BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an. ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang mengandung

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PENDAHULUAN. Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting. dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

I PENDAHULUAN. nutrisi suatu bahan pakan, meningkatkan kecernaan karena ternak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi tinggi yang selama ini sangat digemari masyarakat. Kuning telur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan tempat asal dari itik ini. Itik Tegal memiliki kelebihan dibanding

diperoleh peternak sering menipis bahkan banyak yang mengalami kerugian. Untuk itu perlu diupayakan mencari sumber bahan pakan alternatif yang dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan populasi ternak unggas di Indonesia semakin hari semakin

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur dan daging yang tinggi dan masa

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

I. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Rataan konsumsi ransum setiap ekor ayam kampung dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

ISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an surat Almu minum ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk manusia. Artinya: Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan (Q.S Al-Mu minun : 21). Berdasarkan ayat diatas bahwa Allah telah memberikan peringatan kepada kita untuk mengamati binatang binatang ternak karena pada binatang ternak banyak pelajaran yang bisa kita ambil, dan Allah juga memberikan faedah atau manfaat yang banyak dari binatang ternak untuk manusia. Menurut tafsir Ibnu Katsir (Syaikh, 2003) Allah Subhanahuwata ala menyebutkan bahwa apa yang telah Dia ciptakan bagi makhluk-nya pada binatang ternak terdapat berbagai manfaat, di mana mereka dapat meminum dari susu-susunya yang keluar dari saluran antara tempat kotoran dan saluran darah, mereka memakan dagingnya, membuat pakaian dari kulit dan juga bulu-bulunya, dan mereka juga menaiki punggung binatang-binatang tersebut, bahkan mereka juga membebani binatang-binatang itu dengan berbagai beban berat menuju ke negara yang jauh. 1

2 Lafadz menjelaskanا bahwa pada binatang - binatang ternak yang ل ع بر ة ن ع م diciptakan oleh Allah benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi manusia.diantara binatang ternak ciptaan Nya salah satunya adalah hewan ternak itik yang juga mempunyai manfaat bagi kita jika kita mau mempelajari dan mengkajinya lebih dalam lagi, dimana pada itik yang mempunyai fungsi sebagai penghasil daging dan telur yang kita konsumsi dan dapat memberikan nilai ekonomi. Hewan yang termasuk dalam golongan unggas ini banyak diminati oleh para peternak untuk dibudidayakan. Beberapa kelebihan ternak itik adalah mempunyai harga ekonomi yang tinggi, tahan terhadap penyakit, sehingga pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan ayam. Itik yang banyak diminati oleh peternak adalah itik betina karena selain bisa dijual dagingnya juga menghasilkan telur yang dapat dijual dipasaran. Usaha peternak itik petelur memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan usaha peternak ayam. Nilai jual telur itik lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras karena telur itik dijual dengan harga butiran. Selain itu, ternak itik lebih mampu mencerna bahan pakan dengan serat kasar yang lebih tinggi dari pada ternak unggas lainnya, serta itik memiliki produktivitas telur yang tinggi dan lebih menguntungkan apabila dipelihara secara intensif (BPTP, 2010). Permasalahan yang muncul dalam peternak itik ialah tingginya biaya pakan, biaya pakan merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 60 70% dari biaya produksi yang dikeluarkan pada usaha ternak itik (BPTP, 2010). Oleh karena itu,

3 peternak harus memahami teknik pemberian pakan itik agar tidak mengalami kerugian. Penanganan yang cermat terhadap pakan, baik kualitas maupun kuantitas sangat dituntut untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga perlu adanya pembuatan bahan pakan yang murah harganya, mudah untuk didapat, tidak bersaing dengan manusia, tidak beracun jika dikonsumsi dan mempunyai kandungan zat-zat makanan yang cukup baik. Bahan pakan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi mempunyai harga ekonomi yang tinggi pula, sehingga para peternak itik sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan pakan yang berkualitas.untuk itu perlu dilakukan pencarian bahan bakan alternatif lain yaitu dengan pemanfaatan tanaman air kayambang sebagai bahan pakan. Diantara kelebihan kayambang sehingga dapat dijadikan sumber bahan pakan alternatif antara lain : ketersediaan yang melimpah, kadar nutrisi yang tinggi, Nurhaya (2001) menyatakan bahwa kayambang mempunyai kandungan protein kasar 15,90% dan lemak 1.42%. Kandungan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan dari eceng gondok yang pernah digunakan sebagai bahan pakan ternak dengan kandungan protein kasar 11,18% dan lemak 0,88% (Radjiman, 1992). Protein yang berkualitas tinggi adalah protein yang mempunyai nilai kecernaan yang tinggi dan dapat menyediakan semua asam amino essensial untuk ternak. Nilai kecernaan protein dipengaruhi oleh serat kasar pada bahan pakan, tingginya serat kasar yang dimiliki oleh bahan pakan akan menurunkan nilai kecernaan protein dan sebaliknya. Tanaman kayambang selain mengandung

4 protein dan lemak yang tinggi juga mengandung serat kasar yang tinggi yakni 17,21% (Nurhaya, 2001). Bahan pakan yang mempunyai serat kasar yang tinggi dapat mengganggu kecernaan unggas, hal tersebut disebabkan unggas kurang mempunyai enzim pencerna serat kasar yaitu enzim selulose sehingga perlu dilakukan fermentasi kayambang (Widodo, 2002). Protein yang hanya dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan tidak sepenuhnya menjamin memenuhi nutrisi pada itik.untuk menghasilkan protein yang maksimal biasanya para peternak mengkombinasikan bahan pakan komersial dengan tepung ikan sebagai konsentrat, karena tepung ikan mempunyai kandungan protein hewani yang tinggi. Akan tetapi kandungan protein tepung ikan yang tinggi juga mempunyai harga yang tinggi pula, hal ini menjadi kendala bagi para peternak itik.untuk menanggulangi masalah tersebut, maka perlu dicari bahan alami yang mudah untuk didapat dan mempunyai gizi yang sepadan dengan tepung ikan sebagai kombinasi pakan itik. Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif bijaksana dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Limbah sebagai bahan pakan selalu dikaitkan dengan harga yang murah dan mempunyai kualitas yang rendah. Besaran pemanfaatan limbah sangat tergantung pada potensi limbah baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat dimanfaatkan. Aspek kuantitas terkait dengan jumlah limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dan persentase penggunaannya sebagai bahan penyusun pakan. Sedangkan aspek kualitas lebih ditekankan pada nilai yang dapat dimanfaatkan oleh ternak untuk meningkatkan produktivitas.

5 Martawidjaya,dkk (2004) menyatakan bahwa tepung limbah udang (TLU) mengandung protein yang tinggi yaitu 35 45%, maka dari itu penggunaan tepung limbah udang sebagai pakan kombinasi mempunyai potensi yang baik untuk produksi telur baik kualitas maupun kuantitasnya.purwatiningsih (1990) menyatakan bahwa tepung limbah udang selain mengandung semua asam amino essensial juga sebagai sumber asam amino aromatik seperti fenilalanin dan tirosin yang kandungannya lebih tinggi dari pada tepung ikan, lisin cukup tinggi yaitu 4,58% serta sumber asam amino bersulfur (S) dengan kandungan metionin sebesar 1,26%. Kadar protein tepung limbah udang yang tinggi sangat potensial untuk melengkapi kebutuhan protein ransum itik petelur yang membutuhkan 15 17% protein kasar. Pemanfaatan limbah udang sebagai bahan ternak secara umum mempunyai faktor pembatas, pada limbah udang terdapat kandungan zat kitin yang susah untuk dicerna oleh golongan unggas, walaupun kitin diketahui dapat membunuh bakteri dengan melisikan dinding sel mikroba (Cha dan Chinnan, 2004). Menurut Kusumaningsih, dkk(2003)menyatakan rata-rata kandungan zat kitin pada cangkang arthropoda adalah 20 25%, sehingga sebelum tepung limbah udang dikombinasikan dengan bahan pakan komersial perlu dilakukan pengolahan dan fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dan menurunkan kandungan kitinnya, agar pemanfaatan proteinnya bisa maksimal. Kedua bahan yang digunakan dalam penelitian ini (Kayambang dan Limbah Udang) karena sama sama membutuhkan pengolahan terlebih dahulu maka dilakukan proses fermentasi. Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan

6 kemampuan mikroba untuk menghasilkan perubahan yang menguntungkan, dengan bantuan inokulum EM-4. Beberapa bakteri yang terdapat di dalam EM-4 adalahgenus Lactobacillus sp, Actinomycetes sp, Streptomyces sp, dan BaIcillussp, bakteri fotosintetik, jamur pengurai selulosa dan ragi. Bakteri tersebut berperan sebagai pengurai selulosa pada kayambang dan kitin pada limbah udang, sehingga kedua bahan pakan kombinasi tersebut dapat dijadikan kombinasi pakan bagi itik (Indriani, 2003). Pemberian kedua bahan pakan limbah udang dan kayambang ini guna mencukupi protein nabati dan hewani pada tubuh itik.kayambang dimanfaatkan karena selama ini banyak terbuang dan tidak digunakan padahal mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi.sedangkan pada limbah udangselain mempunyai kandungan protein hewani yang tinggi, juga memiliki asam amino yang lengkap, mengandung kalsium dan phospor yang berguna untuk pembentukan cangkang telur, serta mempunyai aroma yang khas yang disukai oleh itik, sehinggadapat memperbaiki konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransummya(balitnak, 2010). Dengan demikian penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung limbah udang dan kayambang yang terfermentasi terhadap produktivitas itik petelur Mojosari yang meliputi konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum.

7 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh pemberian pakan kombinasi tepung limbah udang dan tepung kayambang (Salvinia molesta) terfermentasi terhadap konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum pada itik petelur Mojosari? 2. Pemberian pakan kombinasi tepung limbah udang dan tepung kayambang (Salvinia molesta) terfermentasi yang manakah yang paling optimal dalam meningkatkan konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum pada itik petelur Mojosari? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan kombinasi tepung limbah udang dan tepung kayambang (Salvinia molesta) terfermentasi terhadap konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum pada itik petelur Mojosari. 2. Untuk mengetahui pemberian pakan kombinasi tepung limbah udang dan tepung kayambang (Salvinia molesta) terfermentasi yang paling optimal dalam meningkatkan konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum pada itik petelur Mojosari. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

8 Untuk memberikan informasi dan solusi pakan alternatif kepada masyarakat khususnya peternak itik mengenai kegunaan tepung kayambang dan tepung limbah udang yang terfermentasi dalam pengaruhnya terhadap konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum. 1.5 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah itik petelur yang diberi pakan dengan berbagai proporsi tepung kayambang dan tepung limbah udang yang terfermentasi akan berpengaruh terhadap konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum. 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Itik yang digunakan adalah itik petelur Mojosari periode layer (produktif) dengan jumlah populasi 20 ekor berumur 9 bulan dengan bobot badan itik rata rata 2 kg yang dilakukan selama 28 hari. 2. Kayambang (Salvinia molesta) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari lahan pertanian daerah Turen, Kabupaten Malang 3. Limbah udang diperoleh dari limbah industri PT. Bumi Menara Internusa Dampit Malang. 4. Parameter dalam penelitian ini meliputi konsumsi ransum, produktivitas telur, berat telur, dan konversi ransum. 5. EM-4 yang digunakan adalah EM-4 yang khusus untuk peternakan, dengan lama fermentasi pada limbah udang 11 hari dan kayambang selama 7 har.

9