FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

Bab V. Penutup. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, PENGELUARAN PEMERINTAH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MENURUNKAN KEMISKINAN DI TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Denni Setiawan Jayadi. Aloysius Gunadi Bata

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN, TINGKAT PENDIDIKAN, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan

DAFTAR PUSTAKA. Ardiansyah, Dany Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD di Daerah Pemerintah Kota Blitar, Yogyakarta: UMM.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN KOTA BOGOR TAHUN

LAMPIRAN I HASIL REGRESI DAN UJI ASUMSI KLASIK PENDUGAAN PARAMETER MODEL SIMULTAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh negatif dan. terhadap besarnya impor beras Indonesia.

PENGARUH EFISIENSI DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI BANGKA BELITUNG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan.

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : terhadap permintaan uang (M2) 2000:Q1 2008:Q2.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Surat Keterangan Perubahan Judul

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara Tahun

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun , dapat diperoleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ALOKASI BELANJA BIDANG EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN Norayana Sinaga C0E013016

PEMODELAN TINGKAT KEMISKINAN DI LIMA PROVINSI INDONESIA DENGAN REGRESI DATA PANEL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

E-Jurnal EP Unud, 5 [10] : ISSN:

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

KEBIJAKAN DALAM MEMPERCEPAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) KOTA MALANG

TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2008-2012 Disusun oleh : Agustina Mega Puspitasari Putri NPM : 10 11 18448 Pembimbing D. Sriyono Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari No. 43 Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012. Variabel yang digunakan adalah tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan belanja publik sebagai variabel independen. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari terbitan Badan Pusat Statistik berbagai edisi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan model common effect. Dalam mengolah data, penulis menggunakan bantuan software Eviews 6. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa Indeks Pembangunan Manusia dan PDRB per kapita terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan belanja publik berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Kata Kunci : Tingkat kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per kapita, belanja publik. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur dalam keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari menurunnya jumlah penduduk miskin. Saat ini masalah kemiskinan bukan hanya merupakan masalah nasional, melainkan sudah menjadi masalah global. Pada September 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah 1

mendeklarasikan sebuah kebijakan yaitu Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai oleh 189 negara anggotanya pada tahun 2015, di mana sasaran pertama dari MDGs tersebut adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur kemiskinan. Pengukuran ini dilakukan dengan melihat besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan nonmakanan. Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kilo kalori per orang per hari. Sedangkan untuk kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa lainnya. Data BPS (2012) menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 28.594.600 jiwa atau sekitar 11,66 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang juga tidak terlepas dari masalah kemiskinan.secara garis besar, persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2008 hingga tahun 2012 mengalami kecenderungan yang menurun. Masalah kemiskinan terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Dalam hal ini, tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, dan belanja publik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2008-2012 mengalami tren yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Provinsi Jawa Timur semakin baik. PDRB per kapita di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga mengalami kecenderungan yang meningkat. Sementara itu, besarnya belanja publik di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2008-2012 justru mengalami fluktuasi. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, selama periode 2008-2012 terjadi penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Namun tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional. Mengingat tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dipengaruhi oleh banyak faktor, maka dalam penelitian ini penulis hanya membatasi tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur yaitu IPM, PDRB per kapita, dan belanja publik. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 1.2. RumusanMasalah 1) Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur? 2) Bagaimana pengaruh PDRB per kapita terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur? 3) Bagaimana pengaruh belanja publik terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur? 2

1.3. TujuanPenelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 2) Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 3) Untuk mengetahui pengaruh belanja publik terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 1.4. Hipotesis Penelitian 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 2) PDRB per kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 3) Belanja publik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Kemiskinan Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Fenomena seperti ini biasa terjadi dikarenakan rendahnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok baik papan, sandang, maupun pangan dan juga rendahnya kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan dan standar pendidikan. Masalah kemiskinan sering terjadi di negara berkembang yang memiliki tingkat penduduk yang tinggi sehingga terjadi ketidakmerataan kesejahteraan masyarakat yang dapat memicu ketimpangan sosial. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur tingkat kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kilo kalori per orang per hari. Sedangkan untuk kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa lainnya. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, BPS (2007:54-55) menggunakan tiga indikator kemiskinan, yaitu 1. Head Count Index, yaitu persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. 2. Poverty Gap Index (Indeks Kedalaman Kemiskinan) yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing- 3

masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. 3. Poverty Severity Index (Indeks Keparahan Kemiskinan) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Dari ketiga pendekatan tersebut Mudrajad (2006:115) menyatakan bahwa cara yang paling sederhana untuk mengukur kemiskinan adalah dengan ukuran Head Count Index. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Sumber Data, dan Metode Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), meliputi data IPM, PDRB per kapita, dan belanja publik di Provinsi Jawa Timur selama periode 2008-2012. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan bantuan software Eviews 6. Dalam penelitian ini, penulis tidak memasukkan semua kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur, dikarenakan terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki nilai PDRB per kapita sangat ekstrim dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Kabupaten/kota dengan nilai PDRB per kapita sangat ekstim yaitu Kabupaten Gresik, Kota Kediri, dan Kota Surabaya. Oleh karena itu, penulis menghilangkan 3 kabupaten/kota tersebut dan hanya menggunakan 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur sebagai data deret lintang. Metode analisis ini mencakup analisis regresi data panel dan uji statistik (uji-t, uji-f, dan R 2 ). Model dasar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : TK it = β 0 +β 1 IPM it + β 2 PDRBK it +β 3 PUBLIK it + it... (3.3) di mana : TK = Tingkat kemiskinan (persen) IPM = Indeks Pembangunan Manusia (persen) PDRBK = PDRB riil per kapita ( juta rupiah) PUBLIK = Proporsi belanja publik terhadap total belanja (persen) β 0 = Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4 = Koefisien regresi / estimator it = Variabel pengganggu (error term) i = Kabupaten / kota t = Waktu 3.2. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tingkat kemiskinan merupakan persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur (dalam satuan persen). 2) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup (dalam satuan persen). 4

3) PDRB per kapita didefinisikan sebagai besarnya total nilai PDRB riil dibagi dengan jumlah penduduk di daerah tersebut (dalam satuan juta rupiah). 4) Belanja Publik adalah belanja yang manfaat dan dampaknya dinikmati langsung oleh masyarakat/publik. Dalam penelitian ini belanja publik yang digunakan adalah jumlah belanja langsung dibagi dengan total belanja daerah kemudian dikali 100%. (dalam satuan persen). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan, model yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model common effect. Adapun hasil estimasi untuk model common effect diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Estimasi dengan Model Common Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 84.34258 5.181138 16.27877 0.0000 IPM? -1.002465 0.078210-12.81767 0.0000 PDRBK? -0.448397 0.121717-3.683931 0.0003 PUBLIK? 0.118360 0.035790 3.307084 0.0011 R-squared 0.687924 Mean dependent var 15.45423 Adjusted R-squared 0.682449 S.D. dependent var 6.604423 S.E. of regression 3.721703 Akaike info criterion 5.488832 Sum squared resid 2368.534 Schwarz criterion 5.561170 Log likelihood -476.2728 Hannan-Quinn criter. 5.518174 F-statistic 125.6478 Durbin-Watson stat 0.084914 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Lampiran 12 Hasil persamaan regresi dari model common effect adalah sebagai berikut : TK it = 84,34258 1,002465 IPM it 0,448397 PDRBK it + 0,118360 PUBLIK it... (4.1) Berdasarkan persamaan 4.1, nilai koefisien konstanta (C) sebesar 84,34258 yang artinya bahwa ketika IPM, PDRB per kapita, dan belanja publik konstan maka tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur mencapai 84%. Selajutnya dilakukan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik yang digunakan meliputi uji-t, uji-f, dan Koefisien determinasi (R 2). Uji t digunakan untuk melihat apakah secara individu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji-t dilakukan 5

dengan menggunakan pendekatan uji dua sisi (two tail test). Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk variabel IPM sebesar -12,82. Pada tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai t-hitung tersebut berada pada daerah untuk menolak H 0. Artinya secara individu variabel IPM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Nilai t-hitung untuk variabel PDRB per kapita sebesar -3,68. Pada tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai t-hitung tersebut berada pada daerah untuk menolak H 0. Artinya variabel PDRB per kapita tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Nilai t-hitung untuk variabel belanja publik sebesar 3,31 lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar 1,97 maka H 0 ditolak. Artinya variabel belanja publik mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dari hasil analisis diperoleh nilai F-statistik adalah 125,65 lebih besar daripada batas kritisnya (F-tabel) sebesar 2,66 dengan demikian H 0 ditolak. Artinya, keseluruhan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase variasi variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel dependen dalam model. Dari hasil analisis diperoleh nilai R 2 sebesar 0.69 yang artinya sebesar 69% variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model penelitian. Sisanya sebesar 31% dijelaskan oleh variasi variabel independen di luar model penelitian. 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 2) PDRB per kapita mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi JawaTimur. 3) Belanja publik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 5.2. Saran Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada sub bab sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah : 1) Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur yang semakin tinggi dapat memberikan kontribusi bagi penurunan tingkat kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan pada kualitas dan pelayanan dibidang kesehatan, bidang pendidikan, dan kemampuan daya beli masyarakat. Dengan cara seperti ini diharapkan 6

kesejahteraan masyarakat akan lebih baik dan tingkat kemiskinan akan semakin berkurang. 2) Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu melakukan upaya untuk menggali potensi ekonomi daerah dengan meningkatkan kinerja pada beberapa sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur akan semakin baik sehingga dapat menghasilkan pendapatan per kapita yang lebih merata dan akhirnya berdampak pada menurunnya tingkat kemiskinan. 3) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis lain serta variabel independen lainnya dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. 5.3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah periode waktu yang digunakan hanya lima tahun, akan lebih baik jika series waktunya lebih lama sehingga dapat lebih menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. DAFTAR PUSTAKA Buku Badan Pusat Statistik, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota, berbagai edisi., Indeks Pembangunan Manusia, berbagai edisi., Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, (2013)., Statistik Keuangan Pemerintahan Kabupaten/Kota, berbagai edisi. Boediono, Dr., (1999), Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta. Gujarati, Damodar N., (2003), Basic Econometrics, Fourth Edition, International Edition, McGraw-Hill, New York. Gujarati, Damodar N., (2006), Dasar-DasarEkonometrika, EdisiKetiga, Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad., (2006), Ekonomi Pembangunan : Teori, MasalahdanKebijakan, EdisiKeempat, CetakanPertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Todaro, M.P., dan Smith, S.C., (2006), Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Widarjono, A., (2013), EkonometrikaPengantardanAplikasinya, EdisiKeempat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Makalah dan karya ilmiah lainnya yang tidak diterbitkan Susiati, D., (2012), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Tahun 2004-2010, Tesis, Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan, Universitas Gajah Mada (tidak dipublikasikan). 7

Tukuboya, Zadli H., (2012), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Maluku Utara, 2006-2011, Tesis, Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan, Universitas Gajah Mada (tidak dipublikasikan). Wini, H., (2010), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Pemekaran Tingkat Kabupaten (Studi Kasus Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Sebelum dan Sesudah Pemekaran di Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT Tahun 2005-2009), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (tidak dipublikasikan). Referensi yang diakses dari internet. Bappenas, 2003, Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, Jakarta, diakses dari http://perkimbappenas.info/doc/pdf/kebijakan_nasional_air_minum_berbasis_masyarakat /kebijakan_masykt.pdf pada tanggal 27 Mei 2014. Hudaya, D., (2009), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institusi Pertanian Bogor, diakses dari http://repository.ipb.ac.id pada tanggal 12 April 2014. Kementerian Dalam Negeri, 2002, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Jakarta, diakses dari http://www.kemendagri.go.id/produkhukum/2002/06/10/keputusan-mendagri-no-29-tahun-2002 pada tanggal 30 Mei 2014. Republik Indonesia, 2004, Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Komite Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, diakses dari http://www.presidenri.go.id/dokumenuu.php/429.pdf pada tanggal 30 Mei 2014. Rusdarti dan Sebayang, L.K., (2013), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Jurnal Economia Vol. 9 nomor 1, diakses dari http://journal.uny.ac.id padatanggal 6 Maret 2014. Sukmaraga, P., (2011), Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per kapita, dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Timur, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26773/1/skripsi_full.pdf pada tanggal 5 Juni 2014. Widiastuti, Ari., (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2008, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, diakses dari http://eprints.undip.ac.id pada tanggal 6 Maret 2014. World Bank., (1993), Indonesia Public Expenditures, Prices and The Poor, Report No. 11293-IND. World Bank Report, diakses dari 8

http://documents.worldbank.org/curated/en/1993/08/734803/indonesiapublic-expenditures-prices-poor pada tanggal 18 Juli 2014. http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php/program/kegiatan-ppm/518-optimalisasi -peran-dan-fungsi-tkpk diakses pada tanggal 30 Mei 2014. id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan diakses pada tanggal 25 April 2014. 9