PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/26/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA DAN NISBAH ATAS PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL KREDIT PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/20/PBI/ 2003 TENTANG PENGALIHAN PENGELOLAAN KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/3/PBI/2000 TENTANG PENGALIHAN PENGELOLAAN KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/19/PBI/2012

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Kredit Likuiditas Bank Indonesia

S U R A T E D A R A N. Kepada BANK PERKREDITAN RAKYAT / BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARI AH DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/16/PBI/2003 TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/28/PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/11/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA PENJAMINAN

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/11/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA PENJAMINAN SIMPANAN PIHAK KETIGA DAN PASAR UANG ANTAR BANK GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/15/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 5 /PBI/2001 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. Nasabah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4824)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 11 /PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2017, No e. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 1/ 5 /PBI/1999 TENTANG KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM PADA MASA PERALIHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 9 /PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/27/PBI/2004 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN BADAN KREDIT DESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 16 /PBI/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/20/PBI/2006 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/33/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 3/ 9 /BKr Jakarta, 17 Mei S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I. KETENTUAN UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN MENTERI KOPERASI DAN PEMBINAAN PENGUSAHA KECIL

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/16/PBI/2005 TENTANG PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

SALINAPERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1A/PLPS/2005 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/2/PBI/2001 TENTANG PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL GUBERNUR BANK INDONESIA,

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

Transkripsi:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/26/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA DAN NISBAH ATAS PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL KREDIT PROGRAM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan kondisi ekonomi dan perbankan dewasa ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan kondisi pada masa krisis ekonomi, moneter dan perbankan pada tahun 1997; b. bahwa suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program yang berlaku pada saat ini masih didasarkan pada ketentuan yang diterbitkan dalam upaya menekan dampak krisis dimaksud; c. bahwa dengan membaiknya kondisi ekonomi, moneter dan perbankan, dan untuk meningkatkan efisiensi penyaluran kredit atau pembiayaan oleh bank dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil kredit program dengan menetapkannya dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Suku Bunga Dan Nisbah Atas Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Kredit Program; Mengingat

-2- Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4357); 2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/20/PBI/2003 tanggal 17 September 2003 tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia dalam rangka Kredit Program (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4322); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG SUKU BUNGA DAN NISBAH ATAS PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL KREDIT PROGRAM. Pasal 1

- 3 - Pasal 1 Dalam Peraturan Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan : 1. Kredit Program adalah kredit atau pembiayaan yang disalurkan bank pelaksana dengan dukungan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dalam rangka mendukung program Pemerintah. 2. Bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan Kredit Program. 3. BUMN Koordinator adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk sebagai penerima pengalihan pengelolaan KLBI dalam rangka Kredit Program, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KMK.017/1999 tanggal 13 Oktober 1999, yang terdiri dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero). Pasal 2 Suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program adalah suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil untuk skim Kredit Program sebagaimana diatur dalam : a. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/45/KEP/DIR tanggal 10 Juni 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya, selanjutnya disebut KKPA, termasuk Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Bagi Hasil, selanjutnya disebut KKPA Bagi Hasil ; b. Surat

- 4 - b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/91/KEP/DIR tanggal 9 September 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 29/67/KEP/DIR tanggal 26 Juli 1996 tentang Kredit Pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Pola Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya, selanjutnya disebut KKPA-TKI; c. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/92/KEP/DIR tanggal 9 September 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 29/69/KEP/DIR tanggal 26 Juli 1996 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Perusahaan Inti Rakyat Transmigrasi dalam rangka Pembukaan Pemukiman Transmigrasi Baru di Kawasan Timur Indonesia, selanjutnya disebut KKPA-PIR Trans; d. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/165A/KEP/DIR tanggal 11 Desember 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan Usaha Nelayan, selanjutnya disebut KKPA-Nelayan; e. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/165B/KEP/DIR tanggal 11 Desember 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan Usaha Peternakan Unggas, selanjutnya disebut KKPA-Unggas; f. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/185/KEP/DIR tanggal 5 Januari 1999 tentang Kredit kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro melalui Bank Umum (KPKM-Bank Umum) beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam Surat Bank Indonesia kepada PT. Permodalan Nasional Madani Nomor 2/162/BKr tanggal 4 Juli 2000 perihal Tanggapan Atas Usulan Perubahan Ketentuan Kredit Program, selanjutnya disebut KPKM-Bank Umum; g. Surat

- 5 - g. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/39/KEP/DIR tanggal 5 Juni 1998 tentang Kredit Modal Kerja Bank Indonesia dalam rangka Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat, selanjutnya disebut KMK-BPR; dan h. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/64/KEP/DIR tanggal 13 Juli 1998 tentang Pembiayaan Modal Kerja Bank Indonesia dalam rangka Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat Syari ah, selanjutnya disebut PMK- BPRS; dan i. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/12/PBI/2004 tanggal 19 April 2004 tentang Kredit Investasi Pengembangan Perkebunan dengan Pola Perusahaan Inti Rakyat yang Dikaitkan dengan Program Transmigrasi (PIR-Trans) Pra Konversi, selanjutnya disebut PIR-Trans Pra Konversi. Pasal 3 (1) Suku bunga kredit dan suku bunga KLBI untuk Kredit Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf a, b, c, d, e, f, g, dan i ditetapkan sebagai berikut: a. untuk skim KKPA, KKPA-PIR Trans, KKPA-Nelayan, dan KKPA- Unggas: 1. suku bunga kredit dari Bank kepada debitur, ditetapkan sebesar 14% (empat belas persen) setahun; 2. suku bunga KLBI dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank, ditetapkan sebesar 7% (tujuh persen) setahun; b. untuk skim KKPA-TKI: 1. suku bunga kredit dari Bank kepada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), ditetapkan sebesar 14% (empat belas persen) setahun, dengan ketentuan sebagai berikut: a) dalam

- 6 - a) dalam hal Bank mewajibkan pertanggungan kredit kepada lembaga penjaminan kredit, maka suku bunga kredit kepada PJTKI ditetapkan sebesar 12% (dua belas persen) efektif setahun, dan PJTKI diwajibkan membayar premi asuransi pertanggungan kredi; b) dalam hal Bank tidak mewajibkan pertanggungan kredit, maka suku bunga kredit kepada PJTKI adalah 14% (empat belas persen) efektif setahun, dengan ketentuan bahwa jumlah 2% (dua persen) akan dikembalikan kepada PJTKI sebagai imbalan pada waktu kredit berakhir, dan apabila ada tunggakan kredit, maka imbalan tersebut akan diperhitungkan terlebih dahulu dengan tunggakan-tunggakan kredit yang bersangkutan; 2. suku bunga KLBI dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan sebesar 7% (tujuh persen) setahun; c. untuk skim KPKM-Bank Umum : 1. suku bunga kredit dari Bank kepada debitur ditetapkan sebesar 14% (empat belas persen) setahun; 2. suku bunga KLBI dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan sebesar 7% (tujuh persen) setahun; d. untuk skim KMK-BPR: 1. suku bunga kredit dari Bank kepada debitur ditetapkan sebesar 28% (dua puluh delapan persen) setahun; 2. suku bunga KLBI dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan sebesar 13% (tiga belas persen) setahun; e. Untuk.

- 7 - e. untuk skim kredit PIR-Trans Pra Konversi: 1. suku bunga kredit dari Bank kepada debitur ditetapkan sebesar 14% (empat belas persen) setahun; 2. suku bunga KLBI dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan sebesar 6,5% (enam koma lima persen) setahun. (2) Nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil untuk Kredit Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf a dan h ditetapkan sebagai berikut : a. untuk skim KKPA Bagi Hasil: 1. nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dari Bank kepada debitur ditetapkan dengan marjin maksimum sebesar 14% (empat belas persen) setahun; 2. nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan setara dengan suku bunga sebesar 7% (tujuh persen) setahun; 3. dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan pendapatan Bank dari debitur, pendapatan Bank Indonesia atau BUMN Koordinator tidak berubah; b. untuk skim PMK-BPRS: 1. nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dari Bank kepada debitur ditetapkan dengan marjin maksimum sebesar 28% (dua puluh delapan persen) setahun; 2. nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dari Bank Indonesia atau BUMN Koordinator kepada Bank ditetapkan setara dengan suku bunga sebesar 13% (tiga belas persen) setahun; 3. dalam

