STUDI KASUS PEMANFAATAN SOFTWARE NETWORK MANAGEMENT SYSTEM OLEH ISP DI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

Information Technology Processing (ISP)

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso



BAB 1 PENDAHULUAN. untuk chating. Layanan-layanan yang sebelumnya sulit berkembang, seperti

A I S Y A T U L K A R I M A

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

Cara Setting IP Address DHCP di

Mengenal Mikrotik Router

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOTYPE MANAJEMENT BANDWIDTH PADA JARINGAN VPN MENGGUNAKAN SERVER MIKROTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

Bab 1: Jelajahi Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

SOAL ULANGAN PERSIAPAN SEMESTER TIK KELAS IX SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan

DAFTAR GAMBAR. xiii. Halaman

Perancangan dan Pembuatan Pemantauan Lalulintas Jaringan dan Manajer Bandwidth Berbasis Mikrotik RouterOS : Studi Kasus PT Arumindo Karya Utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakses internet selama 6 jam dengan biaya Rp ,- dan Paket 2

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

INTERNETWORKING MIKROTIK ROUTER. Politeknik Cilacap 2014

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No Plaza BRI Lt. 8 Room 803.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN UNIVERSITAS TERBUKA POKJA PENGEMBANGAN SISTEM SPJJ

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

Jaringan LAN padawarnet MAGNET. Npm : Jurusan : Manajemen Informatika

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PROSES BISNIS

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan lainnya seperti Video Streaming, VoIP (Voice over Internet Protocol),

Tugas Komunikasi Data

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Xcode Intensif Training. Computer Networking. Advanced

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG RUANG LINGKUP TUGAS ID-SIRTII

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

METODELOGI PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah mengoptimalkan baik dari segi keamanan maupun

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN BERBASIS ROUTER MIKROTIK PADA SMA KEMURNIAN II

VoIP (Voice Over Internet Protocol)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk mengakses Internet dengan baik dan benar

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN JARINGAN NIRKABEL PADA PT CONSULTING SERVICES INDONESIA MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTEROS DAN RADIUS SECURITY

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995

APLIKASI MANAJEMEN BANDWIDTH PADA USB TETHERING ANDROID MENGGUNAKAN MIKROTIK

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 3 ANALISA SISTEM. untuk memfasilitasi baik Internet Service Provider (ISP), maupun pelaku bisnis

JARINGAN KOMPUTER. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

Edi Sumarno Pembimbing 1: Jatmiko,Ir, MT. Pembimbing 2: Irma Yuliana,ST,MM.

ANALISIS JARINGAN KOMPUTER DAN OPTIMALISASI PENGELOLAAAN BANDWIDTH PADA PT ARMANANTA EKA PUTRA

Penawaran Jasa Inter-Conection, Maintenance Networking Dan Cctv JASA PENYEDIA AKSES INTERNET

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

Pengembangan PC Router Mikrotik untuk Manajemen Jaringan Internet pada Laboratorium Komputer Fakultas Teknik UHAMKA.

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek

Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik. tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mengatur arus lalu lintas data untuk kelancaran transfer data.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

Transkripsi:

STUDI KASUS PEMANFAATAN SOFTWARE NETWORK MANAGEMENT SYSTEM OLEH ISP DI JAKARTA Teguh Prasetyo; Pandji Hidjrat Moko; Felix Mulyo; Lukas Tanutama Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 lukast12@binus.edu ABSTRACT To be the best in its field, an ISP must have an infrastructure that can serve costumer s need. NMS (Network Monitoring System) is one of the requirments. The purpose of this research is to discover the infrastructure used by an ISPt, to find out the role of NMS in an ISP network, and to discover the needs of internet users. Through literature study from internet, this research focuses on finding useful references. The methodology of this research focuses on two things. First is deployment of questionnaires to some information sources provided. Second is questionnaire data processing. The research obtaines that there are a lot of ISPs that have not maximized NMS on their network. Additionally, the internet users require better quality of costumer service. It can be concluded that an ISP needs an optimal infrastructure and should maximize the of NMS to improve services for costumers. Keywords: ISP, NMS, infrastruktur, internet ABSTRAK Untuk menjadi yang terbaik, ISP harus mempunyai infrastruktur yang dapat melayani kebutuhan pelanggannya. Salah satu yang dibutuhkan ISP adalah NMS (Network Monitoring Sistem). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui infrastruktur yang digunakan oleh ISP, mengetahui pentingnya peranan NMS dalam suatu jaringan ISP, dan mengetahui keinginan pengguna jasa internet. Dalam studi pustaka, penelitian ini difokuskan pada pencarian referensi dari internet. Sedangkan metodologi penelitian ini difokuskan kepada dua hal. Pertama, penyebaran kuesioner kepada sumber informasi yang ditentukan. Kedua, pengolahan data kuesioner. Hasil penelitian yang dicapai adalah masih banyak ISP yang belum memaksimalkan NMS pada jaringannya dan pengguna jasa internet lebih menuntut akan kualitas SDM costumer service ISP. Simpulan yang didapatkan adalah sebuah ISP harus mempunyai infrastuktur dan memaksimalkan penggunaan NMS sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Kata kunci: ISP, NMS, infrastruktur, internet Studi Kasus Pemanfaatan Software (Teguh Prasetyo; dkk) 113

