BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efektivitas Program Acara Democrazy Di Metro TV sebagai Medium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan).

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan konstruktivis dan metodologi riset kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Pendekatan dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

Transkripsi:

31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan dengan pokok permasalahan penelitian ini, yaitu bagaimana Efektivitas Program Acara Democrazy Di Metro TV sebagai Medium Komunikasi Politik periode Maret 2009 April 2009. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus (Case Study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan). Menurut Kirk dan Miller (1986:9). Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan yang dilakukan kepada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Dengan Pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1975:5). 45 Menurut Lofland dan Lofland, sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 46 Riset kualitatif memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadiannya langsung, sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya, 45 Lexy J. Moleong, Metodolodi Penelitian Kualitatif, 1989. Hal. 3 46 Lofland, John, Lyn Lofland, Nalyzing Social Setting : A Guideto to Qualitative (Bervation and Analysis), 1984. Hal. 47 31

32 yang berarti membuat berbagai kejadiannya seperti mereka, dan melibatkan perspektif (penelitian) yang partisipatif didalam berbagai kejadiannya, serta menggunakan penginduksian dalam menjelaskan gambaran fenomena yang diamatinya (Gorman & Clayton, 1997 : 27) 47 Selain itu, titik berat penelitian kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Karenanya, penelitian ini tidak memperbolehkan adanya hipotesis ataupun variabel, melainkan pengisolasian individu atau organisasi harus dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan. 48 3.2 Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Studi Kasus (Case Study). Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau suatu peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi partisan, dokumentasi-dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik, dan lainnya. 49 Menurut Mulyana (2001:201) dalam studi kasus, peneliti berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus khusus. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, 47 Septiawan Santana K, Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif, 2007, hal. 29 48 Lexy J. Moleong. Op. Cit. Hal.3 49 M. Hariwijaya, Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Hal. 74

33 suatu kelompok, atau suatu kejadian, penelitian bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subyek yang diteliti. 50 Studi kasus mempunyai ciri-ciri : 51 1. Partikularistik : artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. 2. Deskriptif : hasil metode ini adalah deskriptif detail dari topik yang diteliti. 3. Heuristik : metode studi kasus membantuu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru, merupakan tujuan dari studi kasus. 4. Induktif : studi kasus berangkat dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau teori. Data atau materi yang diperoleh hasil dari Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) untuk kemudian dilakukan pengamatan atas program acara Democrazy periode Maret 2009 April 2009, wawancara dengan Produser dan Assisten Produser Program acara Democrazy serta Bima Arya Sugiarto selaku pengamat politik sekaligus pengisi acara sebagai penasehat umum dalam program acara Democrazy, kemudian diolah dan dianalisa secara mendalam sesuai dengan pokok permasalahan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang terbentuk berupa uraian kata-kata atau lampiran untuk dikumpulkan dan kemudian dilakukan analisa secara deskriptif. 50 Ibid 51 Ibid

34 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Keseluruhan data didapat melalui multi sumber informasi, seperti wawancara, observasi, berbagai dokumen, dan material audio visual. 52 Maka untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan sebagai berikut : 3.3.1 Data Primer Teknik mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara mendalam mengenai efektivitas program acara Democrazy di Metro TV sebagai medium komunikasi politik, studi kasus program acara democrazy di Metro TV periode Maret 2009 April 2009. informasi yang dimaksud adalah dengan segala informasi seperti dari cara penyampaian berkomunikasi politik dalam pertelevisian swasta di indonesia, serta melakukan pengamatan program acara Democrazy periode maret 2009 april 2009. data primer ini berupa antara lain : a. Wawancara Mendalam (indepth interviews) Wawancara adalah bentuk komunikasi antara 2 (dua) orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Maksud diadakannya wawancara menurut Lincoln dan Guba adalah mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami di masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk 52 Septiawan Santana K. Op. Cit. hal. 105

35 dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. 53 Bentuk wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan yang diajukan. Jenis wawancara ini tampaknya bersamaan dengan apa yang dinamakan wawancara baku terbuka menurut Patton seperti yang dijelaskan diatas. Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam, dan format itu dinamakan protokol wawancara. Protokol wawancara itu dapat juga berbentuk terbuka. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun sebelumnya dan didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Pokokpokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan terwawancara agar sampai berdusta, atau sering juga disebut wawancara mendalam. 54 Wawancara mendalam adalah metode penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus untuk menggali informasi dari informan. Karena wawancara dilakukan lebih dari satu kali, maka disebut juga intensive interviews. Biasanya metode ini 53 Lexy J, Moleong. Op. Cit. hal. 186 54 Lexy J, Moleong. Op. Cit. hal. 190

36 menggunakan sampel terbatas, jika peneliti merasa data yang dibutuhkan sudah cukup maka tidak perlu mencari informan yang lain. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban informan yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalamanpengalamannya. 55 Septiawan Santana K, dalam bukunya Menulis Ilmiah : Metode Penelitian Kualitatif, wawancara mendalam adalah mengungkap kumpulan berbagai tanggapan dan perspektif dari berbagai data yang telah terkumpul. 56 Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh wawancara yang mendalam. Bahkan tidak jarang digabung dengan metode observasi partisipan. Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subyek yang diteliti. 57 3.3.2 Data Sekunder Merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya yang dijadikan pelengkap guna melancarkan proses penelitian, data sekunder ini dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan judul, seperti dokumen-dokumen, buku-buku, dan kliping dari surat kabar serta rating & share. 55 M. Hariwijaya. Op. Cit. hal. 73 56 Septiawan Santana K. Op. Cit. hal. 44 57 M. Hariwijaya. Op. Cit. hal. 73

37 3.4 Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, penentuan narasumber dilakukan dengan memilih orang-orang yang dianggap berdasarkan penilitian tertentu mewakili tingkat signifikansi dari narasumber yaitu : 1. Eksekutif Produser Program Acara Democrazy, yang bertanggung jawab penuh pada saat pra produksi dan proses produksi serta pasca produksi acara parodi politik Democrazy berlangsung. 2. Produser Program Acara Democrazy, yakni bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan eksekutif produser dan selalu berkoordinasi dengan para pengisi acara pada saat produksi berlangsung. 3. Pengisi Acara yakni Bima Arya Sugiarto selaku pengamat politik dan sebagai penasehat umum dalam program acara Democrazy. 4. Audience democrazy sebagai target penerima pesan dari program acara democrazy 3.5 Definisi Konsep Definisi konsep dalam penelitian ini adalah mengenai Efektivitas Program Acara Democrazy Di Metro TV sebagai Medium Komunikasi Politik, Studi Kasus Program Acara Democrazy Di Metro TV periode Maret 2009 April 2009. adapun definisi konsepnya sebagai berikut : 1. Efektivitas adalah melakukan sesuatu secara tepat guna atau ukuran dalam membandingkan gambaran, seberapa jauh target dapat dicapai baik secara kualitas dan waktu. 2. Komunikasi politik adalah menurut Galnoor (1980) menyebutkan bahwa komunikasi politik merupakan infrastruktur politik, yakni suatu kombinasi dari

38 berbagai interaksi sosial dimana informasi yang berkaitan dengan usaha bersama dan hubungan kekuasaan masuk ke dalam peredaran. 58 3. Program Acara Democrazy adalah suatu acara parodi politik yang mengkritik para elit politik dengan celotehan yang nyelekit. 3.6 Fokus Penelitian Untuk memperjelas arah penelitian dari Efektivitas Program Acara Democrazy Di Metro TV sebagai Medium Komunikasi Politik, Studi Kasus Program Acara Democrazy Di Metro TV periode Maret 2009 April 2009, maka fokus penelitian didasarkan pada penggunaan bahasa dalam program acara democrazy. Didalam buku komunikasi politik, komunikator, pesan dan media, Linguis Dell Hyme mengusulkan cara yang sangat mudah untuk mengingat komponenkomponen yang memasuki penggunaan bahasa dalam memikirkan permainan kata politik. Hymes mengusulkan sebuah akronim (SPEAKING) untuk menunjukkan perubahan tujuan, strategi, atau maksud wacana politik, yaitu : 59 1. Setting atau Scene (suasana) : Komunikasi terjadi dalam periode, tempat, dan lingkungan khas; jadi bisa formal atau informal, suram, ceria dan sebagainya. Suatu ucapan didalam sebuah setting bisa diinterpretasikan berbeda didalam setting yang lain. 58 Prof. Dr. Anwar Arifin. Op. Cit. hal. 9 59 Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan, dan Media, Pengantar Jalaluddin Rakhmat, 2000. hal. 91-93

39 2. Participants (peserta) : setiap pihak menanggapi suatu pesan yang diberikan dengan penuh makna. Tambahkan atau pindahkan seorang partisipan, maka makna bersama tentang sesuatu, yakni lambang signifikan, berubah. 3. Ends (tujuan) : Pembicaraan politik biasanya mengharapkan suatu hasil sebagai pusat perhatiannya, suatu tujuan yang dipilih dalam pikiran para pesertanya. 4. Act Sequence (urutan tindak) : Komunikasi diskursif tertulis dan lisan serta bentuk umum bahasa nondiskursif (terutama ritual) terjadi sebagai urutan ucapan dan tindakan. Gangguan pada urutan itu dapat mengacaukan tanggapan yang bermakna. 5. Key (kunci) : Key mengacu kepada jenis vokal dan fasial pada rumus mehrabian dari pernyataan nonverbal. Hal-hal seperti nada dan tingkah laku dapat mendukung atau bahkan meniadakan isi verbal suatu pesan. 6. Instrumentalities (instrumentalitas) : ini mengacu kepada tipe bahasa suatu komunikasi bahasa. Ia dapat menyiratkan suatu argot atau jargon khusus dari suatu kelompok (yakni argot militer body count, demiliterized zone, search and destory, dsb). 7. Norms (norma) : Kaidah - kaidah yang tidak diucapkan menentukan komunikasi jarak ketika orang bertatap muka, hubungan pandangan diantara mereka, kaidah tata bahasa, kaidah yang menentang omong kosong, dan sebagainya. 8. Genres (jenis) : Disini kita mengacu kepada kategori kategori tindakan komunikasi pidato, do a, gurauan, peribahasa, penyelidikan, ucapan salam, ucapan perpisahan, dan sebagainya.

40 3.7 Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari dokumen dan melalui wawancara mendalam diolah ata dianalisa dengan pendekatan deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata kata, kalimat kalimat, dan narasi narasi. 60 Setelah dilakukan wawancara menggunakan alat perekam, data yang diperoleh kemudian dicatat ke dalam suatu catatan atau transkip wawancara. 61 Maka analisa deskriptif ini memaparkan dan menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana Efektivitas Program Acara Democrazy di Metro TV sebagai Medium Komunikasi Politik, Studi Kasus Program Acara Democrazy di Metro TV periode Maret 2009 April 2009. Dalam menganalisa data yang digunakan disertai dengan triangulasi. Dalam triangulasi ini, peneliti memanfaatkan sesuatu yang lain guna memeriksa keabsahan data. Cara yang digunakan yaitu dengan membandingkannya dengan sumber sumber lain. 62 Triangulasi yang digunakan adalah dengan menggunakan sumber, disini peneliti melakukan perbandingan dan mengecek kembali derajat kepercayaan dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dengan eksekutif produser democrazy dan produser democrazy. Kedua adalah dengan melakukan perbandingan terhadap apa yang dikatakan oleh pengamat politik atau pengisi acara, ketiga membandingkan hasil wawancara dengan kutipan komentarkomentar pemirsanya melalui facebook democrazy. 60 Rachmat Kriyantono ; Riset Komunikasi, 2009. hal. 39 61 ibid. hal 105 62 Miles, M.B dan Huberman, A.M ; Analisis Data Kualitatif, 1992. Hal. 18