KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI



dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI

Pejabat Yang Berwenang. Login. Memeriksa Laporan. Membuat Disposisi. Membuat Tim Pengkaji. Monitor Tim Pengkaji. Hasil Disposisi & Eksaminasi

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan whistleblower.kkp.go.id.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Repu

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USULAN REVISI ANGGARAN Nomor: SOP /KU 00/REN

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

Pengertian 1/20/2016 5

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Ittama.dpr.go.id. 4/13/2016 Irtama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

ittama.dpr.go.id 5/16/2017 Irtama

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MONITORING TINDAK LANJUT PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN YANG DITERIMA INSPEKTORAT PERIODE 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78,

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WONOSARI NOMOR : W12-A4/0199/HM.00/I/2014 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 649 /KPTS/013/2013 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

Alir Pengaduan Masyarakat

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Merdeka No. 105 Telp (0342)

UENTERIPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 12 Tahun 2010

Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 4. Pera

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI SOP/IJ.9/45 Standard Operating Procedures SOP Penanganan Pengaduan Melalui Datang Langsung Tanggal Penetapan: 27-12-2013 Tanggal Revisi: Revisi ke-2 1. Deskripsi: Merupakan prosedur penanganan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat yang dilakukan melalui datang langsung. 2. Dasar Hukum: a. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing ) di Lingkungan Kementerian Keuangan c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 149/KMK.09/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) serta Tata Cara Pelaporan dan Publikasi Pelaksanaan Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran di Lingkungan Kementerian Keuangan 3. Ketertautan: a. SOP Perencanaan Audit b. SOP Pelaksanaan Audit c. SOP Pelaporan Audit 4. Pihak-pihak yang Terlibat: a. Inspektur Jenderal/Menteri Keuangan b. Inspektur Bidang c. Pejabat Yang Berwenang d. Verifikator e. Tim Pengkaji f. Tim Audit g. UKI h. Pelapor 5. Persyaratan dan Kelengkapan: a. Pengaduan Masyarakat secara langsung 6. Keluaran (Output ): a. Matrik Usulan Tindak Lanjut 7. Jangka Waktu Penyelesaian:... hari kerja 8. Perhatian: Pelaksanaan SOP ini penting untuk menjaga ketepatan penanganan pengaduan masyarakat yang dilakukan melalui datang langsung.

- 2-9. Prosedur Kerja: a. b. c. d. Pelapor datang dan menyampaikan pengaduan secara langsung kepada Verifikator. Verifikator menerima pengaduan dari pelapor. Verifikator melakukan verifikasi atas pengaduan. Tim Pengkaji melakukan kajian dan menyusun hasil kajian atas pengaduan kemudian menyampaikan kepada Pejabat Yang Berwenang (PYB). e. f. g. h. i. PYB membuat konsep matriks usulan tindak lanjut atas laporan pengaduan yang terdiri dari laporan pengaduan yang ditindaklanjuti dengan audit investigasi dan laporan pengaduan yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan audit investigasi (diarsipkan). Inspektur Bidang melakukan reviu terhadap matriks usulan tindak lanjut atas laporan pengaduan untuk selanjutnya disampaikan ke Inspektur Jenderal/Menteri Keuangan untuk mendapatkan arahan atas tindak lanjut yang diusulkan. Inspektur Jenderal/ Menteri Keuangan melakukan reviu dan memberikan rekomendasi. Inspektur Bidang menugaskan Tim untuk melaksanakan audit investigasi. Tim Audit Inspektorat Bidang melaksanakan audit investigasi dan menyusun laporan.

- 3-10. Bagan Alir (Flowchart ): PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI DATANG LANGSUNG No Aktivitas Tim Pengkaji Verifikator Pelapor Mulai 1 Pelapor datang dan menyampaikan pengaduan secara langsung kepada Verifikator. Menyampaikan pengaduan 2 Verifikator menerima pengaduan dari pelapor. Petunjuk kerja: a. Menanyakan identitas pelapor berupa nama, nomor telepon, alamat, instansi, alamat email yang bisa dihubungi. Menerima pengaduan b. Mencatat laporan pengaduan dan membuat ringkasan laporan pengaduan. c. Menerima dan menyimpan dokumen pendukung serta menyerahkan kepada Tim Pengkaji apabila diperlukan. d. Menyampaikan username, password dan nomor register pengaduan yang dapat digunakan untuk memantau tindak lanjut. 1

- 4 - No Aktivitas Tim Pengkaji Verifikator 3 Verifikator melakukan verifikasi atas pengaduan. a. Menentukan kategori pengaduan: (1) Fraud (2) Non Fraud 1 b. Apabila kategori (1), Verifikator menetapkan status pengaduan menjadi Layak Kajian/Analisis dan menyampaikan kepada Pejabat Yang Berwenang (PYB) untuk ditunjuk Tim (lihat aktivitas no 4). Apabila kategori (2), Verifikator menentukan apakah informasi yang disampaikan: (a) tidak lengkap, Verifikator menetapkan status pengaduan menjadi Tidak Dapat Ditindaklanjuti (diarsipkan). (b) lengkap, Verifikator menetapkan status pengaduan menjadi Dilimpahkan/Diteruskan ke Unit Kepatuhan Internal terkait (lihat aktivitas no 10). Ya Fraud? Ya Tidak Info lengkap? Tidak a 4 Tim Pengkaji melakukan kajian dan menyusun hasil kajian atas pengaduan kemudian menyampaikan kepada Pejabat Yang Berwenang (PYB). Petunjuk kerja: a. Menentukan apakah informasi yang disampaikan telah memenuhi unsur 4w + 1h b. Apabila informasi yang disampaikan telah memenuhi, Tim membuat laporan kajian dengan rekomendasi ditindaklanjuti dengan audit investigasi. c. Apabila informasi yang disampaikan belum memenuhi, Tim melakukan penggalian informasi. d. Apabila hasil penggalian informasi masih belum memenuhi, Tim membuat laporan kajian dengan rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti (diarsipkan). Tidak Melakukan penggalian informasi Melaksanakan kajian Info lengkap? Ya Membuat laporan kajian Hasil Kajian 2

- 5 - No Aktivitas Inspektur Jenderal/Menteri Keuangan Inspektur Bidang Pejabat Yang Berwenang 2 5 PYB membuat konsep matriks usulan tindak lanjut atas laporan pengaduan yang terdiri dari laporan pengaduan yang ditindaklanjuti dengan audit investigasi dan laporan pengaduan yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan audit investigasi (diarsipkan). Petunjuk kerja: a. Melakukan kompilasi atas hasil kajian/analisis yang disampaikan oleh Tim Pengkaji. Membuat matriks usulan tindak lanjut matriks usulan tindak lanjut: audit investigasi & diarsipkan b. Menuangkan hasil kajian/analisis tersebut ke dalam matriks. 6 Inspektur Bidang melakukan reviu terhadap matriks usulan tindak lanjut atas laporan pengaduan untuk selanjutnya disampaikan ke Inspektur Jenderal/Menteri Keuangan untuk mendapatkan arahan atas tindak lanjut yang diusulkan. Melakukan reviu 7 Inspektur Jenderal/ Menteri Keuangan melakukan reviu dan memberikan rekomendasi. a. Apabila memberikan rekomendasi audit investigasi maka menugaskan Inspektur Bidang untuk melakukan audit investigasi. b. Apabila meberikan rekomendasi diarsipkan maka menugaskan Inspektur Bidang untuk mengarsipkan. matriks usulan tindak lanjut: diarsipkan Melakukan reviu dan memberikan rekomendasi Persetujuan Irjen/ MK? matriks usulan tindak lanjut: audit investigasi 3

- 6 - No Aktivitas Inspektur Bidang Tim Audit UKI Tim Pengkaji 3 8 9 Inspektur Bidang menugaskan Tim untuk melaksanakan audit investigasi. Tim Audit Inspektorat Bidang melaksanakan audit investigasi dan menyusun laporan. Menugaskan SOP Perencanaan Audit SOP Perencanaan Audit SOP Pelaksanaan Audit SOP Pelaporan Audit SOP Pelaksanaan Audit 10 UKI melakukan tindak lanjut atas laporan pengaduan yang diteruskan oleh Inspektorat Jenderal dan membuat laporan atas pelaksanaan tindak lanjut. SOP Pelaporan Audit a Melakukan tindak lanjut atas laporan pengaduan Disahkan oleh: Inspektur Bidang, ttd. Rahman Ritza NIP 195908281987021001