Maulana Syarip 1, Karnoto, ST, MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

MAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

HASIL AUDIT ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

III. METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Energi Listrik, Daya Listrik dan Tarif Listrik

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26

VII. RENCANA KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB II. Landasan Teori

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

PENUTUP BAB V. 5.1 Kesimpulan. Dari audit dan analisa yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper

BAB II LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK DAYA TERPASANG DI KAMPUS UNIVERSITAS GALUH CIAMIS. Oleh Hendra Firdaus, ST., M.Eng. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Efisiensi Listrik dalam Rangka Konservasi Energi di Gedung Rektorat UIN Suska Riau

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

BAB IV ANALISIS DATA

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pengembangan pabrik lampu neon electronic (Ne) Sukoharjo Solo. Disusun oleh : NIM. I

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

TUGAS AKHIR ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

AUDIT ENERGI DI PT. SUYUTI SIDO MAJU PROGRAM KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI (EBTKE) KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN PT. REKADAYA SENTRA MANDIRI Maulana Syarip 1, Karnoto, ST, MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : syareev@gmail.com Abstrak Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita. Tanpa adanya energy listrik berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan dan lancer. Namum konsumsi energy listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena itu pemanfaatan energy listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui profil penggunaan energy listrik di industry dapat dilakukan audit energy pada industry tersebut. Audit energy terdiri dari beberapa tahapan. Mulai dari pengumpulan data mengenai penggunaan energy listrik pada periode sebelumnya. Pengukuran energy listrik, perhitungan intensitas konsumsi energy listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang hemat energy. Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai rekomendasi upaya penghematan energy pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga pemakaian energy listrik pada bangunan industri tersebut bisa lebih efektif dan efisien. Kata kunci : Energi listrik, Industri, Intensitas kebutuhan energi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang telah berkembang sangat pesat, terutama dibidang energi listrik. Saat ini manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan energi listrik, dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan energi listrik sekarang ini sebanding dengan tingkat kebutuhan dan keinginan manusia.namun, jumlah pasokan energi listrik sangat terbatas, sehingga dalam penggunaan energi listrik diperlukan kebijakan setiap pihak. Pemanfaatan energi listrik harus dilakukan dengan efisien dan tepat guna. 1.2 Tujuan Mengetahui tata cara melaksanakan audit energi di industri. Untuk mencari intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan mengetahui potensi penghematan energi listrik pada industri. 1.3 Pembatasan Masalah Makalah ini hanya membahas proses audit energi di PT. Suyuti Sido Maju dan analisis penghematan nya. II. PEMBAHASAN 2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi pada Industri Petunjuk teknis konservasi energi pada sektor industri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan industri dalam rangka peningkatan efisiensi energi sehingga dapat menekan pengeluaran buat biaya energi. Adapun lingkup pelaksanaan teknis audit energi adalah sebagai berikut : a. Melakukan survei dan pengumpulan data lapangan Mengetahui profil penggunaan energi Mengidentifikasi titik pemborosan energi Mengidentifikasi peluang penghematan energi di tiap tahapan proses produksi Membuat langkah penghematan energi b. Menganalisa dan mengkaji potensi penghematan energi dan menentukan bencgmark intensitas konsumsi energi nya. c. Menentukan prioritas penerapan konservasi energi yang layak untuk dilaksanakan dan melakukan analisa tekno ekonomi d. Menyusun studi kelayakan (feasibilty study)pada proyek proyek konservasi energi yang direkomendasikan dan memerlukan biaya di industri 2.2 Proses Audit Energi

