BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pengaruh Biaya Broduksi terhadap Laba

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) mulai berlaku. Daya saing domestik negara

Daftar BUMN Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha. dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan usaha dirasakan semakin ketat.hal

Undangan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS YANG SEBAGIAN SAHAM-SAHAMNYA DIMILIKI OLEH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH MELALUI E-FILING

MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. 228/M tahun 2001 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: S /S.MBU/09/2014 : 1 (satu) : Segera : Evaluasi Implementasi Kriteria Penilaian Kinerj a Unggul (KPKU) Tahun 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


SURAT EDARAN NOMOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL TAHUN 2007

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Nomor : Sifat : Lampiran : Hal : Yth. Direktur Utama BUMN (Sebagaimana Terlampir) di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1983, merupakan tonggak awal cita-cita bangsa Indonesia membangun

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 104/1VIBU/06/2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1989 TENTANG BADAN PENGELOLA INDUSTRI STRATEGIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN (State Owned Enterprises)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu menjadi energi

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan harus bisa mengikuti berbagai

itu produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan commit to user

BAB I PENDAHULUAN. penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dan mereka semakin sadar biaya dan sadar nilai, menurut produk dan jasa

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

: Pelaksanaan Asesmen Implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika persaingan pasar sempurna terjadi maka perusahaan akan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. di Asia Tenggara atau Asean Free Trade Area (AFTA) Tahun 2003 serta Asia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kuliah SEI B U M N 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menimbulkan adanya persaingan yang ketat diantara semua negara. Hal ini mendorong setiap perusahaan yang ada untuk mempersiapkan strategi terbaiknya agar dapat memenangkan persaingan yang sangat kompetitif baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) Indonesia kembali naik ke peringkat 34 dari 144 negara, sebagaimana dilansir World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015. Di level ASEAN sendiri, peringkat Indonesia ini masih kalah dari tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31 (Kementerian Keuangan Republik Indonesia: 2014). Daya saing Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara tetangganya dapat dijadikan suatu hal yang menarik untuk diperhatikan, mengingat pada tahun 2015 nanti AEC (ASEAN Economic Community) akan diresmikan. Peresmian AEC ini membuat semua perusahaan yang ada di Asia Tenggara semakin terpacu untuk dapat mengungguli persaingan, termasuk perusahaan yang ada di Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) (Sibarani: 2014), standardisasi produk industri dalam Rancangan Undang-Undang perindustrian tidak hanya mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) saja agar dapat mendorong daya saing produk lokal dibandingkan 1

2 dengan produk impor yang diperkirakan akan membanjiri pasar dalam negeri ketika masyarakat ekonomi ASEAN dibuka secara resmi. Peresmian AEC (ASEAN Economic Community) di tahun 2015 nanti akan memberikan peluang bagi negara-negara ASEAN. Menurut data yang dikutip dari website resmi (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia: 2014), beberapa potensi Indonesia untuk merebut persaingan AEC 2015, antara lain: 1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk ASEAN). 2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. 3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor. 4. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN sehingga mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien agar mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain. 5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan memperoleh keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi. Perdagangan nasional, regional, maupun internasional telah menciptakan persaingan yang ketat di pasar. Sebuah produk tertentu mungkin memiliki ratusan pilihan dengan harga yang berbeda-beda. Karena banyak produk-produk yang dapat dipilih konsumen, produsen hanya dapat bertahan ketika harga produk kompetitif. Ada kemungkinan bahwa setiap pelanggan dapat beralih ke produsen lain jika harga produk dibanderol terlalu tinggi. Kualitas produk pun harus ditingkatkan agar tidak kehilangan pelanggan. Pelanggan dapat berkompromi dengan kisaran harga tapi tidak dengan kualitas produk. Kualitas rendah dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Usman (2011: 85) menyatakan bahwa setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri diharapkan dapat melaksanakan tuntutan konsumen untuk setiap produknya yaitu lower cost and high quality.

3 Horngren et al. (2008: 13) menyatakan bahwa terdapat key success factor yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya di pasar. Key success factor tersebut adalah cost and efficiency, quality, time, dan innovation. Jadi dapat dikatakan bahwa kunci untuk meningkatkan daya saing adalah dengan menciptakan produk yang dapat memberikan nilai tambah baik dari segi manfaat maupun kualitas, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Ketika pelanggan puas dan pangsa pasar telah dikuasai, maka tingkat penjualan perusahaan dapat ditingkatkan sehingga eksistensinya dapat dipertahankan. Secara teori, menurut Stewart (2006: 27), perusahaan yang mampu menjaga kualitas produk dan pelayanannya akan meningkatkan jumlah penjualannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika perusahaan menawarkan produk dengan kualitas yang baik, maka konsumen akan tetap loyal dan membeli produk dari perusahaan tersebut. Namun fakta berkata lain, meskipun produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, tingkat penjualan dari perusahaan BUMN yang satu ini tidak selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dilansir dalam website resmi (Kementerian Badan Usaha Milik Negara: 2014), selama dua tahun terakhir secara berturut-turut tingkat penjualan PT. Industri Kereta Api (Persero) mengalami penurunan dibandingkan tingkat penjualan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 tingkat penjualan PT. INKA adalah sebesar 634,1 miliar rupiah, nilai ini mengalami penurunan sebesar 11,34% dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2013 lalu, penurunan tingkat penjualan PT. INKA lebih besar, yaitu sebanyak 19,7% menjadi sebesar 508,7 miliar rupiah.

4 PT. INKA (Industri Kereta Api) merupakan salah satu perusahaan BUMN industri strategis yang termasuk dalam sektor industri pengolahan. Berikut adalah daftar BUMN sektor industri pengolahan: Tabel 1.1 Daftar BUMN Sektor Industri Pengolahan 1. Semen 7. Industri Strategis PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. PT. Dahana (Persero) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. PT. Dirgantara Indonesia (Persero) PT. Semen Kupang (Persero) PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) 2. Farmasi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) PT. Bio Farma (Persero) PT. Industri Kereta Api (Persero) PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk. PT. PAL Indonesia (Persero) PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. PT. Pindad (Persero) 3. Pupuk 8. Kertas dan Percetakan PT. Pupuk Indonesia (Persero) Perum Percetakan Uang Republik Indonesia Perum Percetakan Negara Republik Indonesia 4. Baja PT. Balai Pustaka (Persero) PT. Barata Indonesia (Persero) PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. PT. Kertas Leces (Persero) 5. Tekstil 9. Lain-lain PT. Industri Sandang Nusantara (Persero) PT. Batan Teknologi (Persero) PT. Cambrics Primissima (Persero) PT. Boma Bisma Indra (Persero) PT. Garam (Persero) 6. Telekomunikasi PT. LEN Industri (Persero) PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Sumber: www.bumn.go.id Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa selain PT. INKA (Persero), masih banyak terdapat perusahaan-perusahaan BUMN lainnya yang termasuk ke dalam kelompok BUMN industri strategis, salah satunya adalah PT. PINDAD (Persero). Menurut Asisten Deputi bidang Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN (Purboyo: 2012), pemerintah mendukung penuh untuk membangkitkan kembali BUMN strategis, terutama yang memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Ada beberapa langkah yang diambil pemerintah, salah

5 satunya adalah dengan melakukan revitalisasi. Pemerintah telah menyuntikkan dana ke beberapa BUMN industri strategis, yaitu PT. DI, PINDAD, dan PAL. Dalam website resmi (PT. PINDAD: 2014), dinyatakan bahwa PT. PINDAD (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang melaksanakan usaha terpadu dibidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial yang mendukung pembangunan nasional. 1. Memiliki dedikasi yang tinggi untuk menghasilkan produk dan menyediakan jasa, yang konsisten dalam hal mutu, pengiriman tepat waktu, harga kompetitif dan pelayanan terbaik. 2. Menerapkan dan mengembangkan Sistem Manajemen Mutu dan K3LH secara benar, tepat dan konsisten dengan komitmen mematuhi peraturan, perundangan dan persyaratan mutu & K3LH yang berlaku, baik dari pelanggan, pemerintah dan pihak terkait yang diikuti perusahaan. 3. Berupaya mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan dengan menjamin setiap kegiatan/aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. 4. Melakukan proses peningkatan yang berkelanjutan. 5. Meningkatkan kepuasan kepada pelanggan. Komitmen PT. PINDAD (Persero) akan hal tersebut terasa semakin nyata ketika diketahui bahwa quality system dari proses produksi PT. PINDAD (Persero) telah memenuhi: 1. Quality system standard ISO 9001-2000/SNI 19-9001-2001 dari B4T, 2. Quality System Certification Quality of Standard Material JIS Standard, 3. DIN Standard, 4. ASM/ASTM, dll. Berdasarkan paparan yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian mengenai biaya kualitas ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian yang berkelanjutan dengan judul: PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PENJUALAN (Studi Empiris pada PT. PINDAD (Persero)).

6 1.2 Identifikasi Masalah Atas dasar latar belakang yang telah disebutkan di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu : Seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat penjualan pada PT. PINDAD (Persero) 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat penjualan PT. PINDAD (Persero). 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat penjualan PT. PINDAD (Persero). 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat penjualan PT. PINDAD (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat penjualan pada PT. PINDAD (Persero) ini diharapkan berguna untuk beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :

7 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan praktik yang terjadi di lapangan serta sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi pembaca dan civitas Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang lebih luas dan mendalam serta memberikan pengetahuan mengenai biaya kualitas dan tingkat penjualan dalam dunia usaha di Indonesia. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. PINDAD (Persero) yang berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 517 Bandung 40284. Penelitian ini mulai dilakukan bulan Oktober 2014.