16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perizinan kepada bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah sesuai prinsip syariah Islam, mendorong bank konvensional untuk mendirikan layanan syariahnya. Hal yang mendasari banyak berdirinya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh keberadaan Bank Muamalat yang menggunakan konsep ekonomi Islam yaitu sistem bagi hasil dan tetap mempertahankan kinerja perbankannya sehingga terhindar dari guncangan ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy ratio (CAR) yang jauh lebih tinggi yakni 12 persen (Bank Indonesia, 2008). Data yang diperoleh dari Bank Indonesia membuktikan bahwa perbankan syariah di Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, yaitu pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama. Dengan perkembangan yang pesat, bank syariah mampu menghasilkan produk-produk syariah yang memotivasi nasabahnya atau konsumennya menggunakan produk-produk bank syariah di Indonesia (Bank Indonesia, 2008). Produk dan jasa yang dimiliki Bank Syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:
17 Produk dan Jasa Bank Syariah Penghimpunan Penyaluran Jasa Keuangan Prinsip Wadiah Giro Mudharabah Deposito Tabungan Prinsip Jual Beli Mudharabah Istishna Salam Prinsip Sewa Ijarah Prinsip bagi Hasil Musyarakah Mudharabah Wakalah Kafalah Hiwalah Rahn Gambar 1. Produk dan Jasa Bank Syariah Sumber: Bahan kuliah Effendi (2007) Merujuk pada gambar 1, dapat dilihat bahwa bank syariah berusaha untuk memberikan produk terbaik kepada nasabah, agar nasabah merasa puas dalam pelayanan yang diberikan oleh bank syariah. Hal ini telah dibuktikan dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia, bahwa perkembangan aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, yaitu pada tahun 1998 dengan nominal Rp 479 milyar hingga 2005 Rp 17.743 milyar dan pada tahun 2007 perkembangan aset perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 36.537 milyar (Bank Indonesia, 2008). Perkembangan perbankan syariah yang cukup besar dari tahun 1998 hingga 2007, menyebabkan nilai dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan syariah juga meningkat, yakni Rp 392 milyar dari tahun 1998 hingga tahun 2002 sebesar Rp 2.917 milyar. Namun, pada tahun 2003 dana pihak ketiga mengalami penurunan
18 sebesar Rp 1.610 milyar. Penurunan dana pihak ketiga ini tidak terus berlangsung, tahun 2004 hingga 2007 dana pihak ketiga ini mengalami peningkatan yang drastis sebesar Rp 3.263 milyar hingga Rp 9.454. Pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama (Bank Indonesia, 2008). Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang cukup pesat penulis ingin menganalisis perkembangan bank syariah di Indonesia. Pada penelitian ini memfokuskan produk unit usaha syariah yang dinaungi oleh Bank Negara Indonesia (Bank BNI). Hal ini disebabkan oleh: 1. Bank BNI merupakan pelopor dalam pengembangan bank syariah di Indonesia, berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998. 2. Laporan Tahunan Bank Indonesia dan Bank BNI Syariah memperlihatkan semakin berkembangnya kantor cabang Bank BNI Syariah di Indonesia, seperti: a. Pada tanggal 29 April 2000 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri dibeberapa kota, seperti: Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. b. Tahun 2001 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota-kota besar di Indonesia, seperti: Jakarta (2 cabang), Bandung, Makasar, dan Padang.
19 c. Tahun 2002 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Medan dan Palembang. d. Tahun 2003 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Bulak Sumur, Bekasi, Jakarta Pusat, Bogor, Tangerang. e. Tahun 2004 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Prima Jakarta, Prima Surabaya, Tegal, Cianjur, Bukit Tinggi, Sisingamaraja, Lubuk Linggau. f. Tahun 2005 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Pekan Baru, Cirebon, Bogor, Surakarta, Balikpapan, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Koja, Pasuruan, Godean. 3. Semakin pesatnya jumlah dana pihak ketiga khususnya tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah, dan banyaknya prestasi yang diperoleh oleh Bank BNI Syariah, seperti: a. The Most Profitable Islamic Bank (tahun 2003) b. Perbankan Syariah Terbaik oleh MUI (tahun 2004) c. The Most Profitable (tahun 2004) d. The Widest Coverage (tahun 2004) e. The Biggest Marketshare (tahun 2004) f. The Most Profitable, 1 st Rank for Commercial Bank (window & unit) category (International Islamic Banking Awards 2005) g. Indonesia Bank Loyality Champion category Sharia Bank dari Mark Plus dan Infobank (tahun 2006) h. Unit Usaha Syariah terbaik kategori aset diatas Rp 500 M versi Majalah Investor (tahun 2006)
20 i. Indonesia Sharia Bank Loyality Index (ISBLI 2006-2007) 1 st rank for Customer Satisfaction Index (tahun 2007) j. The Most Market Share Expansion Sharia Bank 2007, Acceleration Award, Bank Indonesia (tahun 2007) k. The Most Earning Asset Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar Rp 500 miliar (tahun 2007) l. The Most Third Party Fund Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar 500 M (tahun 2007) Unit usaha syariah yang didirikan oleh Bank BNI adalah Bank BNI Syariah yang sesuai dengan sistem syariah Islam, yaitu sistem bagi hasil. Adapun produk Bank BNI Syariah, antara lain: 1. Produk Dana a. Giro Wadiah Giro Wadiah merupakan simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan dananya ke Bank dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali, dan dana tersebut dapat di operasikan oleh bank, dimana keuntungan yang diperoleh bank dapat diberikan kepada pemilik dana berupa bonus, namun tidak ada perjanjian dimuka. b. Tabungan Syari ah Plus Tabungan Syari ah Plus adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah yang dapat disetor
