EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

BAB II TINJAUAN OBJEK

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI STASIUN (STUDI KASUS STASIUN PRUJAKAN CIREBON, JAWA BARAT)

Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Mudik-Balik Gratis Moda Kereta Api di Jawa Timur

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELAS KERETA API

PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN PERKOTAAN

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

PENILAIAN MASYARAKAT NON PENUMPANG TERHADAP ANGKUTAN PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG-JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara survei untuk

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. baik transportasi darat, laut maupun udara. Perkembangan ini diiringi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO

KAJIAN TARIF KERETA API PENATARAN JURUSAN BLITAR-SURABAYA

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Definisi Judul Penelitian. Kajian berasal dari kata dasar kaji yang berarti pelajaran;

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

KAJIAN KINERJA STASIUN KERETA API STUDI KASUS STASIUN KEDIRI DAN STASIUN MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman,

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data dan pembahasan adalah. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

Nur Safitri Ruchyat Marioen NIM Program Studi Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung ABSTRAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

LAMPIRAN A QUISIONER

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

PRESENTASI TUGAS AKHIR DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

EVALUASI FASILITAS PARKIR DI STASIUN KOTA BARU MALANG

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA Hendi Bowoputro, Rahayu K., Ahmad Syahirul A. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia ABSTRAK Kinerja stasiun yang optimal berdampak pada tingkat pelayanan terhadap konsumen yaitu pengguna jasa kereta api. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, masih banyak calon penumpang yang berdiri baik untuk mengantri di loket dan menunggu kedatangan kereta. Selain itu juga terdapat keluhan tentang kurangnya ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu, serta terbatasnya lahan parkir yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja dan mendapatkan arahan untuk mengadakan perbaikan. Standar yang digunakan adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.9 tahun 2011, dari peraturan inilah didapatkan poin untuk pertanyaan kuesioner. Sedangkan untuk analisis data digunakan metode IPA dan SWOT. Data primer yang didapatkan adalah data penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada fasilitas dan pelayanan yang ada di Stasiun Malang Kota Baru. Dan data sekunder yang diperlukan adalah data jadwal K.A.,jumlah penumpang serta site plan stasiun. Hasil evaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas menunjukkan tingkat kesesuaian antara kinerja dengan tingkat kepentingan sebesar 75%, artinya penumpang secara keseluruhan merasa sudah cukup puas. Namun masih terdapat beberapa atribut yang kinerjanya dirasa kurang yaitu kinerja ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu, ketersediaan toilet, ketersediaan tempat parkir serta fasilitas penyandang cacat. Kinerja fasilitas-fasilitas ini belum memenuhi standar pelayanan minimal. Berdasarkan metode IPA dan SWOT maka didapatkan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja, yaitu : a) Menyediakan tempat duduk yang lebih banyak di ruang tunggu serta memperbaiki kondisi pengeras suara, b) penambahan 2 buah toilet normal dan 2 buah toilet penyandang cacat tambahan masing-masing untuk pria dan wanita, c) mengevaluasi kebutuhan lahan parkir untuk mengatasi kekurangan kapasitas lahan parkir yang ada sekarang, d) khusus penumpang dengan berkebutuhan khusus, harus disediakan ramp pada setiap akses di semua fasilitas yang ada di stasiun, kemiringan maksimum ram yaitu 20%. Kata kunci: evaluasi, kinerja, stasiun kereta api, SPM, IPA, SWOT 1. PENDAHULUAN PT. KAI melayani perjalan dari kota Malang menuju hampir ke kota-kota besar di Jawa mulai dari Banyuwangi sampai Jakarta. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat kota Malang dan sekitarnya, permintaan akan jasa perkeretaapian yang tinggi, menjadikan Stasiun Malang Kota Baru harus mampu untuk menampung kebutuhan tersebut, oleh karena itu penulis melakukan evaluasi terhadap Stasiun Malang Kota Baru mengenai fasilitas dan pelayanan yang ada sebagai bahan evaluasi sejauh mana penerapan standar pelayanan minimal di stasiun serta mampu memberikan rekomendasi atas pelayanan kinerja stasiun yang lebih baik. Dari uraian diatas nampak bahwa kinerja stasiun yang optimal berdampak pada tingkat pelayanan terhadap konsumen yaitu pengguna jasa kereta api. Tentunya konsumen ingin mendapatkan pelayanan yang baik, mulai dari pemesanan tiket hingga menjelang keberangkatan serta ketersediaan fasilitas yang penting untuk pelanggan. Namun berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya, terlihat masih banyak calon penumpang yang berdiri baik untuk mengantri di loket dan menunggu kedatangan kereta api. Selain itu juga terdapat keluhan dari calon penumpang 41

tentang kurangnya ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu, serta terbatasnya lahan parkir yang ada. Oleh karena itu penulis merasa perlu dilakukan kajian terhadap tingkat pelayanan dan fasilitas pada Stasiun Malang Kota Baru. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1) Mengevaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan para penumpang dan pengguna fasilitas di Stasiun Malang Kota Baru sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.9 tahun 2011, 2) Mendapatkan arahan untuk mengadakan perbaikan berdasarkan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) setelah dilakukan evaluasi pada Stasiun Malang Kota Baru. 2. TINJAUAN PUSTAKA Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor kemanan yang tinggi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian). Standar Pelayanan Minimum adalah ukuran minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada penguna jasa. Standar pelayanan minimal merupakan acuan dalam memberikan pelayanan kepada penguna jasa stasiun dan penyelenggara sarana perkertaapian. Dalam penyediaan jasa perkeretaapian, standar pelayanan minimum pada pelayanan dan fasilitas di sebuah stasiun kereta api adalah sebagai berikut (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011) : 1) Informasi yang jelas dan mudah dibaca Informasi yang dimaksud berupa visual (tulisan, gambar, atau peta) dan audio. Informasi ini adalah tentang nama dan nomor kereta api, jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api, tarif kereta api, stasiun keberangkatan, pemberhentian dan tujuan, serta kelas pelayanan dan peta jaringan jalur kereta api. 2) Loket Merupakan tempat penjualan / penukaran tiket. Waktu pelayanan pada loket maksimum 30 detik per penumpang dan 1 orang antrian maksimum dapat membeli untuk 4 orang calon penumpang. Selain itu pelayanan pada loket harus memberikan informasi tentang ketersediaan tempat duduk. 3) Ruang tunggu Ruangan/tempat yang disediakan untuk menunggu kedatangan kereta api. Luas bangku untuk satu orang minimal adalah 0,6 m 2. 4) Tempat ibadah Fasilitas untuk melakukan ibadah harus memiliki luasan minimum dapat menampung 4 (empat) orang laki-laki dan 4 (empat) orang perempuan. 5) Toilet Ketersediaan toilet minimum adalah 6 normal dan 2 penyandang cacat, baik itu toilet untuk laki-laki maupun perempuan. 6) Tempat parkir Tempat parkir harus ada baik untuk kendaraan roda 4 (empat) maupun roda 2 (dua). Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia serta sirkulasi kendaraan yang keluar masuk lancar. 7) Fasilitas Kemudahan naik/turun penumpang Memberikan kemudahan penumpang untuk naik kereta atau turun dari kereta. Tinggi peron harus sama dengan tinggi lantai kereta. Jika tidak harus disediakan bancik. 42

8) Fasilitas penyandang cacat Kemiringan ramp untuk penyandang cacat maksimum 20%. Jika bangunan stasiun jumlah lantainya lebih dari 1, maka harus disediakan lift atau eskalator. 9) Fasilitas kesehatan Tersedianya fasilitas pertolongan pertama kesehatan penumpang. 10) Fasilitas Keselamatan dan Keamanan Kesepuluh poin di atas nantinya akan digunakan sebagai dasar pertanyaan kuesioner kepuasan pelangan serta faktorfaktor lain yang berhubungan dengan fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun. Untuk menjawab masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja fasilitas di Stasiun Kereta Api Malang Kota Baru, maka digunakan Importance-Performance Analysis. Jasa akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada kepentingan pelanggan dan kinerjanya bagi perusahaan. Artinya perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang memang dianggap penting oleh para pelanggan/pengguna jasa. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanannya oleh perusahaan PT. Kereta Api Indonesia. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius. Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, OppurtunitY, Threat) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threat) adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matriks ini dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. 3. METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan evaluasi ini diperlukan suatu rancangan penelitian agar langkah-langkah natinya dapat dilakukan dengan benar sehingga nantinya akan dihasilkan data yang optimal. Rancangan penelitian harus dilakukan secara sistematis, kurang lebih sebagai berikut: 1) Mengindetifikasi permasalahan, 2) Melakukan studi pustaka, 3) Pengumpulan data sesuai dengan metode yang akan digunakan, 4) Berdasarkan suatu perumusan yang hendak digunakan yang diambil dari studi pustaka selanjutnya dilakukan analisis data sesuai dengan metode yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya. Hasil dari analisis data tersebut dipakai sebagai dasar pembuatan kesimpulan, kemungkinan adanya saran-saran dan sebagainya. Adapun dalam evaluasi ini konsep perancangan pelaksanaan penelitian dijelaskan dalam diagram alir tahapan penelitian pada Gambar 1. 43

Gambar 1. Bagan alir tahapan penelitian Data primer dalam penelitian ini adalah survei pada pelayanan dan fasilitas Stasiun Malang Kota Baru dan pengukuran atau penghitungan terhadap fasilitas yang ada. Sedangkan data sekunder adalah data jadwal keberangkatan kereta api dan jumlah penumpang. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fasilitas di Stasiun Kota Baru Malang Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan informasi sebagai berikut : 1) Informasi yang jelas dan mudah dibaca Terdapat ruang Customer Service, disini calon penumpang dapat mengetahui tentang informasi jadwal kereta api semua kelas berikut tarif yang berlaku, Terdapat papan yang berisi informasi tentang nama dan nomor KA, jadwal keberangkatan dan kedatangan serta tarif, kelas pelayanan dan stasiun keberangkatan, pemberhentian dan tujuan, Peta jaringan jalur KA hanya terdapat di ruang tunggu eksekutif. 2) Loket Rata-rata lama waktu pelayanan di loket adalah selama 1 menit 40 detik, lebih lama dari yang disyaratkan yaitu 30 detik maksimal, Menyediakan LCD yang berisi informasi tentang ketersediaan tempat duduk, 3) Ruang Tunggu Terdapat ruang tunggu untuk kelas ekonomi, kelas eksekutif dan ruang tunggu yang ada di peron. Terdapat calon penumpang yang tidak mendapat tempat duduk, belum memenuhi persyaratan standar minimal. 4) Tempat Ibadah Terdapat masjid dengan kapasitas lebih dari 10 orang. 5) Toilet Terdapat satu toilet di ruang tunggu eksekutif yang hanya dapat menampung 1 orang. Pada peron terdapat toilet dengan kapasitas 4 orang masing-masing laki-laki dan wanita. Tidak terdapat toilet untuk penyandang cacat. 6) Tempat Parkir Ketersediaan lahan parkir sepeda motor 288 (150 kendaraan parkir inap dan 78 kendaraan parkir sementara), 13 mobil dan 8 taksi. 7) Fasilitas Kemudahan Naik/Turun Penumpang Terdapat bancik untuk memudahkan penumpang naik/turun kereta api karena tinggi lantai peron lebih rendah dari lantai kereta api. 8) Fasilitas Penyandang Cacat Tidak disediakan fasilitas untuk penyandang cacat, tidak terdapat ramp. 44

9) Fasilitas Kesehatan Disediakan pos kesehatan untuk penumpang kereta dengan kapasitas 4 orang pasien dan 2 orang petugas, fasilitas ini disediakan gratis. 10) Fasilitas Keselamatan dan Keamanan Terdapat sebuah tabung untuk pemadam kebakaran, Terdapat kantor pos keamanan dan petugas yang tersebar. 4.2 Importance-Performance Analysis Pengukuran IPA dijabarkan ke dalam diagram Kartesius yang tersaji pada Gambar 2, setelah terlebih dahulu menghitung rata-rata tingkat kinerja dan kepentingan. Gambar 2 menunjukan nilai rata-rata tingkat kinerja dan kepentingan. Sumbu X merupakan nilai rataan tingkat kinerja dan sumbu Y adalah nilai rataan tingkat kepentingan. Selanjutnya nilai ratarata X dan nilai rata-rata Y digunakan sebagai garis linier sehingga membagi diagram kartesius kedalam 4 kuadran. Sedangkan koordinat masing-masing atribut didapatkan dari hasil rata-rata nilai kinerja dan kepentingan. Nilai rata-rata kinerja mewakili koordinat X dan nilai rata-rata kepentingan mewakili koordinat Y. Setelah diketahui koordinat masingmasing atribut maka dapat ditentukan posisi masing-masing atribut tersebut dalam diagram kartesius. Gambar 2. Diagram kartesius Tabel 1. Karakteristik responden Atribut Karakteristik Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki 77 Perempuan 73 18 tahun 22 Usia 18 50 Tahun 113 >50 tahun 15 Pendidikan Terakhir Pekerjaan Rata-rata pendapatan per bulan Tujuan keberangkatan Maksud perjalanan Alternatif angkutan selain KA SD 1 SMP 9 SMA 57 Sarjana 66 Pascasarjana S2/S3 13 Lainnya 4 PNS/TNI 17 Pelajar/Mahasiswa 50 Karyawan 38 Wirausaha 12 Pensiunan 6 Tidak Bekerja 11 Lainnya 16 500 ribu 58 500 ribu - 1 juta 10 1 juta - 2 juta 15 2 juta 3 juta 27 3 juta 5 juta 24 5 juta 16 Surabaya 45 Blitar/Kediri 27 Yogyakarta 7 Bandung 3 Jakarta 30 Lainnya 38 Bisnis/bekerja 26 Non bisnis/rekreasi 42 Sekolah/kuliah 25 Lainnya 57 Kendaraan pribadi 32 Bus 94 Angkutan lainnya 24 45

No Tabel 2. Nilai rata-rata IPA Atribut Layanan Ratarata Kinerja X Rata-rata Kepentingan (Y) Tingkat Kesesuaian (%) 1 Informasi yang jelas mengenai nama KA 3,76 4,23 88,9 2 Informasi yang jelas mengenai nomor KA 3,6 3,91 92,1 3 Informasi yang jelas mengenai jadwal keberangkatan KA 3,9 4,27 91,3 4 Informasi yang jelas mengenai jadwal kedatangan KA 3,62 4,3 84,2 5 Informasi yang jelas mengenai tarif KA 3,77 4,29 87,9 6 Informasi yang jelas mengenai stasiun keberangkatan 3,68 4,22 87,2 7 Informasi yang jelas mengenai stasiun pemberhentian 3,52 4,09 86,1 8 Informasi yang jelas mengenai stasiun tujuan 3,79 4,12 92,0 9 Informasi yang jelas menegenai kelas pelayanan 3,45 4,17 82,7 10 Informasi yang jelas mengenai peta jaringan jalur KA 3,08 4,05 76,0 11 Kualitas pengeras suara untuk pengumuman 3,05 4,33 70,4 12 Lama waktu pelayanan di loket 2,89 4,27 67,7 13 Informasi yang disediakan sewaktu di loket 3,27 4,33 75,5 14 Kenyamanan ruang tunggu 2,87 4,32 66,4 15 Kebersihan ruang tunggu 3,25 4,31 75,4 16 Ketersedian tempat duduk di ruang tunggu 2,85 4,61 61,8 17 Kondisi tempat ibadah/mushalah 3,05 4,23 72,1 18 Kondisi tempat wudlu 3,11 4,07 76,4 19 Ketersediaan air wudlu 3,09 4,07 75,9 20 Ketersediaan toilet 3,13 4,49 69,7 21 Kenyamanan toilet 2,99 4,49 66,6 22 Kebersihan toilet 2,99 4,43 67,5 23 Ketersediaan tempat parkir 2,69 4,4 61,1 24 Akses keluar masuk tempat parkir 2,69 4,39 61,3 25 Kemudahan akses sewaktu naik/turun KA 3,37 4,29 78,6 26 Aksesibilitas yang disediakan untuk penyandang cacat 2,57 4,37 58,8 27 Ketersediaan fasilitas kesehatan 2,93 4,34 67,5 28 SOP sewaktu terjadi bahaya di dalam stasiun 3 4,34 69,1 Rata-rata total X 3,21 Y 4,28 75 Y Kuadran I Atribut-atribut dalam kuadran ini adalah atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki supaya kinerjanya meningkat karena atribut-atribut ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi pengguna jasa namun kinerjanya masih kurang baik. Kuadran II Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini merupakan atribut yang dianggap oleh pengguna jasa dan kinerjanya dianggap sudah sangat baik, sehingga pengguna jasa sudah merasa puas. 46

