BAB V RENCANA AKSI Pada bagian terakhir dalam implementasi model bisnis NgeLamar EO adalah rencana aksi, dalam penyusunan rencana aksi menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan, berapa lama waktu yang dibutuhkan dan juga penanggung jawab pada masing-masing kegiatan yang dilaksanakan serta pengukuran kinerja dari NgeLamar EO. Dengan adanya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh NgeLamar EO, diharapkan dapat melakukan evaluasi mengenai bisnis yang dilakukan, dan dapat melakukan antisipasi untuk pengembangan secara berkelanjutan. 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Dalam rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan menjelaskan gambaran secara umum mengenai waktu yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan model bisnis NgeLamar EO selama dua tahun pertama. Dua tahun pertama dalam proses pelaksanaan model bisnis NgeLamar EO dibagi menjadi tiga tahapan pelaksanaan, yaitu tahap persiapan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.
Penjelasan mengenai detail tahapan dalam implementasi model bisnis yang telah direncanakan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan membutuhkan waktu kurang lebih tiga sampai empat bulan. Dimulai dari bulan Januari hingga bulan Maret 2016, dengan rincian kegiatan sebagai berikut: a) Pengurusan izin Dinas Perizinan Kota Daerah Jakarta Selatan yaitu berupa surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin Gangguan Usaha (HO). b) Mengajukan izin kepada Keluraha, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) lokasi tempat usaha. c) Renovasi rukan sebagai tempat lokasi usaha. d) Rekrutmen karyawan tetap sebanyak 3 orang e) Rekrutmen tim kreatif dengan status freelance sebanyak 5 orang f) Pembelian peralatan penunjang kinerja NgeLamar EO g) Pembuatan website NgeLamar EO h) Kerjasama dengan mitra promosi seperti radio dan situs online. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan usaha NgeLamar EO dimulai pada bulan April 2016, pada bulan April di lakukan promosi dan penawaran ide-ide kreatif untuk melamar calon pasangan kepada calon potensial konsumen. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan sebagai berikut:
a) Melakukan promosi melalui media online, media sosial, dan kersajama dengan mitra. b) Kerjasama talkshow dengan beberapa radio. c) Penyebaran brosur atau flyer sebagai bentuk promosi cetak. d) Mengikuti wedding expo sebagai pelaksanaan promosi dan brand awareness. 3. Tahap Evaluasi Tahapan evaluasi digunakan oleh NgeLamar EO untuk mengetahui apa saja yang perlu ditingkatkan dalam proses pelayanan NgeLamar EO. Pencatatan mengenai kritik dan saran dari konsumen yang dipantau secara berkala. Dengan tahapan evaluasi yang dilakukan oleh NgeLamar EO diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan pengembangan pelayanan.
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again. Rangkuman mengenai tahapan dalam pelaksanaan model bisnis NgeLamar EO dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut. Tabel 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan NgeLamar EO Sumber: Penulis, 2015 5.2 Penanggung Jawab Kegiatan Untuk lebih memudahkan tanggung jawab dari masing-masing kegiatan, maka NgeLamar EO membagi menjadi tiga divisi yaitu divisi perencanaan dan pemasaran, divisi kreatif, dan yang terakhir adalah divisi personalia dan keuangan. Masing-masing divisi memiliki tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan masing-masing divisinya, dan dilaporkan kepada pemilik yang menjabat sebagai direktur. Divisi perencanaan dan pemasaran disini bertanggung jawab pada proses perencanaan pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses acara melamar serta bertanggung jawab juga dalam proses pemasaran. Divisi
pemasaran juga bertanggung jawab dalam proses kerjasama dengan media, baik media cetak maupun media online. Divisi ini memastikan lokasi-lokasi yang unik yang sedang banyak diminati oleh konsumen sebagi tempat pelaksanaan lamaran dan juga divisi ini bekerja sama dengan mitra penyedia perlengkapan yang mendukung acara. Sedangkan untuk kualifikasi pendidikan yang dibutