Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

Skripsi ini telah diuji pada dan dinilai oleh panitia penguji pada. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Tanggal.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Medika Prasetya 1, Fadil Oenzil 2, Yerizal Karani 3

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

HUBUNGAN ANTARA KENDALI GLIKEMIK DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 15% penduduk Amerika Serikat memiliki kadar kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

GAMBARAN OBESITAS SENTRAL PADA MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR KOLESTEROL LDL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 1 Nisa Fitri Mardhotillah, 2 M. Rizki Akbar, 3 Agung Firmansyah 1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 Abstract: Coronary artery disease (CAD) is the most of cause of the death in developed countries and developing countries. Coronary artery disease patients usually have been impaired lipid profile (dyslipidemia) has closely linked with central obesity. Central obesity has been determined by waist circumference measurement. This research has done to determined the correlation between waist circumference and lipid profile in patients with coronary artery disease at RSUP Dr. Hasan Ssadikin Bandung. This research has been conducted by cross-sectional and analytic observational method. Obtained 80 patients which met the inclusion criteria. The result of this research shown that patients mostly have normal waist circumference less than 102cm. The measurement of lipid profile shown mostly of patients have normal total cholesterol level, normal HDL cholesterol level, normal LDL cholesterol level, and normal triglycerides level. That count is to be done by T-test Independent. The result of this research that there is no correlation between waist circumference and total cholesterol ( p = 0.984 ), HDL cholesterol ( p = 0.747 ), LDL cholesterol ( p = 0.512 ), and triglycerides ( p = 0.512 ) either in patients of groups at risk waist circumference and normal circumference. These results indicate that there is no correlation between waist circumference and lipid profile. Key Words: Waist Circumference, Lipid Profile, Coronary Heart Disease Abstrak. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negaranegara maju maupun negara berkembang. Pasien PJK umumnya memiliki gangguan profil lipid (dislipidemia) yang berhubungan erat dengan obesitas sentral. Obesitas sentral dapat ditentukan secara antropometri, salah satunya dengan pengukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dengan observasional analitik menggunakan metode potong lintang. Didapatkan 80 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memiliki lingkar pinggang kurang dari 102cm. Pemeriksaan profil lipid menunjukkan sebagian besar pasien memiliki kadar kolesterol total yang normal, kolesterol HDL yang normal, kolesterol LDL yang normal, dan trigliserida yang normal pula. Penghitungan menggunakan uji Independen T-test membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (p = 0,984), kolesterol HDL (p = 0,747), kolesterol LDL(p = 0,512), maupun trigliserida (p = 0,512) baik pada pasien dengan kelompok lingkar pinggang berisiko ataupun normal. Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kata Kunci : Lingkar Pinggang, Profil Lipid, Penyakit Jantung Koroner A. Pendahuluan Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World Healt Organization (WHO) ada 4 penyakit tidak menular terbesar yaitu penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. 1 Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian di negara-negara maju maupun negara berkembang. Di Amerika Serikat setiap tahun sebanyak 550.000 orang meninggal akibat PJK, dan di Eropa 20-40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian WHO di 1061

