Luas Wilayah Provinsi Jawa Timur : - Luas Wilayah : KM 2 - Jumlah Pulau : 446 Pulau (yang berpenghuni 54 Pulau)

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN selayangpandang

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2009 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. dr. Pawik Supriadi, SpJP(K)

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

B A B P E N D A H U L U A N

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Timur

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

Transkripsi:

1 GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR Luas Wilayah Provinsi Jawa Timur : - Luas Wilayah : 47.154 KM 2 - Jumlah Pulau : 446 Pulau (yang berpenghuni 54 Pulau)

2 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur : Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,0 hingga 114,4 Bujur Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan dengan batas wilayah : - Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Timur : Selat Bali - Sebelah Selatan : Samudera Hindia - Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi : - Kabupaten : 29 Kabupaten - Kota : 9 Kota - Kecamatan : 662 Kecamatan - Desa/Kelurahan : 8.507 Desa/Kelurahan

3 Kependudukan : - Jumlah Penduduk : 37.476.757 Jiwa (sumber : BPS Provinsi Jawa Timur) - Suku Bangsa : Jawa (79%), Madura (18%), Osing (1%) dan Tionghoa (1%) (sumber : wikipedia.org - 2012) - Agama : Islam (90%), Protestan (6%), Katolik (2%), Hindu (1%), Konghucu (0.6%) dan Buddha (0,4%) (sumber : wikipedia.org - 2012)

4 VISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014) MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat (Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014) STRATEGI POKOK PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 1. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development), yang mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri. 2. Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor). 3. Pengarusutamaan gender.

5 4. Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, melalui, terutama, pengembangan agroindustri/agrobisnis. (Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014) AGENDA PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin. 2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan, dan memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik. 3. Meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur pertanian dan pedesaan. 4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang.

6 5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender. 8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia. 9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. (Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014) PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan. 2. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan. 3. Perluasan lapangan kerja, dan peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan. 4. Revitalisasi pertanian dan pengembangan agroindustri/agrobisnis. 5. Pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

7 6. Peningkatan investasi dan ekspor non-migas. 7. Peningkatan daya saing industri manufaktur. 8. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. 9. Pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan penataan ruang. 10. Percepatan pelaksaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik. 11. Peningkatan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 12. Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua bidang dan terjaminnya kesetaraan gender. 13. Penghormatan, pengakuan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia. 14. Peningkatan keamanan dan ketertiban dan penanggulangan kriminalitas. 15. Percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. (Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014)

8 MOTTO PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR NOTO ROSO, AMONG ROSO, MIJIL TRESNO, AGAWE KARYO Falsafah tersebut mengandung makna sebagai berikut : Kita harus mengatur perasaan diri sendiri sebelum berbagi rasa dengan orang lain, sehingga timbul saling menghormati dan timbul rasa kasih yang manusiawi sebagai sendi dasar terciptanya saling pengertian untuk selanjutnya bersama - sama membangun bangsa ini. Falsafah ini sangat dimungkinkan adanya perbedaan pendapat, tetapi tidak untuk dipertentangkan, namun dicari titik temunya. Kepemimpinan yang akomodatif untuk mendapatkan titik temu tersebut diutamakan agar pemikiran bisa berkembang dan tertampung dalam kebijakan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. JER BASUKI MAWA BEYA Motto "NOTO ROSO, AMONG ROSO, MIJIL TRESNO, AGAWE KARYO" tercantum dalam dokumen RENSTRA Daerah yang ditetapkan melalui PERDA. Sebelumnya masyarakat Jawa Timur juga memiliki motto lain yang dikenal dengan Jer Basuki Mawa Beya. Kata Jer Basuki Mawa

