A. MEKANISME PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III APLIKASI MANAJEMEN RISIKO KREDIT DALAM PEMBERIAN PINJAMAN DI UPK PNPM MANDIRI PERDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian terkait dengan prosedur pemberian kredit mikro di PT BPR Charis

BUPATI PAKPAK BHARAT

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BPR CHARIS UTAMA JATIROGO TUBAN TUGAS AKHIR. Program pendidikan diploma III.

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

STRATEGI PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH DI BANK JATIM CABANG BOJONEGORO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB IV ANALISIS FAKTOR 5C + 1S DALAM PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK BRI SYARIAH CABANG SURABAYA GUBENG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis

ANALISIS PENGAWASAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA KREDIT BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 1/ 5 /PBI/1999 TENTANG KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM PADA MASA PERALIHAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) dibentuk masyarakat melalui. Musyawarah Antar Desa (MAD). Selama masa Program Pengembangan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditentukan oleh Bank BTN, adapun

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

BAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Pelaksanaan Prosedur Analisis Kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DI PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE KOTA JAYAPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

PENGARUH KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DAN PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Soekarno Hatta Kav II No. 4 Telp (0341) Malang Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 2 No. 1 Januari 2014 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB)

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

Transkripsi:

84 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT DALAM PEMBERIAN PINJAMAN DI UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN A. MEKANISME PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN Kredit merupakan suatu kegiatan ekonomi yang pada tujuan dan manfaatnya sangat positif terutama dibidang usaha produktif. Untuk meningkatkan usahanya maka seseorang dapat menggunakan dana kredit untuk pengadaan atau pengingkatan berbagai faktor produksi,baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan lain sebagainya. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh anggota penyalur dana bantuan yang terbentuk dalam satu lembaga yaitu Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Kec. Semanding Kab. Tuban. Namun dalam dunia usaha harus menggunakan manajemen yang sebaik mungkin agara kegiatan tetap berlangsung. 103 Untuk mereka yang memiliki usaha namun dalam persyaratan belum bisa mendapatkan realisasi kredit dari bank, lembaga ini adalah alternatif untuk kelompok masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha dan harus mengembangkannya. Disini terlihat tidak adanya keseriusan dari pihak UPK dalam memberikan informasi mengenai program yang telah diluncurkan oleh pemerintah ini. Meskipun Sesuai dengan ketentuan yang berlaku penerima dana 103 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum,. 10

85 bergulir dari UPK PNPM Mandiri Perdesaan adalah kelompok usaha, jadi bukan untuk individu karena dalam kebijakannya ada kemudahan yaitu kredit ini tidak ditujukan bagi setiap individu, melainkan dibentuk sebuah kelompok. Dalam pengajuan permohonan usulan dana bergulir tiap kelompok ada beberapa prosedur yang harus dilakukan tentu dengan menyerahkan beberapa persyaratan terutama tentang profil usaha, disini lah proses analisa dari anggota UPK untuk menilai apakah usaha kelompok tersebut layak untuk mendapatkan dana bergulir itu, namun tidak menutup kemungkinan kalau semua kelompok masyarakat Kec. Semanding Kab. Tuban berhak untuk mendapatkan giliran tersebut. Pemberian dana bergulir pada kelompok SPP terjadi karena sudah terjadi musyawarah bersama dengan pihak-pihak yang akan bersangkutan yakni kepala desa yang mana sebagai penanggung jawab atas dana yang disalurkan pada kelompok SPP tersebut, dana bergulir yang diberikan bukanlah sebuah hibah, sehingga harus terjaga likuiditasnya agar dana bantuan tersebut bisa bergulir terus untuk semua kelompok usaha. 104 Sehingga disini sangat penting untuk memperhatikan risiko yang akan terjadi ataupun yang pasti terjadi, kemungkinan terburuk untuk memberikan dana bergulir kepada kelompok SPP ialah dana tersebut mengalami penunggakan dan tidak bisa terbayarkan. Dalam hal ini pihak UPK harus memiliki tindakan pencegahan dan penanggulangan atau biasa disebut dengan manajemen risiko. 104 Dwi Intan Widyawatik, Wawancara, Tuban 24 April 2015

86 Berdasarkan penelitian data yang diperoleh, sesuai dengan ketentuan dari PNPM MPd, UPK melaksanakan kegiatan penyaluran dana bergulir pada kelompok-kelompok usaha di pedesaan Kec. Semanding Kab. Tuban dengan mekanisme pola melakukan pengajuan usulan untuk mendapatkan dana bergulir tersebut, dengan beberapa persyaratan tertentu kelompok masyarakat tersebut akan di analisa oleh anggota UPK dengan menilai usaha kelompok tersebut dapat dikategorikan layak atau tidak untuk mendapatkan dana bergulir ini, baik pada usaha yang sudah berjalan maupun membuka lapangan pekerjaan. Dana ini hanya diberikan untuk kegiatan kelompok usaha dan tidak untuk individu. Beberapa peraturan yang diberlakukan untuk mengatur pergiliran dana bergulir sudah ditetapkan dengan jelas oleh PNPM MPd dan tinggal dijalankan dan dikembangkan oleh anggota UPK. Pada UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban pelaksanaan mekanisme pengelolaan manajemen risiko kredit belum dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dari mulai persiapan permohonan usulan dana bergulir, adanya perjanjian kredit tertulis antara UPK dengan kelompok dan kelompok dengan tiap anggota, setiap usulan diverifikasi terlebih dahulu, waktu perguliran setiap bulan sesuai dengan kesepakatan/musyawarah anggota UPK dengan desa, jatah dana bergulir tiap kelompok minimal Rp. 15.000.000 dan maksimal nilai kredit Rp. 50.000.000, dengan beban bunga rata-rata 15-18 %per tahun, yang mana kepala desa yang menandatangi usulan yang bertanggungjawab atas kredit tersebut apabila

87 dikemudian hari terjadi tunggakan. Setelah musyawarah dan usulan diputuskan oleh ketua UPK, dilakukan realisasi dana bergulir tersebut. 105 Tindakan manajemen risiko yang dilakukan UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban jika ditinjau dari tugas-tugas dan fungsi-funsgi pengurus yang telah diapaparkan di bab ternyata belum terlaksana dengan baik, hanya sampai pada realisasi dana melainkan ada tindakan lanjutan yaitu pengawasan dan pendampingan terhadap kelompok SPP yang dilakukan oleh BP-UPK secara bertahap 2-3 kali setiap bulannya ini tidak dilakukan. Tindakan pengawasan kepada kelompok ini seharusnya dilakukan secara rutin agar BP-UPK mengetahui sejauh mana usaha kelompok bisa berkembang, ada masalah atau tidak namun pada kenyataannya BP-UPK lebih sering melakukan pengawasan 1 kali dalam 1 tahun saat kelompok akan melakukan pelunasan. Pengawasan/kunjungan pada kelompok usaha merupakan hal yang wajib karena dengan begitu kelompok usaha bisa dipantau dan dikontrol secara rutin sehingga risiko yang mungkin akan terjadi bisa diantisipasi namun hal seperti ini tidak dilakukan dengan tertib oleh BP-UPK dengan alasan sejauh ini tidak pernah terjadi kredit macet, kalupun pernah hanya terjadi sedikit dan jumlahnya tidak terlalu besar. Karena memang notabene masyarakat perdesaan lebih memegang teguh janji untuk membayar pinjamannya terlebih lagi pinjaman tersebut ditanggung kelompok jadi akan selalu mengingatkan antar anggota, dengan 105 Lailatul Faj riyah, Wawancara, Tuban 24 April 2015