PENDAHULUAN Perkembangan internet yang begitu pesat menarik minat para pengusaha untuk membuat perusahaan penyelenggara jasa internet. Pada umumnya, orang menyebutnya sebagai ISP (Internet Service Provider). ISP mempunyai akses untuk menghubungkan pelanggannya ke internet dengan menggunakan media copper, wireless, atau fiber. ISP juga menggunakan berbagi teknologi untuk memungkinkan konsumen terhubung ke jaringan mereka. Teknologi yang mereka gunakan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, yaitu: (1) koneksi untuk user dan small businesses: Dial up, DSL (Digital subscriber Line) khususnya ADSL (Asymetic DSL), Broadband wireless, Cable modem, FTTH (fiber to the home), dan ISDN (Integrated Services Digital Network) untuk tipe BRI (Basic Rate Interface); (2) koneksi untuk medium to large businesses: DSL (Digital subscriber Line) khususnya SHDSL (Single-pair High-speed Digital Subscriber Line), Ethernet technologies (Ethernet, Metro Ethernet, Gigabit Ethernet ), Leased Line, ISDN (Integrated Services Digital Network) untuk tipe PRI (Primary Rate Interface), Satelite Internet access, dan Fiber Optic. Selain menyediakan layanan akses internet, ISP juga memberikan beberapa pelayanan di antaranya: Internet hosting service, Game server hosting, TV Cable, dan Colocation server. ISP membeli bandwidth melalui Network Access Provider (NAP). NAP adalah perusahaan yang mendapatkan ijin secara resmi dari Departemen Komunikasi dan Informasi untuk menjual bandwidth kepada ISP dan juga kepada pelanggan. Syarat utama untuk menjadi NAP adalah perusahaan tersebut telah memiliki total penggunaan bandwidth lebih dari 45 Mbps. NAP membeli bandwidth melalui International bandwidth Provider. Contoh perusahaan penyedia bandwidth international adalah Tata Communications, Singapore Telecommunications Limited (SingTel), Hutchison Global Communications (HGC), Level3, British Telecom, Verizon. ISP yang tumbuh dan berkembang dalam jumlah semakin besar. Hal ini mengakibatkan persaingan yang semakin ketat. Adanya persaingan maka setiap ISP berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan menarik di mata pelanggannya. Untuk menjadi yang terbaik, salah satu yang harus dapat dilakukan setiap ISP adalah mempunyai konfigurasi hardware dan software yang dapat melayani kebutuhan pelanggannya. Hardware dan software yang digunakan di dalam jaringan setiap ISP sangat banyak sehingga dibutuhkan Network Management System. Network Management System merupakan software yang dapat memantau keadaan di dalam jaringan. Software NMS mempunyai sejumlah besar fitur yang sangat menarik. NMS dapat dimanfaatkan oleh ISP untuk meningkatkan dan menjaga kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggannya. Di Indonesia sebagian besar ISP bergabung di dalam APJII dan beroperasi di dalam wilayah Jakarta. ISP ada yang merupakan milik baik langsung maupun tidak langsung dari operator layanan telekomunikasi jaringan tetap seperti PT. Telkom maupun telepon seluler seperti XL. ISP ini biasanya tergolong ISP yang besar. Sejumlah besar ISP lain merupakan perusahaan yang tidak mempunyai hubungan kepemilikan dengan operator telekomunikasi. ISP ini biasanya termasuk usaha menegah maupun kecil. Penelitian ini dilakukan pada ISP yang terakhir ini, dengan tambahan ketentuan bahwa perusahaan yang di survai aktif sebagai ISP sekurang-kurangnya telah menjadi anggota APJII selama lebih dari 3 tahun terakhir. ISP yang dipilih adalah ISP yang berada di Jakarta. ISP inilah yang saling berkompetisi dengan ketat. Survai yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan fungsional NMS oleh ISP ini. METODE Kami melakukan penelitian kepada dua jenis perusahaan, yaitu ISP dan juga perusahaan pengguna jasa layanan internet. 114 Jurnal Teknik Komputer Vol. 19 No. 2 Agustus 2011: 113 122

