BAB II BENDA CAGAR BUDAYA KOTA BANDUNG dan KAMERA LUBANG JARUM

dokumen-dokumen yang mirip
163 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

Komposisi dalam Fotografi

Cover buku terdiri dari brand name/judul buku, nama penulis, dan elemen.

METODE PERANCANGAN. No. Judul dan Nama Penulis Ulasan Novel ini bercerita tentang hal-hal yang mungkin disembuyikan dari

Bab 3 Metode Perancangan

2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR]

BAB III ELABORASI TEMA

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

Kecepatan /rana /shutter speed Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

15 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2

High Speed Photography

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

PERTEMUAN I Sejarah Perkembangan Kamera Sebagai Media Dalam Fotografi

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan tradisional lompat tali ialah permainan yang

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si

BAB III PROSES PENCIPTAAN

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

BAB II LANDASAN TEORI

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Basic Photography. Setting & Composition PART II

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN PEREKAMAN POLA DIFRAKSI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

Pengertian Videografy

PERTEMUAN 3! 2.1 Pengelompokan Kamera Foto

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

BAB III METODE PENCIPTAAN

Oleh : MOH. YUDIK AL FARUQ K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber :

HOBY, mengabadikan momen indah dengan kamera Friday, 03 September :40

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia.

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Rancang Teknik Fotografi

Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom. SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

By : evi DAFTAR ISI. Cover [i] Daftar Isi [1] SK dan KD [2] Letak Alat-Alat (Media Pembelajaran) [3] Periskop Sederhana [5]

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PENGEMBANGAN HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

Bab III TEORI PENUNJANG

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai

Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

PERBANDINGAN METODE DEPTH OF FIELD PADA LENSA KAMERA FOTOGRAFI DENGAN EFEK LENSA PADA SOFTWARE ANIMASI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

Pertemuan 3. Fotografi ACHMAD BASUKI

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

Transkripsi:

BAB II BENDA CAGAR BUDAYA KOTA BANDUNG dan KAMERA LUBANG JARUM 2.1 Pengertian Cagar Budaya Pengertian cagar budaya menurut UU no 5 tahun 1992, benda cagar budaya dibagi dalam 2 jenis yaitu : 1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. 2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan 2.1.1 Pembagian kelas pada benda Cagar Budaya Benda cagar budaya dibagi kedalam kelas-kelas berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh benda tersebut. Kriteria tersebut adalah benda buatan manusia atau alam yang melewati masa / zaman tertentu sekurang-kurangnya 50 tahun dan dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dalam pembagiannya terdapat 3 kelas penggolongan bangunan cagar budaya, yaitu: Bangunan cagar budaya golongan A (Kelas A) Yaitu bangunan yang memenuhi 4 kriteria dari cagar budaya. Bangunan cagar budaya golongan B (Kelas B) Bangunan yang memenuhi 3 kriteria. Bangunan cagar budaya golongan C (Kelas C) Bangunan yang memenuhi 2 kriteria. 5

2.1.2 10 benda Cagar Budaya Berdasarkan data yang dimiliki oleh Bandung Heritage, terdapat lebih dari 200 bangunan yang memenuhi kriteria benda cagar budaya kelas A. Kemudian berikut adalah contoh 10 objek benda cagar budaya kelas A yang memiliki nilai sejarah terhadap perkembangan kota Bandung. 10 benda cagar budaya tersebut antara lain: 1. Tugu KM Nol Gambar 2.1 Tugu KM nol Gubernur Hindia-Belanda H.W. Daendels menancapkan tongkat kayu kemudian berkata Zorg, Dat Als Ik Terug Kom Hier Een Stad Is Gebouwd yang artinya : Coba usahakan, bila aku datang kembali, di tempat ini telah dibangun sebuah kota. Kemudian masyarakat membuat sebuah tugu di tempat tersebut yang menandakan KM Nol 2. Toko De Vries Gambar 2.2 Toko De Vries 6

De Vries di bangun pada tahun 1879. Kemudian dipugar kembali pada tahun 1909 dan 1920. De Vries juga dikenal sebagai Toko Padang. 3. Gedung Merdeka Gambar 2.3 Gedung Merdeka Dibangun pada tahun 1895 Gedung Merdeka direnovasi ulang pada tahun 1926 oleh Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Pada tahun 1955 gedung ini menjadi tempat KTT Asia-Afrika. Saat ini Gedung Merdeka digunakan sebagai temapat berlangsungnya konferensi tingkat internasional. 4. Savoy Homann Gambar 2.4 Savoy Homann Hotel Savoy Homann adalah Hotel pertama di kota Bandung yang awalnya dimiliki dan dijalankan oleh keluarga Homann dari Jerman. Pada tahun 1939, A.F. Aalbers ditugaskan mendesain ulang ke gaya Streamline 7

Art Deco. Bintang film komedi terkenal Charlie Chaplin konon kabarnya pernah menginap di hotel ini, bahkan pada tahun 1955, hotel ini menjadi tempat menginap para pemimpin Asia dan Afrika kala konferensi Asia- Afrika diselenggarakan di kota Bandung. 5. Majestic Gambar 2.5 Majestic Majestic dibangun oleh P.H. Wolff Schoemaker dan selesai pada tahun 1925. Pada masa itu gedung ini berfungsi sebagai gedung bioskop. Gedung ini sempat digunakan sebagai gedung kesenian dan pertunjukkan. Sejak tahun 2009, gedung ini menjadi salah satu cagar budaya kota Bandung. 6. Swarha Gambar 2.6 Swarha 8

Gedung Swarha dibangun tahun 1930-1935 oleh arsitek Belanda, Wolff Schoemaker. Fungsi awalnya toko dan hotel. Sekarang hanya lantai dasar yang dipakai sebagai toko, lantainya lainnya dibiarkan terlantar. Gedung Swarha terkait dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 yaitu sebagai hotel tempat para wartawan menginap. 7. Denis / Bank BJB Gambar 2.7 Denis / Bank BJB Denis adalah singkatan dari NV. De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (PT. Bank Tabungan Hindia-Belanda Pertama). Dibangun pada tahun 1935 oleh Albert Frederick Aalbers. Gedung ini sekarang menjadi Bank BJB. 8. Sidolig Gambar 2.8 Sidolig Sport in de Openlucht is Gezond (S.I.D.O.L.I.G) yang mempunyai arti olah raga di udara terbuka adalah 9

sehat. Awalnya adalah sebuah klub sepak bola yang memiliki Stadion SIDOLIG. Kemudian stadion ini sekarang bernama Stadion Persib. 9. Sumur Bandung Gambar 2.9 Sumur Bandung Dibangun pada 25 Mei 1811 oleh Bupati Bandung ke-2, yaitu Raden Adipati Wiranatakusumah II. Sumur Bandung diyakini sebagai sumur tertua dikota Bandung. Sumur Bandung terletak di bagian belakang gedung PLN Bandung, Jalan Cikapundung Timur 10. Villa Isola Gambar 2.10 Villa Isola Villa Isola mempunyai arti Villa Terpencil. Bangunan ini milik Dominique Willem Berretty (seorang konglomerat berita), yang pembangunannya diarsiteki oleh C.P. Wolff Schoemaker. Bangunan ini dimulai pembangunannya pada bulan Oktober 1932 dan selesai pada bulan Maret 10

1933. Saat ini villa isola berfungsi sebagai gedung rektorat Universitas Pendidikan Indonesia. 2.2 Foto Tematik 2.2.1 Definisi Foto Tematik Foto adalah gambar potret, bayangan pantulan. (KBBI : 421) Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita. (KBBI : 1663) Jadi, jika diartikan definisi foto tematik adalah serangkaian foto yang memiliki pokok pikiran atau dasar cerita yang berkaitan antara foto satu dan lainnya. 2.3 Pengertian Kamera Lubang Jarum KLJ adalah kamera yang digunakan untuk memotret sebelum ditemukannya kamera berlensa (Bachtiar, R.D. 2001:iv). KLJ bisa terbuat dari karton tebal, kaleng, kayu, dan sebagainya. Namun di Indonesia KLJ umumnya terbuat dari kaleng bekas (rokok, bedak, susu dll) dengan media perekam gambar berupa kertas foto ukuran 3R. 2.3.1 Anatomi Kamera Lubang Jarum KLJ terdiri dari lensa KLJ atau celah cahaya, penutup lensa dan ruang film. Lensa KLJ terbuat dari alumunium foil yang telah dilubangi sebesar ujung jarum. Penutup lensa umumnya terbuat dari karton hitam, lakban atau apa pun yang dapat mencegah masuknya cahaya. Ruang film berada di bagian dalam kamera. Fungsi ruang film adalah tempat untuk menaruh benda peka cahaya yang nantinya akan terekspos ketika penutup lensa dibuka. Bentuk kamera ini sangat sederhana, yaitu sebuah kaleng yang diberi lubang di bagian tengahnya, yang kemudian lubang 11

tersebut ditutup oleh alumunium yang telah dilubangi sebesar ujung jarum sebagai tempat masuknya cahaya. Setelah itu lubang tersebut ditutup oleh karton untuk mencegah masuknya cahaya. Pada kamera ini, alumunium berfungsi sebagai diafragma (tempat masuknya cahaya), dan karton berfungsi sebagai shutter. (Bachtiar, R.D. 2008) 2.3.2 Jenis-jenis Kamera Lubang Jarum Jenis KLJ tidak bisa dibedakan melalui bentuknya. Hal ini dikarenakan bentuk KLJ sangat beragam. Sehingga dalam hal ini KLJ dibedakan berdasarkan media perekamnya. Yang unik adalah pada KLJ kertas foto bisa digunakan sebagai media perekam gambar. Pengelompokan KLJ adalah KLJ film dan KLJ kertas. Gambar 2.11 Ragam KLJ KLJ film adalah KLJ yang menggunakan film sebagai media perekamnya umumnya KLJ jenis ini mempunyai ukuran yang lebih kecil dari KLJ kertas. Sedangkan KLJ kertas KLJ yang menggunakan kertas foto sebagai media perekamnya ukuran kamera mengikuti ukuran kertas foto yang digunakan. Ukuran kertas foto yang bisa digunakan adalah 3R (8.9 cm x 14 cm) dan 8R (20.3 cm x 25.4 cm). Namun yang lebih umum digunakan adalah kertas foto ukuran 3R dengan kaleng rokok 12

gudang garam filter sebagai kameranya. Kertas foto hitam putih atau biasa disebut RC (resin coated) terdiri dari dua jenis yaitu jenis MG (multigrade paper) dan GP (grade paper). Penggunaan kertas foto jenis GP lebih dianjurkan. Karena Kertas foto jenis ini mempunyai kontras yang lebih tinggi ( Bachtiar, R.D. 2001, 27). 2.3.3 Karakteristik hasil foto menggunakan KLJ kaleng Hasil foto menggunakan KLJ kaleng mempunyai karakter khas yaitu distorsi pada sisi fotonya. Hal ini sebabkan oleh posisi media perekam gambar yang melengkung mengikuti bentuk kaleng. Pada Kamera Lubang Jarum, apabila posisi media rekam gambar di dalam kamera kurang dari 180 derajat, maka gambar yang akan dihasilkan menyerupai efek fisheye. Semakin kecil diameter kaleng yang digunakan sebagai kamera makin tinggi efek distorsi yang dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa hasil foto menggunakan KLJ kaleng : Gambar 2.12 hasil foto KLJ 13

2.3.4 Memotret dengan Kamera Lubang Jarum 2.3.4.1 Memasang kertas negatif Pemasangan Kertas foto dilakukan di dalam kamar gelap (sebuah ruangan yang gelap total) sehingga tidak ada cahaya lain yang dapat mengekspose kertas selain pada proses fotografi nanti. 2.3.4.2 Cara memotret Pemotretan dilakukan pada kondisi cahaya yang cukup terang. Karena celah cahaya yang dimiliki oleh KLJ sebesar ujung jarum, maka waktu yang dibutuhkan untuk proses eksposur lebih lama jika dibandingkan dengan kamera konvensional. Sehingga KLJ lebih cocok digunakan untuk memotret benda-benda tidak bergerak. 2.3.5 Larutan yang digunakan Untuk proses pencucian diperlukan beberapa larutan kimia. Yaitu developer, stop bath, dan fixer. Gambar 2.13 Larutan developer dan fixer 14

2.3.5.1 Developer Developer atau pengembang berfungsi untuk memunculkan gambar pada kertas foto. Beberapa contoh developer adalah minigrain, superbrom, dan lain-lain. 2.3.5.2 Stop bath Stop bath atau larutan penghenti berfungsi untuk menghentikan reaksi larutan pengembang. Stop bath bisa dibuat sendiri dengan mencampurkan cuka dapur dengan air. 2.3.5.3 Fixer Fixer atau larutan penetap berguna untuk menetapkan atau menghentikan reaksi pengembangan (developing) gambar secara keseluruhan. 2.4 Kamera Lubang Jarum Di Era Digital Teknologi saat ini berkembang sangat pesat hampir di setiap bidang. Seperti pemanfaatan media elektronik di bidang pendidikan, penggantian peran kantor pos menjadi email (surat elektronik) dan lain sebagainya. Begitupun dengan teknologi fotografi, peran film (baik negatif ataupun positif) dan kertas foto sebagai media perekam gambar. Tergantikan oleh sensor digital. Segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi digital seolah-olah membuai pemakainya. Hal ini, menurut Ray Bachtiar D. (2008) merubah esensi dari fotografi, yaitu proses untuk mendapatkan hasil akhir. Untuk itu, Kamera Lubang Jarum menawarkan alternatif lain dalam hal berkarya di bidang fotografi. Karena, Kamera Lubang Jarum tidak 15

menitik beratkan pada hasil akhir. Melainkan pada proses, dengan mempelajari Kamera Lubang Jarum prinsip dasar kamera, mempelajari cahaya dan pencahayaan akan jauh lebih dipahami. Karena menurut Deni Sugandi Kamera terbaik adalah buatan sendiri, bukan membeli. 2.5 Sudut Pengambilan Gambar Menurut Irwan T. (materi Audio Visual, 2007) terdapat lima cara dalam sudut pengambilan gambar. Dimana tiap sudut mempunyai efek memberikan kesan dramatis. Lima sudut pengambilan gambar tersebut antara lain : Bird eye view Meletakkan ketinggian kamera diatas ketinggian objek yang difoto Efek : Luas High angle Sudut pengambilan gambar dari atas objek, sehingga objek terlihat mengecil Efek : Kerdil Eye level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan mata objek Low angle Sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek, sehingga objek terlihat membesar. Efek : Keagungan Frog eye Sudut pengambilan gambar sejajar dengan alas objek atau lebih rendah dari ketinggian alas objek. Efek : Misterius 16