9 Beya acapkali kita dengar dalam percakapan sehari-hari masyarakat Jawa Timur. Kata ini terpampang jelas pada Lambang Daerah Jawa Timur, tepatnya pada bagian bawah di luar daun lambang, dan merupakan motto Jawa Timur sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Propinsi Dati I Jawa Timur Nomor 3 Tahun 1974 tentang Perubahan Kedua Kali Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 1966. Lambang Daerah Jawa Timur sendiri ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 1966 tentang Penetapan serta Penggunaan Lambang Daerah Jawa Timur. Mengalami penyempurnaan melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 1973 yang kemudian disempurnakan lagi melalui Peraturan Daerah Propinsi Dati I Jawa Timur Nomor 3 Tahun 1974 dengan menambahkan kata Jer Basuki Mawa Beya sebagai motto Jawa Timur. Jer Basuki Mawa Beya mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan. Pengorbanan atau beya di sini dalam arti luas, yang meliputi pengorbanan biaya dan pengorbanan lain, baik materiil maupun non materiil. Sebagai motto Jawa Timur, Jer Basuki Mawa Beya senantiasa menjadi landasan untuk menggugah kesadaran berkorban dalam gairah usaha membangun guna mencapai kebahagiaan bersama. Selain

10 itu, motto tersebut mempunyai nilai yang bersejarah karena merupakan sebagian dari perkembangan Jawa Timur dalam suasana pelaksanaan pembangunan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, yang menjadikan Jawa Timur mengalami kemajuan pada banyak bidang dalam rangka pembangunan nasional. Jer Basuki Mawa Beya juga mengandung nilai filosofis, karena dengan motto tersebut seluruh aparatur Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya maupun masyarakat Jawa Timur dalam memberikan partisipasinya sama-sama berkiprah pada setiap kegiatan pembangunan. (Sumber : Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur)

11 VISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat (Sumber : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2009-2014) MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Berdasarkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi, maka Misi Pembangunan Kesehatan di Jawa Timur adalah : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. 4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan. 5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. (Sumber : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2009-2014)

12 KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dirumuskan sebagai berikut: 1. Dalam rangka mewujudkan misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, maka ditetapkan kebijakan : Pemantapan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Dalam rangka mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, maka ditetapkan kebijakan : o Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) o Peningkatan lingkungan sehat 3. Dalam rangka mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, maka ditetapkan kebijakan : o Percepatan penurunan kematian ibu dan anak. o Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan.

13 o Pemenuhan ketersediaan dan pengendalian obat, perbekalan kesehatan dan makanan. o Peningkatan pembiayaan kesehatan dan pengembangan kebijakan dan manajemen kesehatan. 4. Dalam rangka mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan, maka ditetapkan kebijakan : o Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada bayi, anak balita,ibu hamil dan menyusui o Peningkatan pencegahan, surveilans, deteksi dini penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit potensial KLB/wabah dan ancaman epidemi yang dikuti dengan pengobatan sesuai standar serta penanggulangan masalah kesehatan lainnya dan bencana. 5. Dalam rangka mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan, maka ditetapkan kebijakan : Penyediaan tenaga kesehatan di rumah sakit, balai kesehatan, puskesmas dan jaringannya serta mendayagunakan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan. (Sumber : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2009-2014)

14 TUJUAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mewujudkan misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, maka ditetapkan tujuan : Mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Untuk mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, maka ditetapkan tujuan : Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). 3. Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, maka ditetapkan tujuan : o Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya. o Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.

15 o Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. o Mengembangkan kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan. 4. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan, maka ditetapkan tujuan : Mencegah menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya. 5. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan, maka ditetapkan tujuan : Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

16 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

17 TUGAS POKOK DAN FUNGSI Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; (b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; (c) pembinaan dan pelaksaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan (d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. (Sumber : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2009-2014) UPT-UPT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Rumah Sakit Kusta Kediri 2. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah, Mojokerto 3. Rumah Sakit Paru Dungus Madiun 4. Rumah Sakit Paru Jember

18 5. Rumah Sakit Paru Batu 6. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya 7. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun 8. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan 9. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya 10. UPT Materia Medika Batu 11. UPT Akademi Gizi Surabaya 12. UPT Akademi Keperawatan Madiun 13. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati, Lawang Malang RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran sebagai tolok ukur keberhasilannya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menetapkan program operasional dan kegiatan pokok organisasi. Secara garis besar program-program operasional tersebut dapat diuraikan berdasarkan orientasi misi sebagai berikut :

