I. PENDAHULUAN. 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN Vebriani Ziliwu Jaenal Effendi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Lembaga-lembaga keuangan syariah berupa bank syariah

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

Prinsip prinsip Islam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

OPERASIONAL BANK SYARIAH

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN. A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pekalongan

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB III TELAAH PUSTAKA. berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.

PENGARUH PEMBIAYAAN PRINSIP BAGI HASIL TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.

MENGENAL BANK SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN UNTUK UMUM

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masyarakat muslim yang menginginkan agar adanya jasa keuangan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB II LANDASAN TEORI. dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

Produk dan Jasa Perbankan Syariah. Juni Trisnowati. (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNSA) Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

Transkripsi:

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perizinan kepada bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah sesuai prinsip syariah Islam, mendorong bank konvensional untuk mendirikan layanan syariahnya. Hal yang mendasari banyak berdirinya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh keberadaan Bank Muamalat yang menggunakan konsep ekonomi Islam yaitu sistem bagi hasil dan tetap mempertahankan kinerja perbankannya sehingga terhindar dari guncangan ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy ratio (CAR) yang jauh lebih tinggi yakni 12 persen (Bank Indonesia, 2008). Data yang diperoleh dari Bank Indonesia membuktikan bahwa perbankan syariah di Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, yaitu pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama. Dengan perkembangan yang pesat, bank syariah mampu menghasilkan produk-produk syariah yang memotivasi nasabahnya atau konsumennya menggunakan produk-produk bank syariah di Indonesia (Bank Indonesia, 2008). Produk dan jasa yang dimiliki Bank Syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:

17 Produk dan Jasa Bank Syariah Penghimpunan Penyaluran Jasa Keuangan Prinsip Wadiah Giro Mudharabah Deposito Tabungan Prinsip Jual Beli Mudharabah Istishna Salam Prinsip Sewa Ijarah Prinsip bagi Hasil Musyarakah Mudharabah Wakalah Kafalah Hiwalah Rahn Gambar 1. Produk dan Jasa Bank Syariah Sumber: Bahan kuliah Effendi (2007) Merujuk pada gambar 1, dapat dilihat bahwa bank syariah berusaha untuk memberikan produk terbaik kepada nasabah, agar nasabah merasa puas dalam pelayanan yang diberikan oleh bank syariah. Hal ini telah dibuktikan dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia, bahwa perkembangan aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, yaitu pada tahun 1998 dengan nominal Rp 479 milyar hingga 2005 Rp 17.743 milyar dan pada tahun 2007 perkembangan aset perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 36.537 milyar (Bank Indonesia, 2008). Perkembangan perbankan syariah yang cukup besar dari tahun 1998 hingga 2007, menyebabkan nilai dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan syariah juga meningkat, yakni Rp 392 milyar dari tahun 1998 hingga tahun 2002 sebesar Rp 2.917 milyar. Namun, pada tahun 2003 dana pihak ketiga mengalami penurunan

18 sebesar Rp 1.610 milyar. Penurunan dana pihak ketiga ini tidak terus berlangsung, tahun 2004 hingga 2007 dana pihak ketiga ini mengalami peningkatan yang drastis sebesar Rp 3.263 milyar hingga Rp 9.454. Pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama (Bank Indonesia, 2008). Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang cukup pesat penulis ingin menganalisis perkembangan bank syariah di Indonesia. Pada penelitian ini memfokuskan produk unit usaha syariah yang dinaungi oleh Bank Negara Indonesia (Bank BNI). Hal ini disebabkan oleh: 1. Bank BNI merupakan pelopor dalam pengembangan bank syariah di Indonesia, berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998. 2. Laporan Tahunan Bank Indonesia dan Bank BNI Syariah memperlihatkan semakin berkembangnya kantor cabang Bank BNI Syariah di Indonesia, seperti: a. Pada tanggal 29 April 2000 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri dibeberapa kota, seperti: Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. b. Tahun 2001 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota-kota besar di Indonesia, seperti: Jakarta (2 cabang), Bandung, Makasar, dan Padang.