- 8-3. dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan pendapatan Bank dari debitur, pendapatan Bank Indonesia atau BUMN Koordinator tidak berubah. Pasal 4 Suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 berlaku untuk Kredit Program yang telah disetujui oleh Bank Indonesia dan atau yang disetujui oleh BUMN Koordinator dalam rangka relending KLBI sejak pengalihan pengelolaan KLBI, yang didasarkan pada Surat Keputusan Direksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2. Pasal 5 Penghitungan suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program berdasarkan Peraturan Bank Indonesia ini dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2005. Pasal 6 (1) BUMN Koordinator wajib menyesuaikan suku bunga KLBI dan atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program kepada Bank sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. (2) BUMN

- 9 - (2) BUMN Koordinator wajib menyesuaikan dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang berkaitan dengan perubahan suku bunga dan atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program, yang terdiri dari tembusan addendum Surat Penegasan Kredit serta tembusan tambahan Akte F, paling lambat tanggal 31 Desember 2004. (3) BUMN Koordinator wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang telah disesuaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling lambat tanggal 31 Desember 2004. Pasal 7 (1) Bank wajib menyetujui addendum Surat Penegasan Kredit dan tambahan Akte F yang telah disesuaikan oleh BUMN Koordinator sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2). (2) Bank wajib menyesuaikan suku bunga kredit dan atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program kepada debitur sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. (3) Bank wajib menyesuaikan dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang berkaitan dengan penyesuaian suku bunga dan atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 8

- 10 - Pasal 8 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 6 ayat (1) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) jangka waktu 1 (satu) bulan dikalikan jumlah KLBI dengan suku bunga atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, sejak tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan tanggal dilakukan perubahan suku bunga dan atau nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil sebagaimana tercantum dalam dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. (2) Pelanggaran terhadap Pasal 7 ayat (2) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagai berikut : a. sebesar suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan dikalikan jumlah KLBI dengan suku bunga yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, sejak tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan tanggal dilakukan perubahan suku bunga sebagaimana tercantum dalam dokumen kredit, atau b. sebesar nisbah bagi hasil setara dengan suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan, dikalikan jumlah KLBI dengan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, sejak tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan tanggal dilakukan perubahan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil sebagaimana tercantum dalam dokumen pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pasal 9

- 11 - Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini, maka ketentuan suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program sebagaimana diatur dalam : a. Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 16 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/45/KEP/DIR tanggal 10 Juni 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya; b. Pasal 12 ayat (1), (2), (3) dan (4), serta Pasal 20 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 29/67/KEP/DIR tanggal 26 Juli 1996 tentang Kredit Pembiayaan Tenaga Kerja Indonesia dengan Pola Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/91/KEP/DIR tanggal 9 September 1998; c. Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 29/69/KEP/DIR tanggal 26 Juli 1996 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Perusahaan Inti Rakyat Transmigran dalam rangka Pembukaan Pemukiman Transmigrasi Baru di Kawasan Timur Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/92/KEP/DIR tanggal 9 September 1998; d. Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 16 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/165A/KEP/DIR tanggal 11 Desember 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan Usaha Nelayan; e. Pasal 11

- 12 - e. Pasal 11 ayat (1) dan Pasal 16 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/165B/KEP/DIR tanggal 11 Desember 1998 tentang Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan Usaha Peternakan Unggas; f. Pasal 8 ayat (1) dan Pasal 14 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/185/KEP/DIR tanggal 5 Januari 1999 tentang Kredit kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro melalui Bank Umum (KPKM-Bank Umum), dan ketentuan yang diatur dalam Surat Bank Indonesia kepada PT. Permodalan Nasional Madani Nomor 2/162/BKr tanggal 4 Juli 2000 perihal Tanggapan Atas Usulan Perubahan Ketentuan Kredit Program; g. Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 9 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/39/KEP/DIR tanggal 5 Juni 1998 tentang Kredit Modal Kerja Bank Indonesia dalam rangka Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (KMK-BPR); h. Pasal 6 ayat (1), (3) dan (4) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/64/KEP/DIR tanggal 13 Juli 1998 tentang Pembiayaan Modal Kerja Bank Indonesia dalam rangka Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat Syari ah (PMK-BPRS); dan i. Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/12/PBI/2004 tanggal 19 April 2004 tentang Kredit Investasi Pengembangan Perkebunan dengan Pola Perusahaan Inti Rakyat yang Dikaitkan dengan Program Transmigrasi (PIR-Trans) Pra Konversi; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10

-13- Pasal 10 Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 25 Oktober 2004 GUBERNUR BANK INDONESIA BURHANUDDIN ABDULLAH LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 158

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6 /26/PBI/2004 TENTANG SUKU BUNGA DAN NISBAH ATAS PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL KREDIT PROGRAM I. UMUM Berbagai indikator ekonomi dan perbankan dewasa ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan kondisi pada masa krisis ekonomi, moneter dan perbankan tahun 1997, yang antara lain ditandai dengan penurunan suku bunga kredit komersial Bank. Sementara itu, suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program yang berlaku pada saat ini masih didasarkan pada ketentuan yang diterbitkan dalam upaya menekan dampak krisis ekonomi, moneter dan perbankan dimaksud. Mengingat kondisi ekonomi dan perbankan yang semakin membaik serta untuk lebih meningkatkan efisiensi penyaluran kredit dan pembiayaan oleh Bank, maka dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian suku bunga dan nisbah atas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Kredit Program, serta menetapkannya dalam suatu Peraturan Bank Indonesia. Ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini untuk mengatur KLBI yang masih berjalan dan telah disetujui oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

- 2 - Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 dan dana relending KLBI yang masih berjalan dan disetujui oleh BUMN Koordinator setelah pengalihan pengelolaan KLBI. Tidak terdapat penyediaan fasilitas KLBI baru dari Bank Indonesia atas dasar Peraturan Bank Indonesia ini. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Suku bunga dimaksud tidak dikenakan secara bunga berbunga. Nisbah dimaksud tidak dikenakan pada nisbah selanjutnya. Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5

- 3 - Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan yang wajib disesuaikan oleh BUMN Koordinator meliputi dokumen untuk Kredit Program sebagai berikut : a. Kredit Program yang telah disetujui oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004; dan b. Kredit Program yang disetujui oleh BUMN Koordinator dalam rangka relending KLBI sejak pengalihan pengelolaan KLBI. Ayat (3) Dokumen kredit dan atau pembiayaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia adalah dokumen kredit dan atau pembiayaan untuk Kredit Program yang telah disetujui oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004. Dokumen-dokumen dimaksud harus sudah ditandatangani oleh BUMN Koordinator dan masing-masing Bank. Pasal 7

- 4 - Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Cukup jelas Cukup jelas Dokumen kredit dan atau dokumen pembiayaan yang wajib disesuaikan oleh Bank meliputi dokumen untuk Kredit Program sebagai berikut : a. Kredit Program yang telah disetujui oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004; dan b. Kredit Program yang disetujui oleh BUMN Koordinator dalam rangka relending KLBI sejak pengalihan pengelolaan KLBI. Pasal 8 Ayat (1) Yang dimaksud dengan suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan adalah suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan yang diperoleh dari hasil lelang terakhir sebelum tanggal 1 Januari 2005. Ayat (2)

- 5 - Ayat (2) Yang dimaksud dengan suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan adalah suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan yang diperoleh dari hasil lelang terakhir sebelum tanggal 1 Januari 2005. Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4458