ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL BANGKITAN TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH SWASTA DI ZONA PINGGIRAN KOTA DI KOTA MAKASSAR

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

TUGAS AKHIR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS MAHASISWA PADA ZONA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN DI KOTA MAKASSAR

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SD NEGERI KOTA MAKASSAR

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

MODEL PERGERAKAN PENDUDUK DI KAWASAN KEPULAUAN DENGAN VARIABEL BEBAS PARAMETER SOSIOEKONOMI (STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE)

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

ANALISIS BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JALAN CIHAMPELAS BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

ABSTRAK. Kata kunci : Distribusi perjalanan, trip assignment, software Visum versi 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA KAWASAN PEMUKIMAN. Adris. A. Putra ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI MELALUI PENYEDIAAN ASRAMA MAHASISWA STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

STUDI MODEL PANJANG PERJALANAN TERHADAP UMUR SEPEDA MOTOR DI KOTA MAKASSAR

STUDI PERMODELAN BANGKITAN PERJALANAN DI PERKOTAAN

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA

Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

V. PENILAIAN KINERJA POLA TRAYEK/RUTE EKSISTING

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

MODEL KEBUTUHAN PARKIR PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MALANG: STUDI KASUS PLASA DIENG, PLASA GAJAHMADA, DAN MALANG PLASA

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

MODEL TARIKAN PERGERAKAN SEPEDA MOTOR PADA PUSAT PERBELANJAAN (STUDI KASUS : DI KOTA BANDA ACEH)

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

OUTLINES PERKULIAHAN

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

SEMINAR TUGAS AKHIR MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN SURABAYA ORGAN TRANSPLANT CENTER (SOTC) RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

PEMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH DASAR SWASTA DI SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR SURABAYA SIDOARJO ( LEWAT JALAN AHMAD YANI)

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

Transkripsi:

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR Ir. Syafruddin Rau, fmt. Staf Pengajar Faluktas Teknik Unhas Juusan. Teknik Sipil Jl.Perintis Kemerdekaan km. 10 syafrauf@yahoo.co.id Ir. Arifin Liputo.MT Staf Pengajar Faluktas Teknik Unhas Jurusan. Teknik Sipil Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 aliputo@yahoo.co.id ABSTRAK Sekolah menengah Umum Negeri Merupakan salah satu lokasi yang biasa mengalami masalah kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain terjadinya peningkatan jumlah kendaraan, buruknya pelayanan angkutan umum serta kondisi system jaringan jalan yang tidak memadai. Olehnya karena itu pemilihan lokasi sekolah seharusnya dilakukan dengan mempertimbangkan perkiraan bangkitan dan tarikan pererakan lalu lintas yang akan terjadi dengan mempertimbangkan kendaraan pengantar dan penjemput siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model bangkitan pergerakan (Trip Generation) dari kendaraan pengantar dan penjemput siswa. Survey dilakukan pada lima SMU Negeri yang berada di dalam kota dan terletak ruas-ruas jalan utama. Data hasil survey dianalisis dengan metode regresi untuk mendapatkan model yang terbaik berdasarkan nilai Determinasi (R2). Hasil analisa menunjukkan model terbaik untuk meramalkan trip generation untuk kendaraan pengantar siswa SMU Negeri di adalah Y = 88.326 + 0.15X 3 + 4.49X 4 + 12.594X 6 dengan nilai determinasi (R2) = 0.885, dimana Y adalah kendaraan pengantar siswa, X3 adalah luas sekolah, X 4 adalah jumlah kelas, dan X 6 adalah luas kelas. Dan model terbaik untuk meramalkan trip generation untuk kendaraan penjemput siswa SMU Negeri di adalah Y = 60.165 + 0.11X3 + 9.476X6 dengan nilai Determinan R2 = 0.91, dimana Y adalah kendaraan penjemput siswa, X3 adalah luas sekolah, dan X6 adalah luas kelas. Kata kunci : trip Generation, SMU Negeri, Kota 1. PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan khususnya di Kota menyebabkan sering terjadi kemacetan lalu lintas pada ruas-ruas jalan pada jam-jam sibuk. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan perencanaan transportasi dengan baik pada tata guna. Sekolah Menengah Umum Negeri (SMU), umumnya tidak memiliki tempat /jalur khusus untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Hal tersebut menyebabkan kendaraan pengantar dan penjemput siswa berhenti atau parkir di daerah badan jalan, sehingga terjadi pengurangan kapasitas jalan. Akibatnya pada saat volume lalu lintas tinggi pada saat masuk sekolah dan pulang sekolah akan terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas yang terjadi di lokasi Sekolah Menengah Umum Negeri pada jam masuk sekolah dan pulang sekolah dapat dicegah apabila sebelum menentukan

lokasi sebuah sekolah, pihak pemilik sekolah terlebih dahulu memperkirakan bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas pada tata guna lahan. Dengan mengetahui besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan arus lalu lintas, maka dapat dipersiapkan dan direncanakan geometri dari ruas jalan pada kawasan Sekolah Menengah Umum. Hal tersebut harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan arus lalu lintas pada kawasan tersebut. Bangkitan dan tarikan lalu lintas pada tata guna lahan khususnya pada kawasan pendidikan di Kota merupakan salah satu permasalahan yang sering menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas pada waktu sibuk pada pagi dan siang hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu analisa bangkitan dan tarikan pergerakan arus lalu lintas.berdasarkan anlisa permodelan bangkitan dan tarikan lalu lintas pada tata guna lahan pendidikan khususnya pada Sekolah Menengah Umum Negeri, maka dapat dilakukan manajemen lalu lintas untuk mengatasi kemacetan lalu lintas tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : Mengidentifiksi faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan pada tata guna lahan Sekolah Menengah Umum Negeri dalam wilayah Kota. Menganalisis Model Bangkitan Pergerakan kendaraan roda empat (mobil pribadi) dan sepeda motor pada tata guna lahan Sekolah Menengah Umum Negeri di Kota. 2. TINJAUAN PUSTAKA. Permodelan Transportasi adalah suatu model yang digunakan untuk memberikan gambaran hubungan antara tata guna lahan dengan jaringan transportasi melalui model persamaan matematis. Permodelan transportasi dapat dilakukan dengan Permodelan empat tahap, dimana masing-masing model merupakan masukan bagi model berikutnya. Umumnya permodelan bertahap ini melibatkan empat tahap permodelan sehingga disebut dengan Four Stage Transport Modelling. Ke empat model tersebut adalah (gambar 1): 1. Permodelan Bangkitan perjalanan ( Trip Generation ) 2. Permodelan Sebaran Pergerakan ( Trip Distribution ) 3. Permodelan Pemilihan Moda ( Mode Choice ) 4. Permodelan Pembebanan Kendaraan ( Trip Assignment ) 2

Gambar 2.1. : Metode Permodelan Transportasi Empat Tahap 3.1. Analisa Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ( Trip Generation ). angkitan pergerakan merupakan tahapan permodelan transportasi yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal atau tata guna lahan dan jumlah pergerakanan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan ( Tamin,1997,60). RUMAH BANGKITAN BANGKITAN TARIKAN TARIKAN TEMPAT KERJA/ SEKOLAH TEMPAT KERJA/ SEKOLAH BANGKITAN TARIKAN TARIKAN BANGKITAN TEMPAT KERJA/ SEKOLAH Gambar 3.1.1 : Proses Permodelan Bngkitan Pergerakan ( Trip Generation ) 3.2. Analisa Regresi Untuk memprediksi variabel yang berpengruh terhadap bangkitan dan tarikan pada tata guna lahan Sekolah menengah Umum Negeri digunakan metode analisa regresi yaitu : Analisa Regresi Sederhana. Jika suatu variabel tak bebas (dependent Varible) tergantung pada suatu variabel bebas (independent Variable), hubungan antara kedua variabel dapat diselesaikan dengan analisa regresi sederhana. Bentuk matematis dari metode regresi sederhana adalah : 3

Dimana : Y A B. X (1) Y = variabel tak bebas (dependent variable) X = variabel bebas (independen Variable) A = koefisien intersep B = Koefisien regresi Anlisa Regresi Berganda Persamaan regresi berganda merupakan persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas (Y) dengan beberapa variabel bebas (X). Bentuk umum dari persamaan regresi berganda adalah : Dimana : Y A B X B X... B X 1 1 2 2 n n (2) Y = variabel tak bebas (dependent variable) X1,X2,...Xn = variabel bebas (independen Variable) A = koefisien intersep B1,B2,...Bn = Koefisien regresi Metode regresi digunakan untuk menetukan model persamaan matematis yang terbaik dengan mengacuh pada kriteria statistik. Untuk dapat memperoleh hasil regresi terbaik maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut : Uji R 2 (Koefisien Determinasi). Nilai koefisien determinasi yang terbaik mempunyai nilai antara 0 s/d 1 atau ( 0 < R 2 <1 ). Semakin besar nilai R 2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi, dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secra keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi Koefisien korelasi ini digunakan untuk menentukan korelasi antara varibel dependen dengan variabel independen atau sesama variabel independen. 4. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait secara sistematik. Agar penelitian dapat dilakukan dengan cermat dan efisien, maka perlu dibuat suatu kerangka kegiatan penelitian seperti gambar 3 4

Gambar 4.1. : Metode Penelitian. Gambar : 4.2. Metode Penelitian Bangkitan pergerakan. 5

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMU) di Kota dengan mengambil 5 lokasi survey terpilh berdasarkan kriteria tertentu, yaitu : SMU Negeri 1. SMU Negeri 5. SMU Negeri 11. SMU Negeri 14. SMU Negeri 17. 4.1. Data Primer. Data primer pada penelitian ini adalah data kendaraan pengantar dan penjemput berupa kendaraan roda empat (mobil penumpang) dan roda dua (sepeda motor) yang menggunakan badan jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Pelaksanaan dilakukan selama 3 hari untuk setiap lokasi SMU negeri. 4.2. Data Sekunder. Data Sekunder diperoleh dengan melakukan pengambilan data di setiap SMU negeri terpilih. Adapun data sekunder berupa : X 1 = Jumlah siswa (orang) X 2 = jumlah pengajar (orang). X 3 = luas sekolah (100 m2) X 4 = total kelas X 5 = kapasitas sekolah (orang) X 6 = luas kelas (m2) Untuk memperoleh hasil yang akurat, maka data sekunder dapat diturunkan untuk memperoleh variabel yang lebih banyak. Adapun kandidat variabel tersebut adalah : X 7 = perbandingan jumlah siswa dengan jumlah guru. X 8 = perbandingan jumlah siswa dengan luas sekolah. X 9 = perbandingan jumlah siswa dengan jumlah kelas (orang/m 2 ) X 10 = perbandingan jumlah siswa dengan kapsitas kelas. X 11 = perbandingan jumlah siswa dengan luas kelas (orang/m 2 ) X 12 = perbandingan jumlah guru dengan luas sekolah(orang/m 2 ) X 13 = perbandingan jumlah guru dengan jumlah kelas. X 14 = perbandingan jumlah guru dengan kapsitas kelas. X 15 = perbandingan jumlah guru dengan luas kelas (orang/m 2 ) X 16 = perbandingan luas kelas dengan luas sekolah. 5. ANALISA DAN PEMBAHASAN. 5.1. Karakteristik Kendaraan Pengantar dan Penjemput Dari hasil survey selama dua hari pada lima sekolah yang menjadi sampel penelitian diperoleh data jumlah mobil pengantar dan kendaraan sepeda motor pengatar serta kendaraan penjemput siswa disajikan pada tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 serta gambar 4.1 dan gambar 4.2. dibawah : 6

Tabel 4.1. : Jumlah Kendaraan Pengantar dan Penjemput Survey hari 1 Kendaraan Pengantar Kendaraan Penjemput Nama Sekolah M. Penumpang M. Penumpang SMUN 1. 203 189 95 115 SMUN 5. 132 165 62 97 SMUN 11. 94 116 53 36 SMUN 14. 56 127 24 124 SMUN 17. 31 73 8 62 Tabel 4.2. : Jumlah Kendaraan Pengantar dan Penjemput Survey hari 2 Kendaraan Pengantar Kendaraan Penjemput Nama Sekolah M. Penumpang M. Penumpang SMUN 1. 175 142 108 129 SMUN 5. 162 165 91 112 SMUN 11. 88 144 71 56 SMUN 14. 63 134 9 109 SMUN 17. 51 84 17 47 Tabel 4.3. : Rata-rata Jumlah Kendaraan Pengantar dan Penjemput Kendaraan Pengantar Kendaraan Penjemput Nama Sekolah M. Penumpang M. Penumpang SMUN 1. 189 165.5 101.5 122 SMUN 5. 147 165 76.5 104.5 SMUN 11. 91 130 62 46 SMUN 14. 59.5 130.5 16.5 116.5 SMUN 17. 41 78.5 12.5 54.5 7

200 150 100 50 0 SMUN 1. SMUN 5. SMUN 11. SMUN 14. SMUN 17. MP Pengatar Siswa SMUN Spd. Motor Pengantar Gambar 4.1: Rata-rata Kendaraan Pengantar Siswa SMUN 140 120 100 80 60 40 20 0 SMUN 1. SMUN 5. SMUN 11. SMUN 14. SMUN 17. M.Penjemput Spd. Motor Penjemput Gambar 4.1: Rata-rata Kendaraan Penjemput Siswa SMUN Analisa Model Regresi Trip generation Kendaraan Pengantar Siswa SMUN. Berdasarkan hasil analisa regresi diperoleh hasil Model Matematis yang terpilih untuk Trip generation kendaraan Pengantar siswa SMUN di adalah: Tabel : 5.2.1 : Model persamaan Kendaraan Penjemput Siswa SMUN Model Persamaan R 2 SEE Y = -88.326 + 0.15X 3 + 4.469X 4 + 12.594X 6 0.885 14.741 Dimana : Y = Jumlah mobil pengantar siswa. X3 = Luas sekolah X4 = Jumlah kelas X6 = Luas kelas. 8

Uji Multikolinieritas dari model. Hasil uji multikoliniaritas dari model persamaan diatas dapat dilihat pada tabel 5.2.1 dibwah : Tabel : 5.2.1 : Uji Multikoliniaritas Model Indikator Variabel Multikoliniarlitas Korelasi Tolerance VIF X 3 X 4 X 6 X 3 0.776 1.289 1-0.456-0.328 X 4 0.674 1.483-456 1 0.473 X 6 0.76 1.315-0.328 0.473 1 Sumber : Hasil analisa data 5.2. Analisa Model Regresi Trip generation Kendaraan Penjemput Siswa SMUN. Hasil analisa regresi diperoleh Model Matematis yang terpilih untuk Trip generation kendaraan Penjemput siswa SMUN di adalah: Tabel : 5.3.1 : Model persamaan Kendaraan Penjemput Siswa SMUN Model Persamaan R 2 SEE Y = 60.185 + 0.11X 3 + 9.476X 6 0.91 11.865 Dimana : Y = Jumlah mobil pengantar siswa. X 3 = Luas sekolah X 6 = Luas kelas. Uji Multikolinieritas dari model. Hasil uji multikoliniaritas dari model persamaan diatas dapat dilihat pada tabel 5.3.1 dibwah : Tabel : 5.3.1 : Uji Multikoliniaritas Model Indikator Variabel Multikoliniarlitas Korelasi Tolerance VIF X 3 X 6 X 3 0.899 1.12 1-0.456 X 6 0.899 1.12-456 1 Sumber : Hasil analisa data 9

6. KESIMPULAN Faktor-faktor yang mempengaruh trip generation pergerakan pada tata guna lahan Sekolah Menengah Umum negeri di Makssar untuk kendaraan pengantar adalah luas sekolah, jumlah kelas dan luas kelas, sedangkan faktor yang berpengaruh untuk kendaraan penjemput siswa Sekolah Menengah Umum Negeri adalah Luas sekolah dan luas kelas. Model trip distribution terpilih untuk kendaraan pengantar siswa SMU negeri di adalah Y = -88.326 + 0.15 X3 + 4.469X4 + 12.594X6 dengan nilai Determinasi (R2) adalah 0.885, sedangkan model terpilih untuk kendaraan penjemput siswa SMU Negeri di adalah Y = 60.185 + 0.11X3 + 9.476X6 dengan nilai determinasi (R2) sebesar 0.91. DAFTAR PUSTAKA Casello, Jeffrey M, 2006. Transportation Activity Centers for Urban Transportation Analysis. Jurnal of Urban Planning and Development, ASCE Furth, Peter G. 2005. Evaluating the Impact of Changing Bus Stop Locations: A Parcel Level GIS-Based Demand Modeling Approach. Gis in Transit Conference, Nasional Center for Transit research, Tempa, FL Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, edisi ke -2 Penerbit ITB Bandung. 2000. McNally, Michael G. 2000. The Four Step Model Institute of Transportation Studies, Center for activity Systems Analysis, University of California, Irvine. Morlok, E.K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi Penerbit Erlangga, Jakarta. Patmadjaja,Harry; Setiawan Rudy. Permodelan Bangkitan Pergerakan pada tata Guna Lahan Sekolah dasar Swasta di Surabaya. Dimensi Teknik Volume 4 No. 2. tahun 2002. 10