BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ersa Herudi, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PEMAHAMAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI KAWUNGANTEN 07 KECAMATAN KAWUNGANTEN KABUPATEN CILACAP TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan

Dedy Gunawan, 2014 Efektifitas Perda Nomor 11 Tahun 2005 Bagi Perokok Untuk Menjadi Warga Negara Yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yunani Kuna Paidos dan agoo. Paidos artinya budak dan agoo artiya. membimbing. Akhirnya Pedagogie diartikan sebagai budak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Aditya Nugraha, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NANDA HASRI PERMATASARI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan merupakan hal yang paling penting dan mendasar bagi umat manusia, oleh karena itu setiap manusia pastilah menginginkan hidup yang sehat, baik sehat secara fisik, jasmani dan rohani. Sehat adalah karunia tuhan yang tidak ada duanya, dengan hidup yang sehat kita dapat melakukan berbagai aktivitas dan rutinitas, dimulai dari membuka mata di pagi hari, sampai memejamkan mata di malam hari. Kesadaran akan kesehatan adalah pondasi awal dari terbentuknya pola hidup sehat. Masalah kesehatan juga bertolak dari masalah perilaku yang banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor sosial, maupun faktor lainnya selain faktor fisik dan biologi. Dengan adanya kesadaran akan kesehatan di harapkan manusia akan lebih memperhatikan pola hidup sehat di kehidupan sehari-harinya. Hidup sehat pada dasarnya merupakan pola perilaku manusia yang perubahannya dapat diajarkan secara dini, dengan melakukan perilaku hidup sehat ini diharapkan manusia dapat terhindar dari berbagai macam jenis penyakit. Kesehatan yang paripurna dijelaskan oleh badan kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) (dalam Komariyah, 2010, hlm. 28) yaitu : Sejahtera Paripurna adalah sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit cacat ataupun kelemahan Dari pernyataan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sehat haruslah sehat paripurna, dalam arti sehat jasmani yaitu suatu keaadaan yang lebih tertuju pada penampilan seseorang secara jasmaniah sebagai manusia yang kuat, terampil, dan energik. Penerapan pola hidup sehat haruslah diterapkan sedini mungkin dalam kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan, sebagaimana dalam kurikulum KTSP 2006 untuk mata pelajaran penjas Sekolah Dasar kelas 5 Semester genap di

2 jelaskan bahwa Standar kompetisi. 12. Menerapkan budaya hidup sehat. Kompetisi dasar. 12.1 Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan. Dari kurikulum yang telah disusun oleh dinas pendidikan, diharapkan tercapainya kurikulum, agar perkembangan pola hidup sehat dalam pendidikan dapat dijalankan dengan benar untuk siswa sekolah dasar, oleh karena itu haruslah seorang guru benar-benar menjalakan kurikulum di atas agar tersampaikannya pengajaran yang tersampaikan dengan baik dan benar bagi siswa, dengan dijalankannya kurikulum tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui akibat bahaya merokok, serta siswa dapat mencegah kebiasaan merokok. Kurangnya pemahaman terhadap bahaya merokok serta dampak buruk bagi kesehatan anak. Hal tersebut perlu ditangani dengan serius dan jika tidak ditangani sedini mungkin bisa berdampak fatal bagi generasi penerus negeri ini, untuk pembinaan peningkatan derajat kesehatan generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani, anak-anak usia dini haruslah diajarkan pemahaman pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Karena di sekolah pendidikan kesehatan merupakan salah satu usaha kesehatan sekolah yang sasaran utamanya terdiri atas semua komponen kesehatan disekolah tersebut, baik siswa, guru, kepala sekolah, penjaga sekolah sampai ke masyarakat sekitar sekolah berada. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat (Komariyah, 2010 hlm. 24) yang menyatakan bahwa : Tujuan pendidikan kesehatan tidak dapat di pisahkan dari pendidikan pada umumnya. Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tahun 1954 nomor 12 di nyatakan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap, warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air Dalam hal ini kegiatan pelaksanaan pendidikan kesehatan merupakan salah satu bagian yang terdapat kaitannya dengan pelaksanaan Undang-Undang pendidikan di atas. Berhasil atau tidaknya usaha pendidikan kesehatan di sekolah tergantung pada seberapa jauh peranan dan fungsi pendidik kesehatan baik di sekolah maupun di masyarakat.

3 Peranan dapat di miliki oleh pendidik kesehatan menurut (Komariyah 2010 hlm, 34-36) antara lain sebagai agen pembaharuan yaitu : a. Pendidik kesehatan sebagai fasilitator Dalam melaksanakan pekerjaannya ia selalu berusaha untuk mengajak anak didik atau temannya untuk berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatannya. Ia bersikap berani untuk memberi bantuan tanpa pamrih. Keberhasilan untuk memberi bantuan dan rasa terima kasih atas bantuannya merupakan imbalan yang lebih berharga bagi dirinya di banding dengan kekayaan apapun. b. Pendidik kesehatan sebagai katalis. Sebagai katalis seorang pendidik kesehatan selalu berusaha membujuk atau menganjurkan anak didik atau temannya untuk membawa pada sumber yang bermanfaat atau menunjang terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup sehat. Keberhasilan melaksanakan tugasnya di tentukan oleh kesungguhan pengabdiannya sehingga bekal yang di harapkannya adalah terjadinya perubahan seseorang untuk pemeliharaan kesehatan secara tepat, baik sumber maupun tenaga ahlinya. c. Pendidik kesehatan sebagai promotor Sebagai promotor seorang pendidik selalu berusaha untuk mengenalkan bermacam-macam cara yang baik meliputi cara pengobatan, maupun pencegahan. Seperti fasiliator dan katalis ia pun bekerja secara sukarela. d. Pendidik kesehatan sebagai generator Sebagai generator, pendidik kesehatan selalu berusaha untuk menggugah seseorang atau sasarannya untuk mau menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat Dengan kemajuan zaman yang semakin pesat dan gaya hidup yang semakin modern, banyak menimbuklan penyebab beberapa penyakit, baik penyakit yang timbul karena kurangnya kesadaran memelihara lingkungan maupun penyakit yang timbul karena pengaturan pola hidup yang kurang baik. Merokok adalah salah satu dari penyebab timbulnya penyakit yang di sebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Perilaku merokok merupakan kegiatan buruk yang masih dilakukan oleh kalangan masyarakat sampai pada saat ini, walaupun telah banyak orang yang mengetahui dampak buruk akibat merokok tetapi jumlah perokok tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Sufianto,H 2010, hlm 1) :

4 Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.00 jiwa. Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang pada tahun 2004, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen (tahun 1995) jadi 2,8 persen (2004). Peningkatan jumlah perokok disetiap tahunnya merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Dapat dilihat dari pernyataan diatas yang menunjukan peningkatan perokok dibeberapa kota besar menjadi masalah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat kota-kota besar. Kebiasaan perokok bukan saja berdampak pada dirinya sendiri, melainkan ikut berdampak kepada orang lain disekitarnya, akibat bahaya asap rokok yang ikut dihirupnya, asap rokok yang dihirup oleh perokok atau orang di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan ke paru-paru yang dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Rokok secara tidak langsung dapat membunuh bagi mereka para perokok, selain itu banyak generasi bangsa perlahan menjadi perokok karena setiap hari melihat teman-teman dan orang dewasa di sekelilingnya yang merokok di tempattempat umum, selain itu iklan-iklan rokok yang diperlihatkan disembarang tempat, dan juga iklan di televisi yang merubah image bahaya rokok dengan halhal yang tidak berhubungan dengan rokok itu sendiri, demi produk rokok itu laris dipasaran, tanpa melihat bahaya negatif yang ditimbulkan dari rokok para produsen rokok saling berlomba-lomba demi mendapatkan keuntungan yang berlipat. Fakta yang mengejutkan perokok menurut (Sufianto,H 2010, hlm 3)

5 Adalah Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan merokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya,meneruskan kebiasaan merokok ini. Selain itu dijelaskan menurut hasil survey yang dilakukan diperolehlah data yang sangat mengagetkan. Menurut (mohammad 2008, hlm 32) yaitu : hasil survey pada tahun 2007 menunjukan bahwa sekitar 80% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum usia 19 tahun, angka tersebut di nyatakan mengalami kenaikan 9,4% dari angka tahun 2001. Proporsi perokok remaja terus meningkat, diikuti kelompok 5-9 tahun dengan presentase 0,8% pada tahun 2001 menjadi 1,8% di tahun 2004 Bukan hanya rokok saja penyebab timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Pengendalian diri akan bahaya merokok haruslah dilakukan sedini mungkin agar tidak mengakibatkan bahaya jangka panjang, bukan hal yang tidak mungkin bangsa ini akan menjadi bangsa perokok jika hukum yang diberlakukan dalam penanganan tembakau dan rokok masih belum ditegakkan. Jika dilihat dari pernyataan diatas yaitu mengenai peranan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik kesehatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pendidik kesehatan haruslah memiliki sifat-sifat yang dapat menjadikan orang di sekelilingnya lebih memahami arti kesehatan dan dapat menerapkan peranan penting kesehatan tersebut di dalam kehidupannya. Oleh karena itu pendidikan kesehatan haruslah tersampaikan dengan baik kepada siswa di sekolah, salah satu penyampaian yang baik dan efektif adalah menggunakan media ajar sebagai alat penyampaian materi, hal tersebut sejalan dengan pendapat Dale dalam (Arsyad. A, 2013 hlm. 27) mengemukakan bahwa : Bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pengajaran, hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini.

6 Penggunaan media dalam penyampaian bahan ajar sangatlah berperan dalam penyampaian materi yang lebih efektif dan mudah di mengerti, hal tersebut sejalan dengan Hamalik (1986) (dalam Arsyad. A, 2013:19) yaitu media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh pisikologis terhadap siswa. Melihat pentingnya upaya meningkatkan pemahaman pola hidup sehat pada siswa sekolah dasar dalam kehidupan sehari-harinya melalui penggunaan media audio visual maka peneliti sebagai mahasiswa program studi pendidikan sekolah dasar pendidikan jasmani yang mempelajari pendidikan kesehatan termotivasi untuk meneliti bagaimana dampak pembelajaran pendidikan kesehatan melalui audio visual terhadap pemahaman pola hidup sehat siswa sekolah dasar B. Rumusan Masalah Pendidikan kesehatan adalah pembelajaran kesehatan bagi masyarakat yang mendidik masyarakat dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat meliputi kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik serta mengembangkan pemahaman pola hisup sehat yang baik dan benar bagi masyarakat. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Yang ingin penulis teliti dalam mencari jawaban masalah yang dirumuskan. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan oleh penulis maka dapat dirumuskan : 1. Pendidikan kesehatan sebagai variabel bebas (X), 2. Pemahaman bahaya merokok sebagai variabel terikat (Y)

7 Pokok-pokok permasalahan penelitian yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah melalui penggunaan media audio visual pemahaman siswa tentang bahaya merokok meningkat? C. Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan berdasarkan permasalahan penelitian yang diajukan, Tujuan yang disusun secara sistematis akan megarahkan penelitian sesuai rencana menurut Sugiyono (2009, hlm. 282). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman bahaya merokok pada siswa kelas 5 SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini yang penulis beri judul Dampak Pembelajaran Pendidikan Kesehatan Melalui Penerapan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Pola Hidup Sehat Siswa Kelas 5 SDN SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu: 1. Secara Teoritis Dapat digunakan sebagai masukan (bahan pemikiran) keilmuan dan informasi bagi lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah maupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, dan para pembaca mengenai peningkatan pemahaman bahaya merokok melalui penerapan media audio visual. 2. Secara Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan jasmani untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar Pendidikan Kesehatan melalui penerapan media audio visual.

8 E. Sistematika Penulisan Skripsi Gambaran singkat mengenai seluruh sitematika penulisan skripsi sebagai berikut: a. Bagian awal, berisi: judul skripsi, lembar pengesahan, lembar pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiatisme motto dan persembahan, ucapan terima kasih, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. b. Bagian isi skripsi, meliputi: Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan garis besar sistematika skripsi. Bab 2 : Landasan Teori, berisi tentang teori mengenai pendidikan kesehatan, nilai-nilai pemahaman dan penjelasan bahaya merokok. Bab 3 : Metode dan Prosedur Penelitian, menjelaskan tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, fokus penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab 5 : Penutup, yang berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi. c. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang memuat tentang deskripsi mengenai perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan penelitian.