BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa sekarang ini, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya program pemerintahan dan pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada obyek

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK 46 mengenai akuntansi perpajakan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sekian banyak kasus yang menimpa Indonesia, saat ini kasus pajak menempati peringkat kedua setelah kasus

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan, Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan pembangunan Negara, khususnya di Indonesia. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB I PENDAHULUAN. banyak penduduknya, dan sebagai negara yang sedang membangun masih

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 ayat (4) Undang undang No. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa konsultan teknik, perencanaan konstruksi dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber dana dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya (biaya)

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan dapat digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pasal 1 ayat 1) Sedangkan yang dimaksud dengan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pasal 1 ayat 2) Dari pengertian tersebut, didapati bahwa salah satu subjek pajak adalah badan. Wajib pajak badan biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau CV. Dalam prakteknya, perusahaan-perusahaan ini tentu melakukan proses pembukuan dan pada akhir tahun akan menghasilkan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Laporan keuangan ini dibutuhkan 1

2 oleh berbagai macam pihak terutama sekali adalah pemilik perusahaan dan kreditor. Laporan keuangan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.(blog Pajak Indonesia) Penyusunan laporan keuangan ini diatur dalam bentuk standar akuntansi keuangan. Penggunaan standar ini terutama dimaksudkan agar kualitas laporan keuangan bisa dipertanggungjawabkan sehingga bisa menjadi sarana mengkomunikasikan apa yang telah dilakukan manajemen perusahaan kepada pihak investor atau kreditor. Pihak lain yang sebenarnya berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah pemerintah. Pemerintah berkepentingan karena memiliki hak terhadap pemungutan pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam undangundang. Investor, kreditor, dan pemerintah sama-sama berkepentingan terhadap laba perusahaan. Pemerintah tentu saja berkepentingan terhadap laba perusahaan karena pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, maka semakin besar pajak penghasilan yang bisa dipungut. Begitu juga sebaliknya, jika laba perusahaan kecil, maka pajak penghasilan yang bisa dipungut akan kecil. Jika investor dan kreditor bisa langsung menggunakan laporan rugi laba yang disusun berdasarkan standar akuntansi, maka tidak demikian halnya dengan pemerintah yang tidak bisa menggunakan langsung laba dalam laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengenaan pajak. Hal tersebut disebabkan karena laba dalam pengertian pajak penghasilan adalah laba yang berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Pajak

3 Penghasilan serta peraturan pelaksanaannya. Laba demikian biasa disebut laba fiskal, sementara laba yang berdasarkan laporan rugi laba biasa disebut laba komersial. Maka dari itu, untuk keperluan perpajakan, laporan rugi laba komersial ini harus disesuaikan dengan ketentuan pajak penghasilan. Proses penyesuaian ini disebut dengan rekonsiliasi fiskal. Dengan kata lain, rekonsiliasi fiskal merupakan proses membuat penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan keuangan komersial dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan perpajakan menjadi laporan keuangan fiskal sehingga diperoleh laba fiskal untuk menghitung pajak penghasilan terutang perusahaan. Rekonsiliasi fiskal menyebabkan laba pada sisi fiskal akan lebih besar dari laba komersial. Hal ini sangat tidak diinginkan oleh perusahaan karena akan menyebabkan pajak yang harus dibayar menjadi semakin besar, sehingga perusahaan pun berusaha untuk meminimalkan beban pajaknya dengan segala cara, baik itu cara yang legal maupun ilegal. Adapun cara yang dilegalkan oleh peraturan pajak adalah dengan melakukan perencanaan pajak, dimana cara ini berusaha untuk meminimalkan beban pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan. Dengan melakukan perencanaan pajak ini, perusahaan dapat merencanakan jumlah pembayaran pajak serendah mungkin atau dengan kata lain perusahaan dapat melakukan penghematan pajak, agar laba yang dihasilkan setelah pajak pun menjadi lebih besar. Dari uraian diatas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Melakukan Penghematan

4 Pajak Yang Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Yang berlaku Di Indonesia Atas Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Badan 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan perencanaan pajak yang berlaku? 2. Bagaimana penghematan pajak yang dicapai setelah menerapkan perencanaan pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan pajak yang berlaku 2. Untuk mengetahui bagaimana penghematan pajak yang dicapai setelah menerapkan perencanaan pajak 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengungkapkan beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:

5 1. Bagi masyarakat umum Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memperluas cakrawala dan informasi tentang perpajakan terutama yang berkaitan dengan perencanaan pajak sebagai penghematan pajak yang berhubungan dengan rekonsiliasi fiskal laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal, juga dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi perpajakan dan berguna sebagai informasi tambahan bagi mereka yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber masukan bagi perusahaan sebagai sarana pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk keperluan komersial dan fiskal terutama dalam rangka untuk meningkatkan penghematan pajak terutang 3. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman penulis dalam masalah perpajakan khususnya tentang perencanaan pajak dan koreksi fiskal laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal. Selain itu juga dapat berguna sebagai perbandingan antara teori dan praktek serta menjadi salah satu bekal penulis untuk terjun ke dunia kerja

6 1.5 Rerangka Penelitian Dalam rangka menjamin kelangsungan pembiayaan pembangunan nasional, pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Keoptimalan dan keefektifan penerimaan dari sektor pajak ini tergantung pada kedua belah pihak, yaitu pemerintah sebagai aparat perpajakan (fiskus) dan masyarakat sebagai wajib pajak atau yang dikenai pajak.(blog Pajak Indonesia) Awalnya, sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah official assessment system yang sangat mementingkan peran pemerintah dalam menentukan besarnya pajak terutang. Namun, setelah reformasi perpajakan tahun 1983, maka sistem yang dianut Indonesia berubah menjadi self-assessment system yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan yang mandiri. Sistem ini mewajibkan wajib pajak harus aktif untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan besarnya pajak yang terutang. Meskipun begitu, pihak pemerintah tetap harus melakukan koreksi atas laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui kesesuaian laporan tersebut dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan berpedoman pada standar akuntansi keuangan, sedangkan pemerintah dalam melakukan koreksi berpedoman pada peraturan perpajakan. Adanya perbedaan pemakaian pedoman ini, memberikan hasil akhir yang berbeda dalam penetapan jumlah pajak penghasilan yang terutang yang harus dibayar perusahaan.

7 Perbedaan ini menyebabkan adanya benturan kepentingan antara perusahaan dengan pemerintah. Perusahaan menginginkan untuk membayar pajak sekecil mungkin, agar laba setelah pajak tetap besar. Di lain pihak, pemerintah justru menginginkan adanya penerimaan dari pembayaran pajak yang besar sebagai dana untuk melangsungkan pemerintahan. Cara pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak tersebut salah satunya dengan melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan perusahaan atau biasa disebut rekonsiliasi laporan keuangan perusahaan. Rekonsiliasi ini dimaksudkan untuk mencari perbedaan-perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal. Rekonsiliasi ini dilakukan dengan mencari perbedaan antara pendapatan dan biaya-biaya yang boleh dan tidak boleh dikurangkan dalam laporan keuangan komersial yang pada akhirnya senantiasa dapat memperbesar atau memperkecil laba pada sisi fiskalnya. Laporan keuangan komersial adalah laporan yang dihasilkan dan disiapkan dari pembukuan wajib pajak. Laporan keuangan komersial tidak harus mencerminkan seluruh pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Akan tetapi, perusahaan perlu sadar akan kewajibannya sebagai wajib pajak untuk mematuhi ketentuan peraturan perpajakan, terutama dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang bersumber dari laporan keuangan komersial. Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun dengan cara pencatatan, metoda, dan prosedur perhitungan serta perlakuan transaksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan keuangan ini dapat dilampirkan dalam SPT, akan tetapi lebih mudah jika perusahaan

8 mengintegrasikan pembukuan untuk kepentingan laporan keuangan komersial dengan pembukuan untuk kepentingan laporan keuangan fiskal yang dilakukan melalui proses penyesuaian atau rekonsiliasi fiskal. Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal secara terpisah, atau dapat melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan komersial. Laporan keuangan yang dikoreksi fiskal akan menghasilkan laporan keuangan fiskal. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal dapat disusun setelah dilakukan analisa terhadap setiap transaksi-transaksi usaha. Dari analisa tersebut akan dihasilkan transaksi yang sudah sesuai dengan peraturan perpajakan, juga transaksi yang belum sesuai dengan peraturan perpajakan. Transaksi yang belum sesuai tersebut akan direkonsiliasi fiskal sehingga dapat sesuai dengan peraturan perpajakan. Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Adapun laporan keuangan fiskal yang dihasilkan senantiasa akan memperbesar laba sebelum pajak sebagai dasar pengenaan pajak sehingga pajak penghasilan yang terutang akan lebih besar. Dalam menghadapi hal tersebut, perusahaan dapat melakukan cara penghindaran pajak yang legal (tax avoidance) ataupun cara yang ilegal (tax evation). Dua cara tersebut sama-sama dilakukan dalam rangka untuk meminimumkan beban pajak yang terutang. Untuk dapat meminimumkan beban pajak terutang dengan cara yang legal dapat diterima oleh fiskus, maka dibutuhkan suatu perencanaan pajak yang tepat. Perusahaan harus memahami dan terus mengikuti perkembangan peraturan

9 perpajakan, terutama untuk peraturan yang selalu berubah yang menyebabkan perubahan pula untuk perencanaan pajak yang telah disusun. Dalam merancang suatu perencanaan pajak harus tetap bertitik tolak dari formula umum penghitungan pajak yag didasarkan pada penghitungan pajak penghasilan terutang atas penghasilan kena pajak. Sasaran perencanaan pajak adalah meminimumkan pajak terutang sehingga dapat meningkatkan laba setelah pajak. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan melakukan suatu proyeksi kas, laba rugi atau seleksi rencana perusahaan. Melalui proyeksi tersebut, manajemen perusahaan dapat memilih perlakuan terhadap tunjangan untuk karyawan dalam bentuk natura dan kenikmatan atau dalam bentuk uang tunai. Perencanaan pajak juga dapat dilakukan melalui kebijakan akuntansi seperti misalnya penilaian persediaan yang berbeda menurut akuntansi dan pajak. Menurut akuntansi ada tiga yaitu metoda first in first out (FIFO), last in first out (LIFO), dan average, sedangkan menurut pajak hanya FIFO dan average saja. Selain itu, dalam perpajakan metoda yang diperbolehkan untuk menghitung penyusutan adalah metoda garis lurus dan saldo menurun ganda. Pada dasarnya, perusahaan selalu terbebani dengan pajak, karena tidak ada timbal balik yang secara langsung didapat oleh perusahaan sehingga perusahaan selalu berusaha untuk meminimumkan beban pajaknya. Jika perencanaan pajak yang dilakukan perusahaan dapat berhasil mencari peluang-peluang untuk mengurangi jumlah koreksi fiskal dari pendapatan atau biaya perusahaan, otomatis beban pajak terutang akan menjadi lebih kecil dan laba setelah pajak dapat lebih optimal.

10 1.6 Metoda Penelitian Berdasarkan kegunaannya (Sugiyono: 2001), penelitian ini merupakan penelitian dasar (basic research) yaitu penelitian yang hasilnya untuk memperdalam atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu. Metoda penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metoda deskriptif analitis yaitu metoda yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menyajikan dan menganalisis datadata tersebut sehingga mendapat gambaran yang jelas atas objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan sebagai alat perbandingan teori dengan kenyataan yang diperoleh di lapangan. 1.6.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data (Sugiyono: 2001) adalah: 1. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian untuk mendapatkan data primer, berupa penelitian langsung ke perusahaan sebagai objek penelitian untuk mengumpulkan data, mempelajari data dan catatan-catatan perusahaan serta keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti 2. Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian untuk memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan teoritis dalam menganalisa masalah serta sebagai pedoman untuk melakukan

11 studi penelitian, yang dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti 1.7 Waktu dan Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT X yang berlokasi di Bandung dengan waktu sekitar 2 bulan mulai dari bulan Oktober Desember 2008.