Untuk melakukan kegiatan audit energi ini diperlukan data rancangan unit proses (seperti process flowsheet, P&ID diagram, spesifikasi instrumentasi, dan manual operation), alat ukur (baik yang tersedia di perusahaan maupun di luar perusahaan), Infrared Thermography (jika diperlukan), dan lain-lain. Adapun tahapan untuk melakukan audit energi adalah sebagi berikut: a. Melakukan kunjungan dan pengumpulan data Pengumpulan data rancangan unit proses (process flowsheet, P&ID diagram, spesifikasi instrumentasi dan manual operation). Identifikasi dan diskusi untuk pensinkronan dengan pihak perusahaan mengenai lokasi pengukuran, alat ukur, dan SDM. Menentukan parameter dan titik ukur, penyiapan alat ukur dan pengumpulan data, yang meliputi : o Menentukan titik ukur, parameter ukur di masing-masing unit proses. o Menyiapkan alat ukur temperatur antara 10 0 C s/d 1000 0 C. o Peralatan analisis. o Pengumpulan data-data yang diperlukan, baik data hasil pengukuran (di ruangan kontrol, di lapangan maupun pengukuran secara langsung). b. Pengolahan dan analisis data (primer maupun sekunder) Mengidentifikasi pemborosan energi. sumber-sumber Menentukan besarnya penghematan energi yang bisa dicapai. Menentukan pilihan yang tepat terhadap pengoperasian peralatan yang hemat energi. Membuat kesimpulan dan rekomendasi tentang langkah-langkah yang diperlukan dalam usaha penghematan energi dalam bentuk implementasi penghematan. c. Pembuatan Laporan (data, analisis dan evaluasi) yang bersifat confidential. d. Presentasi (menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan hasil audit energi kepada pihak manajemen dan staf pengelola energi di perusahaan tersebut), dilanjutkan dengan diskusi. 2.3 Pola penggunaan Energi 2.3.1 Distibusi Penggunaan Energi Energi yang digunakan PT. Suyuti Sido Maju adalah energi listrik yang berasal dari PT. PLN Persero. Secara garis besar penggunaan energi terbagi dua bagian. Bagian kantor/administrasi dan bagian produksi. Tabel 1 Data Pendistribusian Energi Listrik PT. Suyuti Sido Maju No. 1. 2. Jenis Beban (Lokasi) Kantor Produksi Kapasitas (VA) 1350 628500 Gambar 1 Diagram lingkaran Distribusi Energi Listrik PT. Suyuti Sido Maju 2.3.2 Konsumsi dan Biaya Energi Prosentase Konsumsi energi listrik PT. Suyuti Sido maju dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2 Gambar 2 Grafik konsumsi Energi PT. Suyuti Sido Maju 2 tahun terakhir (%) 0.21 % 99.79 %

Tabel 2 Konsumsi dan Biaya Energi Listri PT. Suyuti Sido Maju tahun bulan Kwh* biaya 2009 Oktober 23200 Rp31,370,375.00 November 29600 Rp36,975,900.00 Desember 28000 Rp34,977,200.00 2010 Januari 28800 Rp34,977,200.00 Februari 30400 Rp35,337,880.00 Maret 24800 Rp32,813,105.00 April 26400 Rp32,091,940.00 Mei 24000 Rp31,014,325.00 Juni 27200 Rp32,560,140.00 Juli 25600 Rp31,654,203.00 Agustus 20800 Rp29,754,087.00 September 16800 Rp28,075,058.00 Oktober 12000 Rp24,161,575.00 November 20800 Rp19,727,605.00 Desember 17600 Rp19,280,735.00 2011 Januari 20800 Rp19,727,605.00 Februari 21600 Rp19,729,500.00 Maret 18400 Rp19,280,735.00 April 22400 Rp19,859,155.00 Mei 24000 Rp19,280,735.00 Juni 24000 Rp19,280,735.00 Juli 20000 Rp19,280,735.00 Agustus 21600 Rp19,280,735.00 September 20800 Rp19,280,735.00 Oktober 12000 Rp19,843,776.00 Total 561600 Rp649,615,774.00 Rata rata/ bulan 22464 Rp25,984,630.96 Gambar 3 Grafik biaya energi listrik PT. Suyuti Sido Maju 2.3.3 Profil Beban Pola konsumsi energi listrik PT. Suyuti Sido Maju dapat di gambarkan pada gambar 4 Gambar 4 Profil Daya Harian PT. Suyuti Sido Maju Tabel 3 Data Pangukuran Daya Aktif PT. Suyuti Sido maju Waktu Daya Aktif (KW) R S T 9.05 79.51 73.0 63.1 12.05 72.34 67.0 73.2 15.05 71.76 66.5 72.3 18.05 1.87 0.82 0.36 21.05 2.17 0.79 0.36 00.05 2.06 0.77 0.33 03.05 1.84 0.74 0.30 06.05 0.90 0.63 0.22 08.45 1.87 0.19 0.11 Tabel 4 Data Pengukuran Daya Reaktif PT. Suyuti Sido Maju Wakt Daya Reaktif (KVar) u R S T 9.05 13.3 1.51 9 1.10 12.05 0.27 5 8.85 10.3 4 15.05 4.51 3.44 5.5 18.05 0.57 0.47 0.58 21.05 0.88 0.47 0.55 00.05 0.60 0.47 0.38 03.05 0.69 0.47 0.30 06.05 0.47 0.19 1.14 08.45 0.41 0.30 0.03

