Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROGRAM KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Meningkatnya APK jenjang pendidikan tinggi

RKP 2007 dan Pembangunan Kesehatan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat - Bappenas

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERIIADAP LAYANAN KE SEHATAN YANG LBBIH BERI(UALITAS

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BELANJA FUNGSI KESEHATAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

Isu Strategis Kota Surakarta

Manggal Karya Bakti Husuda

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

pengantar Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO


PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Transkripsi:

Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis PMT-AS Jakarta, 15 September 2005 1

AGENDA PEMBANGUNAN 2005-2009 2 Meningkatkan kesejahteraan rakyat Mewujudkan Indonesia aman dan damai Mewujudkan Indonesia adil dan demokratis 2005 2006 2007 2008 2009

KERANGKA PENYUSUNAN RKP Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis PRIORITAS 1 PRIORITAS 2 Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat PRIORITAS 3 Pengarusutamaan partisipasi Pengarusutamaan gender PRIORITAS 4 PRIORITAS 5 PRIORTAS 6 Pengarusutamaan pelestarian lingkungan hidup dan SDA Stabilitas ekonomi, sosial dan politik Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance) PRIORITAS 7 TEMA PEMBANGUNAN 3

ALUR PENYUSUNAN RKP KONDISI UMUM Pencapaian Pembangunan Masalah dan Tantangan Tema Pembangunan 2006-2009 Prioritas- Prioritas Pembangunan Sasaran Arah Kebijakan Kegiatan-kegiatan Pokok dalam program Pembangunan Alokasi APBN Visi Misi Presiden yang telah dituangkan dalam RPJMN 2004-2009 4

RKP 2006 MASALAH Kemiskinan tinggi : 16,7% tahun 2004 Pengangguranterbuka tinggi : 9,9% tahun 2004 Akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan masih rendah Iklim investasi tidak kondusif dan daya saing ekspor melemah Struktur industri lemah, produktivitas pertanian rendah Jumlah dan mutu infrastruktur belum memadai Potensi berbagai gangguan keamanan masih tinggi Kepastian dan penegakan hukum rendah, kinerja birokrasi lemah dan korupsi Bencana Tsunami di Aceh dan Nias Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan Peningkatan kesempatan kerja, investasi, dan ekspor Revitalisasi pertanian dan perdesaan Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan RPJMN 2004 2009 Indonesia aman dan damai Indonesia adil dan demokratis Meningkatkan kesejahteraan rakyat RKP 2006 Tema : Menyelesaikan Reformasi Menyeluruh untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Prioritas Pembangunan Nasional 2006 TANTANGAN Globalisasi semakin pesat Desentralisasi belum berjalan sesuai harapan Sumber dana terbatas, SDA menurun Penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan ketertiban serta penyelesaian konflik Rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias 5

RKP 2006 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2006 merupakan pelaksanaan tahun ke dua dari RPJMN 2004 2009 2009 Ditentukan berdasarkan tema pembangunan dan ditetapkan prioritas pembangunan nasional tahunan Prioritas disusun berdasarkan pada: Pencapaian sasaran-sasaran Penting dan mendesak dilaksanakan Merupakan tugas pemerintah Realistis untuk dilaksanakan 6

Fungsi RKP Menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa, karena memuat seluruh kebijakan publik; Menjadi pedoman dalam menyusun APBN, karena memuat arah kebijakan pembangunan nasional satu tahun; Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah 7

Prioritas-Prioritas Pembangunan 2006 Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan Peningkatan kesempatan kerja, investasi dan ekspor Revitalisasi pertanian dan perdesaan Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi Pemantapan keamanan dan ketertiban serta penyelesaian konflik Rehabilitasi dan rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias (Sumut ut) 8

Pembangunan SDM 9

Kondisi Umum Taraf pendidikan dan kualitas kesehatan penduduk menunjukkan kemajuan yang penting, yang antara lain dapat dilihat pada: Angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun hampir 100 %, penduduk usia 13-15 tahun sebesar 82,2 %; dan penduduk usia 16-18 tahun sebesar 53,2 %; Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (2002-2003); Cakupan universal child immunization (UCI) di tingkat desa mencapai 80 persen (2004). 10

Namun demikian, kualitas SDM Indonesia masih relatif rendah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) peringkat 111 dari 177 negara. IPM merupakan komposit dari: Angka harapan hidup: 66,6 tahun, Angka melek aksara penduduk > 15 th: 87,9 % Angka partisipasi kasar pendidikan dasar sd tinggi: 65 % Pendapatan Domestik Bruto per kapita: US$ 3.230 (purchasing power parity) 11

Permasalahan Penduduk Indonesia masih menghadapi kesulitan untuk mengakses serta mengalami rendahnya kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Pendidikan: pelayanan menjangkau seluruh kelompok masyarakat. Ketimpangan antar kelompok masyarakat masih tinggi Kualitas pendidikan masih rendah Tantangan: desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya terlaksana. Pembiayaan pendidikan belum mencapai 20 persen 12

status kesehatan masyarakat, terutama penduduk miskin masih rendah disparitas status kesehatan juga masih tinggi. Beban ganda: penyakit infeksi menular dan peningkatan penyakit tidak menular. Kapasitas pelayanan kesehatan masih rendah Tenaga kesehatan masih terbatas. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat; R\rendahnya kondisi kesehatan lingkungan; Pembiayaan kesehatan dan alokasi belum optimal. 13

Prioritas peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan merupakan mandat konstitusi. Pendidikan dan kesehatan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia Kesepakatan internasional (EFA, CRC, MDGs) menekankan pentingnya pendidikan dan kesehatan untuk penanggulangan kemiskinan, peningkatan keadilan dan kesetaraan gender, pemahaman nilainilai budaya dan multikulturalisme, serta keadilan sosial. 14

Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Sasaran Pendidikan dan Kesehatan Mendukung peningkatan derajat kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat melalui peningkatan akses, terutama penduduk miskin, terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas 15

Sasaran Khusus a. Meningkatnya Persentase Penduduk yang Dapat Mengakses Pelayanan Pendidikan b. Menurunkan Angka Buta Aksara c. Meningkatnya Akses Masyarakat untuk Mendapatkan Pendidikan Kecakapan Hidup; d. Meningkatnya Keadilan dan Kesetaraan Pendidikan antar Kelompok Masyarakat termasuk e. Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan; f. Meningkatnya Proporsi Keluarga yang Hidup secara Bersih dan Sehat; g. Meningkatnya Proporsi Masyarakat untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan h. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberkulosis Paru, Diare, dan HIV/AIDS; i. Menurunnya Prevalensi Kurang Gizi pada Balita; dan j. Meningkatnya Ketersediaan Obat Esensial Nasional. 16

ARAH KEBIJAKAN Sebagai salah satu pilar terpenting dalam upaya untuk mewujudkan SDM yang berkualitas, pembangunan pendidikan dan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada pelayanan bagi masyarakat miskin dan penduduk di daerah tertinggal, perbatasan dan daerah bencana. Secara lebih rinci arah kebijakan pembangunan pendidikan dan kesehatan adalah sebagai berikut: 17

A. Meningkatkan Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan 1. Penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang bebas biaya bagi penduduk miskin 2. Peningkatan intensitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional 3. Perluasan dan pemerataan pendidikan menengah jalur formal dan non formal 4. Menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat terjangkau 5. Peningkatan jumlah dan jaringan puskesmas melalui pembangunan, perbaikan, dan pengadaan peralatan medis dan non-medis Puskesmas dan jaringannya terutama di daerah bencana, perbatasan dan tertinggal; serta 6. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin dengan melanjutkan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan kelas III rumah sakit. 18

B. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan terutama untuk menggganti banyaknya pendidik yang pensiun 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan 3. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung peningkatan kualitas pendidikan seperti perpustakaan dan labolatorium; 4. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar melalui peningkatan pelayanan kesehatan dasar; 5. Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan modelmodel pembelajaran yang mengacu pada standar nasional 19

C. Meningkatkan Relevansi dengan Kebutuhan Pembangunan 1. Penyeimbangan dan penyerasian jumlah dan jenis program studi pendidikan sesuai tuntutan kebutuhan 2. Peningkatan intensitas pendidikan non formal dalam rangka mendukung upaya penurunan jumlah pengangguran dan peningkatan produktivitas tenaga kerja; 3. Peningkatan intensitas penelitian dan pengembangan iptek tepat guna oleh perguruan tinggi 20

D. Memperkuat Manajemen Pelayanan Pendidikan Penyiapan sistem pembiayaan pendidikan yang berbasis siswa (student-based financing) atau berbasis formula (formula-based financing) Penguatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pengelolaan pendidikan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam pembiayaan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat, serta dalam peningkatan mutu 21

E. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat antara lain meliputi peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan perilaku hidup sehat, pengawasan kualitas lingkungan, dan pengembangan kesehatan sistem kewilayahan, dan 2. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini antara lain meliputi pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat. 22

Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang Lebih Berkualitas (Bab 27) 23

Sistematika A. Kondisi Umum B. Sasaran Pembangunan Tahun 2006 C. Arah Kebijakan Tahun 2006 D. Program Pembangunan Kesehatan 24

A. KONDISI UMUM Pembangunan Kesehatan: Memenuhi salah satu hak dasar rakyat Investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Mendukung pembangunan ekonomi Mengurangi kemiskinan 25

Perkembangan Keadaan: Kematian bayi dan balita menurun dengan cepat. Tahun-tahun mendatang kecepatan ini diperkirakan akan berkurang, karena tingkat kematian yang rendah sulit diturunkan secara drastis per 1000 kelahiran hidup 120 100 80 60 40 20 Kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) 0 97 68 81 58 57 46 U5MR 46 35 IMR 1989 1994 1999 2004 2009 2014 Sumber: SDKI 1991, 1994, 1997, 2002-3 26

Kematian Ibu mengalami penurunan. Tapi dengan kecenderungan seperti ini, akan sulit mencapai target MDG tanpa upaya ekstra Kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 500 400 300 200 100 390 334 307 Target MDG 0 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Sumber: SDKI 1994, IDHS 1997, IDHS 2002-3 27

Usia Harapan Hidup terus meningkat dari 45,7 tahun (1967) menjadi 66,2 tahun (2002) 70 60 52.2 59.8 61.5 62.3 62.7 63.5 63.9 64.3 64.3 64 66.2 usia (tahun) 50 40 30 20 10 0 45.7 1967 1976 1986 1990 1992 1993 1995 1996 1997 1998 2001 2002 28

Persalinan oleh tenaga kesehatan: menunjukkan trend yang terus membaik. Persalinan ini sangat mempengaruhi angka kematian Ibu dan bayi sekaligus. 100 80 60 40 % Persentase kelahiranyang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih National target 90 % by 2010 66.9 56.3 63.1 49.7 66.7 40.8 56 49.2 47.2 68.5 20 0 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Sumber: Susenas

Cakupan imunisasi juga cenderung meningkat, namun peningkatannya belum optimal. Proporsi anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak 100 80 60 % 57,5 62,5 70,9 71,6 Target nasional 90 40 20 0 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Sumber: SDKI 1991, 1994,1997 dan 2002-2003 30

Kekurangan gizi cenderung menurun namun pada tahun-tahun terakhir, terjadi stagnasi. % 100 80 Prevalensi underweight Balita stagnasi 60 40 MDG target =18.3% 20 0 1989 1994 1999 2004 2009 2014 Source: Susenas. Moderate and severe underweight Severe underweight 31

Status kesehatan cenderung membaik, tetapi dibanding negara tetangga di ASEAN, kita masih jauh tertinggal Negara Indonesia Vietnam Filipina Thailand Malaysia Angka Kematian Bayi* Th 2002 45 39 38 28 8 Angka Kematian Ibu** Th 85-2000 380 95 170 36 30 Sumber: HDR 2004 (* per 1000 kelahiran hidup, ** per 100.000 kelahiran hidup) 32

Lanjutan Kondisi Umum. Permasalahan dan Tantangan: Tingginya disparitas status kesehatan Status kesehatan penduduk miskin masih rendah: Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita lebih sering terjadi pada penduduk miskin; Penduduk miskin belum terjangkau oleh sistem jaminan/asuransi kesehatan. 33

Diparitas status kesehatan antara golongan kaya dan miskin: Kematian Bayi dan Balita golongan miskin 4 kali lebih tinggi dari golongan kaya. Strata Ekonomi AKB AKBA Strata 1 (Termiskin( Termiskin) Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5 (Terkaya( Terkaya) 78.1 57.3 51.4 39.4 23.3 109 76.5 69.5 51.6 29.2 Semakin miskin, semakin tinggi kematian Sumber, Gwatkin, 2000 34

Presentase Ibu Melahirkan Dibantu dengan Tenaga Persalinan yang Terlatih: akses masyarakat miskin jauh lebih rendah 100 Persentase Ibu Melahirkan dengan Pertolongan Tenaga Terlatih 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5 Kuantil Pendapatan dari Termiskin sampai Terkaya Sumber: Gawkin, 2000. Catatan: Strata1: Termiskin dan Strata5: Terkaya 35

Lanjutan permasalahan.. Terjadinya beban ganda penyakit Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan juga masih rendah: Rata-rata setiap 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 3,5 puskesmas (2002); Selain jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas masih menjadi kendala; dan Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya masih di bawah standar. 36

Lanjutan permasalahan.. Kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Pada tahun 2001, diperkirakan per 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 7,7 dokter umum, 2,7 dokter gigi, 3,0 dokter spesialis, dan 8,0 bidan. Jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan masyarakat masih belum memadai: lebih dari dua per tiga dokter spesialis berada di Jawa dan Bali. Disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk antar wilayah juga masih tinggi dan berkisar dari 2,3 di Lampung hingga 28,0 di DI Yogyakarta. 37

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Sasaran Umum Mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat, terutama penduduk miskin, terhadap pelayanan kesehatan Sasaran Khusus 1. Meningkatnya proporsi keluarga yang berperilaku hidup bersih dan sehat; 2. Meningkatnya proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih; 3. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; 38

Lanjutan Sasaran. 4. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal, postnatal dan neonatal; 5. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk miskin ke Puskesmas; 6. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk miskin ke rumah sakit; 7. Meningkatnya cakupan imunisasi 8. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit malaria, demam berdarah dengue (DBD), tuberkulosis paru, diare, dan HIV/AIDS; 9. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita; 10. Meningkatnya pemerataan tenaga kesehatan; 11. Meningkatnya ketersediaan obat esensial nasional; 39

Lanjutan Sasaran. 12. Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi dan disitribusi produk terapetik/obat, obat tradisional, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga, produk komplemen dan produk pangan; 13. Meningkatnya penelitian dan pengembangan tanaman obat asli Indonesia; 14. Meningkatnya jumlah peraturan dan perundang- undangan di bidang pembangunan kesehatan yang ditetapkan; dan 15. Meningkatnya jumlah penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan kesehatan. 40

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 1. Meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan melalui peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas puskesmas; dan pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin dengan melanjutkan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan kelas III rumah sakit; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas dan pemerataan fasilitas kesehatan dasar; dan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; dan 3. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat; dan peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini. 41

D. PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Lingkungan Sehat 3. Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Upaya Kesehatan Perorangan 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 6. Perbaikan Gizi Masyarakat 42

Lanjutan Program Pembangunan... 7. Sumber Daya Kesehatan 8. Obat dan Perbekalan Kesehatan 9. Pengawasan Obat dan Makanan 10. Pengembangan Obat Asli Indonesia 11. Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 12. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 43

Kaitan Program dan Sasaran Output No 1 2 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Sehat Sasaran Tahunan 1. Proporsi keluarga yang berperilaku hidup bersih dan sehat; 2. Upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat dan gerakan generasi muda 3. Kemitraan dan peran serta dalam promosi kesehatan. 1. Proporsi keluarga yang memiliki akses thd sanitasi dasar; 2. Proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih; 3. Faktor resiko lingkungan penyebab penyakit dan gangguan kesehatan; dan 4. Jumlah kawasan/wilayah sehat. 3 Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Tingkat kunjungan (visit rate) gakin miskin ke Puskesmas; 2. Pembangunan, perbaikan dan peningkatan Puskesmas dan jaringannya; 3. Pengadaan peralatan medis dan nonmedis Puskesmas dan jaringannya; 4. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih; dan 5. Cakupan pelayanan antenatal, postnatal dan neonatal. 44

No 4 5 6 7 Program Upaya Kesehatan Perorangan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Perbaikan Gizi Masyarakat Sumber Daya Kesehatan Sasaran Tahunan 1. Tingkat kunjungan (visit rate) penduduk miskin ke RS 2. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit; 3. Pengadaan peralatan medis dan nonmedis RS 4. Uji coba pelayanan dokter keluarga. 1. Cakupan imunisasi; 2. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit malaria, DBD, TB paru, diare, dan HIV/AIDS; 3. Surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah. 1. Prevalensi kurang gizi pada balita; 2. Penanggulangan KEP, AGB, GAKY, KVA, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya; dan 3. Jumlah keluarga sadar gizi. 1. Proporsi puskesmas yang memiliki tenaga dokter; 2. Proporsi RS kab/kota memiliki dokter spesialis dasar; 3. Pemerataan tenaga kesehatan; 4. Mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan; 5. Standar profesi tenaga kesehatan. 45

No 8 9 10 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengawasan Obat dan Makanan Pengembanga n Obat Asli Indonesia Sasaran Tahunan 1. Ketersediaan dan pemerataan obat esensial nasional; 2. Penggunaan obat generik; 3. Pelayanan kefarmasian yang bermutu di farmasi komunitas dan rumah sakit; dan 4. Kebijakan harga obat yang dapat terjangkau 1. Pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya; 2. Cakupan pemeriksaan sarana produksi dan disitribusi produk terapetik/obat, obat tradisional, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga, produk komplemen dan produk pangan; 3. Pengawasan penyalahgunaan NAPZA; 4. Kapasistas laboratorium POM. 1. Litbang tanaman obat asli Indonesia; 2. Promosi pemanfaatan obat bahan alam Indonesia; dan 3. Standardisasi tanaman obat bahan alam Indonesia. 46

No 11 12 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Sasaran Tahunan 1. Sistem perencanaan dan penganggaran; 2. Pengawasan, pelaporan dan penyempurnaan administrasi keuangan; 3. Jumlah peraturan dan perundang-undangan di bidang pembangunan kesehatan; 4. Pengembangan sistem informasi kesehatan; 5. Sistem kesehatan daerah; dan 6. Kebijakan jaminan kesehatan u/ masyarakat miskin. 1. Meningkatnya jumlah litbang di bidang pembangunan kesehatan; 2. Meningkatnya jumlah dan mutu SDM litbangkes di pusat dan daerah; 3. Terlaksananya publikasi hasil litbang kesehatan; dan 4. Meningkatnya sarana dan prasarana litbang kesehatan. 47

KEGIATAN POKOK PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); b. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah) dan generasi muda; dan c. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 48

2. Lingkungan Sehat a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan d. Pengembangan wilayah sehat. 3. Upaya Kesehatan Masyarakat a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya; b. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; c. Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial; d. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar; dan e. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. 49

4. Upaya Kesehatan Perorangan a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit; b. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit di daerah bencana dan tertinggal secara selektif; c. Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit; d. Pengadaan obat dan perbekalan rumah sakit; e. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; f. Pengembangan pelayanan dokter keluarga; g. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan; dan h. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam upaya kesehatan perorangan. 50

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko; b. Peningkatan imunisasi; c. Penemuan dan tatalaksana penderita; d. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah; dan e. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit. 6. Perbaikan Gizi Masyarakat a. Peningkatan pendidikan gizi; b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya; c. Penanggulangan gizi-lebih; d. Peningkatan surveilens gizi; dan e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 51

7. Sumber Daya Kesehatan a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan; b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui diklat tenaga kesehatan; c. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit kabupaten/kota terutama di daerah terpencil dan bencana; d. Pembinaan tenaga kesehatan; dan e. Penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan. 8. Obat dan Perbekalan Kesehatan a. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan; b. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan; c. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan; d. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin; dan e. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan RS 52

9. Pengawasan Obat dan Makanan a. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya; b. Peningkatan pengawasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA); c. Peningkatan pengawasan mutu, khasiat dan keamanan produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, suplemen makanan dan produk kosmetika; dan d. Penguatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan. 10. Pengembangan Obat Asli Indonesia a. Pengembangan dan penelitian tanaman obat; b. Peningkatan promosi pemanfaatan obat bahan alam Indonesia; dan c. Pengembangan standardisasi tanaman obat bahan alam Indonesia 53

11. Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan; b. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan; c. Pengembangan sistem informasi kesehatan; d. Pengembangan sistem kesehatan daerah; dan e. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan. 12. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan a. Penelitian dan pengembangan; b. Pengembangan tenaga peneliti, sarana dan prasarana penelitian; dan c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan 54

Terima Kasih 55