19 A. Untuk mewujudkan misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan dan Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, dirumuskan program-program : 1). Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan kegiatan indikatif : a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar b. Penyehatan Lingkungan c. Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat d. Pengembangan SABPL melalui pendekatan participatory 2). Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan, dengan kegiatan indikatif: a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat b. Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) c. Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga B. Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, dirumuskan program-program : 1). Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan indikatif:

20 a. Peningkatan kesehatan anak, remaja dan lanjut usia b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah c. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana d. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya e. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan penunjang (laboratorium, darah, radiomedik, bengkel alat kesehatan) f. Peningkatan kesehatan penduduk miskin, daerah terpencil, tertinggal dan kepulauan di Puskesmas dan jaringannya g. Peningkatan pelayanan kesehatan khusus (indra, jiwa, olahraga, batra dan kesehatan kerja) h. Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa (ponkesdes) yang juga melayani kesehatan dasar dengan menempatkan tenaga perawat. i. Peningkatan pelayanan kesehatan di BP4 Madiun j. Peningkatan pelayanan kesehatan di BP4 Pamekasan

21 k. Peningkatan pelayanan kesehatan di BP4 Surabaya l. Peningkatan pelayanan kesehatan di BKMM Surabaya 2). Program Upaya Kesehatan Perorangan, dengan kegiatan indikatif: a. Pelayanan bagi penduduk miskin di Rumah Sakit dan atau Rumah Sakit Khusus serta pengembangan kesehatan rujukan b. Peningkatan kualitas pelayanan di Rumah Sakit c. Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus d. Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Paru e. Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Kusta 3). Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan indikatif: a. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi b. Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, KVA dan zat gizi mikro lainnya c. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian kadarzi

22 d. Penyelidikan surveilans untuk kewaspadaan pangan dan gizi e. Peningkatan pendidikan dan pengetahuan tentang penanganan masalah gizi 4). Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dengan kegiatan indikatif: a. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan b. Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan c. Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan Rumah Sakit d. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan e. Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) f. Pengembangan Tanaman Obat dan Peningkatan Promosi Pemanfaatan Obat Bahan Alam Indonesia g. Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium h. Peningkatan Mutu Makanan dan Minuman i. Peningkatan dan Pengembangan UPT Materia Medika Batu 5). Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, dengan kegiatan indikatif : a. Pengembangan dan fasilitasi program kesehatan

23 b. Pengembangan manajemen perencanaan bidang kesehatan c. Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang kesehatan d. Pengembangan sistem informasi kesehatan e. Pengembangan kajian/penelitian program kesehatan f. Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT g. Pengembangan pembiayaan kesehatan secara pra upaya C. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan, dirumuskan program-program : 1). Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, dengan kegiatan indikatif : a. Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD) b. Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah c. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit serta tata laksana penderita e. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

24 f. Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2) g. Peningkatan imunisasi h. Peningkatan surveillance epidemiologi dan pengamatan penyakit serta penanggulangan KLB i. Pengendalian Penyakit Kusta j. Pengendalian Penyakit TB k. Pengendalian Penyakit HIV/AIDS l. Pengendalian Penyakit Malaria m. Pengendalian Penyakit Pes D. Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan, dirumuskan program-program : 1). Program Pemberdayaan Sumberdaya Kesehatan, dengan kegiatan indikatif : a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta Rumah Sakit b. Penempatan, pengembangan dan pemenuhan tenaga kesehatan di tempat pelayanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan jaringannya)

25 c. Peningkatan profesionalisme dan pengembangan tenaga kesehatan d. Peningkatan pengembangan Akper Madiun e. Peningkatan pengembangan Akzi Surabaya f. Peningkatan pengembangan UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat ICON DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Perluasan Fungsi Polindes menjadi Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES). 2. Peningkatan Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas Pembantu dengan Pelayanan Kegawatdaruratan yaitu melalui pengembangan Puskesmas Pemberi Layanan Unggulan Spesialis (PLUS), pengembangan Puskesmas Rawat Inap Standar (RI STANDAR) dan pengembangan Puskesmas Pembantu dapat melayani Gawat Darurat (Pustu GADAR). 3. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

26 PROGRAM PRIORITAS DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Penanggulangan Gizi Buruk. 2. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB). 3. Penanganan Penyakit AIDS, Tuberculose, Malaria, Kusta, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Diare; (ATM KIDD). 4. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (Universal Coverage). 5. Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit melalui Mekanisme Rujukan Berjenjang.