Gambar 4. Matriks SWOT Kuadran III Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini merupakan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan kinerjanya pada atribut ini juga kurang begitu diperhatikan karena atribut-atribut pada kuadran tiga merupakan atributatribut yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kuadran IV Kuadran ini menunjukkan atribut yang dirasa kurang penting oleh pelanggan, tetapi kinerjanya dilakukan dengan baik sehingga pelanggan menilai kinerja tersebut dirasakan berlebihan. 4.3 Strengths, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan strategi pengembangan agar kinerja stasiun Malang Kota Baru meningkat. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah yang ada di stasiun Malang Kota Baru, dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar). Matriks SWOT ini disusun untuk mendapatkan beberapa rekomendasi yang nantinya berfungsi untuk memperbaiki kinerja operasional yang ada saat ini dan yang akan datang. Strategi yang disusun berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal peluang dan ancaman) yang telah didapat dari analisis sebelumnya. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari serangkaian hasil penelitian dan analisis dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Tingkat kesesuaian antara kinerja yang ada dengan tingkat kepentingan sebesar 75%, penumpang secara keseluruhan merasa sudah cukup puas dalam pelayanan yang diberikan. Namun demikian masih terdapat beberapa atribut yang kinerjanya dirasa kurang memuaskan yaitu kinerja ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu, ketersediaan toilet, ketersediaan tempat parkir serta fasilitas untuk penyandang cacat. Kinerja fasilitas-fasilitas ini 47

belum memenuhi standar pelayanan minimal. 2) Beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja pelayanan / fasilitas yang saat ini dirasa masih kurang baik, yaitu : a. Menyediakan tempat duduk yang lebih banyak di ruang tunggu serta memperbaiki kondisi pengeras suara. b. Penambahan 2 buah toilet normal dan 2 buah toilet penyandang cacat tambahan masing-masing untuk pria dan wanita, c. Mengevaluasi kebutuhan lahan parkir untuk mengatasi kekurangan kapasitas lahan parkir yang ada sekarang, d. Khusus penumpang dengan berkebutuhan khusus, harus disediakan ramp pada setiap akses di semua fasilitas yang ada di stasiun, kemiringan maksimum untuk ram yaitu 20%. Setelah dilakukannya penelitian dan analisis data dan didapatkan kesimpulan diatas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1) Untuk pihak PT. KAI khususnya Stasiun Kereta Api Malang Kota Baru hendaknya memperhatikan kinerja pelayanan dan fasilitas yang masih kurang dan berusaha memperbaikinya berdasarkan standar pelayanan minimal yang berlaku, 2) Untuk penelitian yang akan datang, demi mendapatkan hasil yang akurat dan mewakili kondisi yang ada maka perlu ditambahkan sampel dan menggunakan surveyor yang lebih banyak. Penelitian juga nantinya dikhusukan pada semua fasilitas yang ada dan waktu pengambilan data juga ditambah. 6. DAFTAR PUSTAKA Honing, J. 1975. Ilmu Bangunan Jalan Kereta Api. Jakarta : PT. Pradya Pramita.Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall Inc. Martila A. John and James C. John. 1997. The Analysis of the Importance and Satisfaction level of the Customers. New Jersey : Prentice Hall Inc. Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011 Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api. 8 Februari 2011. Jakarta. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2011 Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api. 25 Februari 2011. Jakarta. Tjiptono, J. dan Chandra, G. 2005. Service, Quality Satisfaction. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Perkeretaapian. 25 April 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 65. Jakarta. 48