PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

dokumen-dokumen yang mirip
MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LVQ

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Memprediksi Potensi Serangan Jantung

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

Kesehatan balita bisa diketahui salah satunya melalui penilaian status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN PERCEPTRON DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI STATUS GIZI BALITA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

Transkripsi:

PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Nazrul Effendy, Subagja, dan Amir Faisal Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jl. Graflka No.2, Yogyakarta 5528 E-mail : nazrul@gadjahmada.edu, {subagja, amir_faisal}@mail.ugm.ac.id ABSTRAKSI Karena penyakit jantung koroner mempunyai angka kematian dan kesakitan yang tinggi, maka perlu diketahui faktor-faktor risiko yang dapat meyebabkan penyakit jantung koroner ini. Prediksi Penyakit Jantung koroner ini menggunakan metode pengenalan pola dari data catatan rekam medis penderita penyakit jantung koroner yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Unit Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan orang sehat yang melakukan General Check-up Unit Penyakit Dalam dan Poliklinik General Check-up Geriatri Unit Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardito Yogyakarta dengan menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (JST-BP). Berdasarkan data rekam medis penderita penyakit jantung koroner dan orang sehat tersebut akan dilakukan pelatihan terhadap jaringan syaraf tiruan backpropagation ini, sehingga jaringan syaraf tiruan ini mampu mengenali polanya. Terdapat 9 faktor risiko penyebab timbulnya penyakit jantung koroner yang akan dilatih agar dapat dikenali polanya. Setelah dilatih, jaringan syaraf tiruan ini akan diuji dengan 9 faktor risiko sebagai masukan yang disimulasikan dengan Matlab 7.0.4. Dalam penelitian ini telah diujikan 9 faktor risiko penderita penyakit jantung koroner dan orang sehat. Dari hasil pengujian, metode JST-BP dapat mengenali pola-pola faktor risiko penyakit jantung koroner sebesar 80%. Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, Faktor Risiko, Jaringan Syaraf Tiruan. PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner (PJK) mempunyai angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Walaupun penyebab dasar terjadinya penyakit jantung koroner belum diketahui dengan pasti, para ahli telah mengidentifikasi sejumlah faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit jantung yang disebut sebagai faktor risiko. Faktor risiko penyakit jantung koroner ada yang membaginya dalam faktor risiko primer (independen) dan sekunder (Kasiman, 997; Krismi, 2002), yaitu:. Faktor risiko primer; faktor ini dapat menyebabkan gangguan arteri berupa aterosklerosis tanpa harus dibantu oleh faktor lain (independen), termasuk faktor risiko primer, yaitu hiperlidemi, merokok, dan hipertensi. 2. Faktor risiko sekunder; Faktor ini baru dapat menimbulkan kelainan arteri bila ditemukan faktor lain secara bersamaan, termasuk faktor risiko sekunder, yaitu diabetes melitus (DM), obesitas, stres, kurang olah raga, alkohol, dan riwayat keluarga. Dalam penelitiannya, Tjokroprawiro (200) menyebutkan ada 34 faktor risiko yang bertanggung jawab terhadap kualitas sel endotel dan pembuluh darah, yang selanjutnya juga bertanggung jawab terhadap kualitas hidup manusia itu sendiri. Ke-34 faktor risiko tersebut adalah :. Genetik 2. Insulin resistensi 3. Intoleransi glukosa 4. Asam urat 5. Lipid 6. Obesitas 7. Merokok 8. Hipertensi 9. Inaktivitas fisik 0. Agregasi platelet. Stres 2. Jenis kelamin 3. Usia 4. Fibrinogen 5. Faktor pembekuan darah VIIIc, VII, Va, Xa, XIIIa 6. Radikal bebas 7. Penyalahgunaan alkohol 8. Ras 9. Inhibitor dan promotor 20. Hipertrofi ventrikel kiri 2. PAF 22. Androgen 23. Interleukin 24. Katekolamin 25. Kortisol 26. Hormon pertumbuhan 27. Estrogen 28. Leptin 29. TNF-α E-9