27 SUMBER DAYA KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR 1. Tenaga Kesehatan - Dokter Umum : 3.881 - Dokter Spesialis : 2.012 - Dokter Gigi : 1.983 - Perawat : 29.824 - Perawat Gigi : 1.265 - Bidan : 15.103 - Apoteker : 1.202 - Kesehatan Masyarakat : 1.236 - Ahli Gizi : 1.652 - Fisioterapi : 341 - Sanitarian : 1.603

28 2. Sarana Kesehatan - Rumah Sakit Umum Pemerintah : 54 - Rumah Sakit Khusus Pemerintah : 10 - Rumah Sakit Umum Swasta : 133 - Rumah Sakit Khusus Swasta : 93 - Rumah Sakit TNI/Polri : 28 - Rumah Sakit BUMN : 12 - Puskesmas : 956 - Puskesmas Rawat Inap PLUS : 30 - Puskesmas Rawat Inap Standar : 30 - Puskesmas Rawat Jalan : 487 - Puskesmas Pembantu : 2.281 - Puskesmas Pembantu Gadar dan Observasi : 130 - Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES) : 2.334

29 - Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) : 45.637 - Pondok Bersalin (Polindes) : 3.259 - Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) : 1.089 - Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) : 8.496 - Desa Siaga : 8.494 - Saka Bakti Husada (SBH) : 285 - Posyandu Lansia : 10.066 - Pos UKK : 332 - Apotek : 3.047 - Industri Kosmetika : 120 - Industri Farmasi : 45 - Gudang Farmasi Kesehatan (GFK) : 38 - Pedangang Besar Farmasi (PBF) : 505 - Industri Alat Kesehatan : 27

30 - Industri Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) : 89 - Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) : 295 - IOT (Industri Obat Tradisional) : 15 - Industri Rumah Tangga Makanan/Minuman (PM-IRT) : 22.125 - Toko Obat : 342 - Penyalur Alat Kesehatan (PAK) : 86 - Cabang Penyalur Alat Kesehatan (Cab-PAK) : 53 - Sub Penyalur Alat Kesehatan (Sub-PAK) : 218 3. Perguruan Tinggi yang Menghasilkan Tenaga Kesehatan Jumlah Perguruan Tinggi yang menghasilkan Tenaga Kesehatan 131 Perguruan Tinggi, dimana Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebanyak 12 Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebanyak 119 Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi Swasta terbanyak di Kota Surabaya, sedangkan Kabupaten/Kota yang

31 tidak memiliki Perguruan Tinggi Negeri dan juga tidak memiliki Perguruan Tinggi Swasta adalah Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun dan Kota Probolinggo. Gambar 1. Perbandingan PTN PTS yang Menghasilkan Tenaga Kesehatan per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

32 DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Harapan Hidup (dalam satuan tahun), sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Target : 70,20 (RPJMD 2009-2014), Capaian : 69,81 (angka sementara) Gambar 2. Trend Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2002 2011

33 2. Angka Kematian Bayi (per 1000 Kelahiran Hidup), sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Target : 31,00 (RPJMD 2009-2014), Capaian : 29,24 (angka sementara) Gambar 3. Trend Angka Kematian Bayi (per 1000 KH) Provinsi Jawa Timur Tahun 2002 2011

34 3. Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran Hidup), sumber : LKI Kabupaten/Kota Target : 81,5 (RPJMD 2009-2014), Capaian : 104,3 (angka sementara) Gambar 4. Trend Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 2011

35 4. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Target : 89,80 % (RPJMD 2009-2014), Capaian Cakupan : 95,95 % (Jumlah Ibu Bersalin : 601.260 jiwa, Jumlah Persalinan oleh Tenaga Kesehatan : 576.932) Gambar 5. Trend Cakupan Linakes Provinsi Jawa Timur Tahun 2000 2011

36 5. Kunjungan Ibu Hamil K1 Capaian Cakupan : 96,63 % (Jumlah Ibu Hamil : 654.565 jiwa, Jumlah Kunjungan K1 : 632.483 jiwa) Gambar 6. Trend Cakupan K1 Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 2011

