III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ayam petelur fase layer yang digunakan untuk penelitian dipelihara di CV. Acum Jaya Abadi dengan jumlah objek penelitian sebanyak 60 ekor (kisaran bobot badan adalah 1750-1765). Ayam dipelihara dalam kandang battery individual. Selama penelitian, rata-rata suhu kandang berkisar 27-32 0 C dengan rata-rata THI 82-89. Kisaran suhu dan THI ini merupakan kisaran di atas zona termoneutral yang menyebabkan stres ringan. 3.1.2 Kitosan Kitosan yang digunakan dalam penelitian ini diberikan dalam bentuk cair yang dicampurkan dalam pakan dengan cara disemprotkan, kemudian diberikan kepada ternak percobaan sesuai dengan perlakuan. 3.1.3 Bahan Penelitian a. Darah b. Alkohol 70 % c. Diluent d. Gel e. Cairan cleaning
24 3.1.4 Alat Penelitian a. Syringe b. Vakutainer ber-edta 3 ml c. Stand Vakutainer d. Cooling Box e. Perangkat Hematology Analyzer 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Kerja 1. Pemeliharaan Ternak Percobaan b. Ternak percobaan sebanyak 60 ekor, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 ekor diberikan Kitosan sebanyak 150 ppm/kg ransum dan 30 ekor lainnya tanpa perlakuan. c. Ternak dipelihara di kandang tipe open house dengan bentuk battery tiga susun individual, masing-masing cage berukuran panjang x lebar x tinggi yaitu 35 cm x 35 cm x 35 cm. d. Pemberian Kitosan dilakukan dengan cara disemprotkan ke dalam ransum sebelum diberikan pada ternak percobaan. e. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum, sedangkan pemberin ransum berdasarkan kebutuhannya yaitu 120 g/kor pehari.
25 2. Tahap Pengambilan Sampel 1. Sampel darah diambil pada akhir pemeliharaan setelah 30 hari (sore hari) dengan menggunakan syringe yang ditusukkan dari pembuluh vena bagian sayap (vena pectoralis externa) sebanyak 3 ml. 2. Sampel darah masuk ke dalam tabung kemudian dikocok secara perlahanlahan dan disimpan di dalam termos yang berisi es sebelum darah dianalisis untuk menghindari terjadinya penggumpalan pada darah. 3. Tahap Analisis Sampel Prosedur Analisis Menggunakan Alat Hematology Analyzer, Genius KT- 6200 Analisis eritrosit, hematokrit dan hemoglobin dilakukan dengan menggunakan hematology analyzer beserta foto lampiran pada halaman 46, dengan cara kerja dilakukan sebagai berikut: 1. Dari menu Profil, Pilih Next, masukan data sesuai kolom yang ada, tekan Save OK. 2. Biarkan alat warming up dan cleaning secara otomatis 3. Tekan menu func untuk mengatur jenis sampel darahnya dan tipe jenis ternaknya 4. Klick menu information toolbar untuk mengatur identitas information 5. Siapkan darah kemudian homogenkan dan masukan kejarum sampling sampai dasar tabung.
26 6. Biarkan alat secara otomatis menganalisis sampel darahnya 7. Tekan sekali dan cepat lepaskan switch atau tombol sampling (warna hijau) dibelakang jarum sampling 8. Hasil analisis tampak pada layar monitor, alat bekerja selama 1 menit dan otomatis akan keluar hasil yang tertulis di kertas printer. 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kadar eritrosit, hematokrit, dan hemoglobin dalam darah. Adapun pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Eritrosi Jumlah eritrosit sel darah merah dihitung dengan menggunakan mesin hematology analyzer. Perhitungan pertama ternak diambil darahnya tanpa pemberian kitosan selanjutnya ternak pemberian kitosan. Eritrosit adalah sel darah merah yang merupakan salah satu komponen dalam darah yang berfungsi sebagai pegangkut oksigen dalam darah untuk distribusikan keseluruh organ tubuh. Eritrosit normal berbentuk berbentuk cakram bikonkaf dengan ukuran sekitar 7,5 mikrometer, tidak mempunyai inti sel maupun organ sel. 2. Nilai Hematokrit Pengukuran jumlah sel darah merah hematokrit untuk mengetahui perbandingan terhadap volume darah sel darah merah dihitung dengan
27 menggunakan mesin hematology analyzer. Perhitungan pertama dilakukan ternak diambil darahnya untuk di analisis sampel tanpa pemberian kitosan dan selanjutnya sampel pemberian kitosan. Biasanya dalam penilaian hematokrit memiliki satuan menggunakan persen. 3. Nilai Hemoglobin Nilai hemoglobin dalam sel darah merah dihitung dengan menggunakan mesin hematology analyzer. Perhitungan pertama dilakukan sampel diambil darahnya yang diberi kitosan selanjutnya sampel tanpa pemberian kitosan. Hemoglobin adalah metaloprotein atau protein yang mengandung zat bezi di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh ayam petelur. 4. Jumlah Mean Corpuscular Volume (MCV) Jumlah MCV merupakan salah satu pemeriksaan darah yang menunjukan volume rata-rata satu sel darah merah dibandingkan dengan volume sel darah merah keseluruhan dalam darah dihitung dengan menggunakan mesin hematology analyzer. Perhitungan pertama dilakukan sampel diambil darahnya tanpa pemberian kitosan selanjutnya sampel pemberian kitosan. MCV dapat dihitung dengan membagi nilai hematokrit (konsentrasi sel darah merah dalam darah dengan jumlah sel darah merah keseluruhan).
28 3.2.3 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji t tidak berpasangan. Penelitian ini terdiri atas dua perlakuan percobaan, yaitu: P1 = Ayam Petelur tanpa pemberian kitosan P2 = Ayam Petelur dengan pemberian kitosan Hipotesis H0 = Tidak terdapat perbedaan profil eritrosit, hematokrit, haemoglobin dan MCV pada ayam tanpa pemberian kitosandan dengan pemberian kitosan H1 = Terdapat perbedaan profil eritrosit, hematokrit, haemoglobin dan MCV pada ayam tanpa pemberian kitosan dan dengan pemberian kitosan Jika t hitung t tabel maka H0 diterima. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak. Data yang di peroleh dianalisis menggunakan rumus berikut: 1) Rata-rata hitung X = X i n 2) Simpangan Baku 3) Koefisien Variasi (KV) S = x2 1 ( x)2 n n 1
29 KV = S X 100% 4) Menghitung varians dari masing masing variable S 2 x = xi2 ( x)2 n n 1 S 2 y = yi2 ( y)2 n n 1 Keterangan : S 2 x = Varian Ayam petelur tanpa pemberian kitosan S 2 y = Varian Ayam petelur dengan pemberian kitosan 5) Menghitung keseragaman F = Varians yang besar Varians yang kecil, (n 1 1 ; n 2 1) Jika : F hitung F α = Varians sama F hitung > F α = Varians tidak sama Keterangan : Fα = Keseragaman populasi n1 = Jumlah Ayam petelur tanpa pemberian kitosan = Jumlah Ayam petelur dengan pemberian kitosan n2 6) Untuk varians yang sama Sd = S p 2 ( 1 n 1 + 1 n 2 ) Dimana : S 2 p = (n 1 1)s 2 x+(n 2 1)s 2 y n 1 +n 2 2 Keterangan : Sd = Varians Sp 2 = Varians gabungan ayam petelur tanpapemberian kitosandan dengan
30 S 2 x S 2 y x y pemberian kitosan = Varians sampel ayam petelur tanpa pemberian kitosan = Varians sampel ayam petelur denganpemberian kitosan = Rata-rata parameter sampel ayam petelur tanpa pemberian kitosan = Rata-rata parameter sampel ayam petelur dengan pemberian kitosan 7) Untuk varians yang tidak sama Sd = ( s2 x n 1 + s2 y n 2 ) Statistik Uji t = x y Sd Nilai t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai W 1 = s2 x n 1 dan W 2 = s2 y n 2 t α = tα ; n 1 1 W 1 + tα ; n 2 1 W 2 W 1 + W 2 Keterangan : t = t hitung pada pembanding α tα; n1-1 = Nilai t table baris α dan kolom sampel n1-1 tα; n2-1 = Nilai t table baris α dan kolom sampel n2-1 W1= Rasio simpang / varians ayam petelur tanpa pemberian kitosan dengan jumlah sampelnya W2 = Rasio simpang / varians ayam petelur dengan pemberian kitosan dengan jumlah sampelnya