BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp

BAB III PROSES PRODUKSI

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

SANITASI DAN KEAMANAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB II LANDASAN TEORI

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

Sanitasi Penyedia Makanan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum,

Penggunaan Metode New Seven Tools untuk Pengendalian Kualitas Produk

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Kemasan Gelas. Pengemasan Bahan Pangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

Memastikan APAR dalam kondisi siap-siaga untuk penanganan awal terjadinya kebakaran.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat dimana

PerMen Ttg Syarat2 APAR

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

PEMANAS AIR GAS INSTAN

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru atau bekas dari konsumen yang diletakkan didalam krat kemudian disusun di atas valet yang sebelum disterilisasikan botol-botol tersebut disortasi, yaitu pemisahan botol yang terlalu kotor. Botol yang terlalu kotor dicuci secara manual untuk mengurangi beban pencucian mesin washer dan pemakaian caustic. Pencucian manual dilakukan menggunakan tenaga karyawan setelah proses pencuci manual selesai, tiap tingkat tumpukan krat yang berisi botol diangkat menggunakan mesin depalletizer menuju case conveyor, kemudian setiap krat diletakkan di atas case conveyor, tetapi dengan menggunakan tenaga manusia. Gambar 1. Krat yang diletakkan diatas case conveyor

4.2 Uncasing Innopack Merupakan proses pengeluaran botol kosong dari dalam krate dan di angkat ke chain conveyor (rantai pembawa barang) untuk dibawa ke bottle washer (mesin pencuci botol) setelah terlebih dahulu diadakan pre inspection (pemeriksaan) terhadap kondisi fisik botol tersebut, dengan menggunakan cahaya lampu dalam sebuah kotak persegi panjang, botol yang mempunyai kerusakan yang sangat parah, mulut botol yang retak, merek praduk yang kusam serta botol yang terdapat benda asing di dalam, itu yang akan dikeluarkan oleh petugas dipisahkan untuk dicuci kembali secara manual untuk mengurangi beban pencucian oleh washer. sementara itu krat yang kosong langsung menuju ke case washer. Gambar 2. Vncasser Innopack 4.3. Proses sterilisasi botol pada mesin washer 4.3.1 Penyemprotan Awal ( Prerinse ) Masing - masing botol dimasukkan ke dalam pocket pocket (kantong kantong). Botol dibilas dengan air yang disirkulasi kembali dari air pada tahap pembilasan akhir. Air ini mengandung sedikit sisa caustic soda yang digunakan sebagai sabun pengganti deterjen, yang dapat membantu pembilasan awal

mengeluarkan kotoran yang masih berada dalam botol dan mengurangi tingkat keasaman dalam botol. Persiapan Bahan Pengemas Proses Vncasser Innopack Mesin Washer Prerinse Compartement I Compartement II Pembilasan Awal Pembilasan Akhir Post Inspection / Mesin EBI Gambar 3. Diagram alir proses sterilisasi 4.3.2 Tangki Perendaman I ( Compartement I ) Melalui pembilasan awal, kotoran - kotoran yang dibagian dalam dan luar botol yang tidak terlalu lekat akan lepas. Botol - botol kemudian masuk ke tangki perendaman caustic I. Washer mempunyai tiga tangki perendaman caustic dengan kapasitas 42.000 botol / jam. Larutan dalam compartement I dengan temperatur 60ºC 65ºC dan konsentrasi caustic soda 2,5-3,5% ±5 menit, juga ditambahkan divo ultra dengan konsentrasi 0,25 0,5% yang diinjeksikan kedalamnya, yang berfungsi mempermudah membersihkan kotoran yang terdapat pada botol.

4.3.3. Tangki Perendaman II ( Compartement II ) Botol - botol bergerak pada tangki perendaman caustic II yang temperaturnya panas yaitu 60 0 C - 70 0 C dengan standar konsentrasi caustic soda 2,0 2,5% ±5 menit dan juga ditambahkan divo ultra (zat aditif yang membuat botol kelihatan berkilau) dengan konsentrasi 0,25-0,5%, yang berfungsi untuk mempermudah menghilangkan kotoran yang masih terbawa oleh botol pada saat melewati tangki perendaman 1. Botol akan disemprot bagian dalamnya untuk dibersihkan. Jika temperature dibawah 60 o C pembersihan tidak akan efektif, karena caustic bereaksi pada suhu yang panas. 4.3.4. Pembilasan awal Pembilasan awal dilakukan untuk menghilangkan sisa caustic, dengan melakukan penyemprotan dalam botol dan luar dinding botol dengan menggunakan springball dengan temperature 5,0 o C 55 o C yang berfungsi untuk mencegah botol pecah akibat perubahan suhu. 4.3.5. Pembilasan Akhir Divo Al (penstabil) dan divo LE (penurun ph air) dialirkan kedalam pre rinse (pembilasan awal) melalui pipa kecil. Bahaya divo yitu korosif, dan dapat menyebabkan luka bakar. Botol-botol kemudian melewati final rinse (pembilasan akhir). Air yang digunakan pada washer ini adalah soft water. Kemudian botol botol yang telah melewati final rinse, akan keluar dari washing machine dan dijalankan dengan menggunakan conveyor ke mesin filler dan crowner. Botol sebelum ke mesin filler (pengisian) diperiksa oleh inspection untuk mengetahui

apakah botol telah memenuhi syarat. Botol yang masih kotor atau cacat disisihkan dan tidak boleh digunakan untuk mengemas minuman. (Anonim, 1990). Botol yang sudah selesai diseleksi oleh inspection (pemeriksaan), kemudian diuji/diperiksa kebersihannya dengan menggunakan larutan pewarna Metilen Blue adalah zat kimia yang digunakan untuk mendeteksi botol yang masih kotor, yang tidak dapat terlihat, serta uji Carry Over/indikator fenolftalein 1 % untuk menguji botol yang masih mengandung caustic. Fenolftalein (pp) bereaksi pada kondisi pka 9,4 (perubahan warna antara ph 8,4 10,4). Struktur fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran ph ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga ph-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan warna. (Rohman, 2007).. Gambar 4. Proses sterilisasi botol pada mesin Washer 4.4. Pemeriksaan mesin EBI (Electronic Bottle Inspection) Botol yang selesai dicuci masih tetap diadakan inspection ulang melalui post inspection untuk memastikan botol yang cacat yang dimungkinkan lolos pencucian, apakah botol tersebut layak untuk dipakai produksi (pengisian produk) didalam mesin filler. Botol yang layak dipakai yaitu botol yang tidak mengandung

caustic, tidak ada retakan pada mulut botol maupun badan botol, logo botol tidak pudar/buram, tidak terdapat benda asing. Meskipun botol bersih telah melewati post inspection, tidak menutup kemungkinan botol cacat masih lolos. Maka dari itu PT. Bangun Wenang Beverages Company menggunakan alat EBI (Electronic bottle inspection) untuk mendeteksi botol, sehingga botol yang masih kotor atau cacat akan keluar line dan masuk kedalam tong sampah secara otomatis dengan menggunakan sensorik ultra violet. Gambar 5. Inspection Gambar 6. Mesin EBI 4.5. Proses Pengisian Minuman Karbonasi Selesai pencucian botol, maka botol akan menuju mesin filler untuk proses pengisian finish beverage (minuman akhir) kedalam botol dengan menggunakan mesin pengisi filler. Proses pengisian dibagi dalam beberapa tahapan : 4.5.1 Tahap Open Filling Valve Dalam bowl (tanki syrup) terdapat sensor yang dilengkapi inframerah yang berfungsi untuk mengaktifkan cam yang digunakan untuk apabila ada botol yang masuk ke dalam, bowl cam ini kemudian digerakkan oleh silinder pneumatic, yang berfungsi untuk menekan butterfly (kran yang berbentuk kupu kupu).

4.5.2 Tahap Counter Pressure dan Filling Tahapan ini sebagai pendingin agar CO 2 mudah mengikat produk, kemudian proses masuknya CO 2 bertekanan dari bowl kedalam botol sampai terjadi persamaan pressure dalam botol yaitu udara steril yang akan mengatur counter pressure (tekanan udara) 3,5-4 Bar, tetapi dilakukan deairasi terlebih dahulu yaitu untuk mengeluarkan O 2 pada air, setelah pressure antara di dalam bowl dan di botol sama, proses filling (pengisian) dimulai. Apabila proses counter pressure tidak berjalan dengan sempurna, maka proses filling tidak akan sempurna, akibatnya botol bisa tidak terisi sesuai volume, ataupun botol dapat pecah. Open Filling Valve Counter Pressure Filling Leveling Sniffing Date Decoding Cassing Innopack Minuman BAB Karbonasi V Gambar 7. Diagram alir proses pengisian

4.5.3 Tahap Leveling Tahap leveling adalah tahap pengukuran volume minuman pada botol. Proses dimana setelah lubang vent tube tertutup oleh minuman, maka proses pengisian akan berhenti dengan sendirinya, karena sudah tidak ada udara yang keluar dari dalam botol, proses leveling ini di setting dengan cara mengganti panjang pendeknya dari vent tube berdasarkan volume botol. 4.5.4 Tahap Sniffing Proses pembuangan sisa gas bertekanan yang masih ada dalam botol, untuk menghindari terjadinya foaming (busa) pada produk. kemudian botol yang sudah selesai pada tahap pengisian akan keluar menuju unit crowner. Crowner berfungsi untuk memasang tutup botol (crown) sehingga botol tertutup dengan standar kerapatan yang ada. 4.5.5 Date Decoding Botol yang sudah selesai dari crowner kemudian menuju ke mesin pemberian kode atas produksi tersebut, yaitu kode waktu kadaluarsa, waktu proses produksi, tempat pembuatan dan line yang digunakan. Gambar 6. Filler bold Gambar 7. Date Decoding

4.6. Cassing Innopack Setelah melewati date decoding, kemudian menuju post inspection dimana produk yang sudah dalam botol akan disortir berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan oleh coca - cola indonesia. Post inspection dibagi 4 orang inspection dan ditiap - tiap orang harus memeriksa maksimal 150 botol/menit, kemudian botol yang berisi produk menuju mesin cassing inopack yang akan memindahkan botol dari conveyor ke krat yang setiap dipindahkan botol pada krat yaitu 96 botol, dan di lanjutkan dengan pengepakan secara besar (valet), kemudian hasil produk akhir di simpan dalam gudang yang nantinya siap didistribusikan kepada konsumen. Gambar 8. Cassing innopack