37 6. Kunjungan Ibu Hamil K4 Capaian Cakupan : 88.25 % (Jumlah Ibu Hamil : 654,565 jiwa, Jumlah Kunjungan K4 : 577,646 jiwa) Gambar 7. Trend Cakupan K4 Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 2011

38 7. Kunjungan Neonatus (KN) : Kunjungan Neonatus Jumlah Bayi (jiwa) Jumlah Kunjungan Persentase KN 1 595.054 584.636 98,25 KN Lengkap 595.054 570.174 95,82 Gambar 8. Perbandingan Cakupan Kunjungan Neonatus 1, 2 dan 3 Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

39 8. Status Gizi (laporan sampai dengan tanggal 20 Januari 2012) - Prevalensi Gizi Buruk Provinsi Jawa Timur adalah 2,5 % dengan jumlah kasus 9.493 (laporan kasus per Puskesmas di Kabupaten/Kota masing-masing), sedangkan Prevalensi Gizi Kurang adalah 9,2 %. Gambar 9. Penyebab Gizi Buruk Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 (laporan bulanan Seksi Gizi)

40 9. Desa Universal Child Immunization (UCI) Capaian Cakupan : 51,8 % (Jumlah Desa : 8.507, Desa UCI : 4.405) Gambar 10. Cakupan Desa UCI Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

41 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN 1. HIV/AIDS Jumlah penderita AIDS di Provinsi Jawa Timur mencapai 5.195 jiwa. Gambar 11. Jumlah Penderita AIDS per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

42 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) (laporan sampai dengan tanggal 5 Januari 2012) Jumlah penderita DBD se Provinsi Jawa Timur adalah 5.073. Gambar 12. Jumlah Penderita DBD per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

43 Adapun Insiden DBD Provinsi Jawa Timur adalah : 13,39. Gambar 13. Jumlah Insiden DBD per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

44 Sedangkan jumlah kematian penderita DBD mencapai 59 orang. Gambar 14. Jumlah Penderita AIDS per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

45 3. Diare Jumlah penderita Diare (untuk semua umur) di Provinsi Jawa Timur mencapai 1.063.321 dengan cakupan pelayanan penderita (semua umur) mencapai 69%. Gambar 15. Jumlah Penderita Diare (semua umur) per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

46 4. Malaria Annual Parasite Incidence (API) Provinsi Jawa Timur adalah 0,21, dengan rincian per Kabupaten/Kota sebagai berikut : Gambar 16. API Malaria per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

47 5. TB Paru Case Detection Rate (CDR) TB Paru Provinsi Jawa Timur adalah 48, dengan rincian per Kabupaten/Kota sebagai berikut : Gambar 17. CDR TB Paru per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

48 6. ISPA Jumlah penderita ISPA (Pneumonia dan Pneumonia Berat) di Provinsi Jawa Timur mencapai 75.699 penderita dengan jumlah kematian 6 orang. Gambar 18. Jumlah Penderita ISPA per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

49 7. Imunisasi Lengkap Berdasarkan Laporan Hasil Imunisasi Bayi, jumlah sasaran bayi mencapai 590.090 jiwa, dengan rincian cakupan imunisasi sebagai berikut : Gambar 19. Cakupan Imunisasi Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

50 8. Desa ODF Jumlah Desa Open Defecation Free (ODF) di Provinsi Jawa Timur mencapai 668 desa, dengan rincian sebagai berikut : Gambar 20. Jumlah Desa ODF per Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

51 PEMBIAYAAN KESEHATAN (JAMINAN KESEHATAN) Gambar 21. Jaminan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

52 KONTRIBUTOR SELAYANG PANDANG Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Seksi Kesehatan Keluarga; Seksi Kesehatan Rujukan Khusus; Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang; Seksi Pemberantasan Penyakit; Seksi Penyehatan Lingkungan; Seksi Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan; Seksi Pembiayaan Kesehatan; Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan; Seksi Perencanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan; Seksi Promosi Kesehatan; Seksi Gizi; Sub Bagian Penyusunan Program; Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur

53 Selayang Pandang ini diterbitkan oleh : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur