GUBERNUR MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS WALIKOTA SURABAYA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1977 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1977

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/Permentan/PK.230/5/2016 TENTANG PENYEDIAAN, PEREDARAN, DAN PENGAWASAN AYAM RAS

PENOLAKAN, PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, DAN PENGOBATAN PENYAKIT HEWAN Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1977 tanggal 16 Maret 1977

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.230/12/2016 TENTANG PENYEDIAAN, PEREDARAN, DAN PENGAWASAN AYAM RAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEREDARAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 17

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1996 SERI : D NO : 10 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

PETUNJUK TEKNIS PELAPORAN PEMBIBITAN AYAM RAS

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS HEWAN DAN PRODUK HEWAN GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PETERNAKAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PETERNAKAN DAN PENDAFTARAN PETERNAKAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA BUDIDAYA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

KETENTUAN PERIZINAN USAHA DIBIDANG PETERNAKAN DAN PENGENAAN RETRIBUSI ATAS PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN SERTA DAGING DALAM WILAYAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN SABU RAIJUA

CUPLIKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN NOMOR : 21055/Kpts/KU.510/F/04/2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 5

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 04/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG UNIT RESPON CEPAT PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 102 TAHUN 2001 SERI D.99 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG

RETRIBUSI PENGELOLAAN PASAR HEWAN

BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG OTORITAS VETERINER KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI MAMASA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI SUMBAWA,

USAHA PETERNAKAN DAN PEMELIHARAAN TERNAK

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 35/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK RUMINANSIA BETINA PRODUKTIF

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI PETERNAKAN, MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 4 TAHUN 1996 SERI D NO. 4

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR MALUKU UTARA NOMOR : 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LALU LINTAS, PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS DI WILAYAH PROPINSI MALUKU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU UTARA Menimbang : a. bahwa ternak unggas sebagai sumber produksi untuk mencukupi kebutuhan manusia akan protein hewani merupakan salah satu bahan produksi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, kemakmuran serta kesejahteraan bangsa dan negara, perlu dipelihara kelestariannya dan dikembangkan sebaik-baiknya; b. bahwa usaha pemeliharaan dan peningkatan perkembangan ternak unggas perlu dilindungi dari kerugian yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyakit hewan serta adanya penyakit yang dapat berpindah dari hewan kepada manusia; c. bahwa dalam rangkamengantisipasi tertularnya berbagai macam penyakit hewan termasuk flu burung (Avian Influence) di Wilayah Propinsi Maluku Utara, maka dipandang perlu dilakukan Pengendalian Lalulintas, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas secara seksama dan diatur dengan sebaik-baiknya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan buruf a dan b, perlumenetapkan Peraturan Gubernur tentang Pengendalian Lalu Lintas, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas di Wilayah Propinsi Maluku Utara. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 4. Undang-undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3253); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 768 Tahun 1992 tentang Obat Hewan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3509); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4002); 12. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penanganan dan Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influence); 13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman; Memperhatikan : 1. Peraturan Dirjen Peternakan Nomor 59/KPTS/PD610/05/ 2007 tanggal 9 Mei 2007 tentang Jenis-jenis Penyakit Hewan Menular yang dapat prioritas pengendalian dan atau pemberantasannya; 2. Surat Edaran Menteri Peternakan Nomor 283/TU.210/M/11/2006 tanggal 21 Nopember 2006 tentang Restrukturisasi Perunggasan; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR MALUKU UTARA TENTANG PENGENDALIAN LALU LINTAS, PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS DI WILAYAH PROPINSI MALUKU UTARA

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Maluku Utara; 2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asa otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaiman dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur Maluku Utara dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah; 4. Gubernur adalah Gubernur Maluku Utara; 5. Dinas adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Maluku Utara; 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Maluku Utara; 7. Dokter Hewan Berwenang adalah Dokter Hewan Pemerintah Yang Bertanggung jawab dalam bidang penoloakan, pencegahan, pemberantasan dan pengobatan penyakit hewan; 8. Pejabat berwenang adalah Pejabat yang bertanggung jawab dalam bidang penolakan, pencegahan, pemberantasan dan pengobatan penyakit hewan; 9. Penolakan penyakit hewan adalah : a. Semua tindakan untuk mencegah masuknya suatu penyakit hewan dari luar Propinsi Maluku Utara ke dalam Wilayah Propinsi Maluku Utara. b. Semua tindakan untuk mencegah masuknya suatu penyakit hewan dari suatu wilayah / pulau yang satu ke dalam wilayah / pulau yang lain dalam lingkungan Propinsi Maluku Utara; 10. Pencegahan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk mencegah timbulnya, berjangkitnya dan menjalarnya penyakit hewan; 11. Pemberantasan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk menghilangkan timbulnya / terjadinya, berjangkitnya dan menjalarnya kasus penyakit hewan; 12. Pengobatan Penyakit Hewan adalah semua tindakan untuk melaksanakan penyembuhan penyakit hewan yang menular maupun yang tidak menular; 13. Karantina Hewan adalah tempat dan atau tindakan untuk mengasingkan hewan/ternaj, bahan asal hewan dan hasil bahan asal yang terkena atau diduga terkena penyakit hewan agar supaya tidak menular kepada hewan / ternak yang sehat; 14. Bahan Asal Unggas adalah bahan asal unggas yang diolah dan dipergunaakn untuk makanan manusia, penyusunan makanan hewan dan bahan baku untuk industri dan farmasi; 15. Unggas adalah bangsa burung baik yang dipelihara untuk keperluan konsumsi maupun kesayangan; 16. Lalu lintas unggas adalah kegiatan pemasukan dan pengeluaran unggas dari dan ke wilayah Propinsi Maluku Utara.

BAB II KEBIJAKAN UMUM Pasal 2 Untuk menjamin wilayah Propinsi Maluku Utara bebas secara lestari dari penyakit Flu Burung (Avian Influenza, Pemerintah Daerah mengambil tindakan-tindakan yang meliputi pelarangan pemasukan unggas hidup, pengendalian lalu lintas unggas, bahan asal unggas dan hasil bahan asal unggas, pengaturan pemeliharaan dan peredaran unggas. Pasal 3 Dalam melaksanakan tindakan pelarangan pemasukan unggas hidup, pengendalian lali lintas unggas dan produk-produknya, pengaturan pemeliharaan dan peredaran ungggas sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, maka setiap unggas, bahan asal unggas, hasil bahan asal unggas yang didatangkan dari Propinsi lain ke dalam wilayah Propinsi Maluku Utara harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Unggas yang dikeluarkan oleh dokter Hewan berwenang dari daerah asalnya dan mendapat izin pemasukan dari Dokter Hewan berwenang Propinsi Maluku Utara. Pasal 4 (1) Pemindahan unggas hidup, bahan asal unggas dan hasil bahan asal unggas dari satu wilayah kabupaten ke wilaayh kabupaten lainnya dalam wilayah Propinsi Maluku Utara harus disertai Surat Keterangan Unggaas yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di daerah tujuan, dengan memenuhi tata cara Karantina Hewan; (2) Setiap orang harus mencegah timbulnya dan menjangkitnya penyakit Flu Burung (Avian Influenza) yang dapat dibawa oleh unggas, bahan asal unggas dan hasil bahan asal unggas dalam perjalanan atau penganngkutan antar pulau / wilayah sesuai dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 (1) Setiap orang harus melaporkan adanya persangkaan atau adanya kasus kepada pejaabt atau instansi yang berwenang; (2) Keharusan melapor sebaagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakn kewajiban bagi pemilik unggas atau peternak, pejabat pamong praja, pejabat pamong desa dan pejabat atau ahli yang karena tugasnya ada hubungannya dengan pengobatan dan perawatan penyakit hewan.

BAB III PENGENDALIAN LALU LINTAS UNGGAS Pasal 6 (1) Untuk menjaga wilayah Propinsi Amluku Utara tetap bebas dari Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) maka Unggas Hidup (Broiler, Layer, Ayam Buras, Itik, Angsa, Entog dan jenis unggas lainnya) dilarang masuk maupun transit diwilayah Propinsi Maluku Utara. (2) Bahan asal unggas dan hasil bahan asal unggas, yang masuk ke Propinsi Maluku Utara tidak boleh berasal dari daerah yang tertular Flu Burung sekurangkurangnya selama tiga bulan terakhir, harus berasal dari peternakan yang bebas Flu Burung sekurang-kurangnya selama tiga bulan terakhir, mempunyai sertifikat/ Surat Keterangan Kesehatan unggas dari dokter hewan berwenang daerah asal dan diikuti dengan hasil uji labolatorium kesehatan hewan pemerintah (3) Pemasukan bahan asal unggas, hasil bahan asal unggas dari luar Propinsi Maluku Utara harus seizin Dokter Hewan Berwenang Propinsi (4) Limbah peternakan unggas baik itu kotoran maupun bulu unggas yang berasal dari luar Propinsi Maluku Utara tidak diperbolehkan masuk ke wilayah Propinsi Maluku Utara. BAB IV PENGATURAN PEMELIHARAAN UNGGAS Pasal 7 (1) Peternakan unggas dengan jumlah populasi lebih dari 1000 ekor persiklus harus berada di luar areal pemukiman penduduk (2) Unggas yang dipelihara dilingkungan pemukiman dengan jumlah kurang dari yang tersebut pada pasal 7 ayat 1 harus dikandangkan dan dijaga kebersihannya. BAB V PEREDARAN UNGGAS, BAHAN ASAL UNGGAS DAN HASIL BAHAN ASAL UNGGAS Pasal 8 (1) Daging unggas yang berasal dari peternakan unggas di dalam wilayah Propinsi Maluku Utara dilakukan proses pemotongan dalam satu lokasi dengan penampungan unggas (2) Proses pemotongan unggas harus dilakukan di tempat pemotongan unggas yang telah di tetapkan pemerintah. (3) Daging unggas dan jeroan yang akan di edarkan dipasar harus dalam keadaaan bersih dari kotoran unggas; (4) Perdagangan unggas hidup yang berasal dari peternakan di wilayah Propinsi Maluku Utara harus dilakukan di tempat-tempat yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan terpisah dari pasar umum

(5) Kotoran unggas yang berasal dari peternakan unggas di wilayah Propinsi Maluku Utara yang akan digunakan untuk pupuk kandang harus di desinfeksi dan dikeringkan sesuai dengan petunjuk yang telah di tetapkan pemerintah. BAB VI SAKSI Pasal 9 Pelanggaran terhadap peraturan Gubernur ini akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut oleh Gubernur dalam suatu peraturan atau keputusan tersendiri. BAB VII PENUTUP Pasal 11 Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya. Memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Propinsi Maluku Utara. Ditetapkan di Ternate Pada tanggal 30 Juli 2007 GUBERNUR MALUKU UTARA H. THAIB ARMAYN Diundangkan di Ternate Pada tanggal 30 Juli 2007 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI MALUKU UTARA H. MUHADJIR ALBAAR

LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR MALUKU UTARA NOMOR : 17 tahun 2007 TANGGAL : 30 JULI 2007 DAFTAR :PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN LALU LINTAS, PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS DI WILAYAH MALUKU UTARA 1. Pemasukan unggas yang dilarang : 1.1 Ungas Hidup 1.2 Limbah Peternakan 2. Pemasukan yang diizinkan : 2.1 DOC (Day Old Chick) 2.2 Telur tetas dan telur konsumsi 2.3 Karkas dan daging unggas 2.4 Pakan Unggas 2.5 Bahn Asal Ungas / Aves 3. Persyaratan yang harus dipenuhi meliputi : 3.1 Day Old Chick (DOC) Parent Stock and Grand Parent Stock : Berasal dari peternakan pembibitan / breeding farm yang tidak terjadi kasus Avian Influenza sekurang-kurangnya 3 bulan terakhir. Diangkut untuk 1 (satu) kali tujuan Kotak / Box harus digunakn segera dimusnahakan ditempat tujuan Hasil uji titer antibody protektif dalam flok induk 3.2 Telur Konsumsi dan telur tetas : Telur konsumsi dan telur tetas tersebut harus berasal dari flok peternakan yang tidak terrtular maupun sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza sekurang-kurangnya 3 bulan terakhir Telur telah mengalami perlakuan desinfeksi sebelum pengeluaran Kotak / box harus dilakukan desinfeksi sebelum pengeluaran Kotak telur tersebut hanya dapat diangkut untuk satu tujuan dan setelah digunakan harus segera dimusnahkan di tempat tujuan 3.3 Karkas dan daging unggas Karkas, daging dan hasil olahannya harus berasal dari peternaakn yang tidak tertular maupun yang sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza sekurang-kurangnya 3 bulan terakhir. Pengeluaran karkas, daging dan hasil olahannya tersebut telah memenuhi persyaratan yang berlaku di bidang kesehatan masyarakat veteriner. 3.3 Pakan Unggas Diangkut secara langsung ke tempat tujuan Telah melalui prosedur desinfeksi dan sanitasi secara cermat di tempat tujuan serta pelaksanaanya di bawah pengawasan Dinas Peternakan / Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat.

. GUBERNUR MALUKU UTARA Drs. H. THAIB ARMAIYN