30. Homosistein 3. Cu 32. Fe 33. Inflamasi 34. TGF-β Dalam penelitian ini digunakan data catatan rekam medis penderita penyakit jantung koroner yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Unit Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan orang sehat yang melakukan General Check-up di Unit Penyakit Dalam dan Poliklinik General Check-up Geriatri Unit Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardito Yogyakarta. Dalam pendeteksian penyakit jantung koroner ini, digunakan 9 faktor risiko penyebab timbulnya penyakit jantung koroner ini dengan variabel sebagai berikut :. Usia (dalam tahun) 2. Jenis kelamin 3. Pekerjaan 4. Kadar LDL 5. Kadar kolesterol total 6. Kadar HDL 7. Kadar trigliserida 8. Tekanan darah sistolik 9. Tekanan darah diastolik Kesembilan faktor risiko tersebut digunakan untuk memprediksi penyakit jantung koroner ini. Faktor-faktor risiko tersebut dilatih agar dikenali polanya. Pelatihan tersebut menggunakan data rekam medis penderita penyakit jantung dan orang sehat. Dengan menggunakan data tersebut, jaringan syaraf tiruan backpropagation akan dilatih sehingga mampu mengenali pola-pola faktor risiko penderita penyakit jantung dan pola-pola faktor risiko orang sehat. Klasifikasi Adult Treatment Panel-III, 200 (Tjokroprawiro, 200) mengenai kadar kolesterol total, kadar LDL, kadar trigliserida, kadar HDL (dalam mg/dl) adalah sebagai berikut : Tabel. Klasifikasi kadar kolesterol total <200 Desirable (diharapkan masih aman) 200-239 Borderline (harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan) 240 Tinggi Tabel 2. Klasifikasi kadar LDL <00 Optimal 00-29 Mendekati/di atas optimal 30-59 Borderline high 60-89 Tinggi 90 Sangat tinggi Tabel 3. Klasifikasi kadar trigliserida <50 Normal 50-99 Borderline high 200-499 Tinggi 500 Sangat tinggi Tabel 4. Klasifikasi kadar HDL <40 Rendah 60 Tinggi Sedangkan untuk kriteria hipertensi dapat ditentukan dengan pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmhg), dimana berdasarkan Pedoman Kerja WHO tahun 999 (WHO, 999), kriteria hipertensi dibagi menjadi : Tabel 5. Klasifikasi tekanan darah sistolik <20 Optimal <30 Normal 30-39 Normal tinggi 40-59 Hipertensi rendah 60-79 Hipertensi sedang 80 Hipertensi berat Tabel 6. Klasifikasi Tekanan darah diastolik <80 Optimal <85 Normal 85-89 Normal tinggi 90-99 Hipertensi rendah 00-09 Hipertensi sedang 0 Hipertensi berat Untuk pembagian rentang usia, jenis kelamin, dan pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 7. Klasifikasi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan Usia (dalam tahun) 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 Jenis Kelamin Pria Wanita Pekerjaan Tidak diketahui Pensiunan PNS Swasta Petani 2. TEORI DAN METODE 2.. Metode JST-BP Gambar. JST Backpropagation E-20

Algoritma pelatihan JST BP adalah sebagai berikut (Hermawan, 2006; Jong, 2005):. Definisi masalah, misalkan matriks masukan (P) dan matriks target (T). 2. Inisialisasi, menentukan bentuk jaringan dan menetapkan nilai-nilai bobot sinaptik W dan W2, dan learning rate (lr). 3. Pelatihan Jaringan : a. Perhitungan Maju Galat (E) merupakan selisih antara nilai keluaran yang diinginkan (T) dengan keluaran yang sesungguhnya (A 2 ), sebagai berikut : E = T A 2 Sum Square Error (SSE) yang dinyatakan oleh persamaan berikut : 2 SSE = E b. Perhitungan Balik D 2 = A ( 2 A2 )E dw 2 = dw 2 + lr D2 A D = A A W 2 D2 dw = dw+ lr D P ( ) ( ) ( ) ( ) c. Perbaikan Bobot Jaringan TW 2 = W 2 + dw 2 TW = W+ dw W 2 = TW 2 W = TW Keluaran untuk lapisan tersembunyi : A = m P W ji i= + e Hasil keluaran lapisan tersembunyi dipakai untuk mendapatkan lapisan keluaran : A2 = n A j W 2kj j= + e 4. Langkah-langkah di atas adalah untuk satu kali siklus pelatihan (satu epoch), sehingga harus diulang-ulang sampai jumlah epoch yang ditentukan atau telah tercapai SSE (Sum Square Error) yang diinginkan. 5. Hasil akhir pelatihan jaringan adalah didapatkannya bobot W dan W2 yang kemudian disimpan untuk pengujian jaringan. 2.2. Perancangan Variabel untuk menampung data faktor resiko penyakit jantung koroner (input) = P Representasi masukan (berdasarkan klasifikasi yang telah disebutkan di atas) : TH (Umur dalam tahun) : 3 40 = 0 4 50 = 0.2 5 60 = 0.4 6 70 = 0.6 7 80 = 0.8 8 90 = S (Jenis kelamin) : LAKI LAKI = 0 PEREMPUAN = JOB (Pekerjaan) : PNS = 0 SWASTA = 0.25 TANI = 0.5 PENSIUNAN = 0.75 LAIN LAIN = LDL (Kadar LDL): < 00 = 0 00 29 = 0.25 30 59 = 0.5 60 89 = 0.75 90 = KT (Kadar kolesterol) : < 200 = 0 200 239 = 0.5 240 = HDL (Kadar HDL): < 60 = 0 60 = TG (Kadar Trigliserid): < 00 = 0 00 49 = 0.25 50 99 = 0.5 200 499 = 0.75 500 = TDS (Tekanan darah sistolik): < 20 = 0 20 29 = 0.2 30 39 = 0.4 40 59 = 0.6 60 79 = 0.8 80 = TDD (Tekanan darah diastolik) : < 80 = 0 80 84 = 0.2 85 89 = 0.4 90 99 = 0.6 00 09 = 0.8 0 = E-2

Variabel untuk menampung data penyakit jantung koroner (output) = T Representasi keluaran : PJK : TIDAK : 0 2.3 Arsitektur Jaringan JO T S LDL T. LAPISAN KELUARA N 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk dapat memprediksi penyakit jantung koroner, jaringan syaraf tiruan harus dilatih agar mengenali pola 9 faktor risiko penderita penyakit jantung koroner atau 9 pola faktor risiko orang sehat. Pelatihan pengenalan pola pada jaringan dilakukan dengan menggunakan sofware Matlab 7.0.4 yang telah menyediakan fungsi-fungsi di dalamnya. Pelatihan dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain dengan identifikasi bobot dan bias dengan menggunakan fungsi newff, kemudian dilatihkan dengan fungsi trainlm dengan menentukan masukan dan target berupa matriks. Setelah jaringan dikenali dengan baik, jaringan siap diuji dengan data baru. Hasil dari pelatihan digunakan untuk mencari konfigurasi terbaik yang dilakukan pada program Matlab 7.0.4 dengan cara mengubah konstanta belajar serta lapisan tersembunyi secara trial and error. LAPISAN MASUKA N LAPISAN TERSEMBUN YI Gambar 2. Arsitektur JST-BP yang Digunakan Tabel 8. Konfigurasi jaringan syaraf tiruan yang digunakan. Parameter Nilai Jumlah Sel lapisan Masukan 9 Jumlah Sel lapisan Tersembunyi 20 Jumlah Sel lapisan Keluaran Maksimum pelatihan epoch 30000 Performance goal e-4 Kec belajar(learning rate).06 Maximum performance increase 0. Rasio peningkatan learning rate.2 Rasio penurunan learning rate 0.6 Konstanta momentum 0.75 Maksimum waktu pelatihan (dlm detik) 20 Gambar 3. Grafik hasil pelatihan Pengujian dilakukan pada jaringan syaraf tiruan yang telah dilatih terhadap 20 data baru (data rekam medis 9 faktor risiko penderita penyakit jantung dan orang sehat yang berbeda dengan data rekam medis yang telah dilatihkan) seperti yang diperlihatkan pada Tabel 9. E-22

