II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien (2013: 19) bahwa geografi adalah

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

III KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. konteks keruangan. Kajian geografi terbagi menjadi dua yaitu geografi fisik yang

TINJAUAN PUSTAKA. seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR. Geografi menurut ikatan Geografi Indonesia (IGI :1988) dalam adalah ilmu yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

III KERANGKA PEMIKIRAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN*

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung. perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor pertanian

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II TINJUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB II. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

Transkripsi:

1 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti (yang merupakan bagian dari keseluruhan tadi) dalam hubungan interaksi-interelasi-integrasi keruangannya (Nursid Sumaatmadja, 1988:33). Lebih lanjut Bintarto (1977:9) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Berdasarkan pendapat Bintarto di atas, ilmu geografi sangat berperanan penting dalam mendiskripsikan fenomena-fenomena fisik maupun sosial di permukaan bumi secara teliti, terarah dan harus rasional khususnya mengenai keberadaan lokasi yang berbeda-beda di permukaan bumi sebagai tempat beraktivitas dan tempat hidup manusia. Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dan subsistem manusia. Ke dalam subsistem fisis termasuk komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi, dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan ke dalam subsistem manusia termasuk tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, kemampuan ekonomi dan kondisi politik setempat. Aktivitas di

2 bidang pertanian khususnya petani sawah irigasi banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana para petani memanfaatkan sumber daya alam, penggunaan lahan sawah dan khususnya sungai sebagai sumber mata air untuk mengairi sawahnya melalui saluran irigasi. 2. Pengertian Sawah Irigasi Sawah adalah pertanian yang dilaksanakan di tanah yang basah atau dengan pengairan. Bersawah merupakan cara bertani yang lebih baik daripada cara yang lain, bahkan merupakan cara yang sempurna karena tanah dipersiapkan lebih dahulu, yaitu dengan cara dibajak, diairi secara teratur, dan dipupuk. Irigasi menurut Kartasapoetra dan Mul Mulyani Sutedjo (1990:8), bahwa irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan air tanah. Jadi sawah irigasi adalah sawah yang selalu mendapat air secara teratur pada musim hujan dan minimum dua kali panen padi dalam satu tahun serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman palawija. Sawah di Kelurahan Tejosari mendapat air irigasi pada musim hujan dengan sistem bergilir pemakaian air irigasi dengan daerah lain untuk menanam tanaman padi dalam satu tahun tergantung dari jadwal pembagian air irigasi yang didapat, serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayur-sayuran dan buahbuahan ketika belum mendapatkan giliran pembagian pasokan air irigasi. 3. Produksi Tanaman

3 Daniel dalam Ken Suratiyah (2009:8) usaha tani adalah cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usaha tani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu. Jadi ada tiga faktor penting yang dapat memengaruhi peningkatan usaha tani yaitu lahan, modal, dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa dengan hasil yang maksimal dan kontinyu Produksi tanaman merupakan budidaya tanaman atau komoditas pertanian dengan proses usaha bercocok tanam melalui penerapan potensi alam, lingkungan, dan teknologi budidaya untuk menghasilkan bahan segar. Besarnya produksi bergantung dari tanaman yang ditanam pada luas lahan yang digarap. Menurut Rahim dan Hastuti (2007:98), proses produksi atau lebih dikenal dengan budidaya tanaman atau komoditas pertanian merupakan proses usaha bercocok tanam atau budidaya di lahan untuk menghasilkan bahan segar (raw material). Jadi Produksi tanaman adalah produksi yang mendatangkan produk yang menguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya faktor-faktor input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh keuntungan dari usaha tani. Produksi tanaman dalam penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya hasil tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi yang dihasilkan oleh setiap hektar sawah baik dari proses bercocok tanam padi dan tanaman selain tanaman padi yang dilakukan oleh petani sawah irigasi pada satu kali musim tanam. Produksi tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi, seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan berasal dari lahan garapan milik sendiri maupun lahan garapan milik orang lain yang digarap atau disewa oleh petani sawah irigasi dan dihitung satu kali musim tanam.

