BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa, dan negara (Permendikbud, 2013). Pendidikan beradaptasi dengan adanya perkembangan zaman dengan upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Upaya tersebut seakan tidak pernah berhenti untuk menjadi lebih baik. Maka, dalam meningkatkan mutu pendidikan guru perlu mempersiapkan siswa yang memiliki pengetahuan tinggi dan mampu berkomunikasi dengan pihak lain. Menurut Uno dan Umar (2009), matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis. Jadi, dalam mempelajari matematika dibutuhkan pembelajaran matematika yang baik. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan, keterampilan) secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud, 2013). Salah satu bentuk pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis 1
2 kelamin, ras, atau suku yang berbeda (Sanjaya, 2012). Aktivitas siswa antara lain mengikuti penjelasan guru secara aktif, bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong kelompok untuk berpartisipasi secara aktif, berdiskusi dan sebagainya (Suprihatiningrum, 2013). Berdasarkan pengalaman PPL tanggal 25 Agustus-21 Oktober 2014 di SMP Muhammadiyah 06 Dau, masih ditemukan beberapa masalah dari siswa kelas VIII-A. Permasalahan yang paling menonjol dari para siswa tersebut adalah siswa masih belum mampu bekerja sama dalam sebuah kelompok dan kemampuan dalam berpikir kritis masih kurang. Permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian dengan salah satunya penerapan model maupun pendekatan pembelajaran yang tepat. Berdasarkan manfaat serta tujuan, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah yang tepat untuk permasalahan tersebut. Melalui penerapan ini diharapkan lebih bermakna bagi siswa (Suprihatiningrum, 2013). Bermakna dalam hal memberi pengaruh positif terhadap kerja sama siswa dalam sebuah kelompok dan berpikir kritis siswa. Menurut Barus (2014), model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, kreatif, berpikir kritis, dan ada kemauan membantu teman. Model ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif (Kunandar, 2007). Model pembelajaran ini akan dilakukan dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Kunandar, 2007). Menurut Riyanto (2010), pendekatan ini memiliki beberapa karakteristik yaitu kerja sama, saling menunjang, menyenangkan (tidak membosankan), belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,
3 menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, dan lain-lain, serta laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil kerja siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lainlain. Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang sudah pernah dilakukan Dewi (2011) menghasilkan bahwa penerapan model pembelajaran Coperative Learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 1 Mejobo Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan SPLDV. Serta penelitian yang dilakukan Nugroho (2012) yang menghasilkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII MTs Nurul Huda Pakandangan Bluto Sumenep pada pokok bahasan bilangan bulat. Penelitian pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) yang sudah pernah dilakukan Prahastiwi (2012) menghasilkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-A SMPN 2 Babadan. Serta penelitian yang dilakukan Karmelia (2010) yang menghasilkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Lunang Silaut terdapat peningkatan. Penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) lebih fokus terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di lapangan, penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dari penelitian-penelitian tersebut. Perbedaannya adalah penelitian ini mengarah terhadap kerja sama siswa dalam sebuah kelompok dan kemampuan berpikir kritis siswa yang didasari dari permasalahan di lapangan. Menurut idenfikasi permasalahan di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika di SMP Muhammadiyah 06 Dau Tahun Pelajaran 2014/2015.
4 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Learning (CTL)? 2. Bagaimana tingkat kemampuan kerjasama siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Learning (CTL)? 3. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau dalam sebuah kelompok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan. 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Learning (CTL) 2. Tingkat kemampuan kerjasama siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Learning (CTL) 3. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau dalam sebuah kelompok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan
5 pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap kemampuan berpikir kritis dan kerja sama siswa dalam sebuah kelompok. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengetahui model pembelajaran serta pendekatan yang berbeda dari sebelumnya, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Learning (CTL) terhadap kemampuan berpikir kritis dan kerja sama siswa dalam sebuah kelompok. 1.5 Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang menerapkan diskusi kelompok aktif yang membahas suatu permasalahan serta berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, serta berpikir kritis untuk mencapai tujuan belajar bersama. 2. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 3. Kerjasama Kerjasama dalam pembelajaran yaitu kemampuan siswa dalam keterampilan berkomunikasi lisan (bertanya, menjawab pertanyaan, dan menanggapi pendapat), berkoordinasi (menghargai serta mendengarkan pendapat atau jawaban teman dan tidak bertindak bossy terhadap anggota kelompok), dan berkooperasi (adanya interaksi antara pasangan siswa dan berbagi informasi atau pengetahuan terhadap anggota kelompok maupun kelompok lain).
6 4. Berpikir Kritis Berpikir kritis dalam pembelajaran yaitu kemampuan siswa dalam mengklarifikasi masalah (mengungkapkan pernyataan sesuai fakta yang ada dengan menggunakan susunan kata yang dapat dimengerti, fokus terhadap permasalahan yang didiskusikan, dan merevisi konsep jika terjadi kesalahan) dan mengevaluasi keputusan (menyimpulkan dari pernyataanpernyataan yang telah dikatakan sebelumnya dan memberikan solusi masalah).