Tabel 5 Data pengukuran Daya Semu PT. Suyuti Sido maju Wakt Daya Total (KVA) u R S T 9.05 81.8 76.9 65.7 12.05 75.0 70.3 76.0 15.05 74.4 69.0 74.5 18.05 1.96 0.90 0.71 21.05 2.32 0.90 0.65 00.05 2.08 0.86 0.53 03.05 1.95 0.86 0.53 06.05 1.14 0.80 0.47 08.45 0.69 0.43 0.29 Tabel 6 Data Pengukuran faktor Daya PT. Suyuti Sido Maju Wakt Cos Phi u R S T 9.05 0.97 0.95 0.96 12.05 0.96 0.95 0.96 15.05 0.96 0.96 0.97 18.05 0.96 0.92 0.51 21.05 0.93 0.88 0.54 00.05 0.98 0.89 0.62 03.05 0.95 0.86 0.64 06.05 0.8 0.79 0.75 08.45 0.68 0.44 0.42 Dari tabel di atas dapat di hitung penggunaan energi maksimal dapat di hitung. Contoh perhitungan : P total Q total = P R + P S +P T = 215,74 kw = Q R + Q S + Q T = 16 kvar Dengan menggunakan rumus S = P 2 + Q 2 = 216,33 kva Berarti pada saat pukul 9.05 daya yang digunakan adalah sebesar 216,3 kva, sedang daya yang tersambung dengan PLN nya sebesar 690 kva atau sebesar 31,3 %. 2.3.4 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah perbandingan konsumsi energi listrik dan total produksi. IKE = Satuan Energi / Satuan Produksi Dalam hal ini Satuan Energi ( kw) sedang satuan produksi PT. Suyuti Sido Maju adalah ton. Dari proses audit energi di dapatkan total konsumsi energi selama 2 tahun PT. Suyuti Sido Maju sebesar 561600 kwh. Sedangkan total produksi nya dapat dilihat pada tabel 2.7 Tabel 7 Data Produksi PT. Suyuti Sido Maju periode Oktober 2009 Oktober 2011 No Tahun Total Hasil 1 Oktober Desember 2009 Nilai IKE = 561600/481,153 = 1.167,196 kwh / ton III. ANALISA SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGHEMATAN 3.1 Sistem Kelistrikan 3.1.1 Kualitas Daya Produksi (Ton) 42.73 2 2010 303.037 3 Oktober 2011 135.386 Total 481.153 Kualitas daya listrik merupakan parameter terpenting dalam suatu sistem kelistrikan. Semakin sedikit daya yang hilang maka kualitas daya listrik dalam sistem semakin baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas daya listrik antara lain : Faktor Daya ( Power Factor ) Unbalance ( Ketidakseimbangan) pada tegangan dan arus Harmonisa ( Total Harmonic Distortion / THD ) tegangan dana arus ; dan Arus Netral Untuk mengetahui kualitas daya listrik pada PT. Suyuti Sido Maju maka perlu dilakukan pengukuran pada sisi tegangan

rendah transformator yaitu pada Main Distribution Panel (MDP) seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Dari sisi MDP nantinya akan terlihat profil penggunaan energi PT. Suyuti Sido Maju. Pengukran dilakukan selama 24 jam dengan data cuplikan tiap 5 menit. Hal ini dimaksudkan agar profil harian PT. Suyuti Sido Maju dapat terlihat. Pengukuran pada sisi MDP ini menggunakan Power Quality Analyze (PQA) dengan merk LEM Power Analyze. Tabel 8. Nilai Tegangan Maksimal, Minimal dan Rata-rata Tegangan Fasa (Volt) R S T Minimal 227.98 230.2 228.86 Rata-rata 234.252 237.399 234.888 Maksimal 239.81 243.94 240.19 Gambar 5 Power Quality Analizer Dari Pengukuran pada sisi MDP bisa didapatkan data meliputi : Tegangan Arus THD Tegangan dan Arus Daya aktif ( watt ) Daya semu ( VA ) Daya reaktif (VAR ) Faktor daya atau cos Phi ( power faktor ) Gambar 6 Grafik tegangan fasa R, S, dan T pada tanggal 3 4 November 2011 Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa besar nilai tegangan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari gambar juga dapat dihasilkan besar tegangan maksimal, minimal dan ratarata untuk tiap fasanya seperti yang terlihat pada tabel 8 Gambar 7. Grafik tegangan fasa R, S, dan T pada tanggal 3 4 November 2011 Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa besar nilai arus juga mengalami fluktuasi tetapi masih dalam taraf kewajaran. Pada pukul 16.00 sampai dengan 07.40 terjadi penurunan konsumsi arus yang drastis. Hal ini dikarenakan industri tidak melaksanakan aktivitas produksi. Dari gambar juga dapat dihasilkan besar arus maksimal, minimal dan rata-rata untuk tiap fasanya seperti yang terlihat pada tabel 9. Tabel 9 Nilai Arus maksimal, minimal dan Rata - rata Arus fasa (Ampere) R S T Minimal 1.12 1 1 Rata-rata 102.1 0 91.63 92.51 Maksimal 405.6 383.69 359.82 Sedang Harmonisa tegangan dan arus dapat dilihat pada gambar 8 dan 9

Parameter R S T Tegangan 225 219 222 Arus 19 18,3 21 Daya 4146.75 3847.392 3796.2 Cos Phi 0.97 0.96 0.95 Tabel 4.7 Pengukuran pada Kantor Parameter R S T Tegangan 223 221 221 Arus 6,8 6,4 6,7 Daya 1137.3 1145.2 1135.6 Cos Phi 0.75 0.83 0.85 Gambar 8 Grafik THD Tegangan PT. Suyuti Sido Maju Gambar 9. Grafik THD Arus PT. Suyuti Sido Maju 3.1.3 Mesin mesin produksi PT. Suyuti Sido Maju adalah industri manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk. Bahan baku diperoleh dari scrab besi dan besi besi bekas yang telah melewati proses sortir untuk selanjutnya masuk proses pengecoran. Setelah proses pengecoran dengan menggunakan peralatan pemanas induksi didapatkan larutan atau cairan besi yang nanti nya di tuang ke dalam cetakan. Setelah di cetak dan didinginkan didapatkan produk yang masih mentah, proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan pasir dan udara luar, sehingga tidak membutuhkan energi listrik pada proses pencetakan ini. Setelah proses pencetakan didapatkan produk yang masih mentah, selanjutnya masuk ke proses finishing. Di proses ini produk di olah lagi dengan menggunakan mesin bubut, bor, dan amplas sehingga di peroleh produk jadi. Gambar 10. Grafik Faktor daya PT. Suyuti Sido Maju 3.1.2 Konsumsi Daya Peralatan Utama Tabel 4.5 Pengukuran pada panel di ruang pengecoran Parameter R S T Tegangan 223 218 221 Arus 24,9 24,4 18 Daya 2626.4 2031.9 1937. Cos Phi 0.473 0.382 0.37 Tabel 4.6 Pengukuran pada panel di ruang Finishing Gambar 11 Diagram Alir Proses Produksi PT. Suyuti Sido Maju 3.2 Analisa Pengehmatan 3.2.1 Potensi Pengehematan 1. Berdasarkan data pengukuran selama 24 jam dapat dilihat bahwa kebutuhan daya (KVA) dalam sehari kurang lebih sebesar 450KVA sedangkan daya yang terpasang saat pengukuran sebesar 690KVA. Hal ini membuktikan

bahwa pemilihan kapasitas langganan energi listrik dirasa terlalu besar. 2. Bengkel produksi PT. Suyuti Sido Maju setiap bulan tidak mendapatkan pinalti untuk power factor. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 3.4 yang menunjukkan rekening listrik bengkel produksi PT. Suyuti Sido Maju untuk bulan September 2011. Gambar 12 Rekening Listrik Bulan September 2011 3. Berdasarkan data pengukuran selama 24 jam yang dilakukan di PT. Suyuti Sido Maju dapat dilihat bahwa beban puncak yang terjadi sekitar 238,3KVA, dengan asumsi pada saat pengukuran proses produksi hanya setengah dari proses optimal. Maka dapat dikatakan beban maksimal pada industri ini sekitar 450KVA. Sedangkan kapasitas trafo yang terpasang adalah 800KVA. Dari kondisi itersebut, trafo dibebani sekitar 70%, sehingga pemilihan trafo dirasa masih dalam taraf wajar. 4. Berdasarkan data pengukuran juga dapat dilihat bahwa cos phi dari PT. Suyuti Sido maju rata-rata bernilai 0,9. Hal ini dirasa sudah baik. 5. Pada dapur tungku peleburan, kondisinya tidak diberi penutup sehingga banyak kalor yang terbuang di udara. Sehingga diperlukan penutup untuk dapur tungku. 3.2.2 Rekomendasi Penghematan Energi Dari hasil pengamatan lapangan, pengumpulan data ukur dan analisis data yang dilakukan serta kalkulasi terhadap beberapa peralatan pengguna energi utama di PT. Suyuti Sido Maju, dari segi kelistrikan dirasa sudah cukup baik hanya saja perlunya kesadaran pemakai (pekerja) untuk mematikan lampu yang tidak perlu. Akan tetapi dari segi mekanik terdapat hilangnya kalor yang digunakan untuk peleburan besi dan baja sekitar 10%. Hal ini dikarenakan dapur tungku peleburan tidak diberi penutup sehingga kalor ikut tergabung di udara sekitar. Dalam waktu yang relatif singkat, analisis peluang konservasi energi tidaklah dapat dilakukan pada semua peralatan dan proses. Untuk itu improvisasi dan usaha intern haruslah dilakukan dengan berkesinambungan, sehingga proses optimal dan penggunaan energi yang efisien dapat dilakukan sendiri oleh PT. Suyuti Sido Maju. Tabel 8merupakan ringkasan peluang konservasi energi yang dapat dilakukan dan perkiraan nilai penghematan energi dan biaya serta nilai investasi yang diperlukan. tabel 9 merupakan tabel implementai untuk melakukan penghematan energi

3.2.3 Studi Kelayakan 3.2.3.1 Metode dan Kriteria Analisa Konsep dasar yang menjadi pendekatan harus menjadi perhatian dalam melakukan evaluasi kelayakan yaitu bahwa kegiatan (proyek) biasanya dilakukan dalam waktu relatif lama sehingga dimensi waktu harus dimasukkan dalam analisa melalui penggunaan diskonto. Diskonto merupakan suatu teknik untuk merubah/memerankan manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan azas biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang atau sebaliknya. Berarti harus memperkirakan biaya dan benefit pada waktu sekarang dan yang akan datang. Pada hakekatnya, melalui pemikiran proyek dapat ditarik kesimpulan: a. Melalui evaluasi proyek dapat diketahui apakah benefit suatu proyek lebih besar atau lebih kecil dari pada benefit suatu kesempatan investasi proyek marginal. b. Melalui evaluasi proyek dapat ditentukan urutan (urutan sebagai proyek) di dalam serangkaian kesempatan investasi yang lebih baik dari proyek marginal sedemikian rupa sehingga proyek yang menghasilkan benefit lebih besar menjadi prioritas utama. Dengan demikian, metode yang dievaluasi adalah nilai waktu dan ruang. Dalam rangka mencari sistim ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan adalah: a. NPW (Net present worth) b. Benefit cost ratio c. Rate of return d. Pay back period e. Life cycle cost (LCC) Dari kriteria tersebut secara aktif digunakan untuk mengevaluasi dari suatu proyek atau penggantian alat dari pabrik tekstil dan pabrik kertas. 3.2.3.1.1 Net present worth (NPW) NPW dari suatu proyek merupakan nilai harga sekarang (present worth) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPW menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). Jika NPW benefit lebih besar dari present worth biaya berarti proyek tersebut layak dengan kata lain NPW lebih besar dari pada nol (NPW > 0) dimana: NPW CFO B.DF 0 NPW = harga/nilai sekarang, CFO = cash flow pada awal / dimaksudkan adalah nilai investasi, B = benefit (besarnya nilai efesiensi yang di dapat), DF = discount factor, atau n (1 i) 1 DF n i(1 i) i = tingkat biaya, n = periode pinjaman. Apabila hasil NPW > 0, maka proyek/penggantian mesin (investasi) yang dilakukan layak. 3.2.3.1.2 Rate of return (ROR) Metode (kriteria) ini diawali dengan menentukan nilai spesifik dari discount rate (i) dan mereduksi harga sekarang menjadi nol. Specific Discount Rate disebut Rate Of Return (ROR) sehingga rumus yang digunakan adalah:_ CFO B.DF 0 - CFO = cash flow ROR pada dasarnya menunjukkan discount factor (DF) dimana NPW = 0 Dengan demikian, untuk mencari ROR, discount factor harus dinaikkan sehingga NPW = 0 tercapai. Berdasarkan pada hal tersebut, maka langkah-langkah perhitungan ROR adalah sebagai berikut: a. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPW = 0 b. Pada discount factor pemilihan pertama, NPW dilihat, misalnya pada discount factor tertentu diperoleh NPW = positif

c. Karena NPW masih positif sedangkan diharapkan NPW = 0, maka dipilih discount factor yang cocok sehingga diharapkan diperoleh NPW = 0. d. Misalkan dengan memilih DF tertentu diperoleh NPW = negatif e. Karena NPW diperoleh positif dan negatif maka harus dibuat interpolasi antara NPW positif dan negatif dengan menggunakan rumus: NPW ROR i1 (i2 i1) NPW NPW 3.2.3.1.3 Benefit cost ratio (BCR) Dalam audit energi harus memanfaatkan rumus sebagai berikut: LCC = (total biaya operasional) x discount factor + Nilai Investasi Apabila dari 2 alternatif investasi, maka dengan nilai LCC yang terendah merupakan alternatif yang terbaik untuk invetasi. Contoh untuk dapat menghitung LCC harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: Dalam penerapan, pemilik pabrik mempunyai 2 opsi untuk investasi yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Penggantian hanya/mesin dengan nilai investasi tertentu akan meningkatkan efesiensi 60% 66% dimana sangat mempengaruhi pemakaian energi. (6.3) b. Penggantian seluruh 4 mesin selain lebih efisien dan juga efektif, pemakaian mesin secara keseluruhan apabila dilakukan penggantian seluruhnya, maka akan dibutuhkan investasi tertentu dan akan tercapai efesiensi energi dari 60% - 85%. N BK (DFK ) K 0 3.2.3.2 Analisa Kelayakan BCR N (6.4) Pada bagian ini akan dilakukan analisa CKDFK kelayakan terhadap rekomendasi penghematan K 0 energi pada PT. Suyuti Sido Maju yang telah dimana: diusulkan antara lain: N = periode proyek B K = benefit pada bunga dan faktor diskonto tertentu C K = cost pada tahun 0 = CFO 3.2.3.1.4 Pay back period (PBP) Masa pengendalian investasi yang ditanamkan apabila pay back period lebih rendah dari life time period proyek (N). Jadi Y < N, maka proyek sudah dapat dilaksanakan atau proyek jadi legal. Rumus sample pay back period adalah 3. Discount factor 0,862 NilaiInvestasi(CFO) 4. Benefit Rp. (6.5) 36.373.896 NilaiBenefit 5. Nilai NPW 8.256.807 3.2.3.1.5 Life cycle cost (LCC) Prosedur life cycle cost relatif sangat simple dihitung dengan LCC yang terendah yang dimanfaatkan. Rumus yang digunakan adalah: a. Penambahan tutup pada tungku peleburan b. Perbaikan kontrol pada kapasitor bank c. Pembinaan Sumber Daya Manusia d. Penambahan filter harmonisa e. Sosialisasi hemat energi f. Penggantian lampu Perhitungan analisa kelayakan dapat dilihat berikut ini : 1. Net present worth (NPW) Tabel 10 Net present worth 1. Total nilai investasi Rp. 23.100.000 2. Suku bunga/periode 16%. Selama 1 tahun Berdasarkan tabel 10. diketahui bahwa hasil NPW > 1, hal ini berarti investasi layak di laksanakan

1 2 b. Benefit cost ratio (BCR) Tabel 11 Benefit cost ratio Total nilai investasi 23.100.000 Suku bunga/periode 16%. Selama 1 tahun 3 Discount factor 0.862 4 Benefit 36.373.896 5 Benefit cost ratio 4.723.882.597 Dari hasil perhitungan BCR yang dibuat dalam bentuk tabulasi seperti pada tabel 11 diperoleh nilai BCR > 1, yang menunjukkan investasi layak di laksanakan c. Rate Of Return (ROR) Tabel 12 Rate of return 1 Suku bunga Pertama (+) 2 Suku bunga Kedua (-) 12% 58.13% 3 ROR 60% Pada tabel 12 ditunjukkan bahwa, investasi layak dilaksanakan karena ROR jauh di atas bunga yang ditetapkan. c. Payback Period (PBP) Tabel 13 Payback period 1 Total Nilai Investasi Rp. 23.100.000 2 Benefit Rp. 36.373.896 3 Payback Period 8 bulan e. Life cycle cost (LCC) Tabel 14 Life cycle cost 1. Total nilai investasi 2 Total biaya operasiona l 3 Maintenan ce Lama Baru - 23.100.00 0 216.000.0 00 64.800.00 0 192.900.0 00 41.700.00 0 4 Discount factor 0.862 0.862 5 Nilai LCC 242.068.9 66 255.341.3 79 Pada tabel 14 ditunjukkan bahwa nilai LCC investasi lebih kecil dari nilai LCC awal, hal ini berarti usaha investasi tersebut layak untuk dilakukan. f. Life cycle cost dan Sensitivitas Tabel 15 LCC dan Sentivitas 1. Total nilai investasi 2 Total kenaikan biaya operasio nal (5%) Lama Baru - 620.000.0 00 294.840.0 00 246.330.0 00 3 Discount factor 0.862 0.862 4 Nilai LCC 254.172.1 44 248.727.3 44 Berdasarkan pada hasil perhitungan PBP seperti pada 13, menunjukkan investasi layak dilaksanakan karena pengembaliannya masih dibawah periode peminjaman. Dari hasil tersebut diatas, investasi tersebut diatas dinilai layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan pada tabel 5.11 diketahui bahwa, dengan kenaikan harga energi 5% akan membuat usaha investasi tidak layak karena nilai LCC dari investasi lebih besar dari nilai awal.

IV. PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dan analisa dari data data sekunder dan primer audit energi di PT. Suyuti Sido Maju, Ceper, Klaten dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Di PT. Suyuti Sido Maju proses pendistribusian energi listrik nya terbagi dua, yaitu energi untuk proses produksi yang meliputi pengecoran dan finishing. Dan bagian administrasi atau kantor 2. Dari data rekening listrik dan data produksi selama dua tahun terakhir didapatkan nilai IKE ( Intensitas Konsumsi Energi) PT. Suyuti Sido maju adalah sebesar 1.167, 196 kwh / ton. 3. Dari pengambilan data harian di PT. Suyuti Sido Maju di peroleh bahwa THD yang di hasilkan dari proses produksi masih tinggi 4.2 SARAN 1. Menambahkan penutup pada tungku peleburan besi dan baja, di karena kan banyak energi panas yang terbuang pada saat proses peleburan baja. 2. Kontrol pada kapasitor bank perlu di perbaiki agar pada saat mesin induksi tidak di beroperasi, sistem kelistrikan tidak sampai menjadi leading 3. Pembinaan Sumber Daya Manusia di sini adalah pembentukan sikap efisiensi energi 4. Penambahan filter harmonisa hal ini di karenakan Total harmonisa Distortion masih melebihi standard yang di tetapkan IEEE Handbook on Energy Conservation in Buildings and Building service. Singapore. 5. [5] ASHRAE. 1993. ASHRAE Handbook Fundamentals. 6. [6] F. William Payne, John J. Mc Gowan. 1988. Energy Management for Management for Building Handbook. The Fairmont Press. Inc. 7. [7] Nugroho, Agung. METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Semarang : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Undip BIODATA Maulana Syarip lahir di surakarta 30 Desember 1987. Saat ini sedang menyelesaikan studi di Jurusan Tekni Elektro konsentrasi Teknik tenaga listrik Fakultas teknk Universitas Diponegoro. Semarang, 21 Desember 2011 Mengetahui, Dosen Pembimbing Karnoto. ST, MT DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Standarisasi Nasional. 2001. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung (SNI 03-6196-2000, SNI 03-6090-2000, SNI 03-6197-2000). Departemen Pendidikan Nasional. 2. ASEAN-USAID. 1992. Building Energy Conservation Project. ASEAN-Lawrence Barkeley Labolatory. 3. ASHRAE. 1980. Standard on Energy Conservation in New Building Design. 4. [4] The Development & Building Control Division (PWD) Singapore. 1992.