21 dan diambil kapan saja on-line di seluruh cabang Bank BNI, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas ATM BNI di seluruh Indonesia. c. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pemilik dana (shahibul maal) baik secara individu maupun perusahaan. Dengan deposito, yakni; 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. d. THI Mudharabah Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah adalah produk yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah yang telah terdaftar di Departemen Agama dengan menggunakan sistem pengoperasian dana sesuai syariah Islam. 2. Produk Giro USD Poduk Giro USD merupakan produk dengan pemakaian mata uang USD, apabila nasabah ingin membuka rekening giro dengan mata uang USD, maka dapat menggunakan produk Giro USD. Produk ini juga dapat digunakan untuk keperluan menunaikan haji dengan menyimpan dananya dalam bentuk USD. 3. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiyaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan penambahan keuntungan yang telah disepakati dengan pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Produk pembiayaan murabahah ini
22 memiliki prosedur yang sederhana dan memiliki perhitungan yang jelas. b. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Pembiayaan ini dapat digunakan diberbagai usaha, seperti; perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan yang memakai sistem bagi hasil sesuai porsi yang telah disepakati bersama. Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang mengalami permasalahan dalam pengelolaan usahanya sehingga memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. d. Pembiayaan Ijarah Pembiayaan ini adalah pembiyaan berdasarkan prinsip sewa beli. Pembiayaan ini cocok bagi mereka yang menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui sewa yang pada akhirnya bertujuan untuk pengalihan pemilikan aset tersebut kepada mereka sendiri. 4. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan teknologi on-line BNI Syariah akan mendapatkan kemudahan dalam pengiriman uang seketika, baik antara sesama kantor cabang BNI Syariah ataupun dengan kantor cabang BNI
23 lain. Bagi pemegang rekening tabungan syariah plus, pengiriman uang juga dapat dilakukan melalui fasilitas open transfer via ATM BNI. b. Inkaso Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan penagihan cepat dan aman. c. Garansi Bank Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan lain sebagainya. 5. Produk Lainnya a. Produk Gadai Emas Syariah (Rahn) Produk Gadai Emas Syariah ini adalah produk yang memberikan pinjaman uang kepada nasabah dengan jaminan emas atau perhiasan. b. BNI Syariah Money Changer Merupakan layanan transaksi jual beli valuta asing (valas), seperti USD, SGD, SAR. Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad Al-Sharf, yaitu jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat transaksi. Dalam perkembangannya, Bank BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan yang pesat, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus. Tahun 2002 hingga Maret 2005 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus mencapai Rp 113,92 milyar hingga Rp
24 3.847,92 milyar. Namun, Juni 2005 jumlah tabungan syariah plus mengalami penurunan yakni sebesar Rp 3.704,87 milyar hal ini dikarenakan adanya penurunan sistem manajemen perusahaan, sehingga diasumsikan banyak nasabah yang menarik tabungan syariah plusnya pada bank BNI Syariah. Walaupun jumlah tabungan syariah plus Juni 2005 mengalami penurunan, pada periode berikutnya tabungan syariah plus mengalami peningkatan dari September 2005 hingga September 2007 yaitu sebesar Rp 3.915,22 hingga Rp 6.631,38 milyar (Bank BNI Syariah, 2008) Melihat perkembangan produk-produk pada Bank BNI Syariah khususnya tabungan syariah plus yang sempat mengalami penurunan Juni 2005, memberikan motivasi kepada penulis untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan syariah plus di bank BNI Syariah. Dengan demikian, diharapkan dengan penelitian ini memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah, untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah, sehingga banyak masyarakat yang menabung di Bank BNI Syariah.
25 Tabel 1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Tabungan Syariah Plus No Periode Jumlah Tabungan (Juta Rp) 1 Des 2002 11.392 3 Maret 2003 126.507 4 Juni 2003 158.469 5 Sep 2003 158.397 6 Des 2003 200.657 8 Maret 2004 251.699 9 Juni 2004 273.075 10 Sep 2004 300.562 11 Des 2004 334.094 13 Maret 2005 384.792 14 Juni 2005 370.487 15 Sep 2005 391.549 16 Des 2005 397.469 18 Maret 2006 391.522 19 Juni 2006 414.584 20 Sep 2006 435.157 21 Des 2006 513.362 23 Maret 2007 554.313 24 Juni 2007 622.695 25 Sep 2007 663.138 Sumber: Bank BNI Syariah 2008 1.2 Perumusan Masalah Bank BNI Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia dengan menggunakan dual banking system. Penurunan jumlah tabungan syariah pada Juni 2005, mendorong penulis untuk menganalisa apa saja faktor yang mempengaruhi tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip syariah Islam? 2. Bagaimana respon masyarakat terhadap adanya Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah?
26 3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan-permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kesesuaian produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesusai dengan prinsip syariah Islam. 2. Mengetahui respon masyarakat terhadap adanya produk Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, ataupun untuk masyarakat umumnya. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 2. Memberikan pemahaman yang semakin dalam kepada penulis tentang produk produk perbankan pada Bank BNI Syariah khususnya. 3. Memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah untuk meningkatkan kinerja perbankannya sehingga mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.
27 4. Memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan pula agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Dalam penelitian ini hanya akan mengkaji sejauhmana kinerja Bank BNI Syariah dalam peningkatan unit usaha syariahnya khususnya dalam menarik perhatian dan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.