88 adanya perjanjian tenggang renteng juga sudah mengikat kewajiban anggota kelompok usaha untuk membayar kewajibannya. 106 Sama halnya teori Bambang Riyanto Rustam pada buku Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, yang mana pada intinya setiap lembaga keuangan baik dalam lingkup besar maupun kecil wajib melakukan proses identifikasi risiko, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor-faktor risiko (risk factor) yang bersifat material. 107 Akan tetapi Langkah tersebut juga belum dilakukan oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban, seharusnya untuk melindungi likuiditas pelestarian dana bergulir dengan cara memberikan penyuluhan di awal saat akan memberikan dana bergulir tersebut lebih ditekankan bahwa dana bergulir memang hak masyarakat namun bukan berupa hibah, dana tersebut digunakan untuk pinjaman kelompok masyarakat produktif sehingga kelompok usaha harus tetap membayar pinjaman tersebut. Didalam teori, agar pembayaran kembali sesuai dengan jatuh tempo dan tidak terjadi tunggakan petugas UPK dibantu oleh aparat desa untuk mengingatkan kelompok usaha untuk pembayarannya. 108 Namun hal ini juga jarang dilakukan oleh petugas UPK karena kelompok usaha ini sudah dengan kesadaran diri rutin untuk melakukan pembayaran karena dengan mereka membayar cicilan secara rutin dan tidak pernah menunggak pembayaran akan berpengaruh kepada usulan dana bergulir selanjutnya. Sehingga dalam tahap ini 106 Drs. Sukotjo Wahyono, Wawancara, Tuban 25 April 2015 107 Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 43 108 Upk-pnpmsurade.org

89 petugas UPK bekerja lebih mudah karena bisa menjalin kerjasama yang baik dengan kelompok usaha. Mungkin jika hal seperti ini dipraktikan pada kasus pinjaman yang nilai nya lebih besar tentu risiko nya pun juga besar, harus melakukan pengawasan yang lebih serius namun untuk pengawasan yang dilakukan oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban cukup dilakukan diawal pemberian dana bergulir dan saat akan melakukan pelunasan, tapi mungkin juga sesekali BP-UPK juga akan melakukan kunjungan kepada kelompok usaha bila dibutuhkan. Masih dalam buku yang sama, dipaparkan bahwa bentuk-bentuk mekanisme pengelolaan manajemen risiko dilakukan dengan urutan sebagai berikut 1)Identifikasi Risiko 2)Pengukuran Risiko 3)Pemantauan Risiko 4)Pengendalian Risiko. Dalam mekanisme pengelolaan manajemen risiko pada UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban juga sudah melaksanakan mekanisme pengelolaan manajemen risiko tersebut, sebagaimana yang disebutkan pada pola mekanisme dan prosedur perguliran dana. Segala pola mekanisme dijalankan dengan kesesuaian keadaan kelompok., sehingga ketertiban dana bergulir akan terus terjaga. 109 Pola mekanisme dan prosedur perguliran dana menjadi sebuah pedoman yang wajib dipatuhi oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban karena pedoman itu telah dibuat secara khusus untuk menjadikan kegiatan pelestarian dana bergulir menjadi aman dan bertahan dari risiko-risiko kredit yang mungkin akan terjadi. Tentu dengan menjalin kerjasama dengan kelompok usaha yang baik 109 Ibid,.

90 akan mempermudah kelancaran dan terciptanya kredit usaha yang sehat dan menghasilkan baik bagi pihak kelompok maupun UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban. B. ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT DALAM PEMBERIAN PINJAMAN DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN Serangkaian pola mekanisme dan prosedur dana bergulir dikemas dalam bentuk tahapan pemberian pinjaman telah terangkum peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk kelanjutan dari program penyaluran pinjaman produktif kepada kelompok usaha tidak kalah pentingnya yaitu proses pengendalian dan pengelolaan risiko kredit yang mungkin bisa terjadi sewaktu-waktu. Banyaknya peraturan yang telah dijalankan agar menjaga ketertiban pembayaran kembali kelompok usaha tidak menutup kemungkinan akan masih bisa terjadi kredit bermasalah, sehingga harus selalu ada tindakan untuk mengendalikan dan mengelola risiko kredit tersebut. Tindakan yang dilakukan dari pihak UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban apabila terjadi kredit yang bermasalah ialah melakukan identifikasi terhadap kelompok, mengidentifikasi masalah yang terjadi dan penyebab masalah sehingga terjadi penunggakan pembayaran. Mengusut secara rinci masalah yang terjadi, disebabkan oleh kelalaian kelompok, anggota ataukah karena bencana alam. Dalam ketentuan yang dijalankan oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban jika penunggakan pembayaran disebabkan oleh anggota kelompok maka kelompok tersebut yang akan bertanggungjawab atas pinjaman tersebut

