GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI PONDOK PESANTREN AS AD DAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S ABSTRACT ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

Shinta Shabrina; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari. Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

Kata Kunci: kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan tangan, kontaminasi telur cacing pada kuku siswa

STUDI TENTANG KESEHATAN PRIBADI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 03 BINUANG KAMPUNG DALAM KOTA PADANG JURNAL. Oleh ADEK ARIANTO NIM: 55968

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ISNAINI FITRA UTAMI

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I P E N D A H U L U A N

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

POLA ASUH IBU DENGAN KEBIASAAN PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH. (Parenting of Mother with Personal Hygiene Habits at School Age Children)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

Transkripsi:

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL OLEH JUNENGSIH 020110A021 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

LEMBAR PENGESAHAN Artikel berjudul GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh: JUNENGSIH 020110A021 Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Ungaran, Februari 2016 Pembimbing Utama Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes NIDN. 0620077501 ii

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Junengsih *), Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes **), Yuliaji Siswanto, S.KM, M.Kes. Epid **) * Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo ** Staf Pengajar STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Kebersihan diri (personal hygiene) adalah perawatan diri yang secara positif mempengaruhi kesehatan manusia yang dilakukan sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Personal hygiene pada anak usia sekolah 6-12 tahun meliputi kebersihan mandi, kebersihan gigi, kebersihan rambut dan kebersihan kuku. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur. Desain penelitan adalah deskriptif. Dengan Populasi siswa yang bersekolah di SD Negeri Gedanganak 02 Kecamatan Ungaran Timur berjumlah 176. Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak yang diambil secara purposive sampling kelas 4,5 dan 6. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dan analisis data yang digunakan univariat dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian mendapatkan hampir semua siswa mempunyai personal hygiene mandi baik 4,%, sebagian besar Personal Hygiene gigi yang baik 88,%, Personal Hygiene rambut 47,5% Personal Hygiene kuku sebagian besar dari responden baik sebesar 77,8%. Personal hygiene sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit. Kata kunci : personal hygiene pada anak SD Daftar pustaka : 21 pustaka (178-2012) 1

ABSTRACT Personal hygiene is a self-care that positively affect human health conducted as an activity of daily life. Personal hygiene in school age children 6-12 years include shower hygiene, tooth hygiene, hair hygiene, and nail hygiene. To know the description of personal hygiene at primary school students Gedanganak 02 N East Ungaran Semarang District. The study design was descriptive. With a population of students who attend school in the District 02 Elementary School Gedanganak East Ungaran totaled 176. As many as samples used were taken by purposive sampling classes 4,5 and 6. The data collection tool is a questionnaire and data analysis used univariate frequency distribution table. The results of the research to get almost all of the students have good personal hygiene shower 4.%, largely Personal Hygiene Good dental 88.%, 47.5% Personal Hygiene Personal Hygiene hair nails majority of respondents both at 77.8%. Personal hygiene is very important to improve the health and prevent illness. Keywords : personal hygiene at primary school children Reference : 21 references (178-2012). PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian anak (Unilever, 2014). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia (Dinkes, 2010). Guna mewujudkan hal tersebut, pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai Visi Indonesia sehat 2015, diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta mampu menyediakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Dengan visi ini pembangunan kesehatan dilandaskan kepada pradigma sehat. Pradigma yang akan mengarahkan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan upayaupaya promotif yaitu peningkatan kesehatan, preventif yaitu pencegahan penyakit, tanpa menkesampingkan upaya-upaya kuratif yaitu penanggulangan atau penyembuhan atau penyembuhan penyakit serta rehabilitatif yaitu pemulihan kesehatan (Dinkes 2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru dan murid di lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri maupun mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan 2

sehat, olah raga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok disekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya (Proverawati, 2012). Permasalahan kesehatan anak banyak ditemukan pada periode anak sekolah, hal ini sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi perilaku hidup sehat, gangguan infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan perilaku sehat pada anak biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri (Anonim, 2007 dalam Diliani, 2011). Kebersihan diri (personal hygiene) menjadi penting karena kebersihan diri yang baik akan meminimalkan mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Kebersihan diri merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti: mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Kebersihan diri diperlukan untuk kenyamanan, keamana, dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri (Saryono & Widianti, 2011). Manfaat personal hygiene di sekolah yaitu agar lingkungan sekolah menjadi sehat, bersih, indah dan tidak mudah sakit. Lingkungan sekolah yang sehat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi di sekolah tersebut. Dan mencegah timbulnya penyakit. Dengan meningkatkan kesehatan lingkungan sekolah siswa-siswi di sekolah tidak mudah sakit, semangat bersekolah. Meningkatkan prestasi sekolah dan betah di sekolah. Sehingga biaya yang tadinya untuk berobat karena sakit, bisa di gunakan untuk hal yang lainnya seperti untuk membeli alat tulis dan membiayai sekolah serta untuk kesejahteraan keluarga dirumah (Proverawati, 2012). Dampak yang terjadi pada anakanak usia sekolah yang tidak begitu mengerti dengan baik bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka akan timbul penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan tidak bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan maka akan tersebar luas kuman dan bakteri dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit cacingan. Penyakit-penyakit seperti malaria, ISPA dan diare akan terus menjadi penyakit yang serius di kalangan anak usia sekolah, bahkan menjadi sebab kematian populasi anak sekolah. Pada penyakit lainnya ditemukan yang paling sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu infeksi parasit usus. Dalam hal ini kesehatan yang buruk dapat mengakibatkan kurangnya perkembangnya kognitif seorang anak baik terjadinya perubahan fisiologis atau kurangnya motivasi untuk belajar (Rosso & Arlianti, 200). Fenomena yang terjadi dilingkungan sekolah adalah penyimpangan personal hygiene dimana murid jarang mandi, jarang menggosok gigi, jarang keramas dan jarang memotong kuku tangan dan kaki. Dari hasil pengamatan peneliti di SD Negeri Gedanganak 02 pada 10 siswa terdapat hasil bahwa siswa yang mandi sebanyak 60 %, siswa yang menggosok gigi 50%, siswa yang keramas 60 %, siswa yang memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 60 %. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran personal hygiene pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene mandi pada siswa SD N Gedanganak 02 3

Ungaran Timur Kabupaten Semarang. b. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene gigi dan mulut pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang. c. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene rambut pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene kuku tangan dan kaki siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur METODE PENELITIAN ini merupakan penelitian deskriptif dengan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua siswa yang bersekolah di SD N Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebanyak 176 sampel dalam penelitian ini siswa. Metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Alat yang digunakan data primer yaitu kuesioner. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Tabel 4.1. Distribusi Jenis Kelamin Responden di SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 63 36 63,6 36,4 Total 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan dari responden, bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki sebesar 63,6% (63 orang) dan jenis kelamin perempuan sebesar 36,4% (36 orang). 2. Umur Tabel 4.2. Distribusi Personal Hygiene Mandi Responden di SDN Gedanganak Ungaran Timur Umur 10 11 12 13 21 33 25 15 5 21,2 33,3 25,3 15,2 5,1 Total 85 100,0 Tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa distribusi presentase tertinggi yang berumur 10 tahun yaitu 33,3% (33 orang), paling sedikit presentase yaitu umur 13 tahun sebanyak 5,1% (5 orang). B. Analisis Univariat 1. Personal Hygiene Mandi Tabel 4.3. Distribusi Personal Hygiene Mandi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Personal Hygiene mandi Baik Kurang baik 4 5 Total 4, 5,1 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa responden personal hygiene mandi yang baik sebesar 4,% (4 orang), personal hygiene responden kurang baik yaitu 5,1% (5 orang). Tabel 4.4. Distribusi Berdasarkan Personal Hygiene Mandi di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Indikator a.mandi menggunakan sabun Ya Tidak 10 0, 0 4

b. Mandi 1 kali 2 kali atau lebih 0 0, 0 5 4 5, 1 4, Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene mandi responden menggunakan sabun yaitu 100,0% ( orang) dan sebagian besar frekuensi mandi responden sebanyak 2 kali atau lebih dalam sehari sebesar 4,% (4 orang) serta sebagian kecil dari responden mandi 1 kali dalam sehari sebanyak 5,1% (5 orang). 2. Personal Hygiene Gigi Tabel 4.5. Distribusi Personal Hygiene Gigi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Personal Hygiene Gigi Baik Kurang baik 8 8 1 1 88, 11, 1 Total 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 didapatkn bahwa sebagian besar personal hygiene gigi responden yang baik yaitu 88,% (88 orang) dan sebagian kecil dari responden personal hygiene gigi kurang baik yaitu 11,1% (11 orang). b. Menggosok Gigi 1 kali 2 kali atau lebih Tidak 7 8 8 4 7,1 88, 4,0 Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa personal hygiene gigi sebagian besar responden menggosok gigi yaitu 6,0% (5 orang) dan responden tidak menggosok gigi yaitu 4,0% (4 orang). Serta sebagian besar responden yang menggosok gigi 2 kali atau lebih dalam sehari yaitu 88,% (88 orang), dan sangat sedikit dari responden yang tidak menggosok gigi yaitu 4,0% (4 orang). 3. Personal Hygiene Rambut Tabel 4.7. Distribusi Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Personal Hygiene Rambut Baik Kurang baik 47 52 47,5 52,5 Total 100,0 Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa personal hygiene rambut responden baik baik 47,5 (47 orang), sedangkan personal hygiene rambut responden kurang baik yaitu 52,5% (52 orang). Tabel 4.6. Distribusi Berdasarkan Personal Hygiene Gigi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Indikator a.menggosok Gigi Ya Tidak 5 4 6, 0 4,0 Tabel 4.8. Distribusi Berdasarkan Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Indikator a. Mencuci rambut dengan Sampo Ya Kadang-kadang 8 8,,1 5

Tidak pernah 1 1,0 b. mencuci rambut < 3 kali 3kali 47 52 47,5 52,5 Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene rambut sebagian besar responden mencuci rambut dengan sampo yaitu 8,% (8 orang) namun masih ada responden yang tidak pernah mencuci rambut dengan sampo yaitu 1,0% (1 orang). Serta sebagian dari responden yang mencuci rambut 3 kali dalam seminggu yaitu 52,5% (52 orang) dan responden yang mencuci rambut < 3 kali dalam seminggu yaitu 47,5% (47 orang). 4. Personal Hygiene Kuku Tabel 4.. Distribusi Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Personal Hygiene Kuku Baik Kurang baik 77 22 77,8 22,2 Total 100,0 Berdasarkan tabel 4. didapatkan bahwa distribusi personal hygiene kuku baik yaitu 77,8% (77 orang), sedangkan responden personal hygiene kuku kurang baik yaitu 22,2% (22 orang). Tabel 4.8. Distribusi Berdasarkan Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Indikator a.memotong kuku tangan dan kaki Ya Tidak b. 81 18 81,8 18,2 memotong kuku per minggu 1 kali 2 kali < 1 kali 2 48 22 2,3 48,5 22,2 Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene kuku sebagian besar responden memotong kuku tangan dan kaki yaitu 81,8% (81 orang) dan responden yang tidak pernah memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 18,2% (18 orang). Serta responden yang memotong kuku 2 kali seminggu yaitu 48,5% (48 orang) dan responden yang < 1 kali memotong kuku dalam seminggu yaitu 22,2% (22 orang). PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Personal Hygiene Mandi Mandi bermanfaat untuk menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang peredaran darah dan saraf, melemaskan otot-otot atau istirahat, serta memberi kesegaran pada tubuh dan paling sedikit mandi 2x sehari.(syamsunir,178) Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene mandinya baik mempunyai presentase 4,% (4 orang). Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkatan kelas siswa, dimana siswa tersebut terdiri dari kelas 4,5, dan 6 yang sudah mengerti pentingnya mandi bagi kebersihan diri terutama diri sendiri, selain hal tersebut diperoleh pula responden yang mandi menggunakan sabun sebanyak 100,0% ( orang). Karena manfaat dari sabun dapat membersihkan kotoran-kotoran, minyak dan mikro organisme yang melekat pada tubuh. (Syamsunir, 178) Responden yang frekuensi hanya 2 kali atau lebih dalam sehari sebanyak 4,% (4 orang). Karena mandi 2 kali dalam sehari merupakan kebutuhan individu dalam menjaga 6

kesehatan kesehatan kulit. Menurut Tarwoto dan Martonah (2003) kebersihan diri termasuk kebersihan kulit sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit menular. Bagi kenyamanan tubuh kita sendiri, mandi 2 kali sehari seharusnya merupakan suatu keharusan. Disamping tujuan membersihkan mandi akan sangat menyegarkan dan melepaskan rasa gelisah dan bau badan yang kurang sedap. Selain kenyamanan fisik juga merupakan kebutuhan integritas kulit, maka perawatan lahiria yang sesuai dengan apa yang dikehendaki sangat penting artinya dan juga tubuh akan terhindar dari penyakit infeksi (Wolf, 2004). 2. Personal Hygiene Gigi Sebagian besar responden melakukan personal hygiene gigi yang baik yaitu 88,% (88 orang). Hal tersebut dapat dilihat pula bahwa kebiasaan gosok gigi yang sudah dilakukan hampir semua responden 6,0% (5 orang) sedangkan 88,% responden telah menggosok gigi 2x dalam sehari. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene giginya baik mempunyai persentase 88,% (88 orang). Hal trsebut dapat ditunjukkan oleh kebiasaan siswa menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan gigi. Sedangkan distribusi responden yang menggosok gigi sebanyak 5 orang (6,0%) hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan dimana dalam pelajaran tersebut diajarkan untuk bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sehingga siswa paham akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. menggosok gigi 2 kali dalam sehari sebanyak 88,% (88 orang) hal ini bahwa responden membersihkan gigi dari partikelpartikel makanan, plak, dan bakteri dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. 3. Personal Hygiene Rambut Pentingnya memelihara rambut karena pertumbuhan tergantung dari keadaan umum tubuh. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan rambut tidak baik, pertumbuhan rambut terjadi karena rambut mendapatkan makanan dari pembuluh-pembuluh darah di sekitar akar rambut. Bila rambut tidak dibersihkan rambut menjadi kotor dan debu-debu melekat pada rambut. Pada rambut-rambut yang tidak bersih, akan menjadi sarang kutu kepala (syamsunir,178). Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene rambutnya baik sebesar 47,5% (47 orang). Karena siswa ingin menjaga penampilan diri agar terlihat lebih rapi. Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut tumbuh subur dan indah sehingga akan menimbulkan berbau apek. sedangkan personal hygiene rambut yang kurang baik yaitu 52,5 % (52 orang). Karena siswa masih banyak mencuci rambut tidak menggunakan sammpo, disebabkan tidak tersedianya sampo pada saat pengumpulan data peneliti bertanya kepada siswa bahwa mereka mencuci rambut tidak menggunakan sampo. Distribusi responden yang mencuci rambut memakai sampo yaitu 8,% (8 orang). Hal ini responden mengetahui pentingnya keramas memakai sampo karena untuk 7

