OLEH-OLEH DARI JEPANG. Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu. Oleh :AlipSudardjo BAGIAN KETIGA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

OLEH-OLEH DARI JEPANG. Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu. Oleh : Alip Sudardjo BAGIAN KEEMPAT

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat tetapi telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

Kecakapan Antar Personal

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

Penyelenggaraan Forum Internasional ala Jepang

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

KUESIONER PENDAHULUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERIMAAN TAMU KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

GUBERNUR BANTEN SAMBUTAN WAKIL GUBERNUR PADA JAMUAN MAKAN MALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL (MUSRENBANGREG) SE JAWA-BALI TAHUN 2013

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

Fakultas Sastra Program Studi S-1 SASTRA JEPANG

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 29 SERI D

Kuesioner. I. Profil Responden. 1. Jenis Kelamin a. Pria b. Wanita. 2. Usia Anda: a. <20 tahun b tahun c tahun d.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TAMU DINAS DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Salam Olahraga!!

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Rizal, 2012:2) yang menyatakan bahwa penerapan ilmu dan teknologi pada

Dunia Binatang. Belajar Apa di Pelajaran 2?

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

Kampoeng Lawas Maspati.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXVI Tahun 2014, di Bali, tgl. 13 Juni 2014 Jumat, 13 Juni 2014

Sekilas Tentang: Protokoler

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di

Rizky Ananda, 2014 PENGARUH EVENT MARKETING ATRAKSI WISATA DALAM MENCIPTAKAN REVISIT INTENTION WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BAB IV ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA GELAR GLADI MANAJEMEN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

LAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

kelas. Kendala terbesar yang saya hadapi adalah kendala bahasa. Walaupun saya sudah belajar Bahasa Jepang selama tiga tahun, tetapi masih banyak

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman, pelayanan-pelayanan penunjang lainnya tempat rekreasi,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB STANDAR USAHA PUB

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

Transkripsi:

OLEH-OLEH DARI JEPANG Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu Oleh :AlipSudardjo BAGIAN KETIGA Kunjungan dari kampus ke kampus di Kyoto Program kunjungan ke Kyoto Jepang adalah tindak lanjut kerjasama Yogya Kyoto yang telah berjalan lebih kurang 25 (dua puluh lima) tahun, namun selama ini kerjasamanya lebih pada aspek budaya, oleh karena itu Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta berharap kerjasamanya ditingkatkan ke aspek pendidikan. Maka sebagai langkah awal mengutus delegasi kampus dibawah koordinasi Kopertis untuk penjajagan kerjasama dengan kampus-kampus di Kyoto Jepang. Kota Kyoto memang ada memiripan dengan kota Yogyakarta pada beberapa hal, seperti budaya, pendidikan dan juga sebagai destinasi wisata. Kami berkesempatan mengunjungi beberapa kampus dengan berbagai fakultas yang ada kaitannya dengan pengembangan kerjasama di beberapa kampus di Yogyakarta. Sebelumnya kami diterima di kantor gubernur Kyoto sebagai kulo nuwun masuk kota Kyoto, kesan pertama saya ketika menginjakkan kaki di kantor gunernur agak kagum dengan penataan kantor dan taman yang begitu asri. Setelah bus diparkir kami diarahkan masuk ke ruang pertemuan, lebih kagum lagi ketika melalui ruang kerja para karyawan mereka berdiri kemudian member hormat dengan membungkukkan badan, bagai sebuah penghormatan kepada tamu agung. Kemudian kami serombongan saling berpandangan penuh arti yang intinya adalah luar bisa orang Jepang menghargai para tamunya, kemudian kami dipersilahkan masuk ke ruang pertemuan dengan sudah disediakan tempat duduk sesuai namanya sekali lagi saya kaget bahwa dudukpun sudah diatur sedemikian rupa rapinya serta di meja tersebut sudah tersaji snack dan minuman. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan yang dimulai tepat waktu, nampaknya setelah kami mengunjungi beberapa kampus bahwa pertemuan resmi itu terstandar yaitu dari aspek waktu pertemuan selalu dimulai tepat waktu on time suatu ketika kami daing lebih awal di satu kampus tetap disuruh menunggu sampai waktu yang telah ditentukan, sebelumnya mereka belum mau menemui apalagi membuka acara. Setelah mulai mereka dan kami menempati tempat yang sudah disediakan dan mengucapkan selamat datang lalu dibalas oleh rombongan kami terus dilanjutkan dialog kemudian dilanjutkan saling member cindera mata dan kartu nama. Dalam pertemuan umumnya mereka sangat serius tak ada gurauan, hanya beberapa saja yang mampu berbahasa inggris oleh karena itu beberapa kampus yang kami datangi biasanya menyediakan translatetor untuk menterjemahkan bahasa, sedangkan rombongan kami menggunakan bahasa inggris semua karena mereka para rector yang rata-rata berpendidikan dari luar negeri dan ada satu orang dari rombongan kami yang mampu berbahasa Jepang dengan baik karena pernah mengambil S3 di Jepang, maka mereka difungsikan juga sebagai penterjemah ketika rombongan tidak tahu maksud apa yang diucapkan tuan rumah dengan menggunakan bahasa Jepang.

Demikian suasana pertemuan selalu diagendakan tukar menukar kartu nama kepada semua peserta. Setiap meja dalam suatu pertemuan tentu sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan nama yang tercantum, sehingga kita tidak bisa sembarang duduk di belakang sebagaimana kebiasaan di Indonesia, kemudian merokok dan sebagainya karena disana kunjungan ditanggapi terasa serius. Gambar di bawah ini menunjukkan meja yang telah diatur untuk para tamu.

Suasana kampus di seantero Kyoto yang saya temui umumnya nyaman, bersih dan rapi. Pada satu kesempatan kami mengunjungi kampus yang berfungsi melestarikan budaya Jepang, kampus tersebut mempunyai program studi bahasa dan seni. Kampus tersebut terletak di lereng perbukitan yang banyak dihuni oleh burung gagak dan menyatu dengan semacam biara, bangunannya sudah berusia ratusan tahun namun masih nampak terawat, asri dan rapi. Dalam kesempatan tersebut kami dijamu minum teh ala Jepang, ternyata tradisi minum teh memiliki tatacara yang khas dan penuh makna yaitu dengan duduk bersimpuh dan kemudian cangkirnya diputar barulah diminum secara bersama-sama sebagaimana gambar dibawah ini.

Kami juga sempat mengunjungi pusat pelatihan beladiri di suatu kampus.