EVALUASI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI SURABAYA MENGGUNAKAN LOOP RESTORATION SCHEME

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA

BAB IV ANALISA DATA. distribusi 20 KV di PT.ADM ini menggunakan software ETAP7, kemudian nilai

STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D I.G.N. Satriyadi Hernanda, ST., MT

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

BAB III METODE PENELITIAN

Rekonfigurasi Penyulang Akibat Kontingensi Pada Jaringan Distribusi dengan Metode Binary Integer Programming

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI GARDU INDUK BRINGIN PENYULANG BRG-2 PT. PLN (PERSERO) UL SALATIGA DENGAN METODE SECTION TECHNIQUE

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV BERBASIS GIS ( GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE RIA ( RELIABILITY INDEX ASSESSMENT )

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

ANALISA ASPEK EKONOMI PADA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV PT.PLN(PERSERO) APJ MOJOKERTO

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Penyulang Kampus dengan Menggunakan Penggabungan Metode Section Technique dan RIA

Agung Yanuar W Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto.MT, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,ST.,MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap


Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

OPTIMISASI PENEMPATAN RECLOSER UNTUK MEMINIMALISIR NILAI SAIFI DAN SAIDI PADA PENYULANG PDP 04 MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR TE Risma Rizki Fauzi NRP

Yulius S. Pirade ABSTRAK

ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN RAYON BLORA DENGAN METODE FMEA

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

Tugas Metodologi Penelitian Referensi dan Rangkuman Reliabilitas sistem distribusi tenaga listrik : C Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20KV Menggunakan Metode Section Technique dan Ria Section Technique pada Penyulang Adi Sucipto Pekanbaru

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20kV PADA PENYULANG PEKALONGAN 8 DAN 11

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Analisa Tingkat Keandalan Sistem Gardu Induk 13,8 kv 6DN Minas PT.Chevron Pacific Indonesia dengan Metode Section Technique

EVALUASI PENGGUNAAN SCADA PADA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT.PLN (PERSERO) AREA PALU

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

Analisa Nilai Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kv pada Feeder PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Penuh - Kerinci

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-142 EVALUASI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI SURABAYA MENGGUNAKAN LOOP RESTORATION SCHEME Gheschik Safiur Rahmat, Ontoseno Penangsang, IGN Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 e-mail:ontosenop@ee.its.ac.id Abstrak Saat ini keandalan sistem distribusi tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting terhadap penyaluran listrik ke konsumen, terutama pada kontinyuitas pelayanan daya. Pada Tugas Akhir ini untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem distribusi di Surabaya yaitu dengan menggunakan Loop Restoration Scheme (LRS) yang mana merupakan sebuah metode untuk pengontrolan sistem distribusi pada feeder untuk meningkatkan keandalan. Dengan menerapkan konfigurasi dari LRS maka akan didapatkan nilai Indeks Keandalan yang dihasilkan ketika terjadi gangguan pada sebuah sistem distribusi, dengan ditunjang data-data pada setiap feeder, maka data tersebut akan diolah dan simulasikan untuk mengetahui keandalan dari sebuah sistem distribusi tersebut setelah diterapkannya LRS. Berdasarkan hasil analisa dari penerapan Loop Restoration Scheme pada sistem distribusi ini didapatkan perbaikan nilai indeks keandalan, yaitu pada saat kondisi normal konfigurasi PLN pada simulasikan didapatkan sebesar 4.7721, sebesar 12.078 dan sebesar 2.531, sedangkan setelah diterapkankonfigurasi Loop Restoration Scheme (LRS)didapatkan sebesar0.4797, sebesar2.1401, dan sebesar4.461. Jika melihat dari hasil kedua simulasi yang telah dilakukan terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dikarenakan pada konfigurasi LRS dilakukan penambahan dan Automatic pada setiap penyulang. Kata Kunci Keandalan, Loop Restoration Scheme, Indeks Keandalan, Sistem Distribusi. I. PENDAHULUAN istribusi sistem tenaga listrik memiliki peranan penting Ddalam penyaluran daya ke beban atau konsumen, terutama kualitas energi listrik yang diterima konsumen sangat dipengaruhi oleh keandalan sistem pendistribusiannya. Keandalan menggambarkan suatu ukuran tingkat ketersediaan/pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai/pelanggan. Keandalan sistem distribusi tenaga listrik sangat dipengaruhi oleh konfigurasi sistem, alat pengaman yang dipasang, dan sistem proteksinya. konfigurasi yang tepat, peralatan yang handal serta pengoperasian sistem yang otomatis akan mempermudah kinerja sistem distribusi. Indeks keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam besaran probabilitas. Indeks keandalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi laju pemutusan beban rata-rata f (pemutusan beban/tahun), waktu keluar ratarata r (jam/pemutusan beban) dan lama pemutusan beban rata-rata U (jam/tahun). Indeks keandalan sistem yang banyak digunakan antara lain System Average Interruption Frequency Index (), System Average Interruption Duration Index (), Momentary Average Interruption Frequency Index (MAIFI) dan Customer Average Interruption Duration Index (). Oleh karena itu dengan diperoleh data index keandalan dari penerapan Loop Restoration Scheme pada jaringan distribusi saat terjadi gangguan permanen pada setiap feeder, diharapkan bisa mengetahui keandalan dari sebuah sistem distribusi tersebut.. II. TEORI PENUNJANG A. Sistem Tenaga Listrik Pada sistem tenaga listrik dalam proses penyaluran tenaga listrik terdapat tiga bagian utama yaitu pembangkit, sistem transmisi dan sistem distribusi. Jaringan distribusi merupakan salah satu bagian sistem tenaga listrik yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. Pada saat ini, dimana kebutuhan tenaga listrik meningkat, maka diperlukan suatu sistem pendistribusian tenaga listrik dari pembangkit sampai kepada para konsumen yang memiliki tingkat keandalan yang tinggi B. Karakteristik Jaringan Distribusi Jaringan distribusi adalah jaringan yang paling dekat dengan pelanggan selain itu pada jaringan distribusi merupakan bagian pada sistem tenaga listrik yang paling banyak mengalami gangguan. Sistem distribusi kebanyakan merupakan jaringan yang diisi dari sebuah Gardu Induk (GI) seperti pada Gambar 1 di bawah ini. Trafo Jaringan Tegangan Menengah 150 KV Gambar. 