Tabel 9. Hasil Pengujian Data Baru No. TH S JOB LDL KT HDL TG TDS TDD STATUS TARGET OJ KET. 58 L TANI 79 43 50 97 00 70 PJK BENAR 2 70 P SWASTA 48 7 55 70 20 80 PJK BENAR 3 63 L PENSIUN 68 266 56 209 50 90 PJK 0 SALAH 4 44 L PENSIUN 225 35 70 7 220 20 PJK BENAR 5 67 P PENSIUN 83 69 58 37 30 90 PJK BENAR 6 48 P SWASTA 27 9 50 72 50 90 PJK BENAR 7 70 P SWASTA 03 38 6 94 85 20 PJK BENAR 8 79 L PENSIUN 64 39 45 49 30 90 PJK BENAR 9 79 L PENSIUN 5 5 79 66 200 00 PJK 0 SALAH 0 45 L PNS 79 03 24 00 0 70 PJK 0 SALAH 65 L PNS 53 243 66 22 0 70 PJK BENAR 2 66 P PENSIUN 44 24 40 53 50 80 TIDAK 0 0 BENAR 3 67 L PENSIUN 47 229 42 200 90 00 TIDAK 0 0 BENAR 4 76 L TANI 56 244 52 82 20 65 TIDAK 0 0 BENAR 5 73 P PENSIUN 99 8 65 86 60 90 TIDAK 0 SALAH 6 75 L PENSIUN 77 272 45 248 30 70 TIDAK 0 0 BENAR 7 63 L PNS 36 96 42 88 30 80 TIDAK 0 0 BENAR 8 62 L PENSIUN 7 239 34 70 70 00 TIDAK 0 0 BENAR 9 69 L PENSIUN 225 36 53 90 30 90 TIDAK 0 0 BENAR 20 63 L PENSIUN 3 23 84 82 70 80 TIDAK 0 0 BENAR Keterangan OJ = Output JST S = Sex (jenis kelamin) Hasil pengujian menunjukkan bahwa 4 data (20%) tidak sesuai dengan target dan 6 data (80%) sesuai dengan target. Artinya jaringan syaraf mampu mengenali pola faktor risiko penyakit jantung koroner dengan baik. 4. KESIMPULAN Jaringan Syaraf Tiruan pada prinsipnya dapat digunakan untuk memprediksi jenis penyakit tertentu (termasuk jenis penyakit jantung koroner) berdasarkan faktor risiko yang menyebabkannya. Jaringan Syaraf pada penelitian ini dapat mengenali 80% data baru sesuai dengan target dan 20% data baru tidak sesuai dengan target. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh bebrapa faktor, antara lain karena variabel input yang berjumlah 9 unit sel maka idealnya data yang dilatihkan tidak hanya 40 data rekam medis pasien. Karena semakin banyak jenis atau tipe yang dilatihkan, jaringan akan semakin baik mengenali pola-pola tertentu. Dalam pelatihan, pengujian, dan prediksi penyakit sistem jaringan syaraf tiruan mempunyai beberapa kelebihan, antara lain proses yang akurat, cepat, serta dapat meminimalisasi kesalahan. Adapun kelemahan sistem ini antara lain sistem jaringan syaraf tiruan merupakan sistem yang baru sehingga hanya dapat berfungsi sebagai alat bantu. Oleh karena itu di dalam pengambilan keputusan masih digunakan faktor-faktor pendukung atau kebijakan-kebijakan yang lain. PUSTAKA [] Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. [2] Jong, J.S. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta. [3] Kasiman, Sutomo. 997. Gangguan Metabolisme Lemak dan Penyakit Jantung Koroner. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Penyakit Dalam pada Universitas Sumatra Utara. Medan. [4] Krismi, Arum. 2002. Perbedaan Faktor Risiko Primer Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner dan Kontrol di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. [5] Tjokroprawiro, Askandar. 200. Diabetes Melitus : capita Selecta 200-B (Clinical Experiences and Recent Advances). Yogyakarta Diabetes Update. Yogyakarta. [6] WHO. 999. Guidlines for the Management of Hypertension. World Health Organization- Internasional Society of Hypertension [serial online], last update 200 Jul 3, 70 screens. Available from URL: http//www.who.int E-23

E-24