BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan bahasa dapat di lihat dari banyaknya kaidah dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam berinteraksi dan penyampaian informasi. Komunikasi telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. keinginannya. Hal inipun diatur dalam Undang-Undang Dasar Terdapat paham liberalisme dimana liber yang artinya bebas atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Akhir tahun 1990an dan awal 2000, pembuat-pembuat film dengan budget

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

MITOLOGI KIAMAT DALAM FILM 2012 SKRIPSI. (S-1) Komunikasi Bidang Studi Broadcasting. Disusun oleh : ERY HARDIYANI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. penontonnya (Bordwell dan Thompson, 2008: 2). dunia yang benar-benar terjadi (Bordwell dan Thompson, 2008 : 338).

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan bagian dari penyebaran budaya dan salah satu dari media komunikasi massa. Film mempunyai peranan yang sangat penting tidak hanya sebagai media hiburan saja tetapi juga sebagai media penyampaian pesan yang efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi. Film tergolong sebagai hegemoni yang paling efektik untuk pihak tertentu, hal tersebut salah satunya terlihat dalam film-film yang diproduksi oleh negara Amerika pada era berakhirnya perang dunia II. Holywood, bekerja sama dengan pemerintah yang pada saat itu memproduksi film-film sebagai alat propaganda pemerintah. Pada alur cerita hampir sebagian besar memperlihatkan superiotas Amerika sebagai negara adikuasa atau alur cerita yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain. Film biasa dikatagorikan menurut Genre-nya, kata Genre sendiri berasal dari bahasa perancis, yang mempunyai arti macam atau jenis. 1 Sebuah film bisa memiliki satu Genre atau lebih. Pada intinya, bukanlah hal yang mudah untuk menentukan Genre dari sebuah film. 1 Bordwell, David and Kristin Thompson,. Film Art: An Introduction. New York: The Mc. Graw Hill Companies, Inc. 2008.hal 318 1

Genre film terkadang ditentukan dari subjek atau temanya. Pada beberapa kasus, Genre ditentukan oleh efek emosi yang ditimbulkan oleh film tersebut. Namun tidak jarang, Genre ditentukan dari Ikonografi sebuah film, dimana karakter-karakter atau simbol-simbol dalam film tersebut memiliki makna-makna tertentu yang telah umum diketahui banyak orang. Sama dengan tayangan di televisi, khalayak juga mempunyai tujuan dalam menonton film terutama ingin memperoleh hiburan. dalam hal ini film dapat terkandung fungsi Informatif, Edukatif, bahkan Persuasif. ketiga fungsi tersebut dapat berfungsi positif atau negatif tergantung dari tujuan pembuat film itu sendiri karena pada dasarnya para pembuat film terutama film-film Holywood menjadikan film mereka sebagai sarana penyampai pesan yang paling efektif agar khalayak dapat menangkap isi pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linear. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya.

Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan memproyeksikanya ke atas layar. 2 Pada perkembangannya, perfilman pada saat ini tumbuh dan berkembang begitu pesat. banyak dari pembuat film melahirkan berbagai karya yang luar biasa dengan berbagai macam tema film yang fenomenal. Tema atau topik yang diangkat pada sebuah film dapat berupa percintaan, horror, humor, superhero, drama, olahraga dan lain-lain yang kesemuanya tidak terlepas dari peranan sutradara dalam meramu jalan ceritanya. Dan pada kesempatan ini peneliti ingin meneliti tentang film olahraga yang bertemakan sepak bola, khususnya kepada suporter sepak bola. Film itu berjudul Green Street Hooligans, film ini adalah sebuah film tentang hooliganisme suporter sepak bola di ingris, film ini disutradarai oleh Lexi Alexander dan dibintangi oleh Elijah wood dan Charlie Hunnam. Di amerika dan di australia film ini disebut Green Street Hooligan, di negara lain disebut football hooligan atau hanya hooligan dalam film ini seorang mahasiswa perguruan tinggi yang berkuliah di harvard terlibat dengan firma hooligan west ham united atau bisa disebut dengan GSE (Green Street Elite) yang dikelola oleh kaka iparnya cerita dan skenario tersebut di kembangkan oleh mantan hooligan yang menjadi penulis yang bernama dougie, sepanjang film GSE (Green Street Elite) berkelahi dengan 2 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2009 hal 127

Firma lainya seperti Yed Army kelompok pendukung Tothenham Hotspur, Brimingham Zulus, Red Army, dan Millwal Bushwac. Film ini dproduksi oleh Odd Lot entertainment, 3 Film ini mendapat tinjauan yang beragam setelah dirilis. Skornya 46% di situs Film Rotten Tomatoes, dan 55% di Metacritic Roger Elbert memberikan tinjauan yang sangat menguntungkan. Upaya Charlie Hunnam untuk berbicara dalam aksen Cockney mengakibatkan banyak kritikus film memasukkannya dalam daftar "aksen terburuk dalam sejarah perfilman." Film ini juga banyak mendapatkan pengahargaan seperti memenangkan beberapa penghargaan termasuk Penampilan Terbaik di Festival Film LA Femme, Film Terbaik di Festival Film Malibu, dan Penghargaan Khusus Juri di Festival Film SXSW. Film Green Street Hooligans ini menjadi menarik ketika muatan pesan yang hendak disampaikan begitu kontras dan dapat dengan mudah dikenali oleh penonton awam sekalipun. Muatan pesan tersebut dapat dilihat dari penggambaran visual yang dibangun pada film tersebut yaitu mengenai fanatisme suporter sepak bola yang fanatik terhadap klub sepak bola yaitu west ham united, Fanatisme dapat dijumpai di setiap lapisan masyarakat, di negeri maju, maupun di negeri terbelakang, pada kelompok intelektual maupun pada kelompak awam, pada masyarakat beragama maupun pada masyarakat atheis. Secara umum Film ini menggambarkan kisah nyata yang ada dalam kehidupan 3 http://id.wikipedia.org/wiki/green_street

nyata. Dan ditelurusuri lebih jauh akan banyak ditemukan muatan-muatan pesan yang ingin ditanamkan oleh sang sutradara. Muatan-muatan pesan terebut di visualisasikan melalui simbol-simbol tertentu yang mengindikasikan ada nya pesan ideology yang terkandung dalam isi cerita film ini. Berbicara mengenai simbol dan tanda maka tepat kiranya jika semiotika dijadikan pisau bedah untuk meneliti lebih jauh tentang film Green Street Hooligan ini. Pemilihan analisis semiotika sendiri bukan tanpa alasan. Peneliti memilih semiotika karena kemampuan pendekatan ini memilih dan memilah setiap tanda dalam film baik berupa audio maupun visual, verbal maupun non verbal, Selain itu semiotika berkaitan erat dengan ideologi. Semiotika sering ditunjuk sebagai model awal dari analisis yang mampu menampilkan bekerjanya ideologi dalam teks. Terdapat banyak varian mengenai ideologi meski secara singkat dapat dimengerti sebagai serangkaian ide tertentu.dalam film Green Street hooligan ini diharapkan kecurigaan penulis mengenai pesan-pesan ideologi mengenai fanatisme dapat dikupas secara detail dengan teori semiotika. Dengan pertimbangan itulah penulis ingin mengangkat sebuah film sebagai objek penelitian dan semiotika sebagi pisau bedahnya.karena unsur fanatisme di film ini sangat lah kuat dan sangat berkarakter sehingga para penonton bisa menyimpulkan tayangan yang mereka tonton, Fanatisme dalam persepsi ini dipandang sebagai bentuk solidaritas terhadap orangorang yang sefaham, dan tidak menyukai kepada orang yang berbeda. Ketidaksukaan itu tidak berdasar argumen logis, tetapi sekedar tidak suka kepada apa yang tidak disukai (dislike of the unlike).

Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu mengkaji lebih jauh film ini ke dalam bentuk penelitian yang berjudul Visualisasi fanatisme suporter sepak bola pada film Green Street Hooligans 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Visualisasi fanatisme suporter sepak bola Pada Film Green Street Hooligans? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penulisan ini ialah untuk mengetahui secara jelas mengenai Visualisasi fanatisme suporter sepak bola pada film Green Street Hooligans. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi studi komunikasi, khususnya mengenai media film yang berkaitan dengan studi semiotika baik dalam pembelajaran teori pada perkuliahan mengenai semiotika komunikasi maupun sinematografi. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada khalayak mengenai pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film. Juga sebagai masukan untuk para sineas perfilman tanah air baik itu untuk produser, pekerja film maupun penikmat film. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana fungsi kerja sutradara dalam membungkus pesan-pesan sebuah film. Lebih khusus penulis bermaksud agar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mempunyai ketertarikan dan hubungan dekat dengan dunia film dapat mengetahui bahwa film dapat dikaji dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah semiotika yang dapat digunakan dalam membaca tanda - tanda yang digunakan sepenuhnya atas dasar kekuasaan sutradara dan di interpretasikan penuh atas dasar kekuasaan penonton.