19 c. Tahun 2002 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Medan dan Palembang. d. Tahun 2003 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Bulak Sumur, Bekasi, Jakarta Pusat, Bogor, Tangerang. e. Tahun 2004 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Prima Jakarta, Prima Surabaya, Tegal, Cianjur, Bukit Tinggi, Sisingamaraja, Lubuk Linggau. f. Tahun 2005 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Pekan Baru, Cirebon, Bogor, Surakarta, Balikpapan, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Koja, Pasuruan, Godean. 3. Semakin pesatnya jumlah dana pihak ketiga khususnya tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah, dan banyaknya prestasi yang diperoleh oleh Bank BNI Syariah, seperti: a. The Most Profitable Islamic Bank (tahun 2003) b. Perbankan Syariah Terbaik oleh MUI (tahun 2004) c. The Most Profitable (tahun 2004) d. The Widest Coverage (tahun 2004) e. The Biggest Marketshare (tahun 2004) f. The Most Profitable, 1 st Rank for Commercial Bank (window & unit) category (International Islamic Banking Awards 2005) g. Indonesia Bank Loyality Champion category Sharia Bank dari Mark Plus dan Infobank (tahun 2006) h. Unit Usaha Syariah terbaik kategori aset diatas Rp 500 M versi Majalah Investor (tahun 2006)

20 i. Indonesia Sharia Bank Loyality Index (ISBLI 2006-2007) 1 st rank for Customer Satisfaction Index (tahun 2007) j. The Most Market Share Expansion Sharia Bank 2007, Acceleration Award, Bank Indonesia (tahun 2007) k. The Most Earning Asset Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar Rp 500 miliar (tahun 2007) l. The Most Third Party Fund Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar 500 M (tahun 2007) Unit usaha syariah yang didirikan oleh Bank BNI adalah Bank BNI Syariah yang sesuai dengan sistem syariah Islam, yaitu sistem bagi hasil. Adapun produk Bank BNI Syariah, antara lain: 1. Produk Dana a. Giro Wadiah Giro Wadiah merupakan simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan dananya ke Bank dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali, dan dana tersebut dapat di operasikan oleh bank, dimana keuntungan yang diperoleh bank dapat diberikan kepada pemilik dana berupa bonus, namun tidak ada perjanjian dimuka. b. Tabungan Syari ah Plus Tabungan Syari ah Plus adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah yang dapat disetor

21 dan diambil kapan saja on-line di seluruh cabang Bank BNI, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas ATM BNI di seluruh Indonesia. c. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pemilik dana (shahibul maal) baik secara individu maupun perusahaan. Dengan deposito, yakni; 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. d. THI Mudharabah Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah adalah produk yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah yang telah terdaftar di Departemen Agama dengan menggunakan sistem pengoperasian dana sesuai syariah Islam. 2. Produk Giro USD Poduk Giro USD merupakan produk dengan pemakaian mata uang USD, apabila nasabah ingin membuka rekening giro dengan mata uang USD, maka dapat menggunakan produk Giro USD. Produk ini juga dapat digunakan untuk keperluan menunaikan haji dengan menyimpan dananya dalam bentuk USD. 3. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiyaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan penambahan keuntungan yang telah disepakati dengan pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Produk pembiayaan murabahah ini

22 memiliki prosedur yang sederhana dan memiliki perhitungan yang jelas. b. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Pembiayaan ini dapat digunakan diberbagai usaha, seperti; perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan yang memakai sistem bagi hasil sesuai porsi yang telah disepakati bersama. Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang mengalami permasalahan dalam pengelolaan usahanya sehingga memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. d. Pembiayaan Ijarah Pembiayaan ini adalah pembiyaan berdasarkan prinsip sewa beli. Pembiayaan ini cocok bagi mereka yang menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui sewa yang pada akhirnya bertujuan untuk pengalihan pemilikan aset tersebut kepada mereka sendiri. 4. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan teknologi on-line BNI Syariah akan mendapatkan kemudahan dalam pengiriman uang seketika, baik antara sesama kantor cabang BNI Syariah ataupun dengan kantor cabang BNI

