PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

BADAN PUSAT STATISTIK

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

BERITA RESMI STATISTIK

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

BPSPROVINSI JAWATIMUR

Transkripsi:

No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2016 mencapai 143.485 orang (5,66 persen), berkurang 4.215 orang (0,28 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang berjumlah 147.700 orang (5,94 persen). Selama periode Maret 2015 Maret 2016 penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 254 orang (dari 41.323 orang pada Maret 2015 menjadi 41.069 orang pada Maret 2016), sementara di daerah perdesaan berkurang 3.961 orang (dari 106.377 orang pada Maret 2015 menjadi 102.416 orang pada Maret 2016). Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2015 sebesar 4,86 persen, turun menjadi 4,60 persen pada Maret 2016. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 6,50 persen pada Maret 2015 menjadi 6,23 persen pada Maret 2016. Garis Kemiskinan pada Maret 2016 yaitu sebesar Rp 373.484,- mengalami kenaikan dari Maret 2015 yang hanya sebesar Rp 349.727,- (naik 6,79 persen). Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 80,19 persen, menurun dibandingkan Maret 2015 yang mencapai 80,49 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, kue basah, bawang merah, dan kopi bubuk/instan. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Pada periode Maret 2015 Maret 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) turun dari 0,886 menjadi 0,859, ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) turun dari 0,214 menjadi 0,196. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. Jika dibandingkan antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada Maret 2016 angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,87 persen, sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 4,85 persen. Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 1

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2015 Maret 2016 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2016 mencapai 143.485 orang (5,66 persen), berkurang 4.215 orang (0,28 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang berjumlah 147.700 orang (5,94 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode Maret 2015 Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 254 orang (0,26 persen) sedangkan daerah perdesaan berkurang 3.961 orang (0,27 persen). Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2011 Maret 2016 Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Maret 2011 29.625 118.603 148.228 3,91 7,89 6,55 Sept 2011 28.660 123.329 151.989 3,74 8,10 6,64 Maret 2012 32.977 117.775 150.752 4,25 7,64 6,51 Sept 2012 33.032 112.050 145.082 4,21 7,19 6,19 Maret 2013 34.113 106.483 140.596 4,30 6,75 5,93 Sept 2013 47.023 102.361 149.384 5,80 6,45 6,23 Maret 2014 40.779 105.545 146.324 4,98 6,57 6,03 Sept 2014 39.452 109.373 148.825 4,75 6,74 6,07 Maret 2015 41.323 106.377 147.700 4,86 6,50 5,94 Sept 2015 48.723 99.406 148.129 5,68 6,02 5,91 Maret 2016 41.069 102.416 143.485 4,60 6,23 5,66 Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah, 2011-2016 148.228 151.989 150.752 145.082 140.596 149.384 146.324 148.825 147.700 148.129 143.485 6.55 6.64 6.51 6.19 5.93 6.23 6.03 6.07 5.94 5.91 5.66 Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13 Sept 13 Mar 14 Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16 Penduduk Miskin % Penduduk Miskin Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 2

2. Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2015 Maret 2016 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jadi besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Selama Maret 2015 Maret 2016, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,79 persen, yaitu dari Rp 349.727,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 373.484,- per kapita per bulan pada Maret 2016 (Tabel 2). Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2016, sumbangan GKM terhadap GK cukup besar, yaitu 80,19 persen, sedangkan GKBM hanya sebesar 19,81 persen saja. Tabel 2. Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, Maret 2015 Maret 2016 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Daerah/Tahun Makanan Bukan Makanan Total (1) (2) (3) (4) Perkotaan Maret 2015 251.976 76.698 328.674 Maret 2016 264.149 84.105 348.254 Perubahan (%) 4,83 9,66 5,96 Perdesaan Maret 2015 296.856 63.814 360.670 Maret 2016 316.546 70.656 387.202 Perubahan (%) 6,63 10,72 7,36 Maret 2015 281.506 68.220 349.727 Maret 2016 299.485 73.999 373.484 Perubahan (%) 6,39 8,47 6,79 Pada Maret 2016, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras, yaitu sebesar 23,68 persen di perkotaan dan 31,17 persen di perdesaan. Jika kita lihat secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, kue basah, bawang merah, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), dan roti. Sedangkan di perdesaan terdiri dari beras, Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 3

rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, kue basah, bawang merah, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), dan cabe rawit. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan adalah perumahan (9,32 persen di perkotaan dan 7,60 persen di perdesaan). Kemudian jika kita lihat secara berurutan lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Sedangkan di perdesaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, dan pendidikan. Tabel 3. Daftar Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan, Maret 2016 Perkotaan Perdesaan Komoditi % Komoditi % (1) (2) (3) (4) Makanan Beras 23,68 Beras 31,17 Rokok kretek filter 11,14 Rokok kretek filter 10,40 Telur ayam ras 4,52 Gula pasir 4,38 Daging ayam ras 4,47 Daging ayam ras 3,84 Gula pasir 3,03 Telur ayam ras 3,69 Mie instan 3,00 Mie instan 3,12 Kue basah 2,80 Kue basah 2,61 Bawang merah 2,21 Bawang merah 2,43 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,72 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,91 Roti 1,48 Cabe rawit 1,29 Bukan Makanan Perumahan 9,32 Perumahan 7,60 Bensin 2,86 Bensin 2,08 Listrik 2,34 Listrik 1,05 Pendidikan 1,42 Perlengkapan mandi 1,02 Perlengkapan mandi 1,26 Pendidikan 0,86 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan tentang program kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret 2015 Maret 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,886 menjadi 0,859. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,214 menjadi 0,196 pada periode yang sama (Tabel 4). Hal ini Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 4

mengindikasikan bahwa secara umum rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2011 Maret 2016 Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + (1) (2) (3) (4) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2011 0,823 1,071 0,988 September 2011 0,666 1,309 1,094 Maret 2012 0,572 1,286 1,047 September 2012 0,919 1,158 1,078 Maret 2013 0,631 0,982 0,864 September 2013 0,380 1,342 1,016 Maret 2014 0,795 0,724 0,748 September 2014 0,444 1,237 0,968 Maret 2015 0,729 0,968 0,886 September 2015 1,048 1,002 1,018 Maret 2016 0,539 1,034 0,859 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2011 0,264 0,231 0,242 September 2011 0,184 0,335 0,285 Maret 2012 0,128 0,322 0,257 September 2012 0,251 0,273 0,266 Maret 2013 0,135 0,219 0,191 September 2013 0,037 0,441 0,305 Maret 2014 0,189 0,153 0,165 September 2014 0,066 0,342 0,248 Maret 2015 0,173 0,235 0,214 September 2015 0,245 0,230 0,235 Maret 2016 0,103 0,247 0,196 Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada Maret 2016, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya sebesar 0,539 sementara di daerah perdesaan mecapai 1,034. Begitu juga nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya sebesar 0,103 sementara di daerah perkotaan mencapai 0,247. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih buruk dari daerah perkotaan. Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 5

4. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2016 Tabel 5 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada Maret 2016. Dari tabel tersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,87 persen, sementara persentase penduduk miskin terendah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 4,85 persen. Dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 381.351 orang, sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Provinsi Kalimantan Utara hanya berjumlah 41.123 orang. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2016 Persentase Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Miskin Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kalimantan Barat 78.291 303.061 381.351 5,16 9,11 7,87 Kalimantan Tengah 41.069 102.416 143.485 4,60 6,23 5,66 Kalimantan Selatan 60.826 134.875 195.700 3,48 5,89 4,85 Kalimantan Timur 88.044 124.876 212.920 3,93 10,05 6,11 Kalimantan Utara 14.213 26.909 41.123 3,78 9,47 6,23 5. Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi- Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 6

padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Maret 2016. Mulai tahun 2015, pelaksanaan Susenas tidak dilakukan secara triwulanan. Jumlah sampel secara nasional sebesar 300.000 rumah tangga, dimana untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 6.920 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan. Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 7