1. Gardu Induk Rel Tegangan Rendah Pemutus Trafo Penyulang 1 Penyulang 2 Penyulang 3 Penyulang 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-143 C. Keandalan Sistem Distribusi Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja suatu sistem. Untuk dapat menentukan tingkat keandalan dari suatu sistem, harus diadakan pemeriksaaan melalui perhitungan maupun analisa terhadap tingkat keberhasilan kinerja atau operasi dari sistem yang ditinjau pada periode tertentu kemudian membandingkannya dengan standar yang ditetapkan sebelumnya. Beberapa parameter dasar dalam keandalan yang biasa digunakan untuk mengevaluasi sistem distribusi radial yaitu angka kegagalan rata-rata (λs), waktu pemadaman ratarata (rs) dan waktu pemadaman tahunan (Us). D. Indeks Keandalan Indeks keandalan merupakan suatu metode pengevaluasian parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap keandalan mutu pelayanan kepada pelanggan. Indeks ini antara lain adalah sebagai berikut [1]. a. System Average Interruption Frequency Index adalah jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani per tahun. Persamaannya dapat dilihat pada persamaan berikut ini: (1) dengan: λ k =laju kegagalan saluran M k = jumlah pelanggan pada saluran k M = total pelanggan pada sistem b. System Average Interruption Duration Index adalah nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap pelanggan selama satu tahun. Persamaan dapat dilihat pada persamaan berikut: (2) dengan: µ k = laju perbaikan saluran M k = jumlah pelanggan pada saluran k M = total pelanggan pada sistem c. Customer Average Interruption Duration Index adalah index durasi gangguan konsumen ratarata tiap tahun, menginformasikan tentang waktu rata-rata untuk penormalan kembali gangguan tiap-tiap pelanggan dalam satu tahun. (3) d. Momentary Average Interruption Frequency Index MAIFI adalah frekuensi pemadaman rata-rata untuk tiap konsumen dalam kurun waktu setahun pada suatu area yang dievaluasi, yang disebabkan gangguan sementara. Secara matematis dituliskan sebagai berikut: (4) dengan: λ k = laju kegagalan sementaradari komponen M k = jumlah pelanggan pada saluran k M = total pelanggan pada sistem E. Loop Restoration Scheme Loop Restoration Scheme ( LRS )adalah metode otomasi distribusi pada feeder yang digunakan untuk meningkatkan keandalan sistem distribusi. Dimana otomasi distribusi ini dapat memaksimalkan untuk memperbaiki keandalan dan kualitas pelayanan LRS dikendalikan oleh Automatic Control Sistem (ACS). ACS digunakan untuk pengendalian operasi perangkat switching device, untuk memindahkan gangguan pada section yang lain dan mengembalikan dari gangguan pada feeder. Pengaruh penerapan LRS pada indeks keandalan sistem distribusi yang diberikan tergantung pada ACS yang digunakan. Saat ini Loop Restoration Scheme yang telah dikembangkan untuk otomatisasi sistem distribusi yaitu ACS Without Comunication Link [2][3]. F. Metode Reliability Index Assessment (RIA) Reliability Index Assessment merupakan sebuah metode yang mengevaluasi indeks keandalan jaringan distribusi dengan mengasumsikan kegagalan dari suatu peralatan, setelah itu mengidentifikasi kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana efek kegagalan peralatan tersebut mempengaruhi operasi sistem distribusi. Kemudian kegagalan pada setiap komponen dianalisa untuk mendapatkan indeks keandalan kontribusi yang mempengaruhi indeks keandalan sistem. [4] [5] III. METODOLOGI PENELITIAN DAN SISTEM DISTRIBUSI DI SURABAYA A. Sistem Distribusi di Surabaya Pada sistem distribusi Surabaya ini terdiri dari sebuah sistem distribusi yang karakteristik sistemnya radial dan memiliki nilai indeks keandalan sesuai dengan standar PLN. dalam tugas akhir ini menggunakan lima penyulang (feeder) yaitu : a. GI Simpang - Penyulang Tunjungan - Penyulang Ometraco b. GI Kupang - Penyulang Basuki Rahmat - Penyulang Kaliasin - Penyulang Tegalsari Pada sistem distribusi ini terdapat gabungan dari 5 penyulang yang akan membentuk sistem Loop pada saat kondisi tertentu. Ciri dari sistem Loop yang dimaksud adalah dimana pada antar penyulang satu dengan penyulang terdapat Tie LBS sebagai penghubung antar penyulang, fungsi Tie disini sebagai penguhubung apabila diperlukan pemindahan beban pada penyulang lainnya saat terjadi gangguan pada salah satu penyulang. Untuk lebih detailnya seperti terlihat pada Gambar 2 dibawah ini. Selain itu juga terdapat beberapa data penunjang yaitu panjang saluran serta jumlah pelanggan tiap beban pada setiap penyulang yang nantinya akan diolah pada perhitungan nilai indeks keandalan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-144 Gambar. 2. Single Line Diagram Normal PLN B. Loop Restoration Scheme (LRS) Pada Loop Restoration Scheme Without Comunication Link ini, sistem bekerja berdasarkan kerja yang sudah dimiliki dari setiap switching device yang digunakan jadi tidak ada komunikasi antar device tersebut dan berdasarkan konfigurasi seperti yang terlihat pada Gambar 3 dibawah ini. Gambar. 3. Konfigurasi Loop Restoration Scheme Cara kerja sistem Loop Restoration Scheme without communication link sesuai konfigurasi di atas adalah sebagai berikut : Ketika gangguan permanen terjadi pada section 1,pemutus sirkuit CB1 akan terbuka,sectionalizing recloser R1 mendeteksi hilangnyasumber tegangan pada sisisection 1 dan 2, begitu pula pada recloser R3 mendeteksi hilangnya sumber tegangan pada sisi section 3 dan 4. Sehingga timer dari keduarecloser mulai bekerja. Saattime delay pada R1 berakhir maka R1 akan terbukadan mengunci/lock out, Setelah itutime delay pada R3 berakhir maka R3 menutupdan memberikan pelayanan daya ke feeder yang tidak mengalami gangguan yaitu padasection yang berada diantara R1 dan R3. Setelah menemukan gangguan, sectionalizingswitch SW1 akan terbuka dan R1 ditutup secara manualdanmengembalikan pelayanan ke feederyang tidak mengalami gangguanyaitu pada section 2. Ketika gangguan permanen terjadi pada section 2, prosedurnya mirip dengan kasus ketika gangguan permanen terjadi pada section 1. Akan tetapi setelah penentuan lokasi gangguan, SW1 terbuka dan CB1 ditutup secara manual dan akanmengembalikan pelayananpada bagian 1 yang tidak mengalami gangguan. Ketika gangguan permanen terjadi pada section 3, R1 pertama akan membuka dan Tie recloser R3 mendeteksi hilangnya tegangan pada sisi R1. Setelah berakhirnya time delay pada R3, maka R3 menutup dan akan mendeteksi arus gangguan, maka akan terjadi trip dan akan mengunci/lock out. Bagianfeeder yang tidak mengalami gangguan yaitu diantara R1 dan CB1 tetap medapatkan pelayanan daya. Setelah penentuan lokasi gangguan, sectionalizing switch SW2 terbuka dan R3 akan ditutup secara manual dan mengembalikan layanan ke feederyang tidak mengalami gangguan yaitu pada section 4. Ketika gangguan permanen terjadi pada section 4, R1 dan R3membuka dan mengunci/lock out setelah melakukan protection sequence. Bagian yang tidak mengalami gangguan yaitu diantara CB1 dan R1,tetap mendapatkan pelayanan daya. Setelah menemukan lokasi gangguan, SW2 terbuka dan R1 akan ditutup secara manual dan mengembalikan pelayanan daya pada section yang tidak mengalami gangguan yaitu section 3. Ketika gangguan sementara terjadi pada section 1 atau 2, CB1melakukan reclosing sequence. Selama proses ini, semuapelanggan sepanjang feeder mengalami gangguan sementara. Ketika gangguan sementara terjadi pada section 3 atau 4, R1melakukan reclosing sequence. Selama proses ini, hanya pelanggan diantara R1 dan R3 mengalami gangguan sementara. C. Indeks Keandalan Peralatan Sistem Distribusi Pada Tabel 1 merupakan parameter tiap peralatan sistem distribusi berdasarkan SPLN 59 tahun 1985. Tabel 1. Tabel Indeks Peralatan Peralatan Laju kegagalan Repair Time Switching Time Saluran udara 0.2 3 0.15 CB 0.004 10 0.15 Sectionalizer 0.003 10 0.15 Trafo 0.005 10 0.15 0.005 10 0.15 IV. PERHITUNGAN DAN ANALISIS KEANDALAN A. Perhitungan Indeks Keandalan Menggunakan Loop Restoration Scheme pada ETAP Pada simulasi Loop Restoration Scheme dengan menggunakan ETAP. Dimana sistem distribusi yang digunakan yaitu dengan menggabungkan 5 penyulang menjadi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-145 suatu sistem sehingga membentuk sebuah sistem Loop. Beberapa parameter yang dimasukkan pada ETAP sehingga bisa didapatkan nilai indeks keandalan pada Loop Restoration Scheme di Sistem Distribusi : a. Data Topologi sistem distribusi dari ke lima penyulang yang digunakan yaitu berupa Single line diagram b. Data indeks kegagalan peralatan sistem distibusi dengan mengacu pada standard PLN 59 tahun 1985 Pada saat konfigurasi normal PLN antar penyulang hanya terdapat Tie Load Break Switch ( normally open), sedangkan pada konfigurasi Loop Restoration Scheme pada setiap penyulang ditambahkan dua buah sectional switch dan sectional recloser (normally close) dan pada antar penyulang terdapat tie recloser ( normally open ). Pada Gambar 4 adalah single line diagram setelah di terapkan Loop Restoration Scheme. Penyulang Kaliasin LP 1 Penyulang Ometraco LP 32 LP 33 Penyulang Basuki Rahmat Normal LBS Tabel 2. Sistem Loop Konfigurasi PLN 4.7721 12.078 2.531 LRS (acak) 0.4797 2.1401 4.461 Jika melihat dari hasil 2 simulasi yang telah dilakukan terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan, sehingga agar bisa mendapatkan nilai indeks keandalan dari Loop Restoration Scheme yang lebih baik dari sebelumnya maka dilakukan beberapa skenario pada setiap penyulang dengan memindahkan lokasi dari sectional switch dan recloser. Berikut ini adalah uraian dan hasil dari 4 skenario yang akan dilakukan. - Pada skenario 1 dilakukan perubahan hanya pada penyulang basuki rahmat, sedangkan untuk penyulang lainnya tetap seperti pada Gambar 4. Gambar 5 berikut ini adalah konfigurasi perubahannya LP 31 LP 30 LP 29 LP 49 LP 8 LP 7 LP 6 LP 11 LP 12 LP 13 LP 2 LP 3 LP 4 LP 34 LP 35 LP 50 LP 51 LP 52 LP 10 LP 9 LP 16 LP 14 LP 15 LP 8 LP 7 LP 6 LP 17 LP 11 LP 12 LP 13 LP 5 LP 40 LP 39 LP 36 LP 37 LP 38 LP 53 LP 54 LP 55 LP 18 LP 19 LP 20 LP 21 LP 10 LP 9 LP 16 LP 14 LP 15 LP 43 LP 44 LP 41 LP 42 LP 56 LP 57 LP 22 LP 23 LP 17 LP 24 LP 25 LP 26 LP 48 LP 47 LP 45 LP 46 LP 27 LP 28 LP 18 LP 19 LP 20 LP 21 LP 58 LP 59 LP 98 LP 97 LP 96 LP 95 LP 94 LP 22 LP 23 LP 24 LP 25 LP 70 LP 71 LP 72 LP 73 LP 74 LP 81 LP 82 LP 100 LP 101 LP 99 LP 26 LP 27 LP 28 LP 67 LP 63 LP 68 LP 69 LP 66 LP 64 LP 65 LP 61 LP 62 LP 79 LP 80 LP 78 LP 77 LP 75 LP 76 LP 102 LP 90 LP 87 LP 93 LP 92 LP 91 LP 89 LP 88 LP 85 LP 86 Gambar. 5. Perubahan pada penyulang basuki rahmat - Pada skenario 2 dilakukan perubahan hanya pada penyulang ometraco, sedangkan untuk penyulang lainnya mengikuti konfigurasi pada skenario 1. Gambar 6 berikut ini konfigurasi perubahannya. LP 84 LP 60 LP 83 Penyulang Tunjungan Penyulang Tegalsari Gambar. 4. Single Line Diagram Setelah diterapkan Loop Restoration Scheme Berikut ini pada Tabel 2 adalah indeks keandalan setelah disimulasikan pada ETAP 7. Terlihat bahwa dari hasil simulasi, nilai indeks keandalan,, dan antara sistem loop pada konfigurasi PLN dengan sistem Loop Restoration Scheme terdapat perbedaan yang cukup signifikan, sehingga dengan adanya penambahan beberapa peralatan akan berpengaruh pada nilai indeks kenandalan pada sebuah sistem distribusi. Gambar. 6. Perubahan pada penyulang basuki rahmat - Pada skenario 3 dilakukan perubahan hanya pada penyulang tunjungan, sedangkan untuk penyulang lainnya mengikuti

