PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 SEBANYAK 227,12 RIBU ORANG.

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2014 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010


KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017


TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2015

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 September 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

Transkripsi:

No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 SEBANYAK 227,12 RIBU ORANG. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat berkurang 22,72 ribu orang dari 249,84 ribu pada Maret 2011 menjadi 227,12 ribu pada September 2011. Persentase penduduk miskin berkurang 3,39 poin dari 31,92 persen pada Maret 2011 menjadi 28,53 persen pada September 2011. Penduduk miskin di daerah perkotaan selama periode Maret September 2011 bertambah sebanyak 2.840 orang dari 10.780 orang pada Maret 2011 menjadi 13.620 orang pada September 2011. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 25.570 orang dari 239.060 orang menjadi 213.490 orang. Garis kemiskinan pada September 2011 tercatat sebesar 334.449 rupiah per kapita per bulan terdiri dari garis kemiskinan makanan sebesar 260.009 rupiah dan garis kemiskinan non makanan sebesar 74.440 rupiah. Pada September 2011, indeks kedalaman kemiskinan Papua Barat tercatat sebesar 7,57 persen dan indeks keparahan kemiskinan tercatat sebesar 2,74 poin, lebih rendah dibandingkan Maret 2011. 1. Perkembangan Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat, 2006-2010 Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada periode 2006 2011 menunjukkan penurunan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada tahun 2006 sebanyak 284,10 jiwa (41,34 persen) berkurang menjadi 256.250 jiwa (34,88 persen) pada tahun 2010 dan kembali turun menjadi 249.840 jiwa (31,92 persen) pada tahun 2011. Jumlah dan persentase penduduk miskin di perdesaan selama 2006 2011 juga menunjukkan penurunan. Pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin di perdesaan diperkirakan mencapai 270,80 jiwa (51,17 persen) berkurang menjadi 246.660 jiwa (43,48 persen) pada tahun 2010 dan menjadi 239.060 jiwa (39,56 persen) pada tahun 2011. Di sisi lain, jumlah dan persentase penduduk miskin di perkotaan pada periode yang sama berfluktuasi. Pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 menunjukkan penurunan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang dari 13.300 jiwa (8,42 persen) pada tahun 2006 menjadi 8.550 jiwa (5,22) pada tahun 2009. Tetapi, pada periode selanjutnya, 2009 2011, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik menjadi 9.590 jiwa (5,73 persen) pada tahun 2010 dan menjadi 10.780 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012 1

jiwa (6,05 persen) pada tahun 2011. Fluktuasi jumlah dan persentase penduduk miskin di perkotaan menunjukkan bahwa kondisi kemiskinan di perkotaan telah memasuki fase hardcore poverty. Pada fase seperti itu tingkat kemiskinan yang kurang dari 10 persen sulit untuk berkurang dan sebaliknya berpotensi untuk bertambah kembali. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat Menurut Daerah, 2006 2011 Tahun Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2006 13,3 270,80 284,10 8,42 51,17 41,34 2007 11,0 255,80 266,80 7,14 48,82 39,31 2008 9,48 237,02 246,50 5,93 43,74 35,12 2009 8,55 248,29 256,84 5,22 44,71 35,71 2010 9,59 246,66 256,25 5,73 43,48 34,88 2011 10,78 239,06 249,84 6,05 39,56 31,92 Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi,Maret 2006 - Maret 2011 2. Perkembangan Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat, Maret September 2011 Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret September 2011 menunjukkan penurunan. Jumlah penduduk miskin berkurang 22,72 ribu orang dari 249,84 ribu pada Maret 2011 menjadi 227,12 ribu pada September 2011. Persentase penduduk miskin berkurang 3,39 poin dari 31,92 persen pada Maret 2011 menjadi 28,53 persen pada September 2011. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah. Penduduk miskin di daerah perkotaan selama periode Maret September 2011 bertambah sebanyak 2.840 orang dari 10.780 orang pada Maret 2011 menjadi 13.620 orang pada September 2011. Sebaliknya di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskin berkurang 25.570 orang dari 239.060 orang menjadi 213.490 orang pada periode yang sama. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua Barat berkaitan dengan: Kenaikan harga barang dan jasa selama periode Maret hingga September 2011 masih terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan besaran inflasi September terhadap Maret 2011 di bawah lima persen yaitu 2,98 persen. Pengalaman empiris membuktikan, kenaikan harga yang ditunjukkan dengan inflasi kurang dari lima persen tidak berdampak nyata pada pertambahan penduduk miskin. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012