4 Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur Tahun 2011 besar produksi tanaman padi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro sebesar 5,8 Ton/Ha yakni dari produksi 1376,9 Ton dengan luas lahan 237 Ha. Untuk tanaman selain tanaman padi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebagian besar menanam tanaman jagung. Besar produksi tanaman jagung di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro sebesar 4,5 Ton/Ha yakni dari produksi 144 Ton dengan luas lahan 32 Ha. Dari pengertian yang telah diuraikan bahwa produksi tanaman dalam bidang pertanian menentukan besar pendapatan yang diperoleh petani dari usaha tani. Besar luas lahan garapan menentukan besar kecil produksi tanaman yang ditanam. Jadi produksi yang dihasilkan dari luas lahan garapan memegang peranan penting terhadap besar kecil pendapatan dari usaha tani. Dalam penelitian ini penggolongan besar produksi didasarkan pada hasil penelitian. Selanjutnya besar produksi dibagi menjadi tiga kategori yaitu produksi rendah, produksi sedang, dan produksi tinggi. Pengklasifikasian yang dipergunakan untuk menghitung kategori atau kelas pada besar produksi mengacu pada rumus Struges (Dajan,1996:141) sebagai berikut. Rumus: X - Y S Z Keterangan: S = lebar selang kelas atau kategori X = nilai skor tertinggi Y = nilai skor terendah Z = banyaknya kelas atau kategori 4. Deskripsi Pendapatan Petani Sawah irigasi a. Lahan Garapan

5 Lahan menunjukkan keterkaitan aktivitas manusia dengan sebidang lahan. Lahan merupakan faktor-faktor iklim, relief, tanah, hidrologi, vegetasi, aktivitas manusia masa lampau dan sekarang. Pentingnya lahan bagi petani karena lahan merupakan tempat berproduksi bagi usaha tani dalam meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Lahan garapan yang dimaksud dalam penelitian ini mengenai status penguasaan lahan garapan dan dan luas lahan garapan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari. 1) Status Penguasaan Lahan Garapan Status penguasaan lahan garapan berperan dalam mengetahui status lahan yang digarap petani. Status penguasaan lahan garapan milik sendiri dengan status penguasaan lahan garapan bukan milik sendiri tentu pendapatan yang diperoleh berbeda. Dalam penelitian ini status penguasaan lahan garapan petani sawah irigasi apakah milik sendiri atau milik orang lain. Menurut Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:39), status penguasaan lahan pertanian diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: a) Milik sendiri b) Milik orang lain c) Milik sendiri dan orang lain 2) Luas Lahan Garapan Faktor penentu besar kecil pendapatan petani sawah irigasi yaitu bergantung dari luas atau sempit lahan yang diusahakan untuk berproduksi. Jadi luas lahan sawah irigasi memegang peranan penting terhadap besar kecil produksi tanaman yang dihasilkan dari lahan sawah irigasi dan akan berpengaruh terhadap pendapatan dari usaha tani. Semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan

6 dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai pengolahan yang baik (Soekartawi 1990:4). Jadi apabila lahan pertanian yang diusahakan sempit maka akan semakin rendah pula persentase pendapatan yang petani sawah irigasi dapatkan dari sektor pertanian. Selain faktor luas lahan, faktor lain yang bisa menentukan besar kecil pendapatan petani sawah irigasi antara lain: produktivitas, kesuburan tanah, dan jenis komoditi yang diusahakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sayogyo (1983:102) bahwa makin luas usaha tani maka makin besar persentase penghasilan rumah tangga petani. Luas lahan menurut Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:88) mengemukakan bahwa: Luas lahan pertanian adalah jumlah tanah sawah, tegalan, dan perkarangan yang digarap selama satu tahun dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas lahan pertanian digolongkan dalam empat kelompok masing-masing: sangat sempit ( kurang dari 0,25 ha), sempit (antara 0,25-0,49 ha), sedang (antara 0,50-0,99 ha), dan luas (lebih dari 1,00 ha). Besar kecil luas lahan dapat mempengaruhi produksi tanaman yang ditanam dan berpengaruh terhadap pendapatan karena apabila lahan pertanian yang diusahakan sempit maka akan semakin rendah pendapatan yang petani sawah irigasi dapatkan dari sektor pertanian dan ini mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok. Dalam penelitian ini luas lahan yang dimaksud yaitu jumlah luas lahan yang mempengaruhi besar kecil produksi tanaman yang dihasilkan baik dari tanaman padi pada tanam periode pertama maupun tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua, seperti: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dalam pemanfaatan penggunaan lahan sawah irigasi yang akan dihitung selama satu tahun dalam satuan hektar (ha). Besar kecil luas lahan berpengaruh terhadap produksi tanaman yang dihasilkan dalam kegiatan pertanian. b. Modal Usaha Tani

7 Modal merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pertanian mulai dari menanam tanaman yang diusahakan petani sampai dengan proses produksi yang dihasilkan. Besar kecil modal yang dimiliki petani berpengaruh terhadap keberhasilan dari usaha tani. Jadi apabila petani tidak mempunyai modal dalam kegiatan usaha tani maka lahan yang dimiliki menjadi kurang produktif karena lahan akan dibiarkan saja tanpa ditanami. Padahal petani berproduksi bergantung dari lahan yang digarap untuk meningkatkan pendapatannya dan memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Menurut Mubyarto (1989:91), modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu hasil pertanian. Jadi faktor-faktor produksi berperan dalam mengasilkan barang-barang baru agar memperoleh pendapatan dari usaha tani guna mencukupi kebutuhan pokok. Sesuai dengan pendapat Mosher, A.T (1987:7), bahwa dalam melaksanakan usahatani dan meningkatkan produksi. Petani mengorbankan sejumlah faktor-faktor produksi agar memperoleh pendapatan dari usahataninya (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7443/1/010334021.pdf. Diakses Rabu, 11 juli 2012 pada pukul 14:51 WIB). Faktor-faktor produksi berupa luas lahan, tenaga kerja dan modal dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Jadi faktor-faktor produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja dan sebagainya sangat mempengaruhi terhadap besar kecil produksi yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rifa i, 1993), bahwa usaha tani pada dasarnya mengandung kegiatan organisasi pada sebidang tanah dalam hal mana seseorang atau sekelompok orang berusaha mengatur unsurunsur alam, tenaga kerja dan modal untuk memperoleh hasil produksi pertanian yang dinilai dari biaya yang dikeluarkan oleh petani dan penerimaan yang diperoleh petani.

8 (http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/07/ringkasan1.pdf.diakses pada Rabu 11 juli 2012 pada pukul 14:28 WIB). Modal dalam usaha tani sangat berhubungan erat dengan uang atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi. Kepemilikan modal yang cukup merupakan salah satu syarat yang sangat penting dalam keberhasilan kegiatan pertanian. Jadi apabila terbatasnya modal untuk melakukan usaha tani menyebabkan terbatasnya jenis komoditi yang diusahakan, rendahnya usaha pengembangan dan pengelolaan dalam usaha tani sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan rendah dan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani juga rendah. Dalam hal ini Soekartawi (1990:10) menyatakan bahwa dalam kegiatan usaha tani maka modal dibedakan menjadi 2 yaitu modal tidak bergerak (modal tidak tetap) adalah semua biaya yang habis digunakan pada masa produksi seperti biaya yang habis dikeluarkan untuk membeli pupuk, bibit, obat-obatan atau biaya ntuk tenaga kerja, sedangkan modal tetap adalah modal yang tidak habis digunakan dalam satu kali masa produksi seperti alat-alat pertanian. Petani kecil dalam memperoleh modal dari menyisihkan sebagian hasil panen. Petani kecil umumnya kurang memahami prosedur peminjaman modal dari Bank atau sumber lain yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan petani. Penciptaan modal oleh petani melalui dua cara, pertama dengan menyisikan kekayaan atau sebagian hasil produksi untuk disimpan dan diinvestasikan kembali ke dalam usaha tani atau usaha lain yang produktif. Kedua, melalui pinjaman (kredit) dari Bank atau sumber lain (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad (1987:106). Berdasarkan pendapat Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad maka status modal dalam penelitian ini dikriteriakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut: 1) Modal pribadi 2) Modal pinjaman 3) Modal pribadi dan pinjaman