23 lain. Bagi pemegang rekening tabungan syariah plus, pengiriman uang juga dapat dilakukan melalui fasilitas open transfer via ATM BNI. b. Inkaso Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan penagihan cepat dan aman. c. Garansi Bank Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan lain sebagainya. 5. Produk Lainnya a. Produk Gadai Emas Syariah (Rahn) Produk Gadai Emas Syariah ini adalah produk yang memberikan pinjaman uang kepada nasabah dengan jaminan emas atau perhiasan. b. BNI Syariah Money Changer Merupakan layanan transaksi jual beli valuta asing (valas), seperti USD, SGD, SAR. Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad Al-Sharf, yaitu jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat transaksi. Dalam perkembangannya, Bank BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan yang pesat, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus. Tahun 2002 hingga Maret 2005 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus mencapai Rp 113,92 milyar hingga Rp

24 3.847,92 milyar. Namun, Juni 2005 jumlah tabungan syariah plus mengalami penurunan yakni sebesar Rp 3.704,87 milyar hal ini dikarenakan adanya penurunan sistem manajemen perusahaan, sehingga diasumsikan banyak nasabah yang menarik tabungan syariah plusnya pada bank BNI Syariah. Walaupun jumlah tabungan syariah plus Juni 2005 mengalami penurunan, pada periode berikutnya tabungan syariah plus mengalami peningkatan dari September 2005 hingga September 2007 yaitu sebesar Rp 3.915,22 hingga Rp 6.631,38 milyar (Bank BNI Syariah, 2008) Melihat perkembangan produk-produk pada Bank BNI Syariah khususnya tabungan syariah plus yang sempat mengalami penurunan Juni 2005, memberikan motivasi kepada penulis untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan syariah plus di bank BNI Syariah. Dengan demikian, diharapkan dengan penelitian ini memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah, untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah, sehingga banyak masyarakat yang menabung di Bank BNI Syariah.

25 Tabel 1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Tabungan Syariah Plus No Periode Jumlah Tabungan (Juta Rp) 1 Des 2002 11.392 3 Maret 2003 126.507 4 Juni 2003 158.469 5 Sep 2003 158.397 6 Des 2003 200.657 8 Maret 2004 251.699 9 Juni 2004 273.075 10 Sep 2004 300.562 11 Des 2004 334.094 13 Maret 2005 384.792 14 Juni 2005 370.487 15 Sep 2005 391.549 16 Des 2005 397.469 18 Maret 2006 391.522 19 Juni 2006 414.584 20 Sep 2006 435.157 21 Des 2006 513.362 23 Maret 2007 554.313 24 Juni 2007 622.695 25 Sep 2007 663.138 Sumber: Bank BNI Syariah 2008 1.2 Perumusan Masalah Bank BNI Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia dengan menggunakan dual banking system. Penurunan jumlah tabungan syariah pada Juni 2005, mendorong penulis untuk menganalisa apa saja faktor yang mempengaruhi tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip syariah Islam? 2. Bagaimana respon masyarakat terhadap adanya Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah?

26 3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan-permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kesesuaian produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesusai dengan prinsip syariah Islam. 2. Mengetahui respon masyarakat terhadap adanya produk Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, ataupun untuk masyarakat umumnya. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 2. Memberikan pemahaman yang semakin dalam kepada penulis tentang produk produk perbankan pada Bank BNI Syariah khususnya. 3. Memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah untuk meningkatkan kinerja perbankannya sehingga mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.

27 4. Memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan pula agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Dalam penelitian ini hanya akan mengkaji sejauhmana kinerja Bank BNI Syariah dalam peningkatan unit usaha syariahnya khususnya dalam menarik perhatian dan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.