BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VIDEO SEBAGAI SUPLEMEN MEDIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan karirnya, Sekolah Dasar Negeri 2 Pomah Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di sekolah-sekolah formal. Hal ini dikarenakan bahwa sejak. distandarisasikan (Hasbullah, 2006 : 9).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien serta mengikuti pertumbuhan dan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. seseorang melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Seluruh upaya. dilakukan guru adalah mengembangkan sikap dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai unsur. pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I Nyoman Sumertna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

METODE DAN JENIS PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nur aini Dwiandini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai guru dapat. menggunakan metode dan model pembelajaran dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cara yang lain (Eny dan Aly, 2010: 18). Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Hakikat IPA Tujuan Pembelajaran IPA

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar. dan sengaja, oleh kerena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan penataan terhadap sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Heinich dalam I Wayan Santyasa (2007:11) berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

dengan masyarakat lain. Hal ini disebabkan, setiap masyarakat itu memiliki sistem sosial, filsafat dan gaya hidup tertentu yang sesuai dengan tujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh sebab itu pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Tujuan mata pelajaran IPA adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dalam memahami standar isi mata pelajaran IPA. Pengembangannya sebagai silabus dan RPP, hingga pada pelaksanaannya dalam kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya, memberikan masukan mengenai kurikulum IPA yang lebih aplikatif sebagai pembelajaran IPA yang sesuai dengan hakikat IPA, sehingga mutu pendidikan IPA bisa disejajarkan dengan mutu pendidikan IPA dalam skala internasional. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Proses pembelajaran IPA sendiri menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk 1

2 mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Kenyataannya, berdasarkan hasil laporan beberapa lembaga internasional, perkembangan pendidikan di Indonesia masih belum memuaskan. Hal ini tercermin dari hasil TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study) yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang IPA berada pada urutan ke-38 (dari 40 negara). Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan di Indonesia memang harus terus dilakukan. Perlu diupayakan penataan pendidikan yang bermutu dan terus menerus yang adaptif terhadap perubahan zaman (Anonim, 2007: 1). Pengelolaan sekolah dasar melalui sistem gugus sekolah merupakan alternatif pilihan yang dipandang memadai untuk penanganan SD yang jumlahnya cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah tanah air. Kegiatan gugus tercermin dalam kegiatan lain dilaksanakan di tingkat gugus. Guru SD merupakan gugus kelas, maka kegiatan gugus mencakup seluruh mata pelajaran di SD, namun seqip mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA SD. Seqip merupakan bentuk kerjasama di bidang pendidikan yang menitikberatkan pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar IPA di sekolah dasar melalui pengembangan profesional guru yang dilengkapi dengan pengadaan buku pegangan guru, Kit guru, dan murid serta pelatihan

3 teknis tentang penggunaan Kit dalam proses pembelajaran. Pola yang dikembangkan seqip tidak hanya pengadaan peralatan, tetapi dilengkapi dengan pelatihan berjenjang mulai dari pelatihan instruktural (konsultan lokal) secara nasional yang merupakan Training of Trainer (TOT), pelatihan pemandu bidang studi (PBS) IPA oleh instruktur, pelatihan guru IPA oleh PBS serta dilengkapi dengan pelatihan kepala sekolah dan pembinaan pendidikan (Kasi Dikdas/Digdasgu, pengawas TK/SD). Metode pembelajaran eksperimen model seqip di sekolah sasar adalah suatu pendidikan sain atau Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar yang dikembangkan melalui proyek peningkatan mutu pendidikan dasar IPA atau Science Education Quality Improvement (SEQIP) yang dikenal sebagai proyek peningkatan mutu pembelajaran IPA pola atau model SEQIP. Program ini dikembangkan untuk mengatasi masalah kualitas pembelajaran IPA dan juga untuk mengembangkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA. Kegiatan-kegiatan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ditingkat Sekolah Dasar terutama mengamati, menggunakan angka-angka dalam perhitungan sederhana, mengukur, mengklasifikasi, berkomunikasi dan menarik kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan dimiliki anak didik dengan baik bila anak itu sendiri cukup banyak berpengalaman dalam hal Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah. Di samping itu terbentuklah sikap ilmiah yang berhubungan dengan tindakan-tindakan sosial yang diharapakan.

4 Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, salah satu unsur yang menentukan keberhasilannya adalah penggunaan media pembelajaran. Sebetulnya dalam pembelajaran IPA banyak sekali media yang bisa dipergunakan oleh guru. Dalam penelitian ini akan mengkaji secara khusus yaitu penerapan media pembelajaran Model seqip dan Konvensional (ceramah bervariasi). Ketepatan penggunaan media pembelajaran akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Namun aplikasinya akan diuraikan lebih lanjut pada masing-masing media pembelajaran yang direncanakan. Proses pemberlajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasa berupa materi pelajaran (Sanjaya, 2008: 162). Tarkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan informasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, dimana tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Lebih parah lagi, siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa

5 media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Dampak perkembangan Iptek terhadap proses pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio. SD Negeri Tidar 1 Magelang merupakan salah satu sekolah yang mengikuti program seqip. Program seqip telah berakhir pada tahun lalu.

6 Meskipun demikian, secara aktif banyak guru sebagai peserta pelatihan mengaplikasikan media pembelajaran IPS dari proyek seqip dalam kegiatan belajar mengajar IPA. Pengaplikasian media pembelajaran di setiap sekolah dapat berbeda sesuai dengan strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran. Pengaplikasian media juga memperhatikan potensi sekolah dan kebutuhan masing-maisng peserta didik. Dalam pembelajaran IPA guru harus berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi, keterampilan metodologi yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Dan dari siswa sendiri dituntut kemampuan belajar yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitas. Pembelajaran IPA menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan assosiatif (menghubunghubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dan hasil belajar IPA, guru menggunakan media pembelajaran IPA pola seqip agar dapat membantu siswa memahami materi yang diberikan. Dengan penggunaan media pembelajaran pasca pelatihan seqip menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA. Media pembelajaran IPA pola seqip telah terkondisikan dan disesuaikan dengan materi pembelajaran IPA sekolah dasar. Media pembelajaran IPA pola seqip merupakan seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang mengarah pada kegiatan yang

7 berkesinambungan atau berkelanjutan. Media dirancang dan dibuat menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji tentang Pendayagunaan media pembelajaran IPA Pola SEQIP di SD Negeri 1 Tidar Magelang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, fokus penelitian ini adalah bagaimana pendayagunaan media pembelajaran IPA Pola SEQIP di SD Negeri 1 Tidar Magelang. Fokus terdiri dari tiga subfokus. 1. Bagaimana pengadaan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang? 2. Bagaimana penggunaan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang? 3. Bagaimana perawatan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang? C. Tujuan Penelitian Ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan pengadaan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang. 2. Mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang.

8 3. Mendeskripsikan perawatan media pembelajaran IPA pola SEQIP di SD Negeri Tidar 1 Magelang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang telah ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, khususnya prestasi belajar IPA siswa Sekolah Dasar. c. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, sebagai bahan perbaikan kinerja, untuk membantu dalam memilih metode pembelajaran IPA yang lebih tepat, dan untuk meningkatkan komunikasi dengan pembelajar dalam upaya memotivasi dan mengenbangkan kreativitas siswa. b. Bagi kepala sekolah, untuk bahan pertimbangan dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru, serta dalam mengambil kebijaksanaan yang mendukung untuk memilih media pembelajaran dan membangkitkan semangat guru untuk memotivasi siswa.

9 E. Daftar istilah 1. Pendayagunaan media pembelajaran adalah penggunaan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. 2. Pembuatan media merupakan serangkaian kegiatan dan proses yang dilakukan sehingga menghasilkan sebuah produk berupa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 3. Bahan media pembelajaran merupakan wujud nyata atau produk yang dihasilkan dari proses pembuatan media pembelajaran. 4. Penggunaan media pembelajaran adalah pendayagunaan atau pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.