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-146 konfigurasi pada skenario 2. Gambar 7 berikut ini konfigurasi perubahannya Gambar. 7. Perubahan pada penyulang tunjungan - Pada skenario 4 dilakukan perubahan hanya pada penyulang tegalsari, sedangkan untuk penyulang lainnya mengikuti konfigurasi pada skenario 3. Gambar 8 berikut ini konfigurasi perubahannya Gambar. 8. Perubahan pada penyulang basuki rahmat Tabel 3. Sistem Loop Restoration Scheme Skenario 1 0.4797 2.1314 4.443 Skenario 2 0.4753 2.0489 4.311 Skenario 3 0.4866 1.9240 3.954 Sknario 4 0.4855 1.8829 3.878 Pada Tabel 3 diatas terlihat terdapat perbedaan pada setiap skenarionya, hal ini dipengaruhi dari letak sectional switch dan recloser pada beberapa feeder, juga berpengaruh pada nilai indeks keandalannya. Hal itu terlihat dari hasil yang berbeda dari beberapa skenario yang telah diterapkan. B. Perbandingan Indeks Keandalan tanpa Loop Restoration Scheme dan Loop Restoration Scheme Seperti terlihat pada Tabel 4 berikut adalah tabel perbandingan antara indeks keandalan kondisi konfigurasi normal dengan setelah diterapkannya konfigurasi Loop Restoration Sheme setelah dilakukan simulasi menggunakan ETAP dan dilakukan perhitungan manual dengan metode RIA Dari Tabel 4 dibawah ini terlihat bahwa terjadi perbaikan yang signifikan nilai indeks keandalan dari yang semula antar penyulang hanya diberi berupa Load Break Switch, namun ketika diterapkan Loop Restoration Scheme pada sistem distribusi nilai indeks keandalan mengalami perubahan yang cukup banyak hal ini dikarenakan adanya penambahan Sectional switch dan pada setiap penyulang dan penggantian Load Break Switch dengan Automatic. Sehingga terlihat bahwa sangat efektifnya penambahan beberapa komponen tersebut terhadap perubahan nilai indeks keandalan pada ke 5 penyulang tersebut yang sebelumnya sudah diterapkan mejadi sebuah sistem loop pada saat kondisi tertentu. Selain itu dengan penerapan beberapa skenario pada Loop Restoration Scheme dengan cara mengubah letak dari sectional switch dan recloser pada beberapa feeder dalam hal ini penerapan pada skenario 1, skenario 2, skenario 3, dan skenario 4 juga berpengaruh pada nilai indeks keandalannya. Pada metode RIA sendiri juga terdapat perbedaan hasil, karena pada kondisi perfect switchingini hanya memperhitungkan indeks keandalan dari kabel, sedangkan pada kondisi imperfect switching memperhitungkan indeks keandalan dari kabel dan seluruh peralatan switching. Normal dengan LBS Tabel 4. Perbandingan Indeks Keandalan ETAP 4.7721 12.078 2.531 Skenario 1 0.4797 2.1314 4.443 Skenario 2 0.4753 2.0489 4.311 Skenario 3 0.4866 1.924 3.954 Skenario 4 0.4855 1.8829 3.878 RIA kondisi imperfect switching Skenario 1 0.31457 2.10024 6.6763 Skenario 2 0.303794 1.88882 6.2174 Skenario 3 0.30266 1.83803 6.0728 Skenario 4 0.358340 1.94403 4.3757 RIA kondisi perfect switching Skenario 1 0.24115 1.04431 4.33043 Skenario 2 0.23319 0.96534 4.13962 Skenario 3 0.23241 0.94050 4.04669 Skenario 4 0.24290 0.97042 3.99509 Berikut ini pada Tabel 5 adalah hasil perhitungan error pada penerapan Loop Restoration Scheme antara metode RIA kondisi imperfect switching dan ETAP. % 100% (5)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-147 Tabel 5. Error antara metode RIAimperfect switching dan ETAP Persen error (%) (%) (%) (%) Skenario 1 34.42359808 1.461949892 50.26558632 Skenario 2 36.08373659 7.812972815 44.22175829 Skenario 3 37.80106864 4.468295218 53.58624178 Skenario 4 26.1915551 3.24658771 12.83393502 C. Analisa Indeks Keandalan