Terlebih dahulu kami membuat kriteria dari perusahaan ISP yang akan kami survei, yaitu: berada di wilayah Jakarta, merupakan anggota APJII yang terdaftar sebelum tahun 2009 (daftar ISP yang terdaftar dapat dilihat di website APJII: www.apjii.or.id), bukan merupakan operator telekomunikasi, dan kami dapat berhubungan langsung dengan salah satu dari divisi IT ISP tersebut. Dari kriteria tersebut, kami mendapatkan responden yang telah terdaftar menjadi anggota APJII pada tahun 2000, 2001, 2005, dan 2008. Responden tersebut sebagian besar bertempat di Cyber Building, di mana cakupan jaringan internet mereka tersebar di seluruh Jakarta. Responden dari kuesioner kami juga tidak termasuk dalam kategori NAP. Kami menyebarkan kuesioner pada 30 ISP, namun yang bersedia mengisi kuesioner tersebut hanya 10 ISP. Sedangkan yang kami olah datanya hanya 5 ISP. Sedangkan kriteria perusahaan pengguna jasa layanan internet adalah: berada di wilayah Jakarta, merupakan jenis perusahaan kecil dan menengah, dan kami dapat berhubungan langsung dengan salah satu dari divisi IT perusahaan pengguna jasa layanan internet tersebut. Dari kriteria tersebut, kami mendapatkan responden yang sebagian besar bertempat di Jakarta Barat. Kami menyebarkan kuesioner ke 20 perusahaan, tetapi hanya 8 perusahaan yang bersedia untuk mengisi kuesioner tersebut. Dan kami mengolah data hanya dari 5 perusahaan saja. Penelitian kami lakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Dalam menyebarkan kuesioner, selain dari kriteria diatas kami berusaha mencari perusahaan di mana rekan kami bekerja sebagai divisi IT. Hal ini dapat meningkatkan kualitas informasi yang kami dapatkan dari kuesioner yang kami sebarkan. Berikut adalah flowchart penyebaran kuesioner (Gambar 1). Gambar 1. Flowchart penyebaran kuesioner. Studi Kasus Pemanfaatan Software (Teguh Prasetyo; dkk) 115

