BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI PRODUK KUE TRADISIONAL ALI AGREM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI UNGU. Adhita Dwi Septiani, Agus Sudono, Christian H.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TELO UNGU

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

I PENDAHULUAN. gembili, sagu, kimpul, gadung dan sebagainya (Muhandri, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM IMPLEMENTATION OF HEALTH WITH CUP CAKE JANDA BIDANG KEGIATAN PKM K

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

I PENDAHULUAN. Pasta sebagai salah satu sumber karbohidrat merupakan jenis produk pangan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar dari ujung Barat sampai ujung Timur. Selain itu Indonesia mempunyai beragam suku dan budaya yang beragam pula. Dari berbagai bidang yang ditekuni masyarakat Indonesia dalam dunia usahanya, bidang pariwisata merupakan salah satu bidang yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia sebagai dunia usaha atau lahan usaha mereka. Begitu juga dengan makanan atau kue tradisional yang terdapat dan tersebar di seluruh suku dan budaya di Indonesia. Untuk tetap menjaga kelestarian dan keaslian makanan dan kue tersebut diperlukan suatu industri yang tepat untuk menjaga kelestarian makanan dan kue tradisional Indonesia. Dan juga dapat digunakan sebagai tumpuan dalam menarik minat para wisatawan, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal, juga komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Penganekaragaman ini dapat menggunakan bahan jagung, umbi-umbian sagu, dan sebagainya sebagai bahan pangan yang jumlah ketersediaannya, lalu dapat pula terus diusahakan produksinya, karena masyarakat Indonesia telah mengenalnya. Pemanfaatan bahan lokal ini dimaksudkan agar menciptakan produk-produk pangan bercita rasa lokal tampilan modern (be modern with local taste, motto IFOODEX 2009, Fateta IPB Bogor). Konstribusi kuliner terhadap sektor pariwisata sangat berpengaruh, karena semakin banyaknya inovasi produk kuliner yang tercipta dari hasil kreasi modifikasi makanan. Ide dan kreativitas yang muncul memberikan sentuhan yang berbeda untuk menciptakan suatu produk olahan makanan yang memiliki ciri khas tersendiri dengan cita rasa yang menggugah selera. Adhita Dwi Septiani, 2014 INOVASI PRODUK KUE TRADISIONAL ALI AGREM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI UNGU Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Menurut Myers dan Marquis (1969), inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Jadi inovasi bukanlah sebuah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau juga bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu yang baru saja, tetapi inovasi merupakan gabungan dari semua proses-proses tersebut. (Kotler, 2002). Inovasi produk makanan berbahan dasar lokal saat ini kurang begitu berkembang, karena kurangnya perhatian dalam membudidayakan dan pengetahuan terhadap hasil pangan lokal. Banyak potensi produk hasil bumi lokal untuk diolah menjadi makanan berkelas, seperti halnya umbi-umbian. Adapun jenis dari umbi-umbian antara lain: ubi jalar, ubi kayu dan ini adalah kandungan gizi yang terdapat pada ubi jalar dan ubi kayu. Tabel 1.1 Kandungan Gizi Ragam Ubi Jalar / 100 gram JENIS Ubi jalar putih Ubi jalar kuning Ubi jalar ungu Kalori 123 kkal 136 kkal 123 kkal Karbohidrat 28,79% 24,47% 12,64% Gula reduksi 0,32% 0,11% 0,30% Lemak 0,77% 0,68% 0,94% Protein 0,89% 0,49% 0,77% Air 62,24% 68,78% 70,46% Abu 0,93% 0,99% 0,84% Serat 2,5% 2,79% 3% Sumber: Dewa Ngurah Suprapta, 2003 ANTIOKS IDAN per 100 gram Tabel 1.2 Kandungan Antioksidan dalam Ubi Jalar / 100 gram Ubi jalar putih Ubi jalar kuning Ubi jalar ungu campur jingga Betakaroten 260 mkg (869 SI) 2900 mkg (9675 SI) 9900 mkg (32967 SI) Vitamin C 28,68 mg/ 100 gr 29,22 mg/ 100 gr 21,43 mg/ 100 gr Antosianin 0,06 mg/ 100 gr 4,56 mg/ 100 gr 110,51 mg/ 100 gr Vitamin A - - 7.700 mg Sumber: Marsono dkk, 2002

3 Tabel 1.3 Kandungan Gizi Ragam Ubi Kayu / 100 gram JENIS Singkong Tepung Singkong Terigu Kalori 146,00 kkal 363,00 kkal 365,00 kkal Protein 1,20 % 1,19 % 8,50 % Lemak 0,30 % 0,50 % 1,30 % Karbohidrat 34 % 88,20 & 77,30 % Sumber: Murdijati Gardjito dkk, 2013 Berdasarkan pada tabel gizi yang terdapat pada ubi kayu dan ubi jalar telah dipaparkan di atas, penulis lebih memilih ubi jalar sebagai bahan baku produk yang akan dibuat karena dilihat dari segi kalorinya lebih rendah. Dan dapat dilihat juga pada tabel sebelumnya kalau ubi jalar ungu lebih banyak mengandung antioksidan. Oleh karena itu, ubi jalar ungu lebih cocok dijadikan sebagai bahan untuk membuat camilan. Ubi jalar ungu biasanya dipandang sebagai makanan yang kampungan atau ndeso. Walaupun makanan ndeso dan kampungan banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari ubi ini, bahkan sangat jauh dari makanan modern sekarang ini (fast food). Ubi jalar ungu mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Dia juga merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi. Ditambah dengan sumber vitamin dan mineral, vitamin yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan riboflavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca). Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat kasar dan abu. Total kandungan pigmen warna ungu (antosianin) bervariasi pada setiap tanaman.

4 Adapun beberapa manfaat lain yang terkandung dalam ubi ungu untuk kesehatan, yaitu: 1. Antosianin pada ubi ungu bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menyerap polusi udara, oksidasi dalam tubuh dan menghambat penggumpalan darah sehingga kesehatan aliran darah lebih lancar. 2. Kandungan betakaroten, vit. E dan C bermanfaat sebagai antioksidan pencegah kanker dan beragam penyakit kardiovaskuler. 3. Serat dan pectin dalam ubi ungu sangat baik untuk mencegah gangguan pencernaan seperti wasir, sembelit hingga kanker kolon. 4. Antosianin ubi ungu juga memiliki fungsi fisiologis misal antioksidan, antikanker, antibakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. 5. Kandungan aktif zat selenium dan iodin 20 lebih tinggi daripada ubi lainnya, sehingga ubi jalar ungu dapat menjadi anti kanker. 6. Ubi ungu memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri 2,5 dan 3,2 kali lebih tinggi daripada beberapa varietas blueberry. 7. Selain itu dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi tubuh dan sebagai pewarna makanan yang alami. Sebelum camilan ini dipasarkan kepada masyarakat, adapun serangkaian uji yang dilakukan oleh penulis yaitu melalui uji organoleptik/panelis, uji daya terima konsumen dan uji daya tahan simpan untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas dari produk ini. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002). Pada tahap pengembangan produk Ali Agrem menjadi Ali Agrem berbahan dasar ubi jalar dengan pergantian bahan baku menjadi tepung ubi ungu diperlukan uji daya terima konsumen, ini bertujuan untuk mengetahui penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi.

5 Panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai. (Soewarno 1985:77). ungu yaitu: Adapun kandungan gizi yang terkandung pada tepung beras dan tepung ubi Tabel 1. 4 Kandungan Gizi Tepung Beras dan Tepung Ubi Ungu / 100 gram Nama Bahan Tepung Beras Tepung Ubi Ungu Komponen Air (g) 12 4,25 Abu (g) 0,5 2,92 Protein (g) 7 2,36 Lemak (g) 0,5 0,76 Karbohidrat (g) 80 65,93 Serat kasar (g) - 4,19 Pati (g) - 85,32 Gula (g) - 18,38 B-karoten (g) 303,00-794,10 Amilosa - 24,50 Sumber: Tepung Beras dalam buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Mahmud, M., dkk. (2009). Tepung Ubi Jalar dalam Skripsi dengan judul Pengaruh Penggunaan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Terhadap Mutu Fisiokimia dan Organoleptik Nugget Keong Tutut (Bellamnya javanica) Sebagai Makanan Sumber Protein dan Tinggi Kalsium. Marahastuti (1993), Nurhidayah (2011) Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat perbedaan kandungan gizi dalam 100 gram tepung beras dan tepung ubi ungu. Dapat dijelaskan pula bahwa tepung ubi ungu memiliki keunggulan dalam kandungan gizi, yaitu serat kasar, pati, gula, beta karoten, dan amilosa. Sehingga dapat disimpulkan tepung ubi ungu bisa dijadikan sebagai alternatif penggantian tepung beras dalam pembuatan ali agrem. Selain itu, dengan menggunakan tepung ubi ungu ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi terigu yang semakin meningkat.

6 Dalam suatu usaha tidak cukup dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan mendapatkan respon penerimaan yang baik di benak konsumen akan tetapi perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai segi ekonominya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dan meneliti modifikasi produk dengan Judul: INOVASI PRODUK KUE TRADISIONAL ALI AGREM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI UNGU 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut: a. Bagaimana formula resep pengolahan kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama? b. Bagaimanakah hasil dari uji daya tahan simpan terhadap kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama? c. Apa saja potensi dan manfaat yang didapat setelah inovasi kue Ali Agrem dilakukan? d. Bagaimanakah respon daya terima konsumen terhadap inovasi kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui formula resep pengolahan kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama. b. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi hasil dari uji daya tahan simpan terhadap kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama. c. Untuk menganalisis dan mengetahui potensi dan manfaat yang didapat setelah inovasi kue Ali Agrem dilakukan. d. Untuk mengetahui respon dari daya terima konsumen terhadap kue Ali Agrem dengan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama.

7 1.4 Kegunaan Penelitian Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Untuk mengembangkan ilmu kuliner yang dipengaruhi kreativitas dalam berinovasi produk kuliner serta menerapkan ilmu pemasaran dengan baik. 1.4.2 Kegunaan Praktis Menggali potensi dan mengembangkan kemampuan berpikir seseorang untuk selalu aktif dan produktif. Meningkatkan kemampuan seorang wirausaha Pastry maupun Bakery dalam mengolah kue berbasis pangan lokal demi menjaga kelestarian dan keaslian kue tradisional Negara sendiri. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Manajemen Industri Katering serta untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata.