Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PENDARATAN IKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementation of Legal Fishing Operational Letter (LFOL) in 5 GT-tuna handline fishing boat in Bitung, Indonesia

2 Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lemb

Ketaatan Kapal Penangkap Jaring Insang di Laut Arafura yang Berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN IKAN DI LAUT LEPAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 05/MEN/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 07/MEN/2010 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2012 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DI LAUT LEPAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERMEN-KP/2017 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Code Of Conduct For Responsible Fisheries (CCRF) Tata Laksana Perikanan Yang Bertanggung Jawab

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS (RAKERNIS) DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Bandung, 4-7 Maret 2014

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.28/MEN/2009 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN

BAB III PRASARANA DAN SARANA Pasal 7

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2011 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

PRODUKTIVITAS ARMADA PENANGKAPAN DAN POTENSI PRODUKSI PERIKANAN UDANG DI LAUT ARAFURA

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

ABSTRACT. KAHARUDDIN SHOLEH. The Analysis of Ship Visits, Production and Fish Prices Relationship at Brondong Fishing Port. Under Supervision of EKO

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

ASPEK LEGAL INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL IMPLEMENTASI PENGAWASAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING DALAM PASAL 69 AYAT (4) UU NO. 45 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5

BAB IV. A. Pengaturan Penggunaan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan. VMS/(Vessel Monitoring System) dihubungkan dengan Undang-

Penggunaan VMS Dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

LAPORAN AKHIR RIA Seri: PERMENKP NO. 57 Tahun 2014 BALITBANG-KP, KKP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMEN-KP/2014 TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PERIKANAN

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PERMEN-KP/2015 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

RINGKASAN EKSEKUTIF REKOMENDASI. ertama, mengingat pengukuran kapal penangkap ikan dilakukan oleh

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lem

Fishing vessel controlling development strategy of marine and fisheries resources monitoring center in Kema Districts, North Minahasa, Indonesia

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TUAL. NOMOR: 01 Tahun 2016

Budi Nugraha 1) dan Hufiadi 2) 1) Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2)

Peraturan...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KINERJA SATKER PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN (PSDKP) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGAWASAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP PENGENDALIAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PELAYARAN DI INDONESIA. A. Pengaturan Tindak Pidana Pelayaran Di Dalam KUHP

ANALISIS DAMPAK ILLEGAL FISHING TERHADAP PRODUKSI TANGKAPAN NELAYAN PERAIRAN UMUM DI KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

DIPONEGORO LAW REVIEW, Volume 1, Nomor 4, Tahun 2012 Online di

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(4): 135-139, Desember 2016 ISSN 2337-4306 Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Implementation monitoring, controlling, surveillance on fish transport vessels above 30 GT in oceanic fishery harbor Bitung APRILILIAN. E. SUPIT*, REVOLS. D. CH. PAMIKIRAN dan FRANSISCO. P.T. PANGALILA Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT The Directorate General of Marine Resources and Fisheries through the Marine and Fisheries Resources Supervision Base Bitung charge of making sure that the departure of fishing boats and catch landing in the Oceanic Fishing Port Bitung as their port corresponding Indonesia n Law. This research aimed at monitoring the compliance of fishing vessels and also against illegal activities that violate laws and regulations in force and also to the application of sanctions against the ships as a consequence of the violation. This research was conducted by descriptive method. Penalties for violations carried out by the legislation in force, namely the technical manual operational control of fishing boats no Kep.143 / DJ.PSDKP / 2012. The results showed that the percentage of degree of compliance with the rules on a high compliance rate (76% -100%), where the rules are implemented, namely the suitability of the base port, the suitability of the ship documents, the number of operation days and suitability of the number of fish with the storage capacity. The application of sanctions has been committed against non-compliant ships, and it has shown a good effect for the fishery based in Port of Bitung Ocean Fisheries. Key words : fish transport vessels, surveillance, compliance ABSTRAK Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan melalui Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung bertugas memastikan kegiatan kapal perikanan yang pemberangkatan dan pendaratannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung sebagai pelabuhan pangkalan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. Penelitian lebih ditujukan pada pengawasan terhadap kepatuhan kapal perikanan dan juga terhadap kegiatan-kegiatan illegal yang menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan juga penerapan sanksi terhadap kapal-kapal tersebut sebagai konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode deskriptif. Sanksi terhadap pelanggaran dilakukan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu petunjuk teknis pengawasan operasional kapal perikanan no Kep.143/DJ.PSDKP/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tingkat kepatuhan terhadap aturan, berada pada tingkat kepatuhan yang tinggi (76%-100%), dimana aturan yang dilaksanakan yaitu kesesuaian pelabuhan pangkalan, kesesuaian dokumen kapal, jumlah hari operasi dan kesesuaian jumlah ikan dengan kapasitas penyimpanan. Penerapan sanksi telah dilakukan terhadap kapal yang tidak patuh, dan hal ini telah menunjukkan efek yang baik bagi pelaku perikanan yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Kata kata kunci : kapal pengangkut ikan, pengawasan, kepatuhan. PENDAHULUAN Latar belakang Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam. Dalam pembangunan perikanan yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun pihak lain * Penulis untuk penyuratan; email: supitapril@gmail.com 135

A. E. Supit dkk. adalah adanya gejala penangkapan ikan yang berlebih, pencurian ikan, dan tindakan illegal fishing yang tidak hanya menimbulkan kerugian bagi negara, tetapi juga mengancam kepentingan nelayan dan pembudidaya ikan, iklim industri, dan usaha perikanan nasional. Permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan sungguhsungguh, sehingga penegakan hukum di bidang perikanan menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka menunjang pembangunan perikanan secara terkendali dan berkelanjutan. Dengan di imbangi upaya pengawasan pemanfaatan sumber daya perikanan untuk menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, mengamankan usaha perikanan serta melindungi keberlanjutan mata pencaharian masyarakat perikanan. Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan melalui Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung bertugas memastikan kegiatan kapal perikanan yang pemberangkatan dan pendaratannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung sebagai pelabuhan pangkalannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Tujuan penelitian Menganalisis terjadinya tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kegiatan illegal fishing kapal pengangkut ikan di atas 30 GT, khususnya dalam hal tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengetahui sejauh mana penegakan hukum melalui sanksi atau hukuman yang diberlakukan. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung khususnya Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. Waktu pelaksanaan berlangsung dari bulan Mei 2014 Oktober 2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus (Ariyanto, 1986). Data yang di kumpulkan adalah data sekunder dari kegiatan kapal pengangkut ikan dengan kapasitas kapal di atas 30 Gross Ton (GT) di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Data jumlah kapal berdasarkan kategori kapasitas kapal dan bulan pengamatan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kapal Berdasarkan GT dan bulan pengamatan. No Ukuran Kapal (GT) Jumlah Kapal Jumlah Rata- Rata 1 30-100 37 53 55 87 71 52 355 2 101-171 33 38 35 39 32 25 202 3 > 171 8 1 4 3 2 5 23 Total 78 92 94 129 105 82 580 Variabel kepatuhan dari kegiatan kapal pengangkut ikan ditentukan berdasarkan Juknis Ditjen PSDKP no 143 Tahun 2012 yaitu : kesesuaian pelabuhan pangkalan, kesesuaian dokumen kapal, hari operasi, dan kesesuaian jumlah ikan dengan kapasitas penyimpanan di kapal pengangkut ikan. Metode Analisis Data Tingkat kepatuhan kapal pengangkut ikan pada berbagai kategori dan waktu pengamatan dianalisis berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990) dan telah disesuaikan sebagai berikut : Keterangan : P : Persentase kepatuhan terhadap aturan n : Jumlah realita kepatuhan kapal pengangkut N : Jumlah Seluruh kapal pengangkut dalam kategori pengamatan. 136 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(4): 135-139, Desember 2016

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT Klasifikasi tingkat kepatuhan kapal pengangkut ikan berkapasitas di atas 30 GT, menggunakan skala penilaian oleh Riduwan (2007) yaitu : 76 % - 100 % = Tinggi 51 % - 75 % = Cukup Patuh 26 % - 50 % = Kurang Patuh 0 % - 25 % = Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan Kepatuhan kapal pengangkut berukuran di atas 30 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung terhadap aturan-aturan yang ada dibagi dalam tiga kategori yaitu 30-100 GT, 101-170 GT dan lebih besar dari 171 GT. Hasil analisis tingkat kepatuhan terhadap aturan berdasarkan Juknis Ditjen PSDKP no 143 Tahun 2012 yang meliputi : kesesuaian pelabuhan pangkalan, kelengkapan dokumen kapal, hari operasi pengangkutan ikan, dan kesesuaian jumlah ikan dengan kapasitas penyimpanan ikan disajikan pada tabel 2, 3, dan 4, dan pada gambar 1, 2, dan 3. Tabel 2. Persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan 30-100 GT, Uraian Aturan Kesesuaian Pelabuhan Pangkalan 99.97 88.67 96.36 86.20 92.95 96.15 Kesesuaian Dokumen Kapal 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Hari Operasi 86.48 77.35 81.81 77.01 91.54 92.30 Kesesuaian Jumlah Ikan dengan Kapasitas Penyimpanan 94.59 98.11 100.00 95.40 100.00 96.15 Gambar 1. Grafik persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan 30-100 GT, Berdasarkan tabel (2, 3, dan 4) dan gambar (1, 2 dan 3) dapat dilihat bahwa persentase kepatuhan kapal pengangkut diatas 30 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung berada pada tingkat kepatuhan yang baik. Dari keempat kategori pelanggaran dapat dilihat bahwa kategori paling banyak di langgar adalah seringnya para pelaku, nakhoda ataupun pemilik yang tidak mendaratkan hasil tangkapan/angkutannya di setiap pelabuhan pangkalan yang sudah ditentukan dalam Surat Ijin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI), dan lamanya hari operasi yang di tentukan dari keberangkatan awalnya sampai kapal pengangkut ini kembali ke pelabuhan pangkalannya. Jika Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(4): 135-139, Desember 2016 137

A. E. Supit dkk. dilihat dari tingkat kepatuhan, ada dua kategori yang memberikan nilai yang sangat baik (tinggi) yaitu kategori kesesuaian dokumen kapal pengangkut dan kesesuaian jumlah ikan dengan kapasitas penyimpanan kapal pengangkut tersebut.hal ini memberikan pengertian bahwa nakhoda, agen kapal maupun pemilik kapal sudah berusaha dengan baik memenuhi persyaratan administrasi dari kapal pengangkut ikan di atas 30 GT untuk taat terhadap aturan yang berlaku di negara Indonesia, khususnya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Penegakan Hukum Terhadap Tindakan Illegal Fishing Melalui petunjuk teknis operasional pengawasan kapal perikanan no. Kep.143/DJ.PSDKP/2012 (Anonimous, 2012) memberikan efek kepada setiap pemilik kapal, nakhoda kapal ikan dan agen kapal ikan untuk jera terhadap illegal fishing yang antara lain mendaratkan hasil angkutan tidak sesuai dengan pelabuhan pangkalan yang tertera di SIKPI (Surat Ijin Kapal Pengangkut Ikan), jeda waktu yang lama diatas 30 hari yang memberikan waktu bagi nakhoda kapal untuk melakukan transhipment baik dari kapal ke luar negeri maupun ke kapal pengangkut illegal, dokumen kapal illegal dan ikan hasil tangkapan yang diangkut tidak sesuai dengan jumlah hari operasi maupun kapasitas kapal (GT). Tindak pidana yang di berikan kepada pemilik kapal maupun nakhoda kapal yang melakukan illegal fishing yaitu berupa penghentian izin pengoperasian kapal pengangkut ikan, untuk memberikan efek jera kepada mereka yang melakukan pelanggaran lagi. Tabel 3. Persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan 101-171 GT, No 1 Uraian Aturan Kesesuaian Pelabuhan Pangkalan 96.96 100.00 94.28 97.43 93.75 100.00 2 Kesesuaian Dokumen Kapal 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 3 Hari Operasi 81.81 89.47 74.28 82.05 96.87 80.00 4 Kesesuaian Jumlah Ikan dengan Kapasitas Penyimpanan 96.96 100.00 100.00 97.43 100.00 84.00 Gambar 2. Grafik persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan 101-171 GT, 138 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(4): 135-139, Desember 2016

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT Tabel 4. Persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan > 171 GT, No Uraian Aturan 1 Kesesuaian pelabuhan pangkalan 62.50 62.50 57.14 100.00 100.00 100.00 2 Kesesuaian dokumen kapal 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 3 Hari operasi 75.00 100.00 71.42 66.67 50.00 80.00 4 Kesesuaian jumlah ikan dengan kapasitas penyimpanan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 80.00 Gambar 3. Grafik persentase kepatuhan terhadap aturan dari kapal pengangkut ikan >171 GT, Kesimpulan Kepatuhan kapal pengangkut ikan di atas 30 GT tergolong baik dengan capaian nilai 76% - 100%, hal ini mengartikan bahwa kesadaran nelayan dan pemilik kapal untuk mentaati peraturan perundang-undangan tentang pengoperasian kapal pengangkut ikan secara umum sudah baik ; walaupun dari aturan kesesuaian pelabuhan pangkalan dan lamanya hari operasi masih terdapat ketidak-patuhan. Sanksi yang diberikan oleh pengawas perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung atas pelanggaran yang di lakukan yaitu penghentian/pembekuan ijin pengoperasian kapal pengangkut ikan diatas 30 GT, menjadi salah satu tindakan untuk meredam tindakan illegal fishing yang dilakukan oleh pelaku perikanan yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Daftar Pustaka Anonimous. (2012). Surat Keputusan Nomor : KEP.143/DJ- PSDKP/2012 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal Perikanan. Jakarta: Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Ariyanto. (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina Aksara. Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel penelitian.. Bandung : Alfabeta. Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tekhnik. Bandung: Penerbit Tarsito. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(4): 135-139, Desember 2016 139