BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang: (1) Jenis dan Pendekatan Penelitian, (2) Tempat dan Waktu Penelitian, (3)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. permukaan, termasuk pola perilaku perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk meneliti. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam. penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodelogi penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan pengamatan dan mencari data deskriktif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Katingan Tengah Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian. Muslim Peserta Didik Di MA Al- Ma arif. Maka pendekatan dalam

BAB III. METODE PENELITIAN. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, maka penelitian ini menggunakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan ini dipilih berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses pengembangan sumber daya manusia di LPMP Provinsi Kalimantan Timur terkait dengan refungsionalisasi LPMP dan peningkatan perannya dalam pelaksanaan SPMP. Sebuah proses merupakan sebuah penggambaran tahapantahapan sehingga data-data yang didapat akan sulit untuk dikuantifikasi. Untuk mengeksplorasi fenomena-fenomena yang sulit dikuantifikasi ini maka pendekatan kualitatif lebih banyak digunakan. Sebagaimana dinyatakan Satori dan Komariah (2011: 23) bahwa: Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplorasi fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasi yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak, dan lain sebagainya. Penelitian dilakukan melalui pengamatan secara intensif dalam situasi yang wajar pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Pendekatan semacam ini selanjutnya disebut dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan dalam bentuk narasi. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan substansi penelitian kualitatif diperlukan pengamatan secara mendalam dengan latar yang alami, dan data yang diungkap bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata, kalimat, paragraf, dan dokumen. Dengan pendekatan kualitatif dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja yang dianut seseorang atau 86

87 sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya, dalam penelitian ini lingkungan kerjanya adalah LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti di sini pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang lingkungan kerjanya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktifitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) itu. Dalam penelitian ini peneliti merupakan instrumen penelitian yang akan berinteraksi secara langsung dengan responden penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peristiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu. Ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982: 33-37; Creswell, 2010: 261-263; Satori dan Komariah, 2011: 27-32), yaitu: a. Mempunyai latar alami (natural setting); peneliti mengumpulkan data lapangan di lokasi dimana para informan beraktifitas berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam konteks penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara langsung pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur, berinteraksi langsung dengan informan dalam aktifitas mereka. b. Peneliti sebagai instrumen kunci; peneliti mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi, wawancara dengan para informan. Diri penelitilah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi. c. Bersifat deskriptif; data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambar daripada angka. Narasi yang dihasilkan menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. d. Analisis data induktif; peneliti membangun pola-pola, ketegori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas (induktif). Peneliti menemukan data atau fakta-fakta secara khusus atau bagian-bagian yang setelah dianalisis menghasilkan suatu kesimpulan. Jadi berpikir dari yang khusus untuk menuju pada suatu yang umum.

88 e. Makna dari para informan; peneliti lebih fokus pada usaha mempelajari makna yang disampaikan informan, jadi makna dalam perspektif informan. f. Rancangan yang berkembang; proses penelitian akan berkembang dinamis dimana rencana awal penelitian tidak bisa secara ketat dipenuhi. g. Menjadikan fokus studi sebagai batasan penelitian; peneliti membatasi kajiannya dengan menetapkan fokus studi sebagai batas penelitian sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam memverifikasi, mereduksi, dan menganalisis data. h. Menggunakan kriteria khusus untuk ukuran keabsahan data. Penelitian ini menggunakan data empiris, dimana data yang didapatkan merupakan hasil pengamatan di lapangan. Peneliti tidak memanipulasi atau mengendalikan keadaan, dalam hal ini lebih banyak memanfaatkan sumber bukti. Adapun strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus pada lingkup LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Menurut Stake (1995) sebagaimana dikutip oleh Creswell (2010: 20) bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktifitas. Peneliti memiliki kepentingan intrinsik pada suatu kasus, terfokus pada kasus dan konteks, dalam hal ini kasus yang terjadi pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur berkaitan dengan pengembangan SDM dan dampaknya pada budaya kerja dalam organinasi dalam kerangka refungsionalisasi dan peningkatan peran LPMP dalam SPMP. Tujuan dari studi kasus bukanlah untuk mewakili dunia, namun untuk mewakili suatu kasus (Denzin dan Lincoln, 2009: 313). Jadi menurut Denzin dan Lincoln bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Dimana manfaat dan kegunaan studi kasus bagi para praktisi dan pembuat kebijakan terletak pada aspek perluasan pengalamannya.

89 Dari tiga tipe studi kasus (Yin, 2011: 1), yaitu: (1) Ekplanatoris; (2) Ekploratoris; dan (3) Deskriptif, maka tipe studi kasus penelitian ini adalah studi kasus deskriptif analitis (how). Studi kasus eksploratori bertujuan untuk merumuskan pertanyaan atau hipotesis dari suatu penelitian (yang belum tentu menggunakan studi kasus) atau menetapkan kelayakan dari suatu prosedur penelitian yang diinginkan, cara pengumpulan data, bahkan strategi analisis data. Apabila hal-hal tersebut telah ditetapkan, maka studi kasus eksploratori pun berakhir. Studi kasus deskriptif menyajikan deskripsi lengkap suatu fenomena yang diamati dalam konteks yang nyata. Sedangkan studi kasus eksplanatori berusaha membuktikan suatu hubungan sebab akibat, dengan memberikan penjelasan terhadap fenomena yang diamati. 3.2 Lokasi Penelitian Peneliti mengambil lokasi tempat penelitian ini di Lembaga Penjaminan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Timur, Jl. Cipto Mangunkusumo Km 2, Kota Samarinda. Lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan mampu menjawab masalah penelitian, dalam hal ini refungsionalisasi LPMP dan peningkatan peran LPMP dalam pelaksanaan SPMP di daerah yang difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Perubahan dari BPG menjadi LPMP serta peningkatan peran LPMP dalam pelaksanaan SPMP di daerah membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam bidang penjaminan mutu. Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) LPMP Provinsi Kalimantan Timur per 1 Maret 2012 lalu, sampai saat ini Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di LPMP Provinsi Kalimantan Timur mencapai 86 orang, yang terdiri atas 66 orang tenaga struktural dan 20 orang widyaiswara. Tantangan yang dihadapi oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur cukup besar mengingat terbatasnya sumber daya dan luasnya wilayah kerja yang ada. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

90 1. Satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah/madrasah pada jalur pendidikan formal, dan kelompok belajar pada jalur pendidikan non formal yang memerlukan fasilitasi mutu pendidikan menuju standar nasional pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 5.364 Sekolah; 2. Pendidik yang perlu memperoleh layanan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sesuai dengan kebutuhan yang ada berjumlah 60.689 guru; 3. Tenaga kependidikan (laboran, pustakawan, tenaga administrasi sekolah) yang memerlukan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sebanyak 9.667 orang; 4. Kepala sekolah dan pengawas yang memerlukan fasilitasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme sebanyak 3.793 orang kepala sekolah dan 643 orang pengawas; 5. Peserta didik yang memerlukan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan standar nasional pendidikan berjumlah 833.956 siswa; 6. Forum Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (152 KKG/128 MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah/Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (33 KKKS/9 MKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (20 KKPS/9 MKPS); 7. Kabupaten/kota yang memerlukan layanan penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 14 Kabupaten/Kota; 8. Kondisi wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas wilayahnya 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura, atau 11% dari total wilayah Indonesia yang merupakan daerah yang luas dan sulit terjangkau; 9. Stakeholders terkait di daerah masih belum memahami tupoksi LPMP sebagai Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan sehingga diperlukan sosialisasi keberadaan LPMP, selain itu juga adanya instansi formal maupun non formal yang dapat berperan sebagai lembaga yang dapat melaksanakan sebagian program kegiatan yang sama dengan tupoksi LPMP di daerah;

91 10. Dalam mendukung visi dan misi lembaga yang baru ke depan, maka kemitraan dengan berbagai stakeholders yang terkait dengan tupoksi yang baru menjadi sangat strategis dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan lembaga. Kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan pemerintah kabupaten/kota selama ini masih belum optimal sehingga keselarasan program dan kegiatan kelembagaan dengan stakeholders tersebut belum sesuai target dan sasaran yang optimal; 11. Masih ada stakeholders yang kurang mempercayai kemampuan SDM yang ada di LPMP Provinsi Kalimantan Timur. 3.3 Jenis Data Penelitian Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, dimana datadata ini diperoleh dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis, perilaku subyek yang diamati di lapangan. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitian di lapangan (Satori dan Komariah, 2011: 176). Dalam konteks penelitian ini peneliti membuat catatan lapangan yang bersumber dari wawancara yang dilakukan terhadap informan yaitu Kepala/Pimpinan Lembaga, Kepala Seksi, Widyaiswara, Bagian Perencanaan, Bagian Kepegawaian, dan beberapa Staf. Selain itu juga catatan lapangan dibuat dari hasil observasi di LPMP Provinsi Kalimantan Timur terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada seksi-seksi yang ada, pelaksanaan internal capacity building. Peneliti juga membuat catatan lapangan dari studi dokumentasi di lapangan. Catatan lapangan merupakan bentuk lengkap catatan dari lapangan hasil wawancara, observasi atau pengamatan, dan studi dokumentasi, serta telah ada refleksi.

92 2. Dokumentasi Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources), berbentuk sesuatu yang tertulis atau dicetak. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, dalam hal ini berupa dokumen resmi kantor seperti dokumen renstra, dokumen program kerja/kegiatan, undang-undang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, dan peran LPMP serta kegiatan LPMP dalam penjaminan mutu pendidikan di daerah. 3. Foto Foto dapat dijadikan bahan pelengkap penelitian karena foto dapat menggambarkan situasi sebenarnya. Banyak hal yang dapat diperoleh dari foto jika dipahami secara cermat dan mendalam. Foto-foto disini berupa foto-foto kegiatan atau aktifitas yang berlangsung dan terjadi di LPMP Provinsi Kalimantan Timur seperti pelaksanaan internal capacity building, forum pembelajaran klaster, dan lain-lain. 3.4 Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana suatu data diperoleh. Ada dua jenis sumber data dalam penelitian, yaitu manusia (human) dan bukan manusia (non human). Manusia merupakan informan penelitian yang penting dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian ini pelaku utama sumber data manusia adalah: Kepala Lembaga, Kepala Seksi, Bagian Perencanaan, Bagian Kepegawaian, dan Staf. Sedangkan sumber data non manusia yaitu berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan renstra, program kerja, undang-undang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Juga data-data yang memiliki korelasi dengan

93 konteks pengembangan SDM, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam kerangka peningkatan peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan SPMP. Selain itu juga dilakukan pengamatan mengenai proses pengembangan SDM dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang terjadi pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, agar data yang diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Pengambilan sampel bukan dimaksudkan untuk mewakili populasi, melainkan berdasarkan relevansi dan kedalaman informasi. Sebagaimana yang dikemukakan Satori dan Komariah (2011: 47) bahwa purposive sampling menentukan subjek/objek sesuai dengan tujuan. Melalui teknik purposive sampling ini, maka diperoleh informan kunci, dan dari informan kunci dikembangkan untuk mendapatkan informasi lainnya dengan teknik sampel bola salju (snowball sampling). Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Lembaga. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri yaitu peneliti. Peneliti sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, dimana ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, peneliti juga dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Sebagaimana diungkapkan Satori dan Komariah (2011: 61) bahwa konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci (key instrument) dalam penelitian kualitatif. Pada saat di lapangan peneliti menerapkan teknik-teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam

94 penelitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara, dan studi dokumen dan artifak. Peneliti membuat catatan dan memberikan refleksi pada temuan-temuan lapangan, terus mencari informan purposive yang tepat untuk mendapatkan data melalui snowball sampling. Instrumen Penelitian Data Teknik Pengumpulan Data: 1. Observasi/Pengamatan 2. Wawancara 3. Studi Dokumen & Artefak Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data Secara garis besar teknik pengumpulan data yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut: 1. Observasi atau Pengamatan Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Sebagaimana dinyatakan Sugiyono (2010: 203) bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Melalui teknik observasi ini peneliti dapat menemukan secara mendalam halhal yang tidak akan terungkap oleh informan karena telah dianggap biasa atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. Penulis juga menemukan hal-hal di luar persepsi informan sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. Dengan demikian peneliti dapat memahami konteks data dalam keseluruhan situasi. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan observasi pada pelaksanaan kegiatan di LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang berkaitan dengan pengembangan

95 sumber daya manusianya, kegiatan rapat, perilaku pegawai dalam menjalankan tugasnya, pelaksananaan penjaminan mutu pendidikan oleh LPMP. Selain itu juga peneliti melakukan pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti berupaya memposisikan diri sebagai pengamat tanpa memberikan intervensi yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan yang diamati. Cara demikian sengaja dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya. 2. Wawancara Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan. Ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan informan secara lebih mendalam baik itu berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran, dan sebagainya. Menurut Satori dan Komariah (2011: 130), wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur atau tidak terstandar. Teknik wawancara ini digunakan karena dapat dilakukan secara lebih personal yang memungkinkan informasi didapat sebanyak-banyaknya dari informan. Wawancara yang spontan ini dilakukan untuk mengungkap pandangan, tanggapan, atau penjelasan informan tentang kegiatan atau peristiwa tertentu yang terkait dengan obyek penelitian. Wawancara dilakukan terhadap staf, bagian kepegawaian, bagian perencanaan, kepala seksi, dan kepala lembaga. Adapun daftar informan dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada Lampiran 7. Wawancara dilakukan umumnya pada saat luang dan memungkinkan. Bentuk pertanyaan wawancara adalah pertanyaan terbuka tetapi tetap dalam kerangka fokus penelitian sehingga memberikan keleluasaan terhadap informan untuk menjelaskan apa adanya dan terperinci. Wawancara dilakukan beberapa kali, pada tahap-tahap awal hanya berupa pengenalan dan mengetahui tugas yang mereka kerjakan, terutama pada

96 staf LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti mencatat hasil wawancara dalam catatan lapangan. 3. Studi Dokumen dan Artefak Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia, jadi merupakan sesuatu yang tercetak atau tertulis. Studi dokumentasi dan artefak dilakukan untuk menjaring informasi yang tersedia dalam bentuk dokumen. Dokumendokumen yang ada dipilah dan ditelaah sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen yang resmi dan dokumen tidak resmi. Pada penelitian ini peneliti lebih banyak menggunakan dokumen resmi lembaga seperti dokumen renstra, dokumen program kerja/kegiatan, undangundang, peraturan-peraturan, laporan-laporan kegiatan, lembaran internal/surat, file pegawai, data statistik yang ada pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Dokumen yang relevan kemudian dianalisis isinya secara sistematik dan objektif. Hal ini dalam rangka pembentukan kategori, sehingga dapat diarahkan untuk membuat generalisasi. Untuk mempermudah dalam pengumpulan data penelitian maka dibuat matriks fokus penelitian yang memuat tentang teknik pengumpulan data dan informan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data penelitian berdasarkan fokus atau aspek penelitian ini, seperti terlampir pada Lampiran 1. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan pengorganisasian apa yang peneliti pernah dengar, lihat, dan baca selama penelitian di lapangan sehingga bisa dipahami. Jadi analisis data dimaksudkan untuk menjelaskan dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat disimpulkan makna yang terkandung dalam data

97 tersebut. Pertanyaan penelitian merupakan acuan awal dalam mengarahkan analisis data. Proses analisis data pada penelitian kualitatif dapat dikatakan sudah berlangsung sejak data dikumpulkan, namun sifatnya baru sementara. Analisis data yang sesunguhnya dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Analisis data sebagai proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam sebuah pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Data-data yang terkumpul diperoleh dari bermacam cara, seperti hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, intisari dokumen, foto-foto, dan lain-lain. Data-data ini dipilah-pilah, dikelompokkan sesuai temanya. Analisis terdiri dari empat alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan sebagaimana yang ditempuh oleh Miles dan Huberman (1992: 20) dalam melakukan analisis penelitian kualitatif, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Gambar 3.2 Analisis Data Kualitiatif Sumber: Miles dan Huberman (1982: 20)

98 1. Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti akan mengumpulkan data dengan terjun secara langsung di tempat penelitian. Data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang bersumber dari wawancara, observasi atau pengamatan, dan studi dokumentasi. 2. Reduksi Data Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Jumlah data yang banyak ini sangat kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pengkodean data dilakukan pada tahap ini. Adapun pengkodean (coding) yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah seperti tabel berikut: Tabel 3.1 Pengkodean Data Penelitian Data Informan Aspek w = wawancara D = dokumen kl = kepala lembaga ks = kepala seksi wi = widyaiswara s = staf pl = peran LPMP pk = penilaian kinerja pegawai ul = usaha pengembangan SDM oleh LPMP dp = dampak pengembangan SDM pp = perspektif pengembangan SDM ke depan pl = peran LPMP

99 pk = penilaian kinerja pegawai ul = usaha pengembangan SDM oleh LPMP dp = dampak pengembangan SDM pp = perspektif pengembangan SDM ke depan o = observasi A = peran LPMP B = penilaian kinerja pegawai C = usaha pengembangan SDM oleh LPMP D = dampak pengembangan SDM E = perspekti pengembangan SDM ke depan Dalam penelitian ini, tahap reduksi dan tahap kategorisasi data telah dilakukan secara bersamaan pada catatan lapangan sebagaimana yang terlampir dalam laporan ini. Pada bagian laporan tersebut, data-data hasil penelitian langsung dikategorisasikan, sementara pemaknaan atas data terlihat pada kolom catatan. Sementara bagaimana data dipaparkan, hal itu dapat dilihat pada bab IV laporan penelitian ini. 3. Penyajian Data Data ditampilkan sesuai dengan aspek dan kategori dengan menyertakan kodekode sumber data. Penyajian data menggunakan bentuk teks naratif, yang tidak menutup kemungkinan penggunaan tabel atau gambar untuk mendukung penyajian. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penyajian data tidaklah terpisah dari analisis. Kegiatan dalam penyajian data ini juga merupakan bagian dari analisis. 4. Penarikan Kesimpulan Dari keteraturan pola-pola, penjelasan, dan kategori dibuat kesimpulan untuk menjawab fokus permasalahan yang telah dibuat di awal penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

100 masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. 3.7 Keabsahan Data Keabsahan data merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian. Keabsahan data terkait dengan sejauh mana data-data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada beberapa kriteria yang dipakai untuk menguji keabsahan data yang digunakan, yaitu (Satori dan Komariah, 2011: 100): derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), reliabilitas (dependability). Derajat kepercayaan, pada uji ini diperlihatkan sejauh mana pengumpulan data dan analisis data hingga penafsiran data dilakukan berdasarkan kaidah penelitian kualitatif dilakukan, sehingga tidak ada lagi persoalan mengenai metodologi yang digunakan. Teknik yang digunakan untuk menguji derajat kepercayaan ini dapat melalui perpanjangan waktu penelitian, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan teman sejawat, kecukupan referensi. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah melalui trianggulasi serta melalui diskusi dengan pembimbing. Keteralihan, terkait dengan bagaimana hasil penelitian ini bisa diaplikasikan di tempat lain. Namun hal itu sangat terkait dengan kesamaan konteks antara di mana penelitian dilakukan dengan lokasi di mana penelitian akan diimplementasikan hasilnya. Teknik pemeriksaan yang dilakukan dalam keteralihan ini adalah uraian rincian. Melalui pemeriksaan ini, peneliti harus dapat menyajikan data sedetil dan secermat mungkin yang dapat menggambarkan konteks di mana penelitian dilakukan. Reliabilitas, apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian ini maka penelitian ini bisa dikatakan reliabel. Berkaitan dengan hal ini ada proses aktivitas yang dilakukan di lapangan, bagaimana cara peneliti untuk

101 melaksanakan penelitian tersebut. Hal ini bisa dilihat dari tahapan-tahapan yang dijalankan dalam penelitian tersebut. Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Satori dan Komariah (2011: 170-171) bahwa triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi, yaitu: (1) triangulasi sumber/informan, (2) triangulasi teknik pengumpulan data, dan (3) triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Triangulasi teknik dilakukan dengan menggunakan beragam teknik untuk mengungkap data yang dilakukan kepada sumber data. Triangulasi teknik ini menggunakan teknik wawancara, dokumen, dan observasi untuk mengecek kredibilitas data. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek informasi/data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan. Kemudian data tersebut ditanyakan kepada informan lain yang masih terkait satu sama lain. Penggunaan metode triangulasi ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas. Demikian juga dengan triangulasi teknik, peneliti mengecek keabsahan data dengan membandingkan antara hasil wawancara, dokumen, dan observsi.