1 P a g e BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ]

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

.000 WALIKOTA BANJARBARU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 59 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Transkripsi:

1 P a g e BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Renstra DPKH) Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategis, kebijakan, program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran/tujuan pembangunan urusan peternakan selama kurun waktu tahun 2016-2020 dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Renstra DPKH disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi DPKH berpedoman pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Lamongan Tahun 2016-2021, bersifat indikatif, dapat digunakan sebagai instrumen Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD). Proses penyusunan Renstra DPKH Tahun 2016-2021 dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a. Persiapan penyusunan Renstra DPKH b. Penyusunan rancangan Renstra DPKH c. Penyusunan rancangan akhir Renstra DPKH d. Penetapan Renstra DPKH Renstra DPKH Tahun 2016-2021 menyelaraskan dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Lamongan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Renstra yang disusun diupayakan pada penyelarasan visi, misi, tujuan, strategis, kebijakan, prioritas, sasaran, program, kegiatan pembangunan tahunan urusan peternakan dengan dokumen RPJMD Pemerintah Kabupaten Lamongan, Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur serta Renstra Direktorat Jenderal Teknis Peternakan lingkup Kementrian Pertanian. Keterkaitan antara dokumen Renstra DPKH, RPJMD Pemerintah Kabupaten Lamongan, Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Renstra Direktorat Jenderal Teknis Peternakan lingkup Kementrian Pertanian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

2 P a g e Gambar 1. Keterkaitan antar dokumen perencanaan pembangunan Renstra Dinas Tingkat Provinsi Th. 2014-2019 Renstra Ditjen Peternakan Tingkat Kementrian Tahun 2014-2019 Renstra DPKH Tahun 2016-2021 RPJM Kabupaten Lamongan Th. 2016-2021 Renja Dinas Tingkat Provinsi Th. 2017 Renja DPKH Tahun 2017 RKPD Kabupaten Lamongan Th. 2017 Renja Ditjen Teknis Tingkat Kementrian Th. 2017 1.2 Landasan Hukum a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional; b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; d. Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanan Rencana Pembangunan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j. Peraturan Daerah

3 P a g e 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Strategis Tahun 2016-2021 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah menyediakan dokumen perencanaan pelaksanaan pembangunan urusan peternakan sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan stakeholder terkait dalam menentukan prioritas program lima tahunan baik pelaksanaan pembangunan urusan peternakan antar wilayah, antar sektor serta antar lembaga pemerintah baik Pusat, Provinsi maupun dengan Kabupaten/Kota. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Rencana Strategis Tahun 2016-2021 Dinas Peternakan adalah: 1. Merupakan bagian dari dokumen RPJMD Pemerintah Kabupaten Lamongan kurun waktu 2016-2021 yang berkaitan dengan rencana pembangunan peternakan. 2. Menyediakan tolak ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan selama lima tahun. 3. Memudahkan jajaran DInas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan stakeholder terkait dalam mencapai tujuan dan sasaran program pembangunan peternakan secara terpadu dan terarah. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengemukakan secara ringkas pengertian tentang Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra Kementrian/Lembaga, dan Renstra provinsi/kabupaten/kota dan dengan Renja SKPD. 1.2. Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi. Kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD. 1.3. Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD. 1.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

4 P a g e BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatanhambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini. 2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.1.1 Dasar hokum pembentukan SKPD 2.1.2 Struktur organisasi SKPD 2.1.3 Uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon di bawah SKPD 2.1.4 Uraian tentang struktur organisasi SKPD 2.2. Sumber Daya SKPD Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional. 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk urusan wajib, dan/atau indikator pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti Millenium Development Goals (MDGs) atau indikator yang telah diratifikasi pemerintah. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 2.4.1 Analisis Renstra Kementrian/Lembaga (K/L0 dan Renstra SKPD Sub bab ini bertujuan untuk menilai keserasian keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten Lamongan terhadap : 1) Sasaran Renstra K/L dan 2) Renstra SKPD Provinsi 2.4.2 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.

5 P a g e 2.4.3 Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Sesuai dengan pelayanan SKPD Analisis KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan SKPD yang berimplikasi negative terhadap lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor yang mempengaruhinya. 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi, misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD. 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementrian/Lembaga (K/L) ataupun Renstra Provinsi/ Kabupaten/ Kota. 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor pendorong dan penghambat dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW. 3.5. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor pendorong dan penghambat dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi KLHS. 3.6. Penentuan Isu-Isu Strategis Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari: 1. Gambaran pelayanan SKPD 2. Sasaran jangka menengah pada Renstra K/L 3. Sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota 4. Implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD

6 P a g e 5. Implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD Selanjutnya dikemukakan metode penentuan isu-isu strategis dari hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD pada tahun rencana. BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD, 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang disajikan dalam tabel. 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang disajikan dalam tabel. BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD yang disajikan dalam tabel BAB VII. PENUTUP LAMPIRAN

7 P a g e BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sebagaimana digariskan dalam Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan mempunyai kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Kedudukan Dinas berkedudukan sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. b. Tugas Dinas mempunyai tugas melaksanakan kewenangan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas, Dinas mempunyai fungsi : 1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan 2. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan Pelayanan umum di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai tugas dan fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No. 03 Tahun 2006 diatas, struktur organisasi pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan dapat digambarkan sebagai berikut:

8 P a g e Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS Subag. Program Subag.keuangan Subag. Umum Bidang Bina Produksi Bidang Bina Usaha dan Pemasaran Bidang Kesehatan Hewan Seksi pembibitan Seksi Pembinaan Pengembangan Mutu Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan pelayanan Medik Seksi Budidaya Seksi Distrubusi dan Promosi Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Seksi pakan dan Teknologi Seksi Pengembangan Usaha dan Kemitraan Seksi Kesehatan masyarakat Veteriner dan Obat Hewan UPTD Wilayah UPTD RPH UPTD Laboratorium UPTD Pembibitan Berdasarkan Perda No. 03 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, Tupoksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: 1) Kepala Dinas Tugas Pokok : Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

9 P a g e Fungsi: a) Perumusan kebijakan teknis dibidang peternakan dan kesehatan hewan; b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang peternakan dan kesehatan hewan; c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan dan kesehatan hewan; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Sekretaris Tugas Pokok: Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. Fungsi: 1. Pengelolaan administrasi dan urusan umum; 2. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan; 3. Pelaksanaan urusan organisasi, tatalaksanan dan kehumasan; 4. Pelaksanaan urusan kepegawaian; 5. Pelaksanaan urusan keuangan 6. Pelaksanaan urusan program; 7. Pelayanan teknis administrasi kepada Kepala Dinas dan semua unit kerja di lingkungan Dinas; 8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Tupoksi: 1. Melaksanakan pengelolaan tata usaha kepegawaian, urusan surat menyurat, pengetikan, pengadaan dan tata usaha kearsipan; 2. Mengurus administrasi perjalanan dinas dan tugas-tugas keprotokolan; 3. Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan penyelenggaran rapat dinas; 4. Menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai; 5. Mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai serta kesejahteraan pegawai;

10 P a g e 6. Melaksanakan peningkatan dan penyempurnaan organisasi dan tata kerja, sistem dan cara kerja serta menyelenggarakan tugas-tugas peningkatan hasil guna aparatur pemerintah; 7. Menghimpun, mengatur dam mensistemasikan data/informasi dibidang organisasi dan ketatalaksanaan; 8. Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana kebutuhan perlengkapan kantor; 9. Melaksanakan pengelolaan dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barangbarang inventaris; 10.Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan dan perlengkapan; 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Keuangan Tupoksi: 1. Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka menyusun anggaran keuangan; 2. Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan dan pembayaran gaji pegawai; 3. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; 4. Melaksanakan verifikasi pengelolaan anggaran belanja Dinas; 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Program Tupoksi: 1. Mengumpulkan, menginventarisir dan mensistemasikan data dalam rangka perumusan dan penyusunan program pembinaan kegiatan-kegiatan dinas. 2. Mengolah, menganalisis, serta menyiapkan bahan untuk pembinaan, pelaksanaan kegiatan dan penyusunan program dinas 3. Mengolah, memelihara dan menyajikan data kegiatan dinas; 4. Menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana program-program kegiatan serta bahan-bahan rapat koordinasi dinas; 5. Menyusun program dan rencana kegiatan dinas; 6. Menyusun rencana anggaran dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan dinas bersama sub bagian/seksi terkait; 7. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan hasil-hasilnya;

11 P a g e 8. Mempelajari dan menganalisa realisasi hasil kegiatan dan permasalahan dengan memperhatikan program dan rencana kerja dinas; 3) Bidang Bina Produksi Tupoksi: 1. Pelaksaan pembinaan dalam usaha peningkatan produksi ternak, terutama dalam peningkatan mutu bibit ternak melalui IB; 2. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pakan; 3. Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan pengolahan hasil ternak; 4. Pelaksanaan perencanaan, pengadaan, penyebaran dan bimbingan pengembangan peternakan dan tekhnologi peternakan; 5. Pelaksanaan pemantauan harga pasar dan pengembangan agrobisnis; 6. Pengawasan dan pengendalian perijinan usaha peternakan, kemitraan, pengelolaan lingkungan, promosi dan teknologi pasca panen; 7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembibitan Tupoksi: 1. Menetapkan standar bibit ternak; 2. Mengatur sistem pengembangbiakan, penyebaran ternak dan melestarikan nutfah; 3. Melaksanakan bimbingan produksi bibit dan peningkatan mutu genetik ternak; 4. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Budidaya Tupoksi: 1. Merencanakan dan melaksanakan penyebaran dan pengembangan ternak; 2. Mengadakan penyebaran dan pengembangan ternak; 3. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan penyebaran dan pengembangan ternak; 4. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pakan dan Teknologi Peternakan Tupoksi: 1. Melaksanakan bimbingan penerapan teknologi peternakan dan kesehatan hewan; 2. Melaksanakan kajian, pengenalan dan pengembangan teknologi tepat guna peternakan;

12 P a g e 3. Melaksanakan pemantauan dan menyiapkan evaluasi produksi, pengadaan, peredaran dan penggunaan pakan ternak; 4. Melaksanakan kajian dan pengujian kualitas pakan ternak yang beredar; 5. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4) Bidang Kesehatan Hewan Tupoksi: 1. Pelaksanaan fasilitasi pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medis veteriner; 2. Pemberian fasilitasi dalam penanggulanagan dan pemberantasan penyakit hewan; 3. Pengawasan dan pengujian kesehatan bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan; 4. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan pengawasan obat hewan dan residu; 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai tugas dan fungsinya. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner Tupoksi: 1. Melaksanakan pengamatan, penyidikan dan pemetaan penyakit hewan; 2. Melaksanakan perijinan, pengawasan dan pelayanan medik veteriner; 3. Menetapkan standar teknis rumah sakit hewan dan satuan pelayanan kesehatan hewan terpadu; 4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Tupoksi: 1. Melaksanakan tindak pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan; 2. Melaksanakan tindak pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan; 3. Melaksanakan pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit hewan menular; 4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyakit-penyakit anthropozoonosis; 5. Melaksanakan perijinan penjualan obat hewan, serum dn bahan biologis lain; 6. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

13 P a g e Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Obat Hewan Tupoksi: 1. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan karantina hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan; 2. Melaksanakan pembinaan pengendalian, dan pengawasan terhadap sanitasi peternakan dan tempat penampungan hewan; 3. Melaksanakan pengendalian dan pengawasanrumah potong hewan dan pemotongan hewan betina produktif; 4. Menetapkan standar teknis rumah potong hewan; 5. Melaksanakan pengawasaran peredaran dan sertifikasi bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan; 6. Mengawasi peredaran obat hewan, vaksin dan bahan biologis grosir dan pengecer; 7. Melaksanakan pengawasan terhadap peredaran produk hewan yang mengandung residu bahan kimia; 8. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5) Bidang Bina Usaha dan Pemasaran Tupoksi: 1. Penyusunan rencana kerja pemodalan, pengembangan pelayanan peternak, kemitraan dan pengolahan agriindustri hasil peternakan dan bahan asal hewan; 2. Penyusunan standarisasi perijinan usaha peternakan, pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen bahan asal hewan; 3. Pelaksanaan pemantauan harga pasar dan pengembangan agrbisnis; 4. Pengawasan dan pengendalian perijinan usaha peternakan, kemitraan, pengelolaan lingkungan, promosi dan teknologi pasca panen; 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai tugas dan fungsinya. Seksi Pembinaan Pengembangan Mutu Tupoksi: 1. Melaksanakan pengawasan dan pemberian ijin usaha peternakan; 2. Melaksanakan fasilitas kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan serta hygiene sanitasi, kesejahteraan hewan; 3. Pemberian fasilitas dalam standar, norma, kriteria, dan prosedur dibidang produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi, kesejahteraan hewan;

14 P a g e 4. Mengawasi dan menguji terhadap produk pangan hewan, produk non pangan, hygiene sanitasi, kesejahteraan hewan; 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Distribusi dan Promosi Tupoksi: 1. Melaksanakan distribusi produk hewan dan hasil peternakan serta penyebaran informasi harga pasar; 2. Melaksanakan promosi produk hewan dan hasil peternakan serta informasi harga pasar; 3. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil peternakan; 4. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Produksi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pengembangan Usaha dan Kemitraan Tupoksi: 1. Melaksanakan fasilitas manajemen usaha tani-ternak; 2. Melaksanakan penataan dan pengembangan agribis bidang peternakan; 3. Melaksanakan fasilitasi pengembangan kemitraan usaha peternakan dan usaha agribisnis; 4. Melaksankan fasilitasi peternak/kelompok tani ternak dalam mengembangkan agroindustri peternakan 5. Memfasilitasi permodalan dan investasi usaha peternakan; 6. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang bina usaha dan pemasaran sesuai dengan tugas dan fungsinya. UPT Rumah Potong Hewan Tupoksi: 1. Pengumpulan pengolahan analisa dan penyajian data statistik dalam rangka penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan Dinas, sesuai lingkup dan wilayah kerjanya; 2. Pengumpulan dan pengelolaam data teknis Rumah Potong Hewan dalam rangka perencanaan program; 3. Penyiapan dan pelaksanaan teknis operasional Rumah Potong Hewan; 4. Pelaksnaan seleksi dan pengendalian pemotongan hewan besar betina produktif; 5. Pelaksanaan pemeriksaan hewan ante dan post mortem;

15 P a g e 6. Pemberian fasilitas tempat pemotongan hewan secara benar dan tempat menghasilkan daging yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH); 7. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan Rumah Potong Hewan; 8. Pengurusan pemungutan retribusi daerah terkait dengan pelayanan umum dan jasa penyelenggaraan UPT; 9. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. UPT Pembibitan dan Pengolahan Pakan Ternak Tupoksi: 1. Pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data statistik dalam rangka penyiapan bahan perumusan kebijakan Dinas sesuai lingkup dan wilayah kerjanya; 2. Penyiapan dan pengaturan secara teknis dalam rangka pembibitan dan pengolahan pakan ternak; 3. Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan pendistribusian hasil pembibitan dan pengolahan pakan ternak; 4. Pengurusan pemungutan retribusi daerah terkait dengan pelayanan umum dan jasa penyelenggaraan UPT; 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dang fungsinya. UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Tupoksi: 1. Pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data statistik dalam rangka penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan Dinas sesuai dengan lingkup dan wilayah kerjanya; 2. Pengurusan rencana dan program kerja, keuangan, kepegawaian, peralatan dan ketatausahaan UPT; 3. Pengurusan pemungutan retribusi daerah terkait dengan pelayanan umum dan jasa penyelenggaraan UPT; 4. Pelaksanaan pencegahan pemberantasan penyakit hewan dan identifikasi pengamatan penyakit hewan; 5. Pengenalan, penyajian dan penerapan teknologi; 6. Pembinaan dan pelayanan teknis kegiatan sesuai dengan lingkup dan fungsinya; 7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

16 P a g e UPT Peternakan dan Kesehatan Hewan Tupoksi: 1. Pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data statistik dalam rangka penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan Dinas sesuai dengan lingkup dan wilayah kerjanya; 2. Pengurusan rencana dan program kerja, keuangan, kepegawaian, peralatan dan ketatausahaan UPT; 3. Pengurusan pemungutan retribusi daerah terkait dengan pelayanan umum dan jasa penyelenggaraan UPT; 4. Pengenalan, penyajian dan penerapan teknologi; 5. Pembinaan dan pelayanan teknis kegiatan sesuai dengan lingkup dan fungsinya; 6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.2. Sumberdaya SKPD 2.2.1. Sumber daya Manusia pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Sebagai upaya dalam menunjang pembangunan peternakan pada masa yang akan datang maka diperlukan sumberdaya manusia yang mencukupi secara kuantitas maupun kualitas. Kondisi sumberdaya manusia yang ada pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. PNS Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan berdasarkan Golongan Tahun 2015 GOLONGAN JUMLAH IV a IV b 12 orang 1 orang 14 orang IV c 1 orang III a 7 orang III b 16 orang III c 7 orang 41 orang III d 11 orang II a 15 orang II b 8 orang II c 1 orang 27 orang II d 3 orang TOTAL 82 orang 82 orang

17 P a g e Tabel 2. Keadaan PNS menurut Eselon/Staf Tahun 2015 No Uraian Jumlah 1. Eselon II b 1 orang 2. Eselon II a 1 orang 3. Eselon III b 3 orang 4. Eselon IV a 20 orang 5. Penyuluh Peternakan 5 orang 6. Staf Dinas 31 orang 7. Staf UPT Lamongan 7 orang 8. Staf UPT Babat 3 orang 9. Staf UPT Ngimbang 4 orang 10. Staf UPT Sukodadi 6 orang 11. Staf UPT Paciran 3 orang 12. Staf UPT Laboratorium Keswan 2 orang 13. Staf UPT Rumah Potong Hewan 6 orang 14. Staf UPT Pembibitan dan Pengolahan Pakan 2 orang Tabel 3. Keadaan Kontrak Kerja Tahun 2015 1. Tenaga Kontrak Pemkab : 1 orang 2. Tenaga Kontrak Dinas : 20 orang 3. THL Kesehatan Hewan : 2 orang 4. Inseminator swadaya : 4 orang 5. SMD Pendamping : 2 orang Tabel 4. Sumberdaya yang dimiliki Formasi Pegawai Berdasarkan Pendidikan (Status PNS) Tahun 2015 Pendidikan Golongan II Golongan III Golongan IV A B C D A B C D A B C Jumlah SLTA 15 8 1 4 1 29 D3 3 2 1 6 S1 5 12 5 9 4 35 S2 1 1 8 1 1 12 Jumlah 15 8 1 3 7 16 7 10 13 1 1 82 2.2.2. Aset/Modal Selain perlunya sumberdaya manusia yang mencukupi secara kuantitas dan kualitas, diperlukan juga dukungan sarana prasarana peternakan yang mencukupi. Adapun data aset/modal yang dimiliki oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan sebesar Rp. 16.690.622.523,- dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5. Asset dan Modal di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan No Jenis Barang Volume Keterangan 1. Tanah Dinas 11.969 m2 Untuk bangunan kantor dan RPH Babat 2. Kendaraan Dinas Roda 4 7 buah 3. Kendaraan roda 3 2 buah 4. Kendaraan roda 2 21 buah 5. Gedung kantor 1 buah Status tanah: Hak pakai

18 P a g e 6. Gedung Poskeswan 5 buah Status tanah: 1 HGB, 2 hak pakai, 3 milik Pemda 7. Gedung Pos IB 7 buah Milik Pemda 8. RPH Babat 1 buah Hak pakai milik Pemda 9, Bangunan kandang UPT 1 unit Hak pakai milik Pemda Pembibitan Mantup 10. Rumah daging 1 unit Milik Pemda 11. Gedung RPU 1 unit Milik Pemda 12. Gedung RPH Lamongan 1 unit Milik Pemda 13. Fasilitas RPH Lamongan 1 set Hibah Dinas Peternakan Jatim 14. Pagar dan gapura Pasar 1 unit Milik Pemda Hewan Tikung 15. Pagar dan gapura Pasar 1 unit Milik Pemda Hewan Babat 16. Sapi di UPT Pembibtan Mantup 139 ekor (tahun 2007) Sejak 1 Agustus 2012 sapi hanya berjumlah 18 ekor. 2.2.3. Unit Pelaksana Teknis Dinas A. UPT Pembibitan dan Pengolahan Pakan Potensi UPT: UPT Pembibitan dan Pengolahan Pakan sebagai salah satu unit pelaksana teknis pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berperan dalam: Penyediaan bibit ternak sapi dan HMT Pelayanan teknis dalam rangka pembibitan dan pengolahan pakan ternak; Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan pendistribusian hasil pembibitan dan pengolahan pakan ternak; Pengurusan pemungutan retribusi daerah terkait dengan pelayanan umum dan jasa penyelenggaraan UPT. Dalam melaksanakan tugasnya, UPT ini ditunjang dengan fasilitas budidaya yang cukup memadai diantaranya: 1) Luas lahan : 7.893 m2 2) Bangunan - Kantor/rumah jaga : 1 unit - Bangunan kandang : 1 unit - Gudang pakan : 1 unit 3) Kendaraan roda 3 : 2 unit 4) Kendaraan roda 2 : 1 unit 5) Sarana penunjang : - Chopper : - Sumur : - Pompa air :

19 P a g e 6) Luas kebun rumput : 7) Tenaga kerja PNS : 2 orang 8) Tenaga harian lepas : 3 orang 9) Ternak peliharaan : 57 ekor B. UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Potensi UPT: Secara umum UPT RPH merupakan UPT yang bertugas dalam pelaksanaan teknis dan operasional di bidang pengelolaan, pengawasan dan pemeriksaan ternak sebelum dan sesudah pemotongan di RPH Pemerintah maupun swasta sehingga dapat dihasilkan produk daging yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH). Lokasi dan potensi pemotongan Tabel 6. Potensi Pemotongan Ternak di Kabupaten Lamongan No Nama RPH/TPH Status Kepemilikan Alamat 1. RPH Lamongan Pemerintah Jl. Pahlawan Kelurahan Sidoarjo Kec. Lamongan Potensi Pemotongan (Ekor/hari) - Sapi 9 ekor - Kambing 3 ekor - Unggas 548 ek 2. RPH Babat Pemerintah Rawa Semando Desa Plaosan Kec. Babat - Sapi 7 ekor - Kambing 2 ekor 3. RPH Sukodadi Pemerintah Kec Sukodadi - Sapi 6 ekor Kios Daging Kios daging merupakan perpaduan antara konsep RPH sebagai penyedia daging sapi dengan konsep bisnis yang bertujuan menghasilkan produk RPH berupa daging maupun produk olahan daging seperti bakso, sosis, nugget dll. C. UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Potensi UPT Laboratorium Kesehatan Hewan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan merupakan unit pelayanan teknis untuk pelayanan kesehatan hewan, baik ternak maupun hewan kesayangan. Sasaran pelaksanaan program diantaranya: - Pelayanan kesehatan hewan baik ternak pemerintah maupun ternak non pemerintah - Pelayanan kesehatan ternak dan laboratorium secara aktif, semi aktif dan pasif - Penanggulangan, pengendalian, pencegahan penyakit hewan menular sehingga mengurangi kasus penyakit menular dan tidak menular Sarana UPT Laboratorium Kesehatan Hewan terdiri dari: - Lokasi : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan - Peralatan laboratorium

20 P a g e - Pelaralatan medis - Obat-obatan - 1 unit sepeda motor - Sumberdaya Manusia: - Kepala UPT - Staf TU 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 2.3.1. Capaian Berdasarkan Indikator Sasaran Renstra 2010-2015 Berdasarkan indikator sasaran pada Renstra tahun 2010-2015 maka terdapat beberapa capaian yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan selama 5 Tahun masa pembangunan dan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pencapaian Populasi Ternak Berdasarkan evaluasi pertumbuhan populasi ternak terlihat pertumbuhan dengan tren meningkat seperti pada ternak sapi potong, kambing domba dan ungags. Hal ini disebabkan oleh intervensi kegiatan yang bersifat bantuan fisik, peningkatan pengetahuan peternak dalam manajemen pemeliharaan, penyediaan pakan dan penanggulangan penyakit ternak. Selain itu juga peningkatan ini juga tidak lepas dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Lamongan. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapa dilihar pada Grafik 1 di bawah ini: Grafik 1. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2015 140000,0 120000,0 100000,0 Ekor 80000,0 60000,0 40000,0 20000,0,0 Sapi Potong Kambing Domba 2011 110632,0 86394,0 49150,0 2012 116963,0 95828,0 65451,0 2013 96714,0 96185,0 66009,0 2014 99013,0 99852,0 79472,0 2015 101790,0 100184,0 80100,0 Catatan: Data merupakan populasi di 27 kecamatan. Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015)

21 P a g e Sedangkan untuk ternak ungags tren pertumbuhannya menunjukkan tren meningkat untuk semua komoditi unggas, yaitu ayam buras. Ayam potong, ayam petelur, itik dan entog. Di Kabupaten Lamongan masih belum bebas penyakit flu burung tetapi masih bisa ditanggulangi dengan baik sehingga tidak berpengaruh terhadap kematian ternak ungags pada umumnya. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada Grafik 2. Grafik 2. Data Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2015 50000000,0 45000000,0 40000000,0 35000000,0 30000000,0 Ekor 25000000,0 20000000,0 15000000,0 10000000,0 5000000,0,0 2011 2012 2013 2014 2015 Ayam Buras 1839632,0 1730680,0 1908731,0 1946293,0 1989343,0 Ayam Pedaging 31224776,0 33371618,0 40730337,0 44915846,0 46200488,0 Ayam Petelur 110108,0 139249,0 213620,0 226928,0 514831,0 Itik/entog 176834,0 193053,0 200955,0 223567,0 257228,0 Catatan: Data merupakan populasi di 27 kecamatan. Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015) Sedangkan untuk pertumbuhan total populasi ternak secara keseluruhan untuk semua komoditi dari tahun ke tahun meningkat 400,62% dari populasi total semua komoditi pada awal pembuatan Renstra, hal ini disebabkan pada tahun 2009 terjadi pemekaran Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan menjadi dua dinas tersendiri yaitu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Dinas Perikanan dan Kelautan, sehingga urusan peternakan menjadi lebih intensif untuk dikembangkan. b. Pencapaian Produksi Hasil Peternakan Sejalan dengan Grafik pertumbuhan populasi ternak, produk peternakan seperti daging dan telur juga mengalami pertumbuhan. Kenaikan produksi daging dan telur ini ditunjang dari program Gemerlap yang merupakan program bantuan ternak kepada kelompok

22 P a g e ternak yang ada di Kabupaten Lamongan. Komoditas bantuan ternak berupa kambing, sapid an ayam petelur. Grafik 3. Data Produksi Daging dan Telur di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2015 Produksi (Kg) 35000000,0 30000000,0 25000000,0 20000000,0 15000000,0 10000000,0 5000000,0-2011 2012 2013 2014 2015 Produksi Daging 12047936, 22712270, 25515450, 26784143, 28971732, Produksi Telur 1860943,0 2147639,0 2621082,0 2713396,0 2928471,0 Produksi yang dipergunakan merupakan angka produksi bersih Sumber: Kompilasi Data Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2011-2015 c. Pencapaian Konsumsi Konsumsi daging dan telur di Kabupaten Lamongan menunjukkan pertumbuhan dengan arah yang positif. Konsumsi daging dan telur di Kabupaten Lamongan sudah melebihi target norma gizi nasional, yaitu 10,1 kg/kap/thn untuk daging dang telur 4,7 kg/kap/thn. Di Kabupaten Lamongan, sampai dengan akhir tahun 2015, konsumsi daging mencapai 14,16 kg/kap/thn dan konsumsi telur mencapai 11,12 kg/kap/thn. Gambaran lebih jelas mengenai data konsumsi di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Grafik 4. Grafik 4. Data Konsumsi Daging dan Telur di Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2015 Kg/jap/thn 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 - Sumber: Kompilasi Data Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2011-2015 2011 2012 2013 2014 2015 Daging 9,95000 13,2000 13,31000 13,54000 14,16000 Telur 7,74000 9,08000 10,18000 10,21000 11,12000

23 P a g e d. Capaian-capaian di Kabupaten Lamongan berdasarkan indikator lainnya Selain populasi, produksi dan konsumsi yang dijadikan indikator, ada juga beberapa indikator lain seperti: - Pembangunan RPH berstandar Nasional di Kabupaten Lamongan, yang dananya bersumber dari DAK APBD II Kabupaten Lamongan Tahun 2012 dan RPU tahun 2013 yang bersumber dari APBD I Provinsi Jawa Timur. - Pembangunan kios daging di kawasan RPH yang dananya bersumber dari DAK APBD II Kabupaten Lamongan. - Terlaksananya penanggulangan penyakit PHMS seperti AI dana Pemeriksaan Gangguan Reproduksi ternak sapi betina produktif sebanyak 4000 ekor. - Pemanfaatan limbah ternak untuk dijadikan biogas dan kompos. Adapun jumlah biogas dan pengomposan yang terpasang di masyarakat mencapai 15 unit.

24 P a g e No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian Tahun ke- 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Jumlah Produksi Hasil Ternak (ton) - Daging 6,058 6,360 6,639 6,932 7,239 12,048 22,712 25,515 26,783 28,972 1.99 3.57 3.84 3.86 4.00 - Telur 1,074 1,204 1,339 1,479 1,625 1,861 2,148 2,621 2,713 2,928 1.73 1.78 1.96 1.83 1.80 2 Jumlah Konsumsi Hasil Ternak (ton) - Daging 9,257 9,495 9,842 10,428 10,667 12,995 16,961 17,947 16,073 16,804 1.40 1.79 1.82 1.54 1.58 3 - Telur 9,578 10,866 11,343 11,900 12,480 10,108 11,670 13,719 12,120 13,201 1.06 1.07 1.21 1.02 1.06 Jumlah Populasi Ternak (ekor) - Sapi Potong 79,662 84,585 89,812 95,363 101,084 110,632 116,963 96,714 99,013 101,790 1.39 1.38 1.08 1.04 1.01 - Sapi Perah 4 4 4 4 4 21 21 21 21 23 5.25 5.25 5.25 5.25 5.75 - Kerbau 339 339 339 339 339 324 354 237 335 374 0.96 1.04 0.70 0.99 1.10 - Kambing 77,132 78,289 79,263 80,655 81,864 86,394 95,828 96,185 99,852 100,184 1.12 1.22 1.21 1.24 1.22 - Domba 24,841 25,213 25,592 25,976 26,365 49,150 65,451 66,009 79,472 80,100 1.98 2.60 2.58 3.06 3.04 - Ayam Buras 680,756 690,968 701,852 711,852 722,529 1,839,632 1,730,680 1,908,731 1,946,293 1,989,343 2.70 2.50 2.72 2.73 2.75 - Ayam Ras Pedaging 2,206,707 2,261,875 2,318,422 2,376,382 2,435,791 31,224,776 33,371,618 40,730,337 44,915,846 46,200,488 14.15 14.75 17.57 18.90 18.97 - Ayam Ras Petelur 31,409 32,194 33,000 33,824 34,669 110,108 139,249 213,620 226,928 514,831 3.51 4.33 6.47 6.71 14.85 - Itik 68,638 69,667 70,713 71,773 72,849 150,693 162,994 169,886 172,624 206,183 2.20 2.34 2.40 2.41 2.83 - Entog 18,230 18,504 18,781 19,063 19,349 26,141 30,059 31,069 50,943 51,045 1.43 1.62 1.65 2.67 2.64

25 P a g e 2.3.2. Capaian Berdasarkan Realisasi Anggaran Renstra 2010-2015 Semua pembangunan sangat erat kaitannya dengan anggaran, begitu juga pembangunan peternakan tentunya harus didukung oleh ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut sebagai dasar pembangunan pada masa yang akan dating maka perlu dilakukan evaluasi mengenai target dan realisasi anggaran. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kelemahan yang terjadi untuk dapat diatasi pada masa yang akan datang. Evaluasi anggaran ini menggunakan nomenklatur program dan kegiatan berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Hasil evaluasi pada target dan realisasi anggaran Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2015 hal penting yang menjadi bahasan adalah: Anggaran untuk sektor peternakan mengalami kenaikan selama 5 tahun periode Renstra 2010-2015, sebagaimana bisa dilihat dari Grafik 5. Pada tahun 2012, terjadi kenaikan anggaran sebesar 12,94% dari tahun 2011 dengan tingkat penyerapan 94,72%. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan anggran tertinggi yaitu sebesar 62,23% dari tahun 2012 dengan tingkat penyerapan sebesar 97,23%. Untuk tahun 2014 peningkatan anggaran hanya sebesar 6,12% dengan tingkat penyerapan sebesar 96,32%. Pada tahun 2015 anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengalami penurunan sebesar 3,27% dari tahun 2014 dengan tingkat penyerapan sebesar 98,84%. Grafik 5. Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Keswan Tahun 2011-2015 Jumlah Dana (Rp.) 14000000000,0 12000000000,0 10000000000,0 8000000000,0 6000000000,0 4000000000,0 2000000000,0-2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran 59015654 66654008 10840128 11503951 11127415 Realisasi 57771652 63137615 10540287 11080613 10998797 Sumber: Laporan Keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015) Sampai dengan akhir tahun anggaran Renstra 2010-2015, anggaran sektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 88,55%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah.

26 P a g e Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Uraian Anggaran pada Tahun (dalam Ribuan Rupiah) Realisasi Anggaran pada Tahun (dalam Ribuan Rupiah) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah - Hasil Retribusi Daerah 126,000 143,000 143,000 143,000 153,000 126,000 143,000 143,000 143,000 153,000 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.04 0.04 - Lain-lain PAD yang sah 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 44,000 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 - - BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung 3,089,757 3,683,739 3,681,147 4,152,626 4,689,290 3,065,329 3,617,883 3,617,911 3,866,869 4,630,472 0.99 0.98 0.98 0.93 0.99 0.07 0.07 Belanja Langsung 2,813,507 2,981,661 7,158,981 7,351,325 6,513,124 2,711,835 3,418,901 6,922,394 7,213,743 6,368,324 0.96 1.15 0.97 0.98 0.98 0.11 0.11 - Belanja Pegawai 212,210 237,290 402,146 529,924 394,815 204,575 954,039 393,864 519,932 391,962 0.96 4.02 0.98 0.98 0.99 0.09 0.10 - Belanja Barang dan Jasa 1,960,847 1,755,469 2,039,543 2,806,586 4,795,486 1,919,616 1,550,927 1,928,950 2,765,923 4,664,973 0.98 0.88 0.95 0.99 0.97 0.12 0.12 - Belanja Modal 640,450 988,902 4,717,292 4,014,815 1,322,823 587,644 913,935 4,599,580 3,927,888 1,311,389 0.92 0.92 0.98 0.98 0.99 0.10 0.11

27 P a g e Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jenis pelayanan yang menjadi tanggungjawab Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: 1) Pelayanan Rekomendasi Ijin Usaha Peternakan SKPD memfasilitasi para peternak dengan memberikan rekomendasi ijin usaha ke Dinas Perijinan dan Penanaman Modal. Semua ijin usaha di Kabupaten Lamongan dipusatkan di Dinas Perijinan dan Penanaman Modal. 2) Pelayanan Rekomendasi Kredit SKPD memfasilitasi para peternak dengan memberikan rekomendasi ke Bank. 3) Pelayanan Surat Keterangan Kesehatan Hewan SKPD menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan yang berfungsi sebagai salah satu persyaratan administratif pengiriman hewan ternak antar kota di wilayah Jawa Timur dan keluar wilayah Provinsi Jawa Timur (Tugas pembantuan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur). 4) Pelayanan Kesehatan Hewan SKPD memberikan pelayanan kesehatan hewan baik itu secara aktif maupun pasif. 5) Pelayanan Rumah Potong Hewan SKPD menyediakan pelayanan rumah potong hewan bagi hewan ternak yang memenuhi persyaratan kesehatan pada pemeriksaan ante mortem 6) Pelayanan Rekomendasi Permohonan Nomor Kontrol Veteriner ke Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur SKPD melayani pembuatan Rekomendasi Permohonan Nomor Kontrol Veteriner ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk selanjutnya Disnak Provinsi akan menerbitkan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). 7) Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) SKPD melakukan pelayanan Inseminasi Buatan yang dilakukan bila ada laporan ternak yang birahi. Inseminasi Buatan dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung terjadinya kebuntingan. 8) Pemeriksaan Kebuntingan Pemeriksaan kebuntingan dilakukan setelah ternak akseptor telah dilakukan inseminasi buatan dan tidak menunjukkkan gejala birahi selama 3 bulan atau lebih. 9) Pemeriksaan Gangguan Reproduksi (ATR) Pemeriksaan Gangguan reproduksi dilakukan apabila telah dilakukan inseminasi buatan lebih dari 3 kali sebelum menunjukkan gejala kebuntingan. 2.4. Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Pengembangan Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 2.4.1. Analisis Renstra Kementrian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Pembangunan peternakan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah tertuang dalam dokumen perencanaan, diantaranya RPJPN, RPJPD, RPJMN, RPJMD, dan Rencana Strategis haruslah selaras. Sasaran produksi komoditas peternakan yang tertuang

28 P a g e dalam Rencana Strategis Kementrian Pertanian pada Program Pemenuhan Pangan Asal Hewan dan Agribisnis Peternakan yang menjadi target Renstra Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2015-2019. Sasaran yang akan dicapai adalah peningkatan produksi pangan hewani asal ternak, daya saing dan pendapatan peternak. Sub bab ini bertujuan untuk menilai keserasian keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten Lamongan terhadap: 1). Sasaran Renstra K/L dan 2). Renstra Dinas Peternakan Provinsi Penyajiannya seperti pada Tabel 2.3 di bawah ini Tabel 2.3 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra 2010-2015 Dinas Peternakan dan Keswan Lamongan Sasaran pada Renstra 2014-2019 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Sasaran pada Renstra 2010-2014 Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Produksi Hasil Ternak (ton) - Daging 28,972 350,613 437,322 - Telur 2,928 340,232 423,249 2 Populasi Ternak (ekor) - Sapi Potong 99,013 3,949,097 5,352,694 - Sapi Perah 21 237,673 328,123 - Kerbau 335 28,118 33,185 - Kambing 99,852 2,937,980 3,241,965 - Domba 79,472 1,185,472 913,600 - Ayam Buras 1,946,293 33,806,963 27,655,883 - Ayam Ras Pedaging 44,915,846 162,299,457 - Ayam Ras Petelur 226,928 43,066,361 - Itik 172,624 4,213,379 3,342,233 - Entog 50,943 946,323 2.4.2. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengambangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW. SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW yang ada. Telaahan pola ruang ruang wilayah untuk Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah.

29 P a g e Tabel 2.4 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pengembangan kawasan peruntukan peternakan. Pengembangan ternak ini akan lebih memiliki nilai tambah melalui pengembangan agrobisnis peternakan. Pengembangan kawasan agrobisnis berbasis peternakan dilakukan untuk menjawab tuntutan kecukupan (swasembada) daging dan susu dalam negeri, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak 1. Karakter masyarakat petani yang masih tradisional (individual farming); (2) Luas lahan rata-rata <0,25 Ha dan pendapatan peternak rendah; (3) Masih tingginya angka kemiskinan peternak; (4) Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan hasil pemasaran perdesaan; (5) Rendahnya kualitas hasil produk peternakan sehingga daya saing rendah; (6) Kepemilikan ternak yang belum memenuhi standar usaha (hanya 1-2 ekor/peternak) sedangkan standarnya 4-5 ekor/peternak; (7) Belum optimalnya penggunaan sumberdaya alam dan SDM yang mendukung agribisnis peternakan 1. Pengembangan sentra peternakan rakyat pendukung agropolitan; (2) Peningkatan kualitas bibit, kapasitas produksi dan pengembangan komoditas peternakan bernilai ekonomis tinggi dan berdaya saing tinggi 1. Pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak; (2) Mempertahankan sumber daya genetik lokal sebagai potensi daerah; (3) Pengembangan kawasan sentra peternakan rakyat yang diarahkan pada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah sesuai potensi daerah; (4) Peningkatan populasi ternak melalui kegiatan Inseminasi Buatan; (5) Mengoptimalkan fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat; (6) Meningkatkan kualitas kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan keswan dan kesmavet; (7) Peningkatan pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina produktif Diarahkan pada kawasan sentra ternak besar, sentra ternak kecil dan sentra ternak unggas.