91 karena diawal pengajuan usulan dana bergulir sudah ada perjanjian tertulis setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas pinjaman tersebut. Namun jika masalah itu disebabkan oleh kelompok usaha tersebut maka pihak desa (kepala desa) yang bertanggungjawab atas pinjaman tersebut karena pihak desa yang telah menandatangi usulan permohonan dana bergulir tersebut. 110 Namun sejauh ini kredit macet tersebut jarang terjadi, hanya terjadi 1 kali dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Dan itupun tidak ada tindak lanjut dari pihak penanggung jawab. Menurut pengakuan sekretaris UPK jika terjadi kredit macet maka jalan terakhir untuk menutupi kekurangan pembayaran itu bisa diambilkan dari barang-barang ekonomis yang bisa dijual yang dimiliki kelompok usaha tersebut. Meskipun pada perjanjian awal tidak pernah disebutkan barang jaminan, namun dengan dalih agar tidak dicontoh oleh kelompok usaha yang lain dan menjaga ketertiban perguliran dana. Tentu semua langkah yang dilakukan dengan musyawarah antara anggota pengurus UPK dan pihak desa yang bersangkutan. Seperti teori Kasmir dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya hal-hal yang dilakukan untuk menyelamat kredit bermasalah yaitu dilakukan: 1) Rescheduling 2) Reconditioning 3) Restructuring 4) Kombinasi 5) Penyitaan Jaminan. 111 Dari rangkaian langkah penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban hampir sama dengan melakukan reschedulling, roconditioning, restructuring, namun tidak maksimal kombinasi antara ketiga tindakan tersebut dan yang terakhir adalah 110 Dwi Intan Widyawatik, Wawancara, Tuban 24 April 2015 111 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), 109

92 penyitaan jaminan bila diperlukan meskipun tidak ada perjanjian tentang penyitaan jaminan di awal. Tindakan reschedulling, roconditioning, restructuring dilakukan dengan musyawarah bersama dengan dihadiri oleh petugas UPK, kelompok usaha dan pihak desa. Tindakan penyelamatan likuiditas dan kelanjutan pelestarian dana bergulir memang sangat penting, jika diliat dari hasil penelitian tentang analisis manajemen risiko kredit dalam pemberian pinjaman tanpa agunan yang dilakukan oleh UPK PNPM MPd Kec. Semanding kab. Tuban sudah menjalankan sesuai dengan SOP manajemen risiko kredit bermasalah dan juga sudah sesuai dengan teori Kasmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan lainnya yang menjelaskan tetang beberapa langkah penyelesaian kredit bermasalah. Kesuksesan UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban sudah terbukti dengan hasil beberapa tahun dari awal berdiri nya hingga saat ini hanya beberapa kasus kredit yang mengalami penunggakan dan nilainya juga tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu likuiditas dana bergulir UPK dan UPK tidak sampai mengalami kerugian yang berarti. Namun ada beberapa hal yang tidak dibenarkan dalam tindakan UPK PNPM MPd Kec. Semanding Kab. Tuban dalam manajemen risiko kredit yaitu dengan mengambil barang-barang kelompok usaha yang bisa dijual untuk menutupi kekurangan tagihan yang menunggak meskipun belum pernah dilakukan oleh pihak UPK 112. Perjanjian tertulis kredit di awal yang telah disepakati tidak mencantumkan hal-hal tersebut karena memang pinjaman dana 112 Kusnadi, Wawancara, Tuban 25 April 2015

93 bergulir. Tetapi menurut hukum seharusnya hal tersebut tidak dilakukan, karena tindakan penyitaan tanpa ada perjanjian adalah pelanggaran hukum. Kecuali hanya sebuah ancaman saja, agar penerima pinjaman tidak mudah lalai.