1062 Nisa Fitri Mardhotillah, et al. seluruh dunia bahwa dari tahun ke tahun PJK akan mengalami peningkatan baik jangka kejadian dan tingkat kematiannya. 3 Pada tahun 2008 penyakit kardiovaskuler telah membunuh 17,3 juta orang (31%) dari total semua kematian di dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 23,6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler. 4 Di Indonesia hasil survei Departemen Kesehatan RI yang menunjukkan bahwa prevalensi PJK di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, penyakit kardiovaskuler yang dalam hal ini penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian terbanyak setelah stroke dan hipertensi. 1 Hasil dari Jakarta cardiovaskuler study pada tahun 2008, mencatat prevalensi infark miocard pada wanita mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria. Angka ini jauh di atas prevalensi infark miokard pada tahun 2000, yakni hanya 1,2% saja. 2 Pada orang obesitas terdapat peningkatan total lemak dalam tubuh dan obesitas di bagi menjadi dua yakni obesitas general (lemak subkutan) dan obesitas sentral (lemak visceral). Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak yang terfokus pada bagian rongga abdominal. Obesitas sentral lebih berkaitan dengan dislipidemia dan kejadian penyakit jantung koroner. 11-13 Pengukuran antropometri yang ketepatannya cukup tinggi untuk menentukan obesitas sentral dibandingkan indeks massa tubuh dan lingkar panggul adalah pengukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal pada laki-laki adalah 102 cm dan jika >102 cm maka memiliki risiko terhadap kejadian PJK. 1 Pada individu dengan lingkar pinggang abnormal juga akan menunjukan terjadinya peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL. Hasil penelitian yang di lakukan oleh (Salim Mohanna, dkk) menunjukan bahwa pada lingkar pinggang normal akan menggambarkan kadar kolesterol HDL yang meningkat (normal), sedangkan pada lingkar pinggang abnormal (diatas batas normal) kolesterol HDL mengalami penurunan yang signifikan. 12,13 Karena dalam hal ini pengukuran lingkar pinggang memiliki hubungan yang erat dengan profil lipid dan dapat menentukan risiko penyakit kardiovaskuler maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasi Analitik dengan pendekatan potong lintang atau cross-sectional terhadap hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder, data primer diambil langsung dari pasien berupa pengukuran lingkar pinggang dan data sekunder adalah data yang diambil dari catatan rekam medis hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan profil lipid pada pasien panyakit jantung koroner. Data yang telah terkumpul akan dikelompokan menjadi kategorik numerik dan dianalisis dengan menggunakan metode Independent T-Test. Kemudian data akan disajikan dalam bentuk tabel. C. Hasil Penelitian Variabel pasien yang dilihat pada penelitian ini adalah usia, lingkar pinggang dan profil lipid, juga hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Seperti Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung 1063 dapat dilihat pada subbab dan tabel-tabel di bawah ini yang akan dijelaskan secara terperinci. Tabel 1 Rata rata Usia Pasien PJK Usia (Tahun) Frekuensi % 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 5 15 26 24 10 6,3 18,8 32,5 30 12,5 Tabel 1 menunjukan karakteristik usia pada pasien PJK, dimana usia paling banyak pada penelitian ini adalah rentang usia antara 51-60 tahun (32,5%). Ini menujukan bahwa penyakit jantung koroner paling banyak diderita pada usia >50 tahun. Usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik. Dengan semakin meningkatnya usia, maka prevalensi kegemukan akan meningkat terus sampai umur 50 tahun lebih untuk laki-laki. 38 Tabel 2 Frekuensi Lingkar Pinggang pasien PJK Lingkar Pinggang Frekuensi % Berisiko (>102 cm) 13 16,3 Normal ( 102 cm) 67 83,7 Tabel 2 menunjukan karakteristik lingkar pinggang pada pasien PJK sebanyak 67 orang (83,7%) memiliki lingkar pinggang normal sedangkan 13 orang lainnya (16,3%) menunjukan lingkar pinggang berisiko. Tabel 3 Gambaran Rasio HDL/LDL pasien PJK Variable Frekuensi % Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

1064 Nisa Fitri Mardhotillah, et al. Rasio HDL/LDL (+) 26 32,5 Rasio HDL/LDL (-) 54 67,5 Keterangan : Rasio HDL/LDL (+) artinya > 1:3 dan memiliki risiko PJK yang tinggi, rasio HDL/LDL (-) artinya <1:3 dan memiliki risiko PJK yang lebih rendah Tabel 3 dari jumlah rasio HDL/LDL diatas menunjukan sebagian besar pasien memiliki rasio HDL/LDL (-) yaitu sebanyak 54 orang (67,5%) dan sebagian yang lainnya memiliki rasio HDL/LDL (+). Tabel 4 Frekuensi Profil Lipid pasien PJK Variabel (mg/dl) Frekuensi % Kolesterol Total <200 200-239 240 Kolesterol HDL <40 40-60 >60 Kolesterol LDL <100 100-129 130-159 160-189 190 Trigliserida <150 150-199 200-499 61 15 4 30 42 8 25 28 17 6 4 53 15 76,3 18,7 5 37,5 52,5 10 31,3 35 21,2 7,5 5 66,3 18,7 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung 1065 12 15 Total 80 100 Tabel 4 menunjukan karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal terdapat 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal terdapat 53 orang (66,3%), trigliserida normal terdapat 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal 72 orang (62,5%). Meskipun sebagian besar pasien PJK memiliki nilai kolesterol HDL yang normal, namun ditemukan pasien dengan nilai kolesterol HDL yang rendah sebanyak 30 orang, kadar HDL yang rendah ini disinyalir memiliki faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Tabel 5 Uji Normalitas Antara Profil Lipid pada Kelompok Lingkar Pinggang Berisiko dan Normal Jenis Kolesterol Kelompok Lingkar Pinggang Frekuensi Kolmogorov Smirnov Nilai p Shapiro Wilk Nilai P Kolesterol Total Berisiko Normal Kolesterol HDL Berisiko Normal Kolesterol LDL Berisiko Normal Trigliserida Berisiko Normal 13 67 0,200 13 67 0,054 13 67 0,200 13 67 0,064 0,070 0,724 0,515 0,203 Tabel 5 Dari uji normalitas diatas, menunjukan hasil statistik dengan jumlah sampel <50 melihat nilai P pada Kolmogorov Smirnov dan jumlah sampel >50 melihat nilai P pada Shapiro Wilk, dapat dilihat bahwa seluruh data jenis kolesterol baik pada kelompok lingkar pinggang berisiko maupun yang normal mempunyai nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka untuk melihat perbedaan kadar kolesterol pada kelompok lingkar pinggang (berisiko/normal) dapat dilanjutkan dengan uji Independent T-test. Tabel 6 Uji Bivariat dengan menggunakan Uji Independent T-test. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

1066 Nisa Fitri Mardhotillah, et al. Kolesterol Total Mean Standard Deviation p-value LP Berisiko LP Normal Kolesterol HDL 174,15 174,40 40,49 42,33 0,984 LP Berisiko LP Normal Kolesterol LDL 42,69 43,74 6,89 11,27 0,747 LP Berisiko LP Normal Trigliserida 118,62 118,34 43,88 37,84 0,982 LP 148,69 Berisiko LP Normal 135,22 Keterangan : LP = Lingkar Pinggang 59,76 68,80 0,512 Tabel 6 menunjukan rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 174,15 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 174,40 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko. Rata-rata kadar kolesterol HDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 42,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 43,74 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidakberisiko. Rata-rata kadar kolesterol LDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 118,62 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 118,34 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko. Rata-rata kadar trigliserida pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 148,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 135,22 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung 1067 Catatan untuk tabel 6 adalah jika didapatkan perbedaan rata-rata yang bermakna bila nilai p 0,05, bila nilai p > 0,05 maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan ratarata yang bermakna secara statistik. D. Pembahasan Pada penelitian ini, ditemukan paling banyak pasien PJK dengan rentang usia 51 60 tahun sebanyak 26 orang (32,5%), lalu di susul dengan rentang usia 41-50 tahun sebanyak 15 orang (18,8%), dan yang terakhir sebanyak 5 orang (6,3%) pada rentang usia 31-40 tahun. Adapun variabel yang diamati selain usia adalah lingkar pinggang dengan profil lipid. Lingkar pinggang adalah pengukuran antripometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait. Kriteria ukuran lingkar pinggang untuk kelompok laki-laki berisiko > 102 cm, dan lingkar pinggang normal 102 cm. Hasil penelitian didapatkan bahwa lingkar pinggang berisiko sebanyak 13 orang (16,3%), sedangkan lingkar pinggang normal sebanyak 67 orang (83,7%). Lingkar pinggang dapat menggambarkan komplikasi metabolik salah satunya yaitu dislipidemia. Dislipidemia adalah gangguan pada kolesterol di dalam darah diantaranya kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida (profil lipid). Karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu ditemukan paling banyak pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal sebanyak 53 orang (66,3%), trigliserida normal sebanyak 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal sebanyak 72 orang (62,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pasien PJK memiliki profil lipid yang normal. Cara lain untuk mengetahui adanya kesenjangan pada profil lipid maka dapat dilakukan penghitungan rasio kolesterol HDL/LDL yang dihitung dengan perbadingan (1) HDL : (3) LDL, jika hasil dari perhitungan tersebut positif maka disinyalir menjadi faktor risiko PJK. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak pasien dengan rasio HDL/LDL negatif yaitu sebanyak 54 orang dibandingkan sebaliknya. Berdasarkan hasil uji analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Hasil analisisnya menunjukan perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, karena dari seluruh data didapatkan memiliki nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang berisiko dan normal dengan kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida (profil lipid). E. Kesimpulan Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

1068 Nisa Fitri Mardhotillah, et al. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RD 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Laporan Nasional 2007. Adam, J. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing Suastika K. 2004. Metabolic Syndrome Rural Population of Bali. International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders Lin. W.Y., Lee, W.T., Chen, C.Y., et al. 2002. Optimal Cut-off Values For Obesity Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factors in Taiwan. Lin.W.Y., Lee,W.T.,Chen,C.Y., et al.2002.optimal Cutt-off Values For Obesity;Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factor in Taiwan.Int Obes Relat Metab Disor. 26:1232-1238 Garrows. 2000. Obesity in Human Nutrition and Dietetics, Chuechill, Livingstone Sumber Lain : Jurnal kardiologi Indonesia, Melati R, Basuki E, Setianto B. Hubungan Antara Job Strain Dengan Terjadinya Infark Miokard Pada Pasien Pusat Jantung Nasional,http://indonesia/digitaljournals.org/index.php/karidn/article/download/ 331/327. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Jantung Meningkat, http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=173:menkes-akses-masyarakat-terhadap-pelayanan-kesehatan-jantungmeningkat&catid=38:berita&ltemid=82, 12 November 2012 IndonesiaSociety OfHypertension, Rahajoe AU, The Collaboration In Fighting Hypertension And Its Complications Cardiologist s Prespective, http://www.inash.or.id/article_detail.html?id=34, 12 November 2012 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)