Kusioner yang kami sebarkan terdiri dari dua jenis pertanyaan. Pertanyaan tersebut disesuaikan untuk ISP dan perusahaan pengguna jasa layanan internet. Dalam menyusun pertanyaan, kami berusaha untuk memberikan pertanyaan dengan jawaban pilihan (optional). Hal ini kami lakukan agar pengisi kuesioner tidak merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan kuesioner untuk ISP kami susun dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) kami ingin mengetahui infrastruktur dari suatu ISP. Diketahui bahwa suatu ISP harus memiliki device seperti router, switch, server, dan juga media penghubung antar device; (2) penggunaan perangkat lunak (software) dari device yang digunakan misalnya operating system, network monitoring system, dan protocol yang digunakan; (3) pemanfaatan data dari data yang telah ditangkap oleh network monitoring system. Dalam hal ini, kami ingin melihat apakah data tersebut di simpan untuk di olah lebih lanjut; (4) maintenance jaringan ISP; (5) pelayanan yang ISP berikan terhadap pelanggan baru Pertanyaan kuesioner untuk pengguna jasa internet kami susun dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) kami ingin mengetahui pendapat serta penilaian dari internet yang telah digunakan oleh pengguna jasa internet dalam hal koneksi dan keamanan; (2) masalah yang sering muncul pada jaringan internet pengguna jasa internet; (3) pelayanan yang telah diberikan oleh ISP kepada pengguna jasa internet; (3) pelayanan yang diinginkan oleh pengguna jasa internet. Lihat Lampiran untuk pertanyaan yang lengkap. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kuesioner ISP Dari data kuesioner yang telah kami dapatkan, pilihan penggunaan server jenis tower dan rack lebih dominan. Hal ini dikarenakan dari segi harga, tower server memiliki harga lebih murah, disisi lain tower server dapat dirakit di toko komputer. Tentu saja, tower ini lebih cocok kepada perusahaan tingkat kecil dan menengah dilihat dari segi harga. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan perusahaan besar menggunakannya, terkait akan kebutuhan perusahaan tersebut. Sedangkan rack server lebih banyak digunakan karena keunggulannya yang hanya membutuhkan tempat yang jauh lebih kecil dari tower server. Server blade hanya digunakan beberapa ISP. Walaupun kemampuan server blade tidak perlu diragukan lagi, tetapi harga untuk memiliki server blade juga tidak murah. Itulah salah satu penyebab hanya sebagian ISP yang menggunakannya. Dari jawaban kuesioner yang sudah diterima, ISP yang telah cukup lama menjalankan bisnisnya mempunyai lebih dari 20 server. Mayoritas server digunakan sebagai Mail, DNS, web, proxy, dan juga NMS. Jadi semakin terlihat, bahwa semakin besar jaringan yang dapat dilayani oleh ISP, semakin banyak server yang dibutuhkan. Dan semakin dicari jenis server yang tidak terlalu banyak memakan tempat. Kebutuhan akan server ternyata merupakan hal yang berperan penting dalam perkembangan ISP. Walau banyak ISP yang dapat mengatur jumlah kesediaan dan pengadaan server, ada juga ISP yang masih merasa kekurangan server. Untuk penggunaan sistem operasi, ISP lebih memilih menggunakan sesuai dengan kebutuhan dan juga kebiasaan. Oleh sebab itu, banyak ISP menggunakan windows dan linux dalam sistem operasi mereka dan tidak memilih salah satu dari system operasi itu. Sedangkan untuk sistem operasi sebagai server terlihat tidak ada yang mempergunakan. Dalam penggunaan router, ISP lebih memilih device sesuai kebutuhan dan sangat bergantung pada biaya yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari penggunaan router 116 Jurnal Teknik Komputer Vol. 19 No. 2 Agustus 2011: 113 122

CISCO dan mikrotik secara bersamaan. Jika kita melihat pada penggunaan switch, maka terlihat penggunaan device CISCO lebih dominan dari pada mikrotik. Disini terlihat bahwa untuk layer dua jaringan, ISP lebih menggunakan CISCO walaupun dari segi harga device switch CISCO lebih mahal dari device switch mikrotik. Jika kita perhatikan lagi, terlihat bahwa ada ISP yang menggunakan Juniper. Juniper merupakan sebuah produk baru yang berasal dari USA. Oleh karena itu, baru sedikit ISP yang menggunakannya. Dalam penggunaan kabel, ISP sudah beralih kepada Fiber Optic. Beberapa ISP masih mempertahankan kabel coaxial karena adanya permintaan dari pengguna jasa. ISP menyiasatinya dengan cara penggunaan kabel Fiber Optic dan coaxial secara bersamaan dan sesuai kebutuhan. NMS (Network Monitoring System) merupakan suatu kebutuhan pokok ISP. Hal ini terlihat bahwa setiap ISP menggunakan NMS dalam mengelola jaringan internetnya. Kebanyakan ISP menggunakan NMS yang berlisensi GPL, dengan menggunakan software berlisensi GPL berarti ISP tidak perlu mengeluarkan biaya dalam menggunakan software tersebut. Tetapi, mayoritas ISP menggunakan Whats up Gold sebagai NMS yang berlisensi commercial. Keunggulan Whats up Gold sudah tidak diragukan lagi. Kemudahan dalam penggunaannya dan juga tampilannya yang sederhana membuat banyak ISP tertarik menggunakannya. Setiap ISP tidak hanya menggunakan satu NMS dalam mengelola jaringannya. Mayoritas ISP menggunakan tiga NMS sekaligus, di mana penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan keunggulan NMS tersebut agar didapatkan hasil yang akurat. Untuk sistem operasi yang digunakan dalam penggunaa NMS, ISP menggunakan windows dan linux. Jadi tidak hanya menggunakan salah satu dari sistem operasi yang ada. Dalam menggunakan NMS, ISP banyak yang menggunakan Protocol SNMP. Walau ada juga yang menggunakan ICMP dan juga keduanya (SNMP dan ICMP). Jenis SNMP yang banyak digunakan adalah SNMP v1. Walaupun SNMP v1 merupakan SNMP versi yang cukup lama, tetapi masih banyak ISP yang masih bertahan menggunakan versi tersebut. Hal ini terkait dengan proses pergantian versi SNMP yang berakibat pergantian dari sistem yang telah ada dalam ISP tersebut. Penggunaan database yang terhubung dengan NMS hanya dilakukan oleh 60% ISP. Dan yang menggunakan database terpisah dari NMS-nya hanya 66,66%. Dan dari informasi yang kami terima, belum ada ISP yang menggunakan data log NMS untuk diolah kembali. Penggunaan data log hanya untuk disimpan jika sewaktu-waktu ada penyelidikan tentang data log NMS oleh pihak yang berkepentingan. Setiap ISP mempunyai pendapat yang hampir sama mengenai NMS yang digunakan. Mereka mengatakan bahwa NMS yang mereka gunakan sudah akurat, sehingga dalam prakteknya ketika ada masalah jaringan mereka bisa melakukan penanganan dengan cepat sehingga pelanggan mereka tidak merasa kecewa atas pelayanan ISP yang mereka gunakan. Dari informasi yang kami dapatkan, 60% ISP memfokuskan jaringan internet mereka kepada koneksi dan jaringan. Sedangkan 40% lagi hanya berfokus kepada koneksi saja. Dan mayoritas ISP melakukan maintenance sekali dalam sebulan. Maintenance berfungsi untuk menjaga kualitas hardware dan software yang digunakan oleh ISP sehingga melakukan maintenance tidak boleh terlalu sering dan tidak boleh terlalu lama. Dan sekali dalam sebulan merupakan waktu yang cukup untuk melakukan maintenance. 80% ISP memiliki 10 orang dalam satu divisi untuk mengelola jaringan jaringan mereka. Dari sini kita bisa melihat bahwa jaringan internet yang dikelola sangat mendapatkan perhatian khusus. Sehingga ketika ada masalah dalam jaringan, bisa diselesaikan dengan cepat. Dan masalah yang sering terjadi dalam jaringan internet ISP adalah floading. Solusinya yaitu, dengan melakukan block IP source tempat floading berasal. Studi Kasus Pemanfaatan Software (Teguh Prasetyo; dkk) 117

ISP telah melakukan standarisasi yang tepat dalam menangani permintaan pelanggannya, yaitu: survei lokasi, survei kebutuhan media, alokasi IP, setting bandwidth, dan running yang berarti internet sudah dapat digunakan oleh pelanggan. Hasil Kuesioner Pengguna Jasa Internet Dari seluruh pengguna jasa internet yang diberikan kuesioner, 80% merasa puas dengan ISP yang mereka gunakan. Hal ini dikarenakan ISP yang mereka gunakan selalu tanggap akan masalah yang terjadi dengan internet yang mereka gunakan. Sedangkan 20% merasa tidak puas karena ISP yang mereka gunankan sangat susah dihubungi ketika mereka mendapat masalah pada jaringan internet. Hanya 60% dari pengguna jasa internet yang mendapat penerapan security di mana salah satunya pemasangan firewall pada router yang mereka gunakan. Untuk masalah jaringan internet yang sering terjadi seperti internet putus, Quality of Service, 80% pengguna mengatakan bahwa mereka jarang terkena masalah tersebut, dan hanya 20% yang internet-nya sering putus dan juga tidak mendapatkan Quality of Service dari ISP yang mereka gunakan. Pengguna jasa internet mengatakan jarang mendapatkan masalah security dari koneksi internet yang mereka gunakan. Pengguna jasa internet yang kami survei mengatakan bahwa tidak pernah ada penerapan security yang dilakukan ISP setelah pemasangan internet. Untuk masalah security yang terjadi di dalam jaringan internet pengguna, mereka kompak mengatakan jarang. DoS/DDoS dan spoofing tidak pernah terjadi dalam jaringan internet mereka, 80% mengatakan bahwa WRT (Worm, Virus, Trojan) jarang terjadi pada jaringan mereka, sedangkan 20% lagi mengatakan sering. Untuk spyware/malware, 80% mengatakan jarang dan 20% sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya pihak yang melakukan browsing pada situs-situs berbahaya (mengandung spyware/malware). Untuk spam, 60% mengatakan tidak pernah terjadi, karena mereka menggunakan mail spam filter pada jaringan internet mereka. Untuk segi costumer service yang diberikan oleh ISP, 80% pengguna jasa mengatakan bahwa costumer service telah sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini karena costumer service tersebut selalu tanggap ketika ada masalah terhadap jaringan internet pengguna mereka. Sedangkan 20% mengatakan bahwa costumer service tidak sesuai dengan mereka inginkan karena costumer service selalu susah untuk dihubungi ketika ada masalah jaringan. Adanya fitur NMS pada jaringan internet pengguna jasa, 80% mengatakan sangat terbantu, sedangkan 20% lagi mengatakan tidak menggunakan NMS. Pengguna jasa internet juga tidak menginginkan adanya tambahan fitur dari ISP yang berupa antivirus, NMS, pop3, smtp, dan lainnya secara berbayar. Karena pengguna telah memiliki divisi IT yang mengurusi hal tersebut. Tapi kami melihatnya sebagai pengeluaran perusahaan yang tidak dibutuhkan, sehingga mereka menolak tawaran tersebut. Disisi lain, ada kemungkinan perusahaan tidak begitu mengerti akan hasil yang didapatkan dari fitur yang ditawarkan. Pengguna jasa internet sepakat menginginkan: koneksi internet yang cepat dan stabil (tidak putus-putus), costumer service yang gampang dihubungi dan mengerti seluk beluk jaringan sehingga dapat memberikan solusi yang tepat dari masalah pelanggan, dan harga bandwidth yang murah. Dan kami juga yakin perusahaan lain (yang tidak kami survei) juga akan mengatakan hal ini. Tampaknya permasalahan dasar ini belum juga bisa diselesaikan oleh banyak ISP. 118 Jurnal Teknik Komputer Vol. 19 No. 2 Agustus 2011: 113 122

SIMPULAN Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) ISP wajib memiliki infrastruktur sendiri guna memenuhi QOS sesuai yang dijanjikan provider dengan pelanggannya; (2) ISP harus memiliki router, switch dan server sendiri guna menghindari suatu masalah jadirngan seperti ada pelanggan mengalami putus koneksi; (3) setiap ISP menggunakan NMS untuk mengelola jaringan. NMS yang diminati adalah NMS yang berlisensi GPL, untuk lisensi commercial NMS yang diminati adalah Whats up Gold; (4) hanya 60% ISP yang menggunakan database pada NMS-nya. Padahal data log dari NMS dapat diolah lebih lanjut untuk keperluan ISP; (5) masih ada ISP yang hanya berfokus pada koneksi, padahal kemanan juga sangat penting; (6) flooding adalah masalah yang sering terjadi pada ISP; (7) pengguna jasa internet tidak pernah mendapatkan penerapan security setelah mereka menggunakan internet dari ISP tersebut; (8) pengguna jasa internet hanya tertarik menggunakan jasa internet dengan fitur yang terdapat di dalamnya, mereka tidak tertarik pada fitur tambahan berbayar; (9) pengguna jasa internet menginginkan layanan internet murah, cepat, stabil dan juga costumer service yang mudah dihubungi serta mengerti seluk beluk jaringan internet. DAFTAR PUSTAKA APJII. (2011). Keanggotaan. Diakses 06-10-2011 dari http://www.apjii.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=53&itemid=11 APJII. (2011). Latar Belakang. Diakses 06-10-2011 dari http://www.apjii.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&itemid=27 APJII. (2011). Regulasi. Regulasi. Diakses 06-10-2011 dari http://www.apjii.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=57&itemid=38 APJII. (2011). Statistik. Diakses 06-10-2011 dari http://www.apjii.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=59&itemid=53 Whats Up Gold. (2011) Whats up Gold Resource. Diakses 05-20-2011 dari www.whatsupgold.com/resources/datasheets/wugv11_features.pdf LAMPIRAN Pertanyaan Kuesioner I. Kuesioner network management ISP 1. Jenis server apa yang anda gunakan? ( ) Tower server ( ) Blade server ( ) Rack server Jenis server lainnya: Alasan : Studi Kasus Pemanfaatan Software (Teguh Prasetyo; dkk) 119

2. Berapa banyak server yang anda punya? server Fungsi dari server tersebut: 3. Apakah anda masih kekurangan server saat ini? ( ) Ya ( ) Tidak 4. Sistem operasi apakah yang anda gunakan di dalam server anda? 5. Device apa yang anda gunakan pada router jaringan anda? ( ) CISCO ( ) Mikrotik Lainnya (jika ada): Alasan : 6. Device apa yang anda gunakan pada switch jaringan anda? ( ) CISCO ( ) Mikrotik Lainnya (jika ada): Alasan : 7. Jenis kabel yang anda gunakan pada jaringan dalam perusahaan: ( ) Kabel coaxsial ( ) Faber Optic Lainnya (jika ada): Alasan : 8. Apakah ISP anda menggunakan NMS (Network Monitoring System)? ( ) Ya ( ) Tidak 9. Jika menggunakan NMS, jenis apa saja yang anda gunakan? Dan apa alasan anda menggunakan NMS tersebut? (bisa lebih dari satu) 10. Sistem operasi apakah yang digunakan dalam NMS pada ISP anda? (bisa lebih dari satu) ( ) Microsoft Windows ( ) Linux ( ) Mac OS Lainnya (jika ada): 11. Protocol apa saja yang digunakan dalam NMS tersebut? (bisa lebih dari satu) 12. SNMP (Simple Network Management Protocol) apa saja yang digunakan dalam NMS tersebut? (bisa lebih dari satu) ( ) SNMP v1 ( ) SNMP v2 ( ) SNMP v2c ( ) SNMP v3 13. Apakah NMS anda terhubung dengan database? ( ) Ya ( ) Tidak 120 Jurnal Teknik Komputer Vol. 19 No. 2 Agustus 2011: 113 122

14. Jika terhubung dengan database apakah database tersebut terpisah dengan server database yang ada di dalam NMS tersebut? ( ) Ya, alasannya: ( ) Tidak, alasannya: 15. Apa keunggulan dari NMS yang anda gunakan dalam ISP anda dibandingkan dengan NMS yang lain? 16. Apakah anda terbantu dengan NMS yang anda gunakan dalam ISP anda? ( ) Ya, alasannya: ( ) Tidak, alasannya: 17. Apakah NMS anda menggunakan security/firewall? ( ) Ya, yaitu: ( ) Tidak 18. Fokus utama dalam jaringan internet anda: ( ) Koneksi ( ) Keamanan Lainnya (jika ada): 19. Tiap berapa kali anda melakukan maintenance jaringan? minggu sekali 20. Berapa orang/divisi yang dibutuhkan untuk mengelola jaringan anda? orang dalam divisi 21. Kendala jaringan yang biasa anda hadapi? Dan solusinya? 22. Persiapan yang anda lakukan ketika mendapatkan pelanggan yang ingin memasang jaringan internet: I. Kuesioner pengguna jasa internet 1. Bagaimana kualitas dari ISP yang anda gunakan di kantor anda? Alasan: 2. Bagaimana penerapan security yang dipasang oleh ISP di jaringan anda? Alasan: 3. Masalah yang sering muncul di dalam koneksi ISP terkait hal dibawah ini: Internet putus Quality of Service (QoS) Security 4. Bagaimana penerapan security yang dipasang oleh ISP di jaringan anda? 5. Selama anda menggunakan jasa ISP yang anda gunakan seberapa seringkah anda mendapatkan masalah yang berhubungan dengan security? 6. Security threat (ancaman keamanan) apakah yang pernah masuk ke jaringan anda: DoS/DDoS Attack WRT (Worm, Virus, Trojan) Spyware/Sniffer Studi Kasus Pemanfaatan Software (Teguh Prasetyo; dkk) 121

Spoofing Spam 7. Apakah costumer service dari sebuah ISP yang anda pakai sudah memenuhi yang anda inginkan? (Jika tidak/belum, apa saja yang tidak/belum dipenuhi oleh ISP anda?) 8. Apakah fitur-fitur seperti network monitoring system membantu dalam menangani masalah internet di kantor anda? Alasan: 9. Jika anda di tawarkan oleh ISP fitur - fitur tambahan seperti network monitoring system, antivirus, pop3, smtp, dll secara berbayar apakah anda akan menambah fasilitas tersebut? Alasan: 10. Pelayanan seperti apa yang anda inginkan dari sebuah ISP? 122 Jurnal Teknik Komputer Vol. 19 No. 2 Agustus 2011: 113 122