MAIFI dengan Menggunakan Metode RIA Metode RIA disini digunakan untuk melakukan perhitungan indeks keandalan saat terjadi gangguan temporer, yang mana serangkaian langkah diterapkan pada sistem distribusi ini untuk mendapatkan nilai indeks keandalan MAIFI. Berikut ini Tabel 6 adalah hasil dari perhitungan nilai MAIFI pada setiap skenario dari penerapan Loop Restoration Scheme. Tabel 6. Nilai MAIFI pada penerapan Loop Restoration Scheme MAIFI (fault/yr) Skenario 1 0.246591 Skenario 2 0.245489 Skenario 3 0.244686 Skenario 4 0.286577 Pada perhitugan momentary failure dari Tabel 8 di atas terlihat bahwa terjadi perbaikan nilai failure mulai dari skenario 1, skenario 2 dan skenario 3. Akan tetapi pada skenario 4 nilainya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan dan analisis pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai indeks keandalan pada kondisi normal konfigurasi PLN pada simulasi di ETAP didapatkan sebesar 4.7721, sebesar 12.078 dan sebesar 2.531, sedangkan setelah diterapkankonfigurasi Loop Restoration Scheme (LRS)dan simulasikan pada ETAP didapatkan sebesar0.4797, sebesar2.1401, dan sebesar4.461. Jika melihat dari hasil kedua simulasi yang telah dilakukan terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dikarenakan pada konfigurasi LRS dilakukan penambahan dan Automatic Rescloser pada setiap penyulang. 2. Dari beberapa konfigurasi skenario yang diterapkan pada LRS pada simulasi ETAP didapatkan nilai indeks terbaik yaitu pada konfigurasi skenario 4, dengan nilai sebesar 0.4855, sebesar 1.882 dan sebesar 3.878. 3. Nilai indeks keandalan dengan konfigurasi LRS pada simulasi ETAP dan perhitungan RIA tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. 4. Frekuensi dan durasi gangguan tidak hanya disebabkan oleh gangguan terus-menerus tetapi juga gangguan sementara. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode RIA pada konfigurasi LRS didapatkan nilai MAIFI pada skenario 1 sebesar 0.246591 (fault/yr), skenario 2 sebesar 0.245489 (fault/yr), skenario 3 sebesar 0.244686 (fault/yr), dan skenario 4 sebesar 0.286577 (fault/yr) B. Saran Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis keandalan distribusi pada tugas akhir ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bisa diterapkan pada sistem distribusi 20 kv di Surabaya khususnya pada 5 penyulang yang digunakan sebagai bahan pada Tugas Akhir ini. 2. Perlu dilakukan pemeliharaan berkala untuk mengurangi gangguan akibat peralatan dan penebangan pohon secara berkala untuk mengurangi gangguan atau memperkecil gangguan dari gesekan antara pohon dengan kawat. DAFTAR PUSTAKA [1] R. Bilinton, and R. N. Allan, Reliability Evaluation of Power Systems, Plenum Press, 1996, 2nd Ed. [2] Kazemi. Shahram, Firuzabad. Mahmud Fotuhi, Pasand. Majid Sanaye Impacts of automatic control systems of loop restoration scheme on the distribution systemreliability, IET Gener.Tran.Distrib, Vol 3, April 2009. [3] Kazemi. Shahram, Firuzabad. Mahmud Fotuhi, Pasand. Majid Sanaye Impacts of Loop Restoration Strategy on Distribution System Reliability, IEEE, 2009. [4] Prabowo. Herdianto. Studi Analisis Keandalan SistemDistribusi PT. Semen Gresik-Tuban Menggunakan Metode ReliabilityIndex Assessment (RIA) dan Software ETAP (Electrical Transient AnalysisProgram). Tugas Akhir Teknik Elektro-ITS. 2012 [5] Li. Fangxing Distributed Proccesing of Reliability Index Assesment and Reliability- Based Network Reconfiguration in Power Dsitribution System, IEEE Transaction on Power System, Vol 20, No.1 February 2005