membersihkan rambut dan menjaga kulit kepala bebas dari ketombe. mencuci rambut yang 3 kali sebanyak 52,5% (52 orang) karena siswa rajin untuk keramas minimal 3x dalam seminggu guna menghindari penyakit yang dapat terjadi pada kepala seperti kutu rambut, borok dan lain-lain. 4. Pesonal Hygiene Kuku Kebersihan kuku sangatlah penting karena apabila penderita memiliki kuku yang panjang dapat menyebabkan perkembangan kuman penyakit. Menurut stevens (2000), adapun tujuan perawatan kuku yaitu membersihkan kuku, mengembalikan batas-batas kulit di tepi kuku ke dalam normal serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit maka dari itu perlu perawatan kuku dengan cara memotong kuku sekali seminggu. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang mempunyai perilaku personal hygiene kukunya baik sebanyak 77,8% (77 orang). Karena menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Distribusi personal hygiene memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 81,8% (81 orang). Karena disekolah pemeriksaan kuku dilakukan pada saat pelajaran olah raga. personal hygiene memotong kuku tangan dan kaki 2 kali seminggu sebanyak 47,5% (47 orang). Karena Jika kuku yang sudah panjang dan kotor dipotong dapat mencegah tertularnya penyakit juga dapat menjaga keindahan tangan dan kuku kita. Jika pada kuku yang bersih akan tercipta keadaan yang sehat pula, karena kuku dan tangan sumber utama untuk mudah tertularnya penyakit. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perilaku personal hygiene mandi responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 4% (4 orang). a. Seluruh responden mandi dengan mamakai sabun yaitu 100,0% ( orang). b. yang belum semua responden mandi 2 kali dalam sehari yaitu 4,% (4 orang). 2. Perilaku personal hygiene gigi responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 88,% (88 orang). a. Sebagian besar responden sudah menggosok gigi yaitu 6,0% (5 orang) b. Sebagian besar responden menggosok gigi dengan frekuensi 2 kali atau lebih dalam sehari sebanyak 88,% (8 orang). 3. Perilaku personal hygiene rambut responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 47,5% (47 orang). a. Sebagian besar responden yang mencuci rambut dengan sampo yaitu 8,% (5 orang). b. Lebih dari separuh responden yaitu 52,5 % (52 orang) mencuci rambut dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. 4. Perilaku personal hygiene kuku responden sebagian besar termasuk katagori baik 77,8% (77 orang). a. Sebagian besar responden memotong kuku tangan dan kaki yaitu 81,8% (81 orang). b. Responden yang memotong kuku tangan dan kaki dengan frekuensi 2 kali atau lebih dalam seminggu sebanyak 47,5 % (47orang). B. Saran 1. Bagi Sekolah 8

Bekerjasama dengan pihak puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan khususnya pada siswa SD N Gedanganak, terutama dalam memberikan pendidikan tentang kesehatan, observasi secara kontinyu dan penyuluhan mengenai personal hygiene. 2. Bagi siswa Personal hygiene sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, dan untuk selalu menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x dalam sehari, menggosok gigi 2x dalam sehari, mencuci rambut 3x dalam seminggu, dan memotong kuku tangan dan kali 1 kali atau lebih dalam seminggu. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk lebih mengembangkan penelitian ini mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku personal hygiene. DAFTAR PUSTAKA Ardhiyarini, 2008.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Anak Usia Sekolah.(http:/www.blogspot.com ) Anonim, 2007. Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah http:/www.anugerah.hendra.or.id, Alimul,A,H 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salamba Medika Azwar,S. (2003) Metode Penelitian : Kedokteran & Kesehatan Masyarakat. Batam cantre : Binarupa Aksara Dinkes,2010.Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) Di Institusi.Dinkes. Jawa Tengah Harahap, Marwali, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta Mangoenprasodjo,A.S,.(2004). Gigi Sehat Mulut Terjaga. Yogyakarta : Think Fresh Machfoedz, I., (2004) Menjaga kebersihan rumah dari berbagai penyakit, Fitramaya, Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. RinekaCipta Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2007.Promosi kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Perry,potter. 2006. Buku Ajar Fundalmental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC Proverawati. 2012. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika Syamsunir, (178). Hygiene Perorangan. Jakarta : Bharata Karya Aksara Saryono dan Widianti. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia(KDM). Yogyakarta : Nuha medika Sastroasmoro, S.2006, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta, Sagung Seto Rosso, Arlianti. 200. Infestasi untuk kesehatan dan gizi Sekolah di indonesia.jakarta : BFC-TF

Tarwoto, wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan proses keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba. Wawan A Dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogjakarta : Nuha Medika 10