa kondisi diluar operasi.umumnya ada dua jenis dari kejadian infeed lemah, kondisional dan tidak kodisional, tergantung dari kofigurasi sistem dan jenis dari pembangkit. Kenyataan dari infeed lemah adalah impedansi gangguan, penjumlahan impedansi sumber dan impedansi hubung singkat, dan pembangkit tidak dapat mengatasi arus gangguan untuk rele arus yang berhubungan dengan Tabel 1. Tegangan dan arus masukan rele untuk gangguan hubung singkat dua fasa[1] Fasa yang terganggu Tegangan Arus R-S V r -V s -I s S-T V s -V t I s -I t T-R V t -V r -I t Tabel 2. Tegangan dan arus masukan rele untuk gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah [1] Fasa yang terganggu Tegangan Arus R-N V r +K0.I n S-N V s I s +K0.I n elemen pendeteksi gangguan [7]. 1. Adanya Pembangkit Pada Ujung Saluran Yang Diamankan Dari Gambar 2, misalnya terjadi gangguan di titik F maka impedansi yang dilihat rele adalah: = = (I 1 i + (I 1 + I 2 )i ) I 1 + i(i 1 + I 2 ) I 1 + k i (5) Jadi faktor infeed k = (I 1 + I 2 ) I 1 = Tegangan yang diukur oleh rele A (Volt). = Arus yang diukur oleh rele A (Ampere). = Arus disisi pembangkit (Ampere). I 1 I 2 Gambar 3. Pengaruh infeed saluran ganda ke tunggal[5] = Arus pada saluran A-B (Ampere). = Impedansi saluran A-B (Ohm). = Impedansi bus B sampai titik gangguan (Ohm). 2. Saluran Transmisi Ganda ke Tunggal Mengacu pada Gambar 3 jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh rele A adalah: = = (I i + 2I i ) I + 2 i (6) Jadi faktor infeed k = 2 = Tegangan yang diukur oleh rele A(Volt). = Arus yang diukur oleh rele A (Ampere). = Impedansi saluran A-B(Ohm). = Impedansi bus B sampai titik gangguan(ohm). 3. Saluran Transmisi Ganda ke Ganda Dari Gambar 4 jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh rele A adalah: T-N V t I t +K0.I n = 92

Gambar 4. Pengaruh infeed saluran ganda ke ganda[5] = (I i + I 1 i ) I + ii 1 I I1 = 2I ( 2L X) /2L Z = Z + Z ( 2L X) / L ( 7) RA AB BF Jadi faktor infeed Untuk gangguan F dekat rel B (X = 0) faktor infeed k=2; untuk gangguan F dekat rel C (X = 1) faktor infeed k=1; dan untuk gangguan F diantara rel B dan rel C, faktor infeed antara 1 k 2. = Tegangan yang diukur oleh rele A (Ohm). = Arus yang diukur oleh rele A (Ampere). = Impedansi saluran A-B (Ohm). = Impedansi bus B sampai titik gangguan (Ohm). 4. Saluran Transmisi Tunggal ke Ganda Seperti yang terlihat pada Gambar 5 jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh rele A adalah: = (I i + I 1 i ) I + ii 1 I I1 = I ( 2L X)/ 2L Z = Z + Z ( 2L X) /2L () 8 RA AB BF k = ( 2L X)/ 2L Jadi faktor infeed k = ( 2L X)/ 2L Gambar 6. Daerah penyetelan rele jarak tiga tingkat[1] Untuk gangguan F dekat rel B (X=0) faktor infeed k=1; untuk gangguan F dekat rel C (X=1) faktor infeed k=0,5; dan untuk gangguan F diantara rel B dan rel C, faktor infeed antara 0,5 k 1. = Tegangan yang diukur oleh rele A (Volt). = Impedansi saluran A-B (Ohm). = Impedansi bus B sampai titik gangguan(ohm). D. Penyetelan Daerah Gangguan Jangkauan Pada Rele Jarak Rele jarak pada dasarnya bekerja mengukur impedansi saluran, apabila impedansi yang terukur/ dirasakan rele lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan (Z set <Z f ) maka rele akan bekerja[1]. Dalam kondisi normal impedansi yang terlihat oleh rele jarak lebih besar dibanding impedansi dalam kondisi gangguan. Untuk membedakan antara kondisi normal dan kondisi gangguan maka dipakai zona operasi (zona deteksi gangguan, zona trip). Jika impedansi yang terlihat oleh rele diluar zona operasi, maka rele jarak tidak akan trip walaupun impedansi yang dirasakan oleh rele lebih kecil [8]. Prinsip ini dapat memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur hubungan antara jarak dan waktu kerja rele. Penyetelan rele jarak terdiri dari tiga daerah pengamanan, Penyetelan zona-1 dengan waktu kerja rele t 1, zona-2 dengan waktu kerja rele t 2, dan zona-3 waktu kerja rele t 3, seperti terlihat pada Gambar 6. 1. Penyetelan Zona-1 Dengan mempertimbangkan adanya kesalahankesalahan dari data saluran, CT, PT, dan peralatan penunjang lain sebesar 10% - 20%, zona-1 rele diatur 80% dari panjang saluran yang diamankan. Zona 1= 0, 8 () 9 Z L 1 Waktu kerja rele seketika, (t 1 =0) tidak dilakukan penyetelan waktu. Gambar 5. Pengaruh infeed saluran tunggal ke ganda[5] 2. Penyetelan Zona-2 Prinsip penyetelan zona-2 adalah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 93

Zona 2 = 1, 2 Z min L1 Zona 2 = 0, 8( Z + 0, 8 Z ) ( 10) max L1 L2 dengan: Z L1 = Impedansi saluran yang diamankan(ohm). Z L2 = Impedansi saluran berikutnya yang terpendek (Ohm). Waktu kerja rele t 2 = 0,4 s/d 0,8 detik. 3. Penyetelan Zona-3 Prinsip penyetelan zona-3 adalah berdasarkan petimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Zona 3 = 1, 2( Z + 0, 8 Z ) min L1 L2 Zona 3 = 0, 8( Z + 1, 2 Z max1 L1 L2 Zona 3 = 0, 8( Z + k Z ) ( 11) max 2 L1 dengan: Z L1 = Impedansi saluran yang diamankan (Ohm). Z L2 = Impedansi saluran berikutnya yang terpanjang (Ohm). Waktu kerja rele t 3 = 1,2 s/d 1,6 detik III. Pemodelan dan simulasi Simulasi dilakukan untuk melihat kinerja rele jarak yang ada di Gardu Induk Banda Aceh dan Gardu Induk Sigli dengan kondisi PLTD Agreko beroperasi dan tidak beroperasi. Karena pada Gardu induk Banda Aceh terdapat PLTD Agreko, arus infeed dari generator ini dapat menyebabkan kesalahan operasi dari rele jarak. One line diagram sistem transmisi Banda Aceh Sigli dapat dilihat pada Gambar 7. Selanjutnya merancang model dari sistem transmisi dengan software PSCAD/EMTDC yang menggunakan data-data parameter sistem transmisi Sigli-Banda Aceh yang didapat dari PT. PLN(Persero) P3BS Gardu Induk Banda Aceh. Jenis gangguan yang disimulasikan berupa gangguan hubung singkat satu fasa ketanah. Untuk melihat kinerja rele jarak yang ada di Gardu Induk Banda Aceh dan Gardu Induk Sigli lokasi gangguan pada saluran transmisi disimulasikan berada pada jarak 40% (36,67 Km) dan 95% (87,30 Km) dari masing-masing gardu induk, dan arus infeed bersumber dari PLTD Agreko yang terdapat di Gardu Induk Banda Aceh. IV. Hasil dan Pembahasan Dari simulasi gangguan huhung singkat pada saluran transmisi Banda Aceh Sigli yang dilakukan diperoleh hasil seperti ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Pengukuran hasil simulasi disini diperoleh menggunakan program/software PSCAD/EMTDC. TR ) Gambar 7. One line diagram sistem transmisi Sigli-Banda Aceh A. Rele Jarak di Gardu Induk Banda Aceh Dari hasil simulasi pada Tabel 3 terlihat pengaruh arus infeed pada gangguan hubung singkat satu fasa ketanah terjadi selisih pengukuran impedansi oleh rele jarak, pada gangguan di titik 36,76 KM terjadi selisih impedansi yang terukur sebesar 11,05 Ohm. Sedangkan, pada gangguan satu fasa ketanah di titik 87,30 KM terjadi selisih pengukuran sebesar 5,55 Ohm. Pada gangguan satu fasa ketanah di titik 87,30 KM impedansi yang terukur (Z) 33,48 Ohm mendekati setting dari zona-1=32,25 Ohm, seandainya gangguan terjadi pada jarak lebih dekat dari 87,30 KM akan menyebabkan zona proteksi 1 mendeteksi gangguan ini. Padahal seharusnya gangguan ini dapat diatasi oleh rele di Gardu Induk Sigli. B. Rele Jarak di Gardu Induk Sigli Berdasarkan Tabel 4 terlihat pengaruh arus infeedterhadap rele jarak di Gardu Induk Sigli tidak terlalu besar. Pada zona-1selisihnya sebesar 0,135 Ohm, sedangkan pada zona-2 sebesar 0,659 Ohm. Artinya pengaruh arusinfeedterhadap rele jarak di Gardu Induk Sigli tidak membuat zona proteksi bergeser dari seharusnya. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi, dapat disimpulkan: 1. Rele jarak merupakan salah satu rele proteksi yang selektif karena adanya pembagian daerah proteksi/zone protection, pada tingkat zona-1 dapat mendeteksi 80% lokasi gangguan pada jaringan transmisi Sigli-Banda Aceh, zona-2 memproteksi 50% lokasi gangguan berikutnya. Sehingga rele jarak mampu mengetahui letak dan jarak terjadinya gangguan, serta memilih pemutus jaringan yang terdekat dari tempat gangguan untuk trip. 2. Pengaruh dari arus infeed terhadap rele jarak di Gardu Induk Banda Aceh padazona proteksi-1 terjadi selisih pengukuran sebesar 11,05 Ohm tetapi tidak membuat zona proteksinya bergeser. Sedangkan, pada gangguan di zona proteksi-2 impedansi yang terukur(z) 33,48 ohm mendekati setting dari zona-1=32,25 ohm, seandainya gangguan terjadi pada jarak lebih dekat dari 87,30 KM akan menyebabkan zona proteksi 1 mendeteksi 94

Tabel 3. Kinerja rele jarak di Gardu Induk Banda Aceh Kondisi PLTD V(kV) (ka) I s (ka) I t (ka) I n = +I s +I t (ka) Z Ukur(Ω) Z Setting(Ω) Lokasi gangguan pada saluran transmisi dari Gardu Induk Banda Aceh (40 % Z = 36,76 Km) PLTD=OFF 111,71 0,592 0,591 0,594 1,777 42,960 32,250 PLTD=ON 110,78 0,844 0,740 0,741 2,325 31,910 32,250 Lokasi gangguan pada saluran transmisi dari Gardu Induk Banda Aceh (95 % Z = 87,30 Km) PLTD=OFF 110,857 0,588 0,587 0,589 1,764 39,030 60,480 PLTD=ON 110,38 0,782 0,721 0,722 2,225 33,480 60,480 Tabel 4. Kinerja rele jarak di Gardu Induk Sigli Kondisi PLTD V(kV) (ka) I s (ka) I t (ka) I n = +I s +I t (ka) Z Ukur(Ω) Z Setting(Ω) Lokasi gangguan pada saluran transmisi dari Gardu Induk Sigli (40 % Z = 36,76 Km) PLTD=OFF 122,47 7,378 0,590 0,587 8,555 7,185 32,256 PLTD=ON 122,47 7,272 0,944 0,747 8,963 7,050 32,256 Lokasi gangguan pada saluran transmisi dari Gardu Induk Sigli(95 % Z = 87,30 Km) PLTD=OFF 122,47 3,110 0,584 0,582 4,276 15,420 57,600 PLTD=ON 122,47 3,011 0,939 0,728 4,678 14,761 57,600 gangguan ini. Padahal seharusnya gangguan ini dapat diatasi oleh rele di Gardu Induk Sigli. 3. Pengaruh arusinfeedpada rele jarak di Gardu Induk Sigli tidak terlalu besar. Pada zona-1 selisihnya sebesar 0,135 Ohm, sedangkan pada zona-2 sebesar 0,659 Ohm. Artinya pengaruh arus infeed terhadap rele jarak di Gardu Induk Sigli tidak membuat zona proteksi bergeser dari seharusnya. 4. Untuk mengkompensasi arus infeed, maka penyetelan rele jarak harus memasukkan faktor rele jarak (k) sebesar 1,130. Referensi [3] J. G. Andrichak and G.E. Alexander, Distance Relay Fundamentals, General Electric Publication, 1992 [4] Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta, 2006. [5] Cristof Halomon Naek Tobing, Rele Jarak Sebagai Proteksi Saluran Transmisi Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia,2008 [6] Bambang Suprijono, Sistem Pengaman Tenaga Listrik Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. 2012. [7] Mark Wang and Yong Chen, Weak Infeed Study and Protection Solution, Western Protective Relay Conference,2011. [8] Mattias Jonsson, Line Protection and Power System Collapse, Chalmers University of Technology,2011. [1] PT.PLN(Persero)P3B, Pelatihan O&M Relai Proteksi Jaringan, 2006 [2] J. Lewis Blackburn and J. Thomas Dowin, Protective Relaying Principles and Applications, CRC Press Taylor & Francis Group Boca Raton London New York,2006. 95