9 Penggunaan modal akan diukur berdasarkan banyak uang yang dipakai dalam pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, dan upah tenaga kerja serta ongkos lainya yang ada kaitannya dengan usaha tani yang dinyatakan dalam satuan dengan uang (rupiah). Dari pengertian yang telah diuraikan bahwa modal dalam usaha tani sangatlah menentukan keberhasilan usaha tani, dalam penelitian ini dapat dilihat dari besarnya modal yang dipergunakan oleh masing-masing petani sawah irigasi per hektar (ha). Penggolongan besarnya modal usaha tani yang digunakan petani sawah irigasi untuk usaha tani menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi didasarkan pada rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani di daerah penelitian. Selanjutnya besar modal dibagi menjadi dua kategori yaitu; 1) Modal usaha tani dikatakan rendah apabila biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari ratarata biaya produksi di daerah penelitian 2) Modal usaha tani dikatakan tinggi apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar dari ratarata biaya produksi di daerah penelitian Penggunaan besar kecil modal tidak terlepas dari jumlah luas lahan yang digarap. Semakin besar lahan garapan maka semakin besar pula jumlah modal yang habis terpakai. Modal dalam penelitian ini berhubungan erat dengan uang atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi padi pada tanam periode pertama maupun tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua yang diukur berdasarkan banyak uang yang dipakai dalam pembelian pupuk, bibit, obat-obatan, dan pengolahan lahan serta ongkos lainya yang ada kaitannya dengan usaha tani. Pengukuran modal usaha tani yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani per panen dalam satuan per hektar selama satu tahun terakhir. c. Tingkat Pendapatan Petani

10 Pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung kelangsungan hidup suatu rumah tangga, yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Pendapatan petani sawah irigasi adalah gambaran yang jelas tentang posisi ekonomi keluarga petani dalam masyarakat yang merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan pokok yang berupa pendapatan bersih perpanen selama setahun dan dijadikan perkapita perbulan yang digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu pendapatan tinggi dan rendah. Pendapatan petani ditentukan dari lahan garapan dan besar produksi yang dihasilkan karena pendapatan usaha tani merupakan penerimaan nilai harga jual dikalikan dengan produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahim dan Hastuti (2007:117), lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Menurut Mubyarto (1989:89), luas lahan yang dimiliki petani sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh pada pemenuhan kebutuhan pokok petani sawah irigasi. Sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994:44) bahwa rendahnya pendapatan ini juga menyebabkan berbagai kebutuhan yang paling pokok tidak bisa dipenuhi seperti air bersih, tempat berteduh, fasilitas mandi-cuci-kakus yang sehat, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Hans Dieter dalam Muljanto Sumardi (1982:224) membedakan pendapatan menjadi 3 yaitu: 1) Pendapatan pokok: pendapatan yang utama atau pokok, yaitu hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur dan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 2) Pendapatan tambahan: hasil pendapatan yang tidak tetap dan tidak teratur namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulan

11 3) Pendapatan keseluruhan: pendapatan pokok ditambah pendapatan tambahan yang diperoleh pada setiap bulan. Untuk menghitung total pendapatan yang diperoleh petani pada penggunaan lahan sawah irigasi yaitu dengan menghitung total pendapatan petani baik dari musim tanam padi pada tanam periode pertama maupun musim tanam tanaman selain padi pada tanam periode kedua misalnya: palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dalam satu tahun. Pendapatan yang diperoleh petani tersebut akan dihitung secara keseluruhan. Pendapatan yang akan dihitung yaitu pendapatan keseluruhan dari hasil penggunaan lahan sawah irigasi. Semua pendapatan tersebut nanti akan ditotal yang menghasilkan total pendapatan bersih petani dalam satu tahun kemudian dibagi 12 bulan untuk mengetahui pendapatan petani sawah irigasi perbulan. Pengukuran pendapatan petani sawah irigasi akan dihitung dalam nilai mata uang rupiah, yang didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) Tahun 2011 yaitu Rp 855.000 per bulan. Digunakan UMR sebagai pengukuran pendapatan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebagai tolak ukur besar kebutuhan pokok dan sebagai pembanding pendapatan. Adapun kriteria pendapatan Menurut Upah Minimum Regional (UMR) Kota Metro digolongkan sebagai berikut: 1) Tinggi, jika pendapatan lebih dari Rp 855.000 per bulan 2) Rendah, jika pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 855.000 perbulan Berdasarkan pernyataan tersebut semakin tinggi pendapatan petani maka akan tercukupi kebutuhan hidup petani dan keluarga, sedangkan semakin rendah pendapatan maka akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya. Dalam penelitian ini pendapatan petani sawah irigasi merupakan pendapatan total petani dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh petani dari usaha tani dalam satu tahun yang dihitung dalam satuan

