BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Ruas Jalan Piyungan-Prambanan Sumber : Google Maps

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metode Survei

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kondisi Eksisting

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX DAN METODE PRESENT SERVICEABILITY INDEX ABSTRAK

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

EVALUASI KERUSAKAN JALAN STUDI KASUS (JALAN DR WAHIDIN KEBON AGUNG) SLEMAN, DIY

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

Saiful Anwar Kurniawan NIM. I

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

Margareth Evelyn Bolla *)

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis-Jenis Kerusakan Permukaan jalan

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. Wahai ananda permata hati Hitunglah waktu dengan teliti Masa berjalan capat sekali Bila tak ingin hidup merugi

BAB III LANDASAN TEORI

melintang atau memanjang dan disebabkan oleh pergerakan plat beton dibawahnya) Kerusakan alur/bahu turun (lane / shoulder drop-off)...

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : HIMANTORO MILUDA NIM. I

BAB II PERKERASAN JALAN RAYA

LUQMAN DWI PAMUNGKAS NIM. I

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat

BAB III LANDASAN TEORI

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pendahuluan

EVALUASI KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BEUREUNUEN BATAS KEUMALA)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

EVALUASI KERUSAKAN JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Existing Condition dan Lokasi

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) Studi Kasus : Jalan Soekarno Hatta Sta s.

NASKAH SEMINAR 1 INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus: Jalan M.H. Thamrin, Ajung, Jember)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

TUGAS AKHIR ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

PENGARUH DISTRIBUSI LALU LINTAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Ampel Boyolali Km Km ) Tugas Akhir

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No.3

PENURUNAN PELAYANAN JALAN AKIBAT DISINTEGRATION, UTILITY CUT DEPRESSION, BLEEDING, DAN POLISHED AGGREGATE PADA PERKERASAN LENTUR

ABDIAS TANDY ARRANG Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Palopo ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

EVALUASI KONDISI DAN KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI BEBERAPA RUAS JALAN KOTA KENDARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: RUAS JALAN PANTON LABU LANGSA BATAS SUMUT)

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN Proses perencanaan dalam melakukan penelitian perlu dilakukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Analisis yang baik memerlukan data atau informasi yang lengkap dan akurat disertai dengan teori atau konsep dasar yang relevan Ruas Jalan yang akan diteliti Ruas Jalan Imogiri Timur,Bantul, Yogyakarta. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. MULAI Studi Pustaka & Landasan Teori Metode Penelitian Persiapan Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer: Sekunder: Primer: 1. Dimensi Jalan Sekunder: 1. Geometrik Jalan 1. Survei Jalan 1. Peta Jaringan jalan 2. Jenis Kerusakan 2. Jenis Jalan 2. Jenis Kerusakan 2. Geometrik Jalan 3. Dimensi Kerusakan 3. Dimensi Kerusakan 3. Jenis Jalan 4. Data kerusakan jalan 4. Dimensi Jalan metode (PCI) 5. Data kerusakan jalan A Gambar 4.1. Bagan Penelitian 50

51 A ANALISI DATA 1.Penilaian kondisi Jalan Density (D) Deduct value (DV) Total deduct value (TDV) Correted deduct value (CDV) 2. Pemeliharaan dan rebilitasi Perbaikan standar bina marga 1995 HASIL Pembahasan Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 4.1. Bagan Penelitian (Lanjutan ) B Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam survei ini adalah metode dengan cara diskriptif analisis berdasarkan metode Pavement Condotion Index (PCI). Diskriptif berarti survei yang memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada saat sekarang,keadaan kerusakan perkerasan jalan yang diteliti, sedangkan analisis berati data yang dikumpulkan dan disusun, kemudian dianalisis dengan mengunaka prinsip-prinsip analisis Metode Pavement Condotion Index (PCI).

52 C. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana sehingga diperoleh efisiensi serta efektifitas waktu dan pekerjaan. Tahap ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat gambaran umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Tahap persiapan ini meliputi : 1. Studi pustaka terhadap materi untuk proses evaluasi dan perencanaan. 2. Mendata instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data. 3. Menentukan kebutuhan data, yaitu pengambilan data di lapangan dengan penempatan pensurvai di lokasi yang ditinjau. 4. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan data - data dari lapangan atau ruas yang akan dijadikan bahan penelitian dan keterangan dari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan - masukan dari dosen pembimbing. Data-data yang digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan jalan yaitu berupa data panjang, lebar, luasan, serta kedalaman tiap jenis kerusakan yang terjadi. A. Alat dan Bahan Survey 1. Alat Survey Adapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam survey ini meliputi : a. Alat tulis, digunakan untuk menulis berupa ball point, pensil dan lainlain. b. Meteran, digunakan mengukur lebar kerusakan dan lebar penampang jalan. c. Kamera, di gunakan untuk dokumentasi selama penelitian. d. Cat semprot, digunakan untuk menandai jarak per kerusakan. e. Motor, menggunakan motor karena berguna untuk mengukur jarak. 2. Bahan atau Data Survey Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses pelaksanaan evaluasi dan perencanaan yang sangat penting, karena

53 dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan alternatif pemecahan masalah yang diambil. Data yang dibutuhkan antara lain : D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari keterangan yang bersifat primer maupun sekunder yang nantinya dipakai sebagai bahan penelitian 1. Data dan Sumber A. Data Primer Jenis kerusakan dan Dimensi kerusakan jalan didapat dengan melakukan survei. Peralatan yang digunakan adalah meteran, kertas, alat tulis, formulir survei dan kamera. Pengukuran dan dokumentasi setelah pasca rehabilitasi sesuai tahun 2016. Peralatan yang digunakan adalah meteran, kertas, alat tulis, formulir survei dan kamera. Data primer diperoleh melalui pengamatan data survei di lapangan, adapun data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1) Data Geometrik jalan imogiri timur. 2) Pengukuran Jenis kerusakan dan Dimensi kerusakan jalan. 3) Data Hasil dari survei lapangan 4) Pencatatan lokasi terjadinya kerusakan B. Data Sekunder Data skunder ini merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait, dalamhal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Yogyakarta. Data-data yang di perlukan adalah sebagai berikut: 1) Peta ruas jalan imogiri timur bantul Provinsi Yogyakarta 2) Data struktur perkerasan yang ada; 3) Data Geometrik jalan imogiri timur. 4) Jenis jalan

54 E. Analisis Data Analisis perhitungan sesuai rumusan masalah, diuraikan dalam sub-bab berikut 1. Penilaian Kondisi Jalan Penilaian Kondisi Jalan Sesuai Metode Pavement Condition Index (PCI) a. Pegukuran kuantitas jenis kerusakan b. Menentukan tingkat kerusakan jalan yaitu biasa (low), sedang (medium),parah (hight); c. Menentukan kadar kerusakan (density) d. Menentukan nilai pengurang (deduct value), sesuai pembacaan kurva DV. e. Menentukan total deduct value (TDV) f. Menentukan corrected deduct value (CDV), sesuai pembacaan grafik hubungan TDV dan CDV. g. Menentukan nilai PCI h. Menentukan nilai PCI keseluruhan 2. Pemeliharaan Dan Rehabilitasi Urutan perhitungan dan pekerjaan diuraikan pada point berikut. 1. Perbaikan Standar Standar Bina Marga Metode Perbaikan P1 (penebaran pasir) P2 (pelaburan aspal setempat P3 (pelapisan retakan P4 (pengisian retak). P5 ( Penambalan Lubang ) P6 ( Perataan ) F. Alur Penelitian Adapun alur analisis kondisi perkerasan Jalan, seperti yang tercantum dalam Gambar 4.2

55 Mulai Survei Lapangan Jenis atau Kualitas Dan Tingkat Kerusakan Retak buaya Retak Refkeksi Retak menanjang dan melintang Distorsi Retak Rambut Amblas Retak Pinggir Sungkur Retak Sambungan Bahu Pelepasan Butir Retak Sambungan Jalan Alur Retak Sambungan PelebaranJalan Cacat Permukaan Jembul Bergelombang Lubang Penglupasan Lapisan Pengausan Agregat Kegemukan Analisis data - Density (D) - Deduct Value (DV) - Correted Deduct Value (CDV) - Total Deuct Value (TDV) - Pavement Condition Index (PCI) Hasil Penanganan Selesai Gambar 4.2. Bagan Alir Penelitian

56 1. Survei Lapangan Survei jalan dilakukan untuk mengetahui kondisi kerusakan jalan dengan mengunkan metode Pavement Condition Index (PCI. Kegiatan yang dilakukan pada survei adalah : a) Menentukan ruas jalan yang akan ditinjau. b) Menentukan panjang jalan c) Mengukur setiap jenis kerusakan jalan d) Menentukan solusi perbaikan untuk setiap perkerasan ruas jalan Formulir Survei Kerusakan Jalan dengan mengunakan Tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Formulir Survei Kerusakan Jalan Sumber : Shanin M.Y, Army Corp of Engineers USA 1994

57 2. Tinjauan Kerusakan Pengukuran untuk setiap jenis kerusakan diambil dari setiap unit yang telah dipilih secara acak pada lokasi ruas jalan yang telah dipilih. Tiap kerusakan diukur tingkat kerusakannya, yang terdiri dari low, medium, hard yang dapat dilihat pada tabel (3.1) sampai (3.19) kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam formulir yang disediakan. a. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking) Retak kulit buaya diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). Kesulitan utama dalam mengukur jenis kerusakan ini yaitu jika terdapat dua atau tiga tingkat kerusakan dalam satu unit. Jika kerusakan tersebut mudah dibedakan satu sama lain, maka harus diukur dan dicatat secara terpisah. Namun, jika tingkat kerusakan yang berbeda sulit dibedakan, maka seluruh kerusakan harus dinilai pada tingkat kerusakan tertinggi. Jika retak buaya dan alur terjadi di daerah yang sama, masingmasing dicatat secara terpisah di masing-masing tingkatannya. b. Kegemukan (Bleeding) Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). c. Retak Blok (Block Cracking) Retak Blok diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m2). Setiap bagian perkerasan yang memiliki tingkat kerusakan yang jelas berbeda harus diukur dan dicatat secara terpisah. d. Keriting (Corrugation) Keriting diukur dalam meter persegi (m 2 ).Perbedaan ketinggian rata-rata antara tinggi dan kedalaman lipatan menunjukkan tingkat keparahan. Untuk menentukan perbedaan ketinggian rata-rata, alat ukur harus ditempatkan tegak lurus terhadap lipatannya sehingga kedalaman bisa diukur dalam satuan inci (mm). Kedalaman rata-rata dihitung dari pengukuran tersebut. e. Amblas (Depression) Amblas diukur dalam meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit. Kedalaman maksimum amblas menentukan tingkat kerusakan. Kedalaman ini

58 dapatdiukur dengan menempatkan alat ukur sejajar di daerah amblas dan di ukur kedalamannya. f. Cacat Tepi Perkerasan (Edge Cracking) Cacat permukaan ini diukur dengan cara mengukur luas permukaan dalam satuan meter persegi (m 2 ). g. Retak Sambung (Joint Reflection Cracking) Diukur dalam meter panjang (m), panjang dan tingkat kerusakan retak masing-masing harus diidentifikasi dan dicatat. Jika retak memiliki tingkat kerusakan yang berbeda dalam satu unit, maka setiap bagian harus dicatat secara terpisah. h. Retak Memanjang dan Melintang (Longitudinal & Transfersal Cracks) Retak memanjang dan melintang diukur di dalam meter panjang (m).panjang dan tingkat kerusakan masing-masing retak harus diidentifikasi dan dicatat. Jika setiap bagian retak memiliki tingkat kerusakan berbeda harus dicatat secara terpisah. i. Tambalan (Patching and Utility Cut Patching) Tambalan diukur dalam satuan meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit yang mengalami kerusakan. Namun, jika luas unityangmengalami kerusakan memiliki tingkat kerusakan yang berbeda, bidang-bidang ini harus diukur dan dicatat secara terpisah. j. Agregat Licin (Polished Aggregate) Diukurdalam satuan meter persegi(m 2 ) dengan cara mengukur luas permukaan unit yang mengalami kerusakan. k. Lobang (Potholes) Diukur dalam meter persegi (m 2 ) dari permukaan unit. Kedalaman maksimum lobang menentukan tingkat kerusakan. Kedalaman ini dapat diukur dengan menempatkan alat ukur sejajar di daerah lobang dan di ukur kedalamannya. l. Alur (Rutting) Alur diukur dalam satuan meter persegi (m 2 ), dan tingkatan kerusakannya ditentukan oleh kedalaman alur tersebut. Untuk menentukan kedalaman, alat ukur harus diletakkan di alur dan diukur kedalaman maksimumnya.

59 m. Sungkur (Shoving) Sungkur diukur dalam meter persegi (m2) dengan cara mengukur luas permukaan pada unit yang mengalami sungkur. 3. Analisi Data A. Density (Kadar Kerusakan) Density atau kadar kerusakan adalah persentase luasan dari suatu jenis kerusakan terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur dalam meter panjang. Nilai density suatu jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya. Rumus mencari nilai density dapat dilihat pada Rumus (3.1) dan (3.2) B. Menghitung Deduct Value (Nilai Pengurangan) Nilai pengurangan adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh darikurva hubungan antara density dan deduct value. Deduct value juga dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap - tiap jenis kerusakan C. Menhitung Total Deduct Value (TDV) Total Deduct Value (TDV) adalah nilai total dari individual deduct value untuk tiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian. D. Menghitung Corrected Deduct Value (CDV) Corrected Deduct Value (CDV) diperoleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dengan nilai CDV dengan pemilihan lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai individual deduct value yang mempunyai nilai lebih besar dari 2 E. Klasifikasi Kualitas Perkerasan Jika nilai CDV telah diketahui, maka nilai PCI untuk tiap unit dapat dilihat dilandasan teori dengan Rumus (3.3) dan (3.4) 4. Analisa hasil keputusan metode yang digunakan Dari nilai PCI masing-masing unit penelitian daapat diketahui kualitas lapis perkerasan untuk unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (failed).

60 5. Menentukan Jenis Penangan Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil dari perhitungan nilai PCI, maka selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menentukan jenis pemeliharaan atau perawatan terhadap perkerasan jalan tersebut. Dalam menentukan jenis pemeliharaan nya nilai kondisi perkerasan ini disesuaikan dengan standar bina marga UU No 22 tahun 2009 sehingga didapatkan nilai kondisi jalan.