HAMBATAN BONGKAR MUATSCRAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA TERMINAL MULTIPURPOSE TANJUNG PRIOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA

PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT KAPAL RO-RO PT ASDP INDONESIA FERRY

OPTIMASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS KOJA MELALUI PENGADAAN TRANSFER POINT DAN PENGATURAN ALUR HEADTRUCK CHASSIS

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

PELAYANAN CUSTOMS CLEARANCE PADA PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING

STRATEGI PELABUHAN PANJANG SEBAGAI MAIN PORT DIKAWASAN SUMATERA BAGIAN SELATAN : STUDI BANDING DENGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG IMPOR PADA CUSTOMER

PENGARUH PRODUKTIVITAS QUAY CRANE TWINLIFT TERHADAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA UTARA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara

SISTEM ANTRIAN VEHICLE CARGO DALAM KEGIATAN LOADING DAN DISCHARGING

BAB V ANALISIS HASIL

Tugas Akhir. Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering. Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik)

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

Analisis Kinerja Terminal Nilam Dalam Melayani Komoditi Curah Cair Di Pelabuhan Tanjung Perak

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

PRESENTASI PT. TERMINAL PETIKEMAS INDONESIA DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA RKAP 2018 PELINDO I

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

1. BAB I PENDAHULUAN. PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT. BJTI) adalah perusahaan

EVALUASI KINERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN UMUM GRESIK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

Analisa Waste pada Perusahaan Pelayaran : Studi Kasus

KINERJA TRANSPORTER TERHADAP PENCAPAIAN ON TIME DELIVERY PADA PERUSAHAAN LOGISTIK

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN PRODUK ARNOTTS KE ALFAMART AREA JABODETABEK DAN BANTEN PT INTAN UTAMA LOGISTIK TAHUN 2015

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KINERJA PELAYANAN GENERAL CARGO TERMINAL JAMRUD DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN BONGKAR MUAT DI KADE TERMINAL OPERASI II PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG TANJUNG PRIOK

Usulan Perbaikan Sistem Handling Cargodoring Di Pelabuhan Peti Kemas Untuk Meminimalkan Biaya Distribusi Logistik

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT

Studi Penanganan Tumpahan pada Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering ( Studi kasus : Terminal BJTI dan Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik )

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI IDLE TIME (IT) DI PELABUHAN DUMAI (DERMAG A)

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

STUDI PENYUSUNAN KONSEP KRITERIA DI BIDANG PELAYARAN KATA PENGANTAR

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB III METODOLOGI Langkah Kerja Kerangka dan prosedur pengerjaan tugas akhir diterangkan dalam diagram alir sebagai berikut : Mulai.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

2 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

Perawatan dan Perbaikan Governor Motor Mesin Induk KM. Ganesa Type 4 Cycle Hanshin Diesel Engine Z6 L 46 SH Mega Kariya Imani, M.

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tumbuh pesatnya persaingan pada industri jasa kepelabuhanan.

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.

Transkripsi:

HAMBATAN BONGKAR MUATSCRAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA TERMINAL MULTIPURPOSE TANJUNG PRIOK Capt. Berlian Badarusman STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Gartika Eryana STMT Trisakti stmt@indosat.net.id ABSTRACT PT. Multi Terminal Indonesia is a terminal operator specialized in loading and unloading goods in containers and bulk cargo. The purpose of this research is to find out the factors created the obtacles when loading and unloading scrap, the real problems and effective solutions need to be taken by the company. The research is using fishbone diagram. Using the questionnaire response, the researchers get the factors which are: 1. Materials (the on time performance of trucking part), 2. Machines (loading and unloading complete facilities and equipment), 3. Facilities (Back up area), 4. Machines (the number of loading and unloading scrap), 5. Materials (the number of trucking for each shift). The effective solutions are the company should provide some armadas to be used when in need and ask the owner to prepare everytime in need. Keywords: obstacles, loading and unloading scrap PENDAHULUAN Sebagai anak perusahaan IPC (Indonesia Port Corporation), PT. Multi Terminal Indonesia bergerak dalam tiga segmen usaha yaitu Multipurpose Terminal, Container Terminal, dan Freight Forwarding.IPC PT. Multi Terminal Indonesia merupakan salah satu unit usaha yang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan dan kelancaran arus perdagangan dari dan keluar negeri melalui pelayanan bongkar muatdi Pelabuhan Tanjung Priok.Kegiatan handling muatan dari moda transportasi laut ke darat dan sebaliknya dari moda transportasi darat ke laut, sangat berpengaruh kepada waktu kapal berada di tambatan atau bahkan terhadap waktu kapal di pelabuhan. Manajemen operasi di setiap dermaga senantiasa berupaya mencapai kinerja yang baik dengan berusaha mengurangi waktu yang terbuang (idle time) kapal selama di dermaga. Karena semakin banyak waktu yang terbuang saat kegiatan bongkar muat di dermaga, maka waktu sandar kapal akan semakin lama, bahkan bisa saja mengakibatkan terjadinya demurrage. Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di dermaga akan 327

Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 2 No.2 Januari 2016 sangat berpengaruh terhadap efisiensi pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di dermaga, maka pengoperasian kapal tersebut semakin tidak efisien karena biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi.output yang dihasilkan oleh perusahaan pun akan mengalami penurunan. Hal ini jelas akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan bongkar muat yang menanganinya. Proses bongkar muat jenis muatan curah sejauh ini masih mengalami kendala atau hambatan dalam penanganan. Proses bongkar muat jenis muatan curah keringkhususnya scrap adalah yang paling sering mengalami hambatan.ada beberapa faktor yang menyebabkan proses bongkar muat mengalami hambatan. Yaituantara lain, kinerja dari sumber daya manusia masih kurang efektif, kelengkapan peralatan bongkar muat, mobil pengangkut (trucking) yang disediakan kurang efektif. Dalam meningkatkan pelayanan yang baik maka perusahaan dituntut untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan, maka perlu dilakukan sebuah evaluasi mengenai perusahaan tiap kurun waktu tertentu untuk menetapkan standar yang baru dan lebih baik bagi perusahaan.tulisan ini fokus pada masalah timbulnya hambatan bongkar muat Scrap yang berdampak terhadap waktu sandar kapal di dermaga multipurpose milik IPC PT. Multi Terminal Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode survey, dengan menggunakan diagram sebab akibat atau fishbone diagram sebagai hasil dari penyelidikan dan peninjauan, yaitu analisis yang digunakan untuk menunjukan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara menganalisis apa yang yang terjadi dari suatu proses. Suatu masalah yang terjadi selalu bersumber dari elemen-elemen proses yang terjadi dari: 7M, yaitu: Manpower (tenaga kerja), Machines (mesin-mesin) dan peralatan, Methods(metode kerja), Materials (bahan baku dan bahan penolong), Media, Motivation (motivasi), Money(keuangan) dan Predicable Causes (Vincent Gaspersz. 2012), caranya penulis memberi nilai bobot untuk masing masing tipe faktor penyebab menggunakan teori Syamsul Marif dan Hendri Tanjung (2003). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Timbulnya Hambatan Bongkar Muat Scrap Sebagai sebuah Perusahaan Bongkar Muat (PBM) atau dapat disebut juga Stevedoring Company, IPC PT. Multi Terminal Indonesia bertindak sebagai operator terminal yang khusus melayani pembongkaran dan pemuatan barang-barang yang disimpan dalam petikemas dan konvensional. 328

Hambatan Bongkar Muatscrap Waktu Sandar Kapal Di Dermaga Terminal Faktor Penyebab Bermasalah : 1a. Manpower (kedisiplinan), 1b. Manpower (kerjasama), 1c. Manpower (penempatan posisi kerja), 1d. Manpower (jumlah TKBM), 1e. Manpower (kompetensi), 2a. Fasilitas (standarisasi pelabuhan), 2b. Fasilitas (daya tampung dermaga). 2c. Fasilitas (back up area), 3a. Machines (kesiapan alat), 3b. Machines (kelengkapan alat penunjang), 3c. Machines (jumlah alat), 4a. Materials(ketepatan waktu), 4b. Materials (jumlah armada), 4c. Materials (kapasitas muat), 4d. Materials (kondisi armada). B. Tindakan Efektif Atas Akar Penyebab Masalah Utama Berdasarkan Faktor Penyebab Timbulnya Hambatan Bongkar Muat Scrap di Dermaga Multipurpose milik IPC PT. Multi Teminal Indonesia tahiun 2013, langkah terakhir adalah membuat tindakan atau solusi dari akar permasalahan utama tersebut sebagai berikut: 1. Ranking kategori utama: Fasilitas, Machines, dan Material. 2. Tipe kategori utama : Back Up Area, Kelengkapan Alat Penunjang, Jumlah Alat Penunjang, Ketepatan Waktu Armada, Jumlah Armada per Shift. 3. Akar permasalahan utama: a) Jalur utama masuk kawasan Pelabuhan sedang ada proyek pembangunan jalan tol. b) Peralatan penunjang bongkar muat masih indent dari supplier di luar negeri. c) Kurangnya keterampilan manajemen dalam menata lahan yang disediakan pihak pelabuhan. d) Kurangnya kegiatan pengawasan kepada bagian maintenance. 4. Tindakan atau solusi sebagai berikut : a) Pihak IPC PT. Multi Terminal Indonesia sebaiknya melakukan kordinasi dengan pihak EMKL untuk melakukan pemberangkatan lebih awal sebelum kapal sandar, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan jalan tol tersebut, serta ada baiknya menyediakan lapangan penumpukan sementara di dekat dermaga untuk mengurangi waktu tempuh armada yang harus kembali ke pabrik untuk membawa muatan. b) Untuk sementara waktu pihak IPC PT. Multi Terminal Indonesia harus menambah alat penunjang dengan 329

Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 2 No.2 Januari 2016 menyewa peralatan dari perusahaan penyediaan alat bongkar muatsampai alat yang dipesan siap digunakan, serta mengaktifkan dan mengoptimalkan kembali penggunaan peralatan yang sudah lama tidak terpakai untuk membantu kegiatan bongkar muat scrap, sampai alat yang dipesan siap digunakan. c) Pihak manajemen perlu melakukan pembenahan ulang terhadap lahan yang ada agar lebih efisien kegunaannya atau lebih baik menyewa lahan yang letaknya tidak jauh dari wilayah dermaga/pelabuhan untuk pembuatan Back Up Area. d) Pihak manajemen perlu melakukan pengawasan lebih rutin lagi terhadap bagian maintenance, agar bagian maintenance selalu melakukan pengecekan alat bongkar muat scrap secara rutin dan berkala, serta pihak IPC PT. Multi Terminal Indonesia harus menyediakan tenaga kerja dibagian pemeliharaan alat yang lebih berkualitas dan memiliki disiplin tinggi. e) Sebaiknya pihak IPC PT. Multi Terminal Indonesia menyediakan beberapa armada agar bisa digunakan saat kekurangan armada atau mengkordinasikan lagi kepada pihakemkl untuk menambahkan armada pada setiap shift. Secara lengkap uraian penjelasan diatas dapat dilihat pada gambar1. 330

Hambatan Bongkar Muatscrap Waktu Sandar Kapal Di Dermaga Terminal Gambar 1. Tindakan Efektif / Solusi Terhadap Akar Penyebab Masalah Utama Sumber : Diolah penulis 331

Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 2 No.2 Januari 2016 SIMPULAN Diketahui 5 faktor penyebab yang bermasalah dengan ranking bermasalah sebagai berikut : kategori utama Material (Ketepatan waktu armada trucking) sebesar 70%. kategori utama Machines (Kelengkapan alat penunjang bongkar muat) sebesar 63,33%. kategori utama Fasilitas (Back Up Area) sebesar 56,67%, kategori utama Machines (Jumlah alat bongkar muat scrap) sebesar 56,67%. kategori utama Materials (Jumlah trucking setiap shift) sebesar 53,33%. Akar permasalahan dari masing-masing faktor bermasalah sebagai berikut : disebabkan jalur utama masuk kawasan pelabuhan sedang ada proyek pembangunan jalan TOL, peralatan penunjang bongkar muat masih indent dari supplier diluar negeri, kurangnya keterampilan manajemen dalam menata lahan yang disediakan oleh pihak pelabuhan, kurangnya kegiatan pengawasan kepada bagian maintenance, perusahaan tidak ingin membeli armada pengangkut untuk menekan biaya pengeluaran dan operasional armada.tindakan efektif mengatasi masalah yaitu Pihak IPC PT. Multi Terminal Indonesia sebaiknya melakukan kordinasi dengan pihak EMKL untuk melakukan pemberangkatan lebih awal sebelum kapal sandar, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan jalan tol tersebut, ada baiknya menyediakan lapangan penumpukan sementara di dekat dermaga, untuk mengurangi waktu tempuh armada yang harus kembali ke pabrik membawa muatan. PT. Multi Terminal Indonesia harus menambah alat penunjang dengan menyewa peralatan dari perusahaan penyediaan alat bongkar muat sampai alat yang dipesan siap digunakan. Sebaiknya perusahaan mengaktifkan dan mengoptimalkan kembali penggunaan peralatan yang sudah lama tidak terpakai untuk membantu kegiatan bongkar muat scrap, sampai alat yang dipesan siap digunakan. Pihak manajemen perlu melakukan pembenahan ulang terhadap lahan yang ada agar lebih efisien kegunaannya dan lebih baik menyewa lahan yang letaknya tidak jauh dari wilayah dermaga/pelabuhan untuk pembuatan back up area. Pihak manajemen perlu melakukan pengawasan lebih rutin lagi terhadap bagian maintenance, agar bagian maintenance melakukan pengecekan alat bongkar muat scrap secara rutin dan berkala dan menyediakan tenaga kerja bagian pemeliharaan alat yang lebih berkualitas dan memiliki disiplin tinggi, menyediakan beberapa armada agar bisa digunakan saat kekurangan armada serta mengkordinasikan lagi kepada pihak EMKL untuk menambahkan armada pada setiap shift. 332

Hambatan Bongkar Muatscrap Waktu Sandar Kapal Di Dermaga Terminal DAFTAR PUSTAKA D.A Lasse. 2012. Manajemen Muatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono. 2007. STATISTIKA untuk penelitian, Cetakan ke 10, ALFABETA, Bandung. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif DanR&D, Alfabeta, Bandung 2013. Raja Oloan Saut Gurning dan Eko Hariyadi. 2007. Manajemen Bisnis Pelabuhan, PEan Publishing, Jakarta. R.P. Suyono. 2005. Shipping, Edisi 3, PPM, Jakarta. Vincent Gaspersz. 1998.Manajemen Produktivitas Total, Gramedia, Jakarta. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan SIX SIGMA untuk Organisasi dan Pemerintah, Cetakan ke 4, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vincent Gaspersz dan Avanti Fontana. 2011.Lean Six Sigma, Vinchristo Publication, Bogor. Tim Penyusun Pelindo. 2000. Pengoperasian Pelabuhan, Seri 3, Jakarta. UU No. 17 Tahun 2008. http://en.m.wikipedia.org/wiki/scrap http://darwisroland.blogspot.com/2013/07/makalah-manajemen-produksi-danoperasi.html?m=1 333