12 rupiah dibagi 12 bulan kemudian baru dapatlah pendapatan petani dalam satuan rupiah perbulan. 5. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang mengambil pokok permasalahan hampir sama dengan penelitian ini dirujuk guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini sebagai berikut: a. Hartadi (2005) yaitu mengkaji tentang Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Keluarga Miskin Pada Petani Sawah Irigasi di Desa Braja Gemilang Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005. b. Ii Jopizi (2007) yaitu mengkaji tentang Studi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Petani di Lahan Rawa Gambut Kelurahan Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan Tahun 2007. c. Rajanami Yun Sukatami (2009) yaitu mengkaji tentang Analisa Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. B. Kerangka Pikir Sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu. Bagi petani sawah irigasi potensi sumberdaya alam khususnya lahan sawah irigasi memiliki nilai kegunaan yang besar dilihat dari luas lahan, produksi, sumber air irigasi dan sebagai mata pencaharian dalam memperoleh pendapatan guna mempertahankan kehidupan. Selain itu lahan sawah irigasi sebagai faktor produksi dalam meningkatkan produksi tanaman yang dihasilkan dan akan berpengaruh terhadap besar kecil pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi.

13 Adanya sistem pembagian pasokan air irigasi, maka pola tanam di lahan sawah irigasi sistemnya bergantian, hal ini berpengaruh terhadap penggunaan lahan sawah irigasi dan pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi. Lahan sawah irigasi tidak menentu untuk menanam dan memanen padi dua kali setiap tahun, padahal tanaman padi merupakan sumber pendapatan utama. Hal ini bergantung dari gilaran mendapat jatah gadu. Petani sawah irigasi bisa menanam tanaman padi ketika petani sawah irigasi mendapatkan pasokan air irigasi, ketika petani sawah irigasi belum mendapatkan giliran pembagian air irigasi maka lahan sawah irigasi akan ditanami dengan tanaman selain tanaman padi, seperti: palawija, sayursayuran, dan buah-buahan. Begitulah seterusnya sampai mendapatkan pasokan air irigasi baru petani sawah irigasi bisa menanam tanaman padi. Tingkat pendapatan petani sawah irigasi akan dipengaruhi oleh faktor luas lahan garapan dan besar modal usaha tani. Faktor luas lahan garapan sawah irigasi mempengaruhi besar kecil produksi tanaman yang ditanam petani sawah irigasi dan berpengaruh terhadap besar kecil pendapatan yang diperoleh. Besar kecil jumlah modal yang dimiliki petani sawah irigasi mempengaruhi penggunaan lahan sawah irigasi dalam usaha tani sehingga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh dari lahan sawah irigasi. Semakin Luas lahan garapan yang dimiliki petani sawah irigasi, penggunaan lahan sawah irigasi sebaik mungkin serta didukung ketersediaan modal yang cukup besar, kemungkinan akan menambah pendapatan yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas, untuk lebih jelas mengenai kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 1 kerangka pikir berikut ini:

14 Pembagian Pasokan Air Irigasi Penggunaan Lahan Sawah Irigasi - Padi - Selain Tanaman Padi - Luas - Modal Produksi Pendapatan Petani Sawah irigasi Gambar 1. Alur Kerangka Pikir Pendapatan Petani Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.