GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN DAN STATUS GIZI DI SD KATOLIK 06 MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

PREVALENSI KARIES GIGI GERAHAM PERTAMA PERMANEN PADA ANAK UMUR 8 10 TAHUN DI SD KELURAHAN KAWANGKOAN BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

Hana Yuwan Kartikasari, Nuryanto *)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

GAMBARAN PENCABUTAN GIGI MOLAR SATU MANDIBULA BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MANADO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas. Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EVA DIAN SRIBINTARI J

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

Makassar Dent J 2016; 5(1): 1-5 ISSN:

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA ASAL TERNATE DI MANADO

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

HUBUNGAN KARIES GIGI DENGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN SISWA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIWATES DAN PUSKESMAS WULUHAN KABUPATEN JEMBER

Perbandingan status gizi dan karies gigi pada murid SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makassar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ERUPSI GIGI PERMANEN SISWA SD NEGERI 70 MANADO

Gambaran tindakan perawatan gigi anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2011

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. kejadian yang penting dalam perkembangan anak (Poureslami, et al., 2015).

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

GAMBARAN STATUS KARIES MURID SEKOLAH DASAR NEGERI 48 MANADO BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

Hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan manis dengan karies gigi anak usia sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

Irna Sufiawati, Tenny Setiani Dewi, Dudi Aripin Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Sekeloa Selatan 1, Bandung

GAMBARAN PENGGUNAAN SEMEN IONOMER KACA SEBAGAI BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO TAHUN

Hubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11

Gambaran Kebutuhan Perawatan Karies Gigi pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

GAMBARAN KEHILANGAN GIGI SULUNG PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL ISTIQAMAH BAILANG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN STATUS KARIES PADA SISWA SMP NEGERI I TOMOHON

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

Transkripsi:

GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN DAN STATUS GIZI DI SD KATOLIK 06 MANADO 1 Nadhira T. Manoy 2 Shirley E. S. Kawengian 2 Christy Mintjelungan 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado E-mail: nadiramanoy@gmail.com Abstract: Caries in permanent first molars become the main cause of the high prevalence of revocation due to the first molars are the first tooth eruption so that the child's behavior in maintaining dental health is still lacking, as well as the anatomical shape of the first molar tooth that has a pit and fissure which became a haven leftovers. Nutritional status is one of the factors that influence the occurrence of dental caries. The aim of this study was to determine the status of permanent first molar dental caries and nutritional status of children aged 9-12 years in Manado 6th Catholic elementary school Manado. The method used in this study is an observational descriptive. The study population was all students aged 9-12 years who sit in class IV-VI in Manado 6th Catholic elementary school with the total population students. Sample taken by total population method. The results showed the largest percentage of children with caries of permanent first molars are in children aged 9, 10, and 11 with the percentage of fat nutritional status categories respectively %, 83.3%, and 75%. While there is the smallest percentage of children ages 9,10, and 11 normal nutritional status category with a percentage of 33.3% respectively. Keywords: caries on first permanent molar, nutritional status. Abstrak: Karies pada gigi molar pertama permanen menjadi penyebab utama tingginya prevalensi pencabutan disebabkan karena gigi molar pertama adalah gigi yang pertama erupsi sehingga perilaku anak dalam memelihara kesehatan gigi masih kurang, serta bentuk anatomis dari gigi molar pertama yang memiliki pit dan fissure yang menjadi tempat singgah sisa makanan. Status gizi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses terjadinya karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status karies gigi molar pertama permanen dan status gizi anak usia 9-12 tahun di SD Katolik 06 Manado. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif observasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi usia 9-12 tahun yang duduk di kelas IV-VI di SD Katolik 06 Manado dengan jumlah siswa. Besar sampel penelitian diambil berdasarkan dengan metode total populasi. Hasil penelitian menunjukkan presentase terbesar anak dengan karies molar pertama permanen terdapat pada anak usia 9, 10, dan 11 dengan kategori status gizi gemuk presentase masing-masing %, 83,3%, dan 75%. Sedangkan presentase terkecil ada pada anak usia 9,10, dan 11 kategori status gizi normal dengan presentase masing-masing 33,3%. Kata kunci: karies gigi molar pertama permanen, status gizi. Dalam bidang kedokteran gigi, kasus karies karies gigi. Di negara berkembang 30%- adalah kasus terbanyak yang dapat 90% anak usia 12 tahun dan 55%-95% usia ditemukan di klinik. Hampir seluruh 35-44 tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan penduduk di dunia pernah mengalami Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 317

Manoy, Kawengian, Mintjelungan: Gambaran karies gigi... menunjukkan index DMF-T meningkat seiring dengan bertambahnya umur yaitu sebesar 1,4 pada kelompok umur 12 tahun, kemudian 1,5 pada umur 15 tahun, 1,6 pada umur 18 tahun dan sebanyak 89% anakanak di bawah usia 12 tahun mengalami karies gigi. Data terbaru yang dirilis oleh Oral Health Media Centre pada April 2012, memperlihatkan sebanyak 60 90% anak usia sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan gigi. 1,2 Kerusakan pada gigi akibat karies ini terjadi akibat asupan karbohidrat yang memiliki berat molekul rendah misalnya gula, sehingga meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. 3,4 Faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya karies, antara lain proses ketahanan jaringan gigi, bakteri, sumbersumber makanan seperti karbohidrat, faktor pelindung gigi seperti saliva, dan komponen-komponennya, serta waktu. Selain itu, terdapat pula faktor resiko luar yaitu oral hygiene, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan status gizi. 5 Status gizi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses terjadinya karies gigi hal ini berkaitan dengan pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang serta pertahanan terhadap karies. Apabila tidak terpenuhinya zat-zat gizi yang dibutuhkan selama pertumbuhan dan perkembangan gigi maka gigi tidak memiliki sistem kekebalan terhadap terjadinya penyakit karies gigi. 6 Status gizi ialah suatu keadaan tubuh akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dapat diukur dan dinilai serta dibedakan dalam beberapa kategori yakni status gizi sangat kurang, status gizi kurang, status gizi normal, status gizi lebih dan status gizi sangat lebih atau biasa disebut dengan istilah obesitas. 7 Menurut Riskesdas tahun 2010, prevalensi status gizi di Indonesia berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT/U) untuk anak usia 6-14 tahun yaitu status gizi kurang 7,6% dan status gizi lebih 9,2% sedangakan untuk kategori normal 78,6%. Di Sulawesi Utara prevalensi status gizi berdasarkan IMT/U yaitu status gizi kurang 5,4% dan status gizi lebih 6,4% sedangkan untuk kategori normal yaitu 86,0%. 8 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rina Kusumawati di SDN 01 Cinangsana Kabupaten Bogor bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi kategori kurang yaitu 66% dan tingkat keparahan karies responden termasuk dalam kategori tinggi yaitu 74%. 9 Penelitian ini dilaksanakan di SD Katolik 06 Manado. Sekolah ini terletak di Kelurahan Dendengan Luar Kecamatan Paal Dua Kota Manado. Berdasarkan survei awal, tingkat konsumsi jajanan siswa-siswa termasuk tinggi dan sekolah ini belum pernah diadakan penelitian tentang karies gigi sebelumnya. Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan judul gambaran tingkat status karies gigi dan status gizi. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif observasional. Penelitian ini dilakukan di SD Katolik 06 Manado dari bulan Maret sampai Juni 2015. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswasiswi usia 9-12 tahun yang duduk di kelas IV-VI di SD Katolik 06 Manado dengan jumlah siswa. Besar sampel yang diambil pada penelitian ini menggunakan metode total populasi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan Tabel 1 jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki (56,52%) lebih banyak daripada perempuan (43,48%). Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin (n) (%) Laki-laki 20 43,48 Perempuan 26 56,52 318

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia. Umur (Tahun) (n) (%) 9 14 30,44 10 13 28,26 11 16 34,78 12 3 6,52 Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang berusia 9 tahun sebanyak 14 orang (30,44%), usia 10 tahun sebanyak 13 orang (28,26%), usia 11 tahun sebanyak 16 orang (34,78%) dan anak dengan usia 13 tahun sebanyak 3 orang (5,52%). Berdasarkan hasil penelitian karies molar pertama permanen, pada anak usia 9 tahun terdapat 14 orang yang terdiri dari gigi 16 sebanyak 2 (14,3%), gigi 26 sebanyak 3 (21,4%), 36 sebanyak 4 (28,6%), dan gigi sebanyak 5 (35,7%). Usia 10 tahun dengan jumlah 13 orang yang terdiri dari gigi 16 sebanyak 1 (7,7%), gigi 26 sebanyak 4 (30,8%), gigi 36 sebanyak 6 (,1%), dan gigi sebanyak 2 (15,4%). Usia 11 tahun dengan jumlah 16 orang yang terdiri dari gigi 16 sebanyak 3 (18,8%), gigi 26 sebanyak 2 (12,5%), gigi 36 sebanyak 5 (31,2%), dan gigi sebanyak 6 (37,5%). Usia 12 tahun dengan jumlah 3 orang yang terdiri dari gigi 26 sebanyak 1 (33,3%), gigi 36 sebanyak 2 (66,7%) sedangkan pada gigi 16 dan gigi tidak ada. Tabel 3. Distribusi frekuensi karies molar pertama permanen anak usia 9-12 tahun. Usia (tahun) Rahang Atas Rahang Bawah 16 26 36 n % N % n % n % n % 9 2 14,3 3 21,4 5 35,7 4 28,6 14 30,4 10 1 7,7 4 30,8 2 15,4 6,1 13 28,3 11 3 18,8 2 12,5 6 37,5 5 31,2 16 34,8 12 0 0 1 33,3 0 0 2 66,7 3 6,5 Tabel 4. Distribusi frekuensi status gizi pada anak usia 9-12 tahun. Usia Normal Gemuk Obesitas n % n % n % n % 9 12 85,8 1 7,1 1 7,1 14 30,43 10 6,1 1 7,8 6,1 13 28,26 11 9 56,2 3 18,8 4 25 16 34,78 12 3 0 0 0 0 3 6,52 Tabel 4 menunjukkan hasil penelitian status gizi pada anak usia 9 tahun dengan kategori normal sebanyak 12 orang (85,8%) serta kategori gemuk dan obesitas masingmasing sebanyak 1 orang (7,1%). Pada anak usia 10 tahun status gizi dengan kategori normal serta kategori obesitas masing-masing sebanyak 6 orang (,1%) dan kategori gemuk sebanyak 1 orang (7,8%). Anak usia 11 tahun dengan kategori normal sebanyak 9 orang (56,2%), kategori gemuk sebanyak 3 orang (18,8%), dan kategori obesitas sebanyak 4 orang (25%). Pada anak usia 12 tahun keselurahan sampel dikategorikan dalam status gizi normal yaitu sebanyak 3 orang. 319

Manoy, Kawengian, Mintjelungan: Gambaran karies gigi... Tabel 5. Distribusi frekuensi status karies molar pertama permanen dan status gizi pada anak usia 9-12 tahun. 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun Status Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Gizi n % n % N % n % n % n % n % n % Normal 4 33,3 8 66,7 2 33,3 4 66,7 3 33,3 6 66,7 1 33,3 2 66,7 Gemuk 1 0 0 1 0 0 2 66,7 1 33,3 0 0 0 0 Obesitas 1 0 0 5 83,3 1 16,7 3 75 1 25 0 0 0 0 Tabel 5 menunjukkan jumlah anak dengan status karies gigi molar pertama permanen pada usia 9, 10, 11, dan 12 tahun kategori status gizi normal yaitu sebanyak 4, 2, 3, dan 1 dengan presentase masingmasing 33,3%. Kategori status gizi gemuk pada anak usia 9 dan 10 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase %, usia 11 tahun berjumlah 2 orang dengan presentase 66,7% dan pada anak usia 12 tahun tidak ada. Kategori status gizi gemuk pada anak usia 9, 10, dan 11 tahun secara berturutturut yaitu sebanyak 1, 5, dan 3 dengan presentase masing-masing %, 83,3%, dan 75%. Sedangkan pada usia 12 tahun tidak ada. 320 BAHASAN Penelitian yang dilakukan di SD Katolik 06 Manado melalui pemeriksaan objektif pada anak usia 9, 10, 11, dan 12 tahun menunjukkan presentase karies gigi molar pertama permanen masing-masing sebesar 30,4% (14 orang), 28,3% (13 orang), 34,8% (16 orang) dan 6,5% (3 orang). Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 9 tahun memiliki presentase karies molar pertama permanen yang cukup besar. Pada anak usia 9 tahun, molar pertama permanen sebagai gigi permanen yang pertama kali erupsi dalam rongga mulut, sehingga anak belum mampu untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga dengan pit dan fisur yang dalam pada permukaan oklusal menjadi tempat penumpukan sisa makanan dan mikroorganisme sehingga produksi asam oleh bakteri akan lebih cepat dan menimbulkan lubang pada gigi. Hasil penelitian McDonald (2011) mengemukakan bahwa tingginya frekuensi karies pada permukaan oklusal gigi molar pertama permanen pada anak usia 9 disebabkan karena periode erupsi yang pendek. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa gigi molar pertama permanen adalah gigi yang paling pertama erupsi dalam pertumbuhan gigi permanen sehingga menjadi penentu bagi sisa gigi permanen yang belum erupsi. Gigi molar pertama permanen mempunyai daerah permukaan akar yang maksimal sehingga dipertimbangkan untuk menjadi titik tumpu pergerakan gigi, mendukung gerakan pengunyahan rongga mulut, dan mempengaruhi jarak vertikal dari rahang atas dan rahang bawah, tinggi jarak oklusal, dan aspek estetik susunan gigi. Penelitian yang dilakukan oleh JD Wang (2012) menunjukkan anak dengan usia 9 tahun di Wuhan memiliki presentase karies molar pertama permanen yang tinggi yaitu sebesar 67%. Dijelaskan bahwa tingginya prevalensi karies pada gigi molar pertama permanen antara lain dikaitakan dengan permukaan oklusal gigi molar yang memiliki pit dan fisur yang dalam serta perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Studi yang dilakukan Veronica, dkk (2011) di Romania menunjukkan hal yang sama. Menurut hasil penelitian yang dilakukan, faktor lingkungan dan keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh dalam proses terjadinya karies. 10,11,12 Hasil penelitian pada anak 10-11 tahun menunjukkan presentase karies pada molar pertama yang lebih besar dari anak usia 9 tahun. Peningkatan presentase karies pada molar pertama permanen pada usia 10-11 tahun sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kumar, dkk (2014) yaitu sebesesar 53,08% yang lebih besar daripada anak usia 9 tahun yaitu 40,57% dan presentase tertinggi pada usia 12-13 tahun yaitu 65,04%. Hal ini dapat terjadi dikaitkan dengan peningkatan timbulnya karies gigi seiring dengan beertambahnya umur yang juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Al-sayyab, dkk (2013). 13,14 Penemuan yang menarik dalam penelitian yang dilakukan di SD Katolik 06 Manado yaitu presentase karies molar pertama permanen pada rahang bawah secara signifikan berbeda dengan presentase karies pada molar pertama permanen pada rahang atas. Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Kumar dkk (2014) yang menunjukkan molar pertama permanen pada rahang bawah memiliki presentase karies sebesar 65,77% dan pada rahang atas sebesar 34,74%. Tingginya presentase karies pada molar pertama permanen pada rahang bawah dapat diakibatkan oleh jumlah pit dan groove yang lebih banyak sehingga area retentif ini menjadi rentan terhadap timbulnya karies. Lebih lanjut lagi dijelaskan, pada umumnya molar pertama permanen pada rahang bawah terlebih dahulu erupsi daripada molar pertama pada rahang atas, sehingga gigi ini lebih dahulu muncul di rongga mulut menyebabkan gigi molar pertama permanen pada rahang bawah mudah terkena karies daripada molar pertama pada rahang atas. 14 Penelitian mengenai karies menjadi tantangan besar karena bersifat multifaktorial seperti pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, komposisi dan frekuensi makanan, status sosial ekonomi, sifat imunoglobulin saliva, serta konsumsi fluoride. Penelitian mengenai berat badan dan kesehatan rongga mulut pada anak memang menjadi kontroversi. Frekuensi konsumsi gula kalori tinggi umumnya menjadi penyebab timbulnya karies serta kegemukan dan obesitas pada anak maupun remaja. Faktor karies pada periode gigi susu juga dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya karies pada gigi molar pertama permanen terlebih lagi jika dihubungkan dengan tingginya konsumsu makanan kariogenik sehingga anak dapat mengalami obesitas serta karies secara bersamaan. Karies pada anak berhubungan erat dengan kontrol orang tua terhadap konsumsi makanan dan perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, yang dapat menurunkan resiko terjadinya kedua penyakit tersebut. Namun, jika orang tua tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap perilaku kebersihan mulut serta kontrol konsumsi makanan anak, khususnya konsumsi gula, kecenderungan untuk mengalami karies pada periode gigi susu yang nantinya akan akan berlanjut pada peride gigi permanen dapat terjadi secara bersamaan dengan kondisi berat badan yang berlebih ataupun obesitas. Pada penelitian ini ditemukan bahwa makin bertambahnya usia, presentase karies pada anak usia 9-12 tahun yang mempunyai status gizi normal lebih rendah daripada anak dengan status gizi gemuk dan obesitas. Hilgers, dkk (2014) menemukan bahwa insidensi karies molar pertama permanen pada anak paling banyak timbul pada bagian proksimal gigi. Mostafa Sadeghi, dkk (2012) menyimpulkan bahwa anak yang beresiko overweight dan anak yang overweight mempunyai nilai DMFT atau deft yang lebih tinggi daripada anak dengan status gizi normal. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Willerhausen (2011) dan Johansson (2013) mengenai hubungan status gizi dengan DMFT. 15-18 Laporan penelitian mengenai korelasi positif dan negatif antara konsumsi makanan yang mengandung sukrosa dan karies. Pada penelitian yang dilakukan Macek dan Mitola (2012) di US dengan meningkatkan distribusi konsumsi gula yang menybabkan timbulnya karies, hasil yang didapatkan yaitu terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Hubungan erat antara konsumsi gula dan perkembangan karies terlihat pada saat perbandingan data internasional dilakukan. Studi yang dilakukan Sreeby (2011) dengan menggunakan suplai gula di beberapa 321

Manoy, Kawengian, Mintjelungan: Gambaran karies gigi... negara dan data prevalensi karies dari WHO pada anak usia 10 tahun dari 23 negara dan anak usia 11 tahun di 47 negara, menunjukkan rata-rata konsumsi gula masing-masing anak sebanyak 50 gram sehari dengan skor DMF dan def lebih dari tiga. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan McDonald dan Avery (2010) yang mengemukakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi gula dan prevalensi karies. 19-21 SIMPULAN 1. Presentase status gizi pada anak usia 9 tahun dengan kategori normal sebanyak 12 anak (85,8%), kategori gemuk dan obesitas sebanyak 1 anak (7,1%). Usia 10 tahun status gizi dengan kategori normal serta kategori obesitas sebanyak 6 anak (,1%) dan kategori gemuk sebanyak 1 anak (7,8%). Anak usia 11 tahun dengan kategori normal sebanyak 9 anak (56,2%), kategori gemuk sebanyak 3 anak (18,8%), dan kategori obesitas sebanyak 4 anak (25%). Pada anak usia 12 tahun keselurahan sampel dikategorikan dalam status gizi normal yaitu sebanyak 3 anak. 2. Presentase anak dengan status karies gigi molar pertama permanen pada usia 9, 10, 11, dan 12 tahun kategori status gizi normal yaitu sebanyak 4, 2, 3, dan 1 dengan presentase masingmasing 33,3%. Kategori status gizi gemuk pada anak usia 9 dan 10 tahun berjumlah 1 anak dengan presentase %, usia 11 tahun berjumlah 2 anak dengan presentase 66,7% dan pada anak usia 12 tahun tidak ada. Kategori status gizi gemuk pada anak usia 9, 10, dan 11 tahun secara berturut-turut yaitu sebanyak 1, 5, dan 3 dengan presentase masing-masing %, 83,3%, dan 75%. Sedangkan pada usia 12 tahun tidak ada. SARAN 1. Pihak SD Katolik 06 Manado perlu untuk membuat program UKGS untuk seluruh siswa untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut. 2. Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan Puskesmas setempat untuk mengadakan penyuluhan di sekolah agar dapat tercipta perilaku serta kebiasaan yang baik untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. DAFTAR PUSTAKA 1. Riskesdas. [ Internet ] 2013 [ diakses pada 8 Maret 2015 ]. Tersedia di: http//www.litbag.depkes.go.id/simnas 4/day.2/gigi.pdf 2. Badan penelitian dan pengembangan kesahatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2013. Jakarta: Departemen kesehatan RI; 2013. 3. Schuurs. 2010. Patologi Gigi Geligi Kelainan-Kelainan Jaringan Keras Gigi. Gajah Mada University press. Yogyakarta : hlm. 136 hlm. 4. Ohizele A.O, Ojehanon P.I, Knionbare O. Nutrition and oral Health. Departement of Periodonties, University of Benin Teachers Hospital.Vol.2, No.1 December 2009. 5. Nurlaila AM, herwati D, Rina D. Hubungan antara status gizi dengan karies gigi pada murid-murid disekolah dasar kecamatan Karangantu. Indonesia Journal of Dentistry; 2005. 12 (1).hal. 5-9 6. Moynihan P, Peterson P.E. Diet nutrition and preventing of dental disease. Public Health Nutrition:7 (1A),201 hal. 226.2004 7. Fidiantoro N, Setiadi T. Model penentuan status gizi balita di puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Yogyakarta: 2013 Vol. INO. 1.hal. 367-9 8. Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan KEMENKES: 2010; hal 52-4 9. Kusumawati R. Hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana Kabupaten Bogor. Jakarta: Ilmu kesehatan masyarakat fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. 322

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:2010; hal 3-5 10. Risse G. The angulation of upper 1st permanent molars, the key to functional occlusion. 2005. Artikel Fach J (1) pg.1-9. 11. Wang JD, Frencken J, Du MQ, dkk. Dental caries and first permanent molar pit and fissure morphology in 7- to 8-year-old children in Wuhan, China. 2012. International Journal of Oral Science (4) pg.157-160. 12. Serban V, Maxim A, Balan A. Study on the caries of the first permanent molar in children aged between 6 and 13 years. 2011. Journal of Romanian Dentistry (4) pg.138-141. 13. Kumar A, Dutta S, Namdev R, dkk. Prevalence and relationship between dental caries, diet and nutrition, socioeconomic status and oral hygiene habits in children using laser fluorescence device (DIAGNODENT). 2014. J Oral Health Comm Dent 8(1) pg.16-23. 14. Al-Sayyab M, Al-Alousi W, El-Samarrai S. Mortality of first permanent molars among Iraqi children living in two Iraqi villages (Sheha, Al-Buetha). 2013. J College of Dent pg.261-265. 15. Hilgers KK, Kinane DE, Scheetz JP. Association between childhood obesity and smooth-surface caries in posterior teeth: A preliminary study. 2014. Pediatr Dent 28:pg.23-28. 16. Mostafa Sadeghi, Farnosh Alizadeh. Association between Dental Caries and Body Mass Index-For-Age among 6-11-Year-Old Children in Isfahan in 2012. 2012. JODDD 1(3):pg.119-124. 17. Willerhausen B, Blettner M, Kasaj A, Hohenfellner K. Association between body mass index and dental health in 1,290 children of elementary schools in a German city. 2011. Clin Oral Investig 11(3):pg.195-200. 18. Johansson I, Hallmans G, Ericson T. Relationship between dental caries and risk factors for atherosclerosis in Swedish adolescents?. 2013. Community Dent Oral Epidemiol 23:pg.205-210. 19. Macek MD, Mitola DJ. Exploring the association between overweight and dental caries among US children. 2012. Pediatr Dent 28(4):pg.375-80. 20. Sreebny LM. Sugar availability, sugar consumption and dental caries. 2011. Community Dent Oral Epidemol 10:pg.1-7;287. 21. Mc Donald RE, Avery DR. Dental caries in child and adolescent. In Dentistry for the child and adolescent. Edt. 2010. By Mc Donald RE and Avery DR, 5th edt., St.Louis, CV Mosby Co. pg.219-263. 323