BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 2015 yang lalu Indonesia dan negara-negara Asean

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada migrasi ulang-alik. Jika mereka memilih untuk tinggal (biasa

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan semakin banyak negara Asia Tenggara menjadikan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

PENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA INDONESIA AGAR DAPAT BERSAING DI LUAR NEGERI DALAM ERA GLOBALISASI

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

JADMIKO B

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penghasil devisa negara karena setiap bulan mereka mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. ke empat di Dunia. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

Mobilitas Penduduk II

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Tabel 1.1 Mata pencaharian para TKI sebelum Menjadi TKI di Kecamatan Terisi No. Mata Pencaharian Jumlah Persen (%) JUMLAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah masyarakat dibidang ekonomi. Oleh sebab itu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menyeimbangkan Lapangan Kerja dan Kebijakan-Kebijakan Perlindungan Sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

Peran Analisis Demografi dalam Perencanaan Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia banyak industri

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada 20 tahun terakhir ini fenomena perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain atau bisa disebut juga urbanisasi menjadi salah satu fenomena sosial yang menarik untuk dipelajari secara lebih seksama. Sebagian besar para ahli menganggap bahwa migrasi memiliki aspek yang sangat luas untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh sebuah negara (Syaukat, 1997:19). Migrasi sendiri didefinisikan sebagai suatu bentuk perpindahan seseorang atau kelompok orang baik lintas batas atau di dalam teritorial negara, yang meliputi berbagai bentuk, tempo, komposisi, dan faktor penyebab perpindahan manusia.menurut sumber data dari departemen tenaga kerja dan transmigrasi diperkirakan terdapat sekitar 214 juta orang tinggal di luar negara pengirim atau daerah asalnya. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor yang dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain faktor lainnya, yaitu kelahiran dan kematian. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya desentralisasi (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan, di lain pihak, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar (Munir, 2000: hal 115). 1

2 Fenomena kelahiran akan meningkatkan jumlah penduduk sementara kematian akan mengurangi jumlah penduduk di suatu tempat. Fenomena migrasi akan dapat meningkatkan dan dapat pula mengurangi jumlah penduduk di suatu tempat atau wilayah karena ada penduduk yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu tempat lebih banyak dibandingkan yang keluar maka akan terjadi pertambahan penduduk di tempat tersebut. Sebaliknya jika penduduk yang masuk lebih sedikit jumlahnya dari pada penduduk yang ke luar dari tempat tersebut maka akan terjadi penurunan jumlah penduduk. Dari ketiga komponen perubahan penduduk ini, migrasi merupakan fenomena yang paling kompleks dan sulit untuk dirumuskan dan diprediksi.migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. Berdasarkan pengertian di atas migrasi dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah perpindahan penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang masuk dan keluar dari daerah asal penduduk tersebut ke daerah tujuan yang masih berada di dalam satu negara. Sedangkan, migrasi

3 internasional lebih mengacu pada perpindahan penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang melewati batas suatu negara. Migrasi tenaga kerja merupakan bagian proses migrasi internasional ini. Penyebab faktor-faktor terjadinya migrasi internasional antara lain faktor ekonomi, faktor taraf ekonomi yang rendah di negara sendiri, faktor sosial budaya, faktor kesetabilan politik, dll. Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menekan jumlah pengangguran adalah dengan memanfaatkan peluang kerja antar negara dengan mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri. Fenomena pengiriman tenaga kerja merupakan bagian dari migrasi internasional yang di latar belakangi oleh berbagai faktor, baik faktor penarik maupun faktor pendorong. Kondisi yang kurang menguntungkan di daerah asal, misalnya, berperan sebagai faktor pendorong untuk bermigrasi ke luar negeri. Sementara itu kondisi yang lebih baik yang dianggap menguntungkan di luar negeri, merupakan daya tarik untuk bermigrasi ke luar negeri. Baik faktor pendorong maupun penarik tidak lepas dari faktor ekonomi. Oleh karenanya migrasi, termasuk migrasi internasional, selalu terkait dengan keputusan yang bersifat rational economic. Keinginan meningkatkan pendapatan, sebagai contoh, menyebabkan orang memilih bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran (Rizqika & Sukamdi, 2012) Perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara sektor kota yang modern dan sektor desa yang tradisional (Lewis, 1954). Sebagai contoh seperti adanya perbedaan tingkat upah atau pendapatan antara suatu dengan negara negara lain sehingga mendorong para tenaga kerja untuk bermigrasi (Todaro 1970). Faktor diatas merupakan faktor disektor ekonomi saja

4 selain faktor ekonomi ada faktor lainya seperti faktor sosial sebagai contoh masyarakat minangkabau untuk bermigrasi karena telah terjadi kebiasaan dan melembaganya sistem sosial suku bangsa tersebut (Naim 1974). Perpindahan tenaga kerja ke luar negeri tidak hanya berdampak positif namun juga dapat berdampak negatif. Salah satu dampak positif dari perpindahan tenaga kerja ke luar negeri adalah berkurangnya tekanan terhadap pasar tenaga kerja di dalam negeri. Namun, dampak tersebut hanya dapat dirasakan bila emigran tenaga kerja tersebut adalah mereka yang berstatus penganggur atau setengah penganggur, atau mereka yang walaupun bekerja tetapi pekerjaannya dapat dengan mudah digantikan oleh para penganggur yang ada di dalam negeri (pasar tenaga kerja). Sedangkan dampak negatifnya antara lain jika emigran tersebut adalah para tenaga ahli dan tenaga terampil yang keahliannya tidak dapat dengan segera di gantikan oleh para penganggur dan setengah penganggur yang ada di dalam negeri. Keadaan ini mungkin akan menimbulkan kekurangan tenaga ahli, di beberapa sektor dalam perekonomian, yang dapat menganggu jalannya proses pembangunan di dalam negeri. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi serta kemiskinan yang banyak terdapat dikota-kota di negara sedang berkembang salah satunya di negara indonesia, merupakan salah satu pemicu mobilitas penduduk seperti migrasi. Perubahan-perubahan besar dalam pola migrasi yang terjadi di negara-negara ekonomi (NIE S) dikawasan asia timur telah terjadi dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi yangterus meningkat (skeldon1990). Percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi oleh suatu lintasan demografi yang tidak

5 terlalu cepat. Gabungan antara perekonomian yang dinamis dan laju pertumbuhan angkatan kerja yang lambat ini memberikan implikasi berupa kenaikan upah serta kekurangan tenaga kerja dalam beberapa sektor. Tabel 1.1 PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 2011 s/d 31 MEI 2014 NO TAHUN JUMLAH TKI 1 2011 586.802 2 2012 494.609 3 2013 512.168 4 S.D MEI 2014 518.302 Sumber : Pusat Penelitian Pengembangan Dan Informasi (Puslitfo Bnp2tki)2011-2014 Menurut sumber data jumlah TKI di Indonesia di BNP2TKI diketahui jumlah penempatan TKI keluar negeri dari tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Di tahun 2011 jumlah TKI yang ditempatkan ke luar negeri sebanyak 586.802 jiwa lalu tahun 2012 menurun menjadi 494.609 jiwa kemudian jumlah tki yang ditempatkan keluar negeri di tahun 2013 mengalami kenaikan lagi menjadi 512.168 jiwa tetapi pada tahun 2014 sementara sampai bulan mei 2014 banyaknya TKI yang ditempatkan keluar negeri sejumlah 158.302 jiwa jumlah ini belum termasuk tki ilegal yang jumlahnya diperkirakan lebih banyak dari migran legal, namun jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Umumnya mereka bekerja sebagai pembantu rumah

6 tangga dan buruh di perkebunan (sumber data pusat penelitian pengembangan dan informasi Puslitfo Bnp2tki 2011-2014 ). Peningkatan angka migrasi internasional di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir merupakan hasil dari perubahan ekonomi, sosial, dan politik yang kemudian mempengaruhi keputusan bermigrasi. Tingginya pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja di sektor modern selama tiga dasawarsa terakhir terhenti akibat krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998. Hal ini berdampak sangat buruk pada kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Kesempatan kerja di sektor formal mengalami penurunan tajam pada tahun 1998 yang akhirnya berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir. Salah satu daerah yang memperlihatkan adanya fenomena migrasi antar negara (International Migration) adalah Kabupaten Ponorogo. Sebagian penduduk kabupaten Ponorogo yang rata-rata memiliki kondisi sosial ekonomi yang masih sedikit tidak terlalu baik, keputusan untuk menjadi TKI di luar negeri tidak hanya sekedar alternatif melainkan sudah menjadi pilihan dengan segala pertimbangan yang matang. Para TKI tersebut yakin bahwa pengorbanan yang sedemikian besar tidak akan sia-sia, karena mereka memiliki harapan bahwa mereka akan mampu membawa serta mempersembahkan hasil jerih payahnya tidak hanya untuk dirinya sendiri namun juga untuk seluruh keluarganya di kampung halaman. Meskipun mereka menyadari bahwa keputusan bekerja di negeri orang berarti harus meninggalkan kampung halamannya dan berada jauh dari keakraban keluarga dan keluarga selama ini

7 dinikmati. Sehingga selama mereka bekerja di luar negeri pasti akan muncul problem baik pada keluarga maupun TKI itu sendiri. Berdasarkan uraian dalam latar belakang selanjutnya dirancang sebuah penelitian mengenai migrasi internasional tenaga kerja asal Indonesia yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri di Kabupaten Ponorogo (Studi Empiris pada CTKI di PJTKI EKA MANAGEMENT Ponorogo). 1.2 Perumusan masalah Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh pendapatan keluarga migran setelah keluar negeri, lama bermigrasi keluar negeri, tingkat pendidikan migran, usia migran, beban tanggungan keluarga, status perkawinan, jenis kelamin berpengaruh terhadap keputusan TKI di Kabupaten Ponorogo untuk kembali bermigrasi ke luar negeri? 2. Variabel independen apakah yang paling mempengaruhi keputusan TKI di Kabupaten Ponorogo untuk kembali bermigrasi (bekerja) ke luar negeri? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri Di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :

8 1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan keluarga migran setelah migran bermigrasi keluar negeri, lama bermigrasi keluar negeri, tingkat pendidikan migran, usia migran, beban tanggungan keluarga, status perkawinan, jenis kelamin, status pekerjaan daerah berpengaruh terhadap keputusan TKI di Kabupaten Ponorogo untuk kembali bermigrasi ke luar negeri. 2. Untuk mrngetahui variabel independen yang paling mempengaruhi keputusan TKI di Kabupaten Ponorogo untuk kembali bermigrasi (bekerja) ke luar negeri. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri Tahun (Studi Kasus Tenaga Kerja Indonesia Yang Berasal Dari Kabupaten Ponorogo ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam merancang kebijakan yang terkait masalah ketenagakerjaan di Indonesia. 2. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.