Gambar 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Papua Barat Maret dan September 2011 239.06 213.49 249.84 227.12 10.78 6.05 13.62 5.71 39.56 38.3 31.92 28.53 Mar-11 Sep-11 Mar-11 Sep-11 Mar-11 Sep-11 Perkotaan Perdesaan Kota+Desa Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin (%) Selama periode Maret September 2011, terdapat peningkatan pendapatan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat dari 102,37 pada Maret 2011 menjadi 103,23 pada September 2011. Di sisi lain, terjadi deflasi di daerah perdesaan pada bulan September 2011 yang dicerminkan oleh perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Papua Barat sebesar 0,02 persen. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat pada Triwulan III (Agustus 2011) sebesar 109,22, menggambarkan kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks pendapatan rumah tangga menjadi komponen terbesar dalam pembentukan ITK Triwulan III 2011 dengan nilai Indeks sebesar 116,21. Pada triwulan III-2011, perekonomian Provinsi Papua Barat tumbuh 9,34 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada bulan Agustus 2011 ada peningkatan pekerja sektor formal dari 35.05 persen pada februari 2011 menjadi 38,21 persen pada Agustus 2011. Sebaliknya yang bekerja pada kegiatan informal turun dari 64,95 persen pada Februari 2011 menjadi 61,79 persen pada Agustus 2011. Kenaikan jumlah penduduk miskin di perkotaan disebabkan oleh kenaikan tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Papua Barat pada Agustus 2011 sebesar 8,94 persen lebih tinggi dari TPT Februari 2011 (8,28 persen). Kenaikan angka pengangguran Februari 2011 berdampak nyata pada penurunan daya beli masyarakat di perkotaan sehingga tidak mampu mengatasi kenaikan garis kemiskinan perkotaan. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012 3

3. Perubahan Garis Kemiskinan Maret September 2011 Garis kemiskinan di Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan selama Maret - September 2011. Garis kemiskinan pada Maret 2011 tercatat sebesar 318.796 rupiah per kapita per bulan dan pada September 2011 naik menjadi 334.449 rupiah atau meningkat sebesar 4,91 persen. Selama periode tersebut, terjadi penurunan sumbangan garis kemiskinan makanan dari 79,91 persen pada Maret 2011 menjadi 77,74 persen pada September 2011. Tabel 2. Garis Kemiskinan Menurut Daerah di Provinsi Papua Barat Maret dan September 2011 Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Non Makanan Total (1) (2) (3) (4) Perkotaan Maret 2011 251.752 90.958 342.709 September 2011 258.678 97.544 356.222 Perdesaan Maret 2011 255.647 56.090 311.737 September 2011 260.579 64.549 325.128 Kota+Desa Maret 2011 254.759 64.036 318.796 September 2011 260.009 74.440 334.449 Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi,Maret dan September 2011 Peningkatan garis kemiskinan terjadi di daerah perkotaan dan di daerah perdesaan. Peningkatan garis kemiskinan lebih rendah di perkotaan daripada di perdesaan. Garis kemiskinan di perkotaan meningkat 3,94 persen sementara di perdesaan meningkat 4,29 persen. Di sisi lain, sumbangan garis kemiskinan makanan di perkotaan juga lebih rendah daripada di perdesaan. Pada September 2011, sumbangan garis kemiskinan makana 72,62 persen di perkotaan dan 80,15 persen di perdesaan. 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua Barat selama periode Maret 2010 Maret 2011 diikuti oleh penurunan indeks kedalaman kemiskinan (P 1) dan indeks keparahan kemiskinan (P 2). Penununan indeks P 1 dan P 2 terjadi di perdesaan (Lihat Tabel 3). Penurunan indeks P 1 dan P 2 dapat dimaknai: pertama, terdapat peningkatan tingkat pengeluaran rumah tangga miskin sehingga mampu memperkecil jarak terhadap garis kemiskinan; kedua, ketimpangan pendapatan di antara penduduk miskin semakin menyempit. Jika pada tahun Maret 2011, rata-rata jarak pengeluaran penduduk 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012

miskin terhadap garis kemiskinan sebesar 8,78 persen dengan nilai kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin sebesar 3,43 persen maka pada September 2011, rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan telah berkurang menjadi 7,57 persen dengan nilai kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin sebesar 2,74 persen. Tabel 3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Provinsi Papua Barat Menurut Daerah, Maret 2007- Maret 2011 Tahun Kota Desa Kota + Desa (1) (2) (3) (4) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) Maret 2011 0,80 11,13 8,78 September 2011 1,14 10,32 7,57 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Maret 2011 0,14 4,40 3,43 September 2011 0,36 3,76 2,74 Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi,Maret dan September 2011 Kondisi kemiskinan di perkotaan pada September 2011 tidak sebaik kondisi kemiskinan pada Maret 2011. Terjadi kenaikan indeks kedalaman di perkotaan dari 0,80 persen pada Maret 2011 menjadi 1,14 persen pada September 2011 dan keparahan kemiskinan dari 0,14 persen menjadi 0,36 persen pada periode yang sama. Meskipun terjadi kenaikan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di perkotaan, tetapi kondisi kemiskinan di perkotaan jauh lebih baik dibandingkan di perdesaan. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012 5

5. Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2011 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi bulan Maret dan September 2011. Diterbitkan oleh : Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Jl. Sowi IV No. 99, Manokwari 98312 Telp (0986) 2702414 Contact Person: RATNA MH. GUSTI, S.E 0813 4475 4580 S U R Y A N A, M.Si 0813 4484 7043 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 04/01/91/Th. VI, 2 Januari 2012