: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

Laut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Di provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar di 11 kabupaten/kota,

30 DIMANA DILAKSANAKAN? 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO-UNICEF dalam joint monitoring 2004, perihal kinerja sektor Air Minum dan Sanitasi.

Kerangka Acuan Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan melalui air dan lingkungan. Saat ini masih banyak warga di seluruh

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kontribusinya pada aspek perekonomian, sosial kemasyarakatan, maupun

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekanan terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air semakin meningkat dan

WONOSOBO G R E E N C I T Y INTEGRASI RAD-AMPL KEDALAM APBD DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air sudah menjadi komoditi ekonomi. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

Disampaikan oleh: MENTERI KESEHATAN RI pada SEMINAR dan LAUNCHING INDONESIAN WOMEN for WATER, SANITATION and HYGIENE Jakarta, 18 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah. sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia.

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengetasan kemiskinan. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. 34 provinsi, tentu memiliki peluang dan hambatannya masing-masing.

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM BADAN PENGELOLA SARANA PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

PERTEMUAN KONSOLIDASI DAN KOORDINASI PAMSIMAS KOMPONEN B TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Laporan dan Analisa Berita Media Cetak dan Online Bidang Cipta Karya. Edisi: Mei 2014

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019

DIREKTUR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SENGON, KLATEN

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pembangunan berkelanjutan harus menyentuh seluruh aspek,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

Transkripsi:

Anak-anak usia sekolah di Nusa Tenggara Timur harus rela berjalan berkilo-kilo guna mendapatkan air minum untuk kebutuhan keluarga. Selain itu, pemerintah juga mempunyai komitmen global MDG (Millennium Development Goals) untuk menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015 dengan menyediakan akses kepada lebih dari 50 juta penduduk serta sasaran Indonesia Sehat 2010 dengan cakupan air bersih perdesaan sebesar 85%. Untuk mencapai tujuan di atas dan menindaklanjuti amanat PP 16 Tahun 2005, telah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) sebagai acuan bagi para pelaku pembangunan/penyelenggaraan SPAM di tingkat nasional, dan daerah dengan memperhatikan : [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum kesesuai dengan sasaran atau kondisi yang diinginkan dalam pengembangan SPAM, baik secara teknis, manajemen, keuangan maupun hukum, [ii] Pencapaian sasaran dilakukan melalui perumusan tujuan dan sasaran Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM yang merupakan hasil monitoring dan evaluasi sasaran pencapaian, dan [iii] Dalam perumusan tujuan dan sasaran berpedoman pada landasan hukum yang ada berdasarkan isu-isu strategis dan permasalahan yang dihadapi saat ini, serta memperhatikan Deklarasi Internasional dan Nasional. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 11

Kelangkaan sumber mata air di Provinsi NTT membuat masyarakat harus rela untuk mengantri guna mendapatkan air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. KSNP-SPAM dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan pengembangan SPAM di perkotaan dan perdesaan, baik dilingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, maupun bagi masyarakat dan dunia usaha. Kebijakan ini telah disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan SPAM baik di pusat maupun di daerah. KSNP-SPAM bertujuan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional pengembangan SPAM melalui perencanaan, program dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien dan efektif. Sejalan dengan Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-daerah dengan wilayah perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas. Daerah seperti ini memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya ke- 12 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

pada masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya manusia. Guna meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi dasar serta mewujudkan tujuan MDG, pada 27 Desember 2007, Pemerintah menandatangani kerjasama dengan Bank Dunia untuk melaksanakan kegiatan air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban). Kegiatan ini dikenal dengan Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3), atau lebih populer dengan sebutan Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Pamsimas merupakan kelanjutan dari ke-giatan sebelumnya, yaitu WSSLIC Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (1993 1999) dan WSLIC-2 - The Second Water and Sanitation for Low Income Communities (2000 2009), yang pendanaannya didukung Bank Dunia. Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Dirjen Cipta Karya Dept. PU, Budi Yuwono P. tengah memberikan pengarahan dalam Kegiatan Konsolidasi Pamsimas se-indonesia pada bulan Agustus 2008 di Hotel Sahid Jaya Jakarta

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dengan didampingi Sekjen dan Dirjen Cipta Karya Dept. PU serta Ketua CPMU Program Pamsimas tengah meninjau lokasi Program Pamsimas Tahun 2008 di Kel. Bandengan, Kota Pekalongan, Agustus 2009 Lokasi sasaran program ra Pamsimas di NTT Sebagian masyarakat di Kab. Demak Jawa Tengah menggunakan sungai sebagai sarana MCK 14 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Para pemangku kepentingan di bidang air minum dan sanitasi berkomitmen untuk mewujudkan tujuan Millennium Development Goals pada tahun 2015 Fasilitator (Tim mf Fasilitator ator Masyrakat) at) adalah ujung tombak program Pamsimas yang akan bekerja mendampingi masyarakat untuk membuat rencana, melaksanakan, monitoring dan evaluasi program Pamsimas di desa Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 15

Apa Itu PAMSIMAS?

Apa Itu PAMSIMAS? PAMSIMAS adalah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Pamsimas merupakan kegiatan di bidang air minum dan sanitasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan secara berbasis masyarakat. Masyarakat Kab. Mamuju Sulawesi Barat sudah dapat menikmati layanan air minum yang merupakan hasil kerja kemitraan antara Pemda setempat dengan masyarakat dalam Program Pamsimas

Kebutuhan air untuk mandi, cuci dan masak didapat dari satu sumber yang sama - sungai. Sangat tidak higienis! Tujuan Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota (peri-urban). Secara lebih rinci Pamsimas bertujuan untuk : [i] Meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat di masyarakat, [ii] Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan, [iii] Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, [iv] Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditetapkan sasaran antara, yaitu : [i] Pemerintah provinsi dan kota/kabupaten memiliki kelembagaan yang tepat yang dirancang untuk mendukung upaya-upaya peningkatan perbaikan pemakaian air minum, perilaku higiene dan sanitasi masyarakat di wilayah perdesaan dan semi perkotaan, [ii] Masyarakat sasaran menerapkan perilaku dan praktik PHBS (hygiene), [iii] Masyarakat sasaran memperoleh akses perbaikan pelayanan air minum dan sanitasi serta menggunakan, mengelola dan memelihara keberlanjutan secara efektif, [iv] Pemerintah daerah memiliki komitmen yang kuat dalam mengupayakan keberlanjutan serta perluasan pelaksanaan program pendukung sektor air minum dan sanitasi dengan menggunakan pendekatan yang sama dengan program Pamsimas, dan [v] Setiap DPMU dan CPMU memiliki kemampuan mengelola dan mendukung program secara baik (dan diharapkan dapat menerapkan perluasannya di kota/kabupaten lainnya di Indonesia) Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 19

Sasaran Program Target grup program adalah kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi. Untuk mencapai sasaran program, ditetapkan indikator keberhasilan program, yaitu : [i] Akses air minum sebanyak 6-7 juta penduduk, [ii] Akses sanitasi mencakup 6-10 juta penduduk, [iii] Masyarakat free of open defecation mencapai 80%, [iv] 80% masyarakat mengadopsi program cuci tangan, [v] Rencana capacity building untuk adopsi pendekatan Pamsimas, dan [vi] Pemda Kota/Kabupaten mengalokasikan anggaran sarana air minum dan sanitasi. Sasaran Lokasi Pemilihan lokasi diawali dengan daftar panjang propinsi yang memenuhi kriteria : [i] Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, [ii] tingkat kemiskinan tinggi yang diindikasikan melalui IPM 2004 dan Index kemiskinan SUSENAS, [iii] tingkat jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang masih rendah, dan [iv] tingginya penderita diare. Kota/kabupaten yang ada di provinsi terpilih berdasarkan kriteria yang sama. Kabupaten/ kota yang bukan lokasi WSLIC-2 dan CWSHP (Community Water Services and Health Project) juga diundang berpartisipasi. Pemerintah Kota/kabupaten mengajukan daftar kelurahan/desa calon lokasi sasaran yang memenuhi kriteria di atas dan dan keberadaan Mereka layak untuk dijadikan sasaran program Pamsimas 20 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat