BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia di dunia ini sangat membutuhkan pendidikan. Pendidikan dapat menentukan perkembangan suatu Negara. Utami (2004:6) mengemukakan bahwa: Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan Bangsa dan Negara. Di Indonesia kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari sejak lama sebagaimana tercantum dalam UUSPN No. 20 pasal I ayat I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar pesertadidik secara aktif membangun potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan begitu berperan penting bagi manusia, dengan pendidikan manusia memperoleh pengetahuan dan kecerdasan serta dapat mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku. Salah satu pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh manusia adalah pendidikan matematika. Tanpa bantuan Matematika kiranya tak mungkin dicapai kemajuan yang begitu pesatnya baik dalam bidang obat-obatan, ilmu pengetahuan alam, tekhnologi, komputer dan sebagainya. Bagi peserta didik SD, Matematika berguna untuk kegiatan sehari-hari seperti menghitung barang belanjaan dan uang kembalian, untuk mengembangkan pola pikirnya dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang selanjutnya. Kegunaan matematika bagi para peserta didik SD adalah untuk memanfaatkan teknologi dan mempersiapkan diri untuk menemukan suatu teknologi pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. 1
Namun dewasa ini hasil kegiatan pembelajaran matematika terutama tentang Operasi Hitung Bilangan pada peserta didik kelas 4b SDN Mantingan 2 tahun pelajaran 2011/2012 sungguh di luar target yang ditetapkan sekolah. KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, belum dapat terpenuhi oleh peserta didik. Hanya sekitar 14% yaitu 3 dari 22 peserdik mendapatkan nilai tauntas KKM ( 70) untuk materi tersebut. Mereka seolah enggan untuk menghitung bahkan enggan untuk mengikuti pelajaran yang berhubungan operasi hitung bilangan karena merasa sangat sulit. Hal ini disebabkan karena banyak mitos menyesatkan mengenai matematika, mitos yang memberikan anggapan bahwa matematika itu sulit dan sangat sulit. Mitos-mitos salah ini memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa alergi bahkan tidak menyukai matematika. Akibatnya, mayoritas peserta didik mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak mampu, melainkan karena sejak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga tidak pernah atau malas untuk mempelajari matematika. Menurut Prayogi (2010), ada lima (5) mitos sesat yang sudah mengakar dan menciptakan persepsi negatif terhadap matematika yaitu : 1) Matematika adalah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya sedikit orang atau siswa dengan IQ minimal tertentu yang mampu memahaminya; (2) Matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus. Mitos ini membuat siswa malas mempelajari matematika dan akhirnya tidak mengerti apa-apa tentang matematika, padahal matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, karena tanpa memahami konsep, rumus yang sudah dihafal tidak akan bermanfaat; (3) Matematika selalu berhubungan dengan kecepatan menghitung, memang, berhitung adalah bagian tak terpisahkan dari matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan menghitung secara cepat bukanlah hal terpenting dalam matematika. Yang terpenting adalah pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep, kita akan mampu melakukan analisis (penalaran) terhadap permasalahan (soal) untuk kemudian mentransformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan matematika; (4) Matematika adalah ilmu abstrak dan tidak berhubungan dengan realita. Mitos ini jelas-jelas salah commit kaprah, to user sebab fakta menunjukkan bahwa 2
matematika sangat realistis. Dalam arti, matematika merupakan bentuk analogi dari realita sehari-hari; (5) Matematika adalah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Anggapan ini jelas keliru. Meski jawaban (solusi) matematika terasa eksakta lantaran solusinya tunggal, tidak berarti matematika kaku dan membosankan. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya pendidik, peserta didik, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Pada dasarnya pendidik merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Interaksi positif antara pendidik dengan peserta didik dalam pembelajaran sangat berpengaruh dalam hasil kegiatan pembelajaran. Pentingnya faktor pendidik dan peserta didik tersebut dapat dirunut melalui pemahaman hakikat pebelajaran, yakni sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara optimal adalah Quantum Teaching. Model pembelajaran ini merupakan model percepatan belajar (Accelerated Learning) dengan Quantum Teaching. Percepatan belajar yang di Indonesia dikenal dengan program akselerasi tersebut dilakukan dengan menyingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi proses alamiah dari belajar melalui upaya-upaya yang sengaja. Penyingkiran hambatanhambatan belajar yang berarti mengefektifkan dan mempercepat proses belajar dapat dilakukan misalnya: melalui penggunaan musik (untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus memperkuat konsentrasi melalui kondisi alfa), perlengkapan visual (untuk membantu siswa yang kuat kemampuan visualnya), materi-materi yang sesuai dan penyajiannya disesuaikan dengan cara kerja otak, dan keterlibatan aktif (secara intelektual, mental, dan emosional). Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu: mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Setiap anggota komunitas belajar dikondisikan untuk saling mempercayai dan saling mendukung. Siswa dan pendidik berlatih dan bekerja sebagai commit pemain to user tim guna mencapai kesuksesan 3
bersama. Dalam konteks ini, sukses pendidik adalah sukses peserta didik, dan sukses peserta didik berarti sukses pendidik. Quantum Teaching mengambil bentuk simponi dalam pembelajaran, yang membagi unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori, terdiri dari konteks dan isi. Konteks berupa penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan penyajian materi pelajaran. Secara umum pembelajaran dengan Quantum Teaching menunjukkan ciri-ciri: (1) penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu; (2) pemanfaatan ikon-ikon sugestif yang membangkitkan semangat belajar peserta didik; (3) penggunaan stasiun-stasiun kecerdasan untuk memudahkan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas kecerdasannya; (4) penggunaan bahasa yang unggul; (5) suasana belajar yang saling memberdayakan; dan (6) penyajian materi pelajaran yang prima (dalam Nilandari, 2010). Penyajian dalam Quantum Teaching mengikuti prosedur dengan urutan: (1) penumbuhan minat siswa; (2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian; (3) penyampaian materi dengan multimetode dan multimedia; (4) adanya demonstrasi oleh siswa; (5) pengulangan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar tahu; dan (6) penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian, dorongan semangat, atau tepukan menurut Porter (dalam Nilandari, 2010). Porter menyatakan bahwa Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik, untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Untuk itu, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN QUANTUM TEACHING PADA PESERTA DIDIK KELAS 4B SDN MANTINGAN 2 KEC. MANTINGAN KAB. NGAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah Quantum Teaching dapat meningkatan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat peserta didik kelas 4b SDN Mantingan 2 Kec. Mantingan Kab. Ngawi tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat peserta didik kelas 4b SDN Mantingan 2 Kec. Mantingan Kab. Ngawi tahun pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini memberikan manfaat diantaranya: 1. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik kelas 4b SDN Mantingan 2 Kec. Mantingan Kab. Ngawi tahun pelajaran 2011/2012 yaitu meningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat. b. Bagi pendidik yaitu menjadi referensi untuk memperbaiki cara mengelola kegiatan pembelajaran di kelas supaya hasil kegiatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat mengalami peningkatan. c. Bagi sekolah yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat meningkatan mutu pendidikan di sekolah. 2. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, referensi ataupun rujukan bagi penelitian selanjutnya yang serupa ataupun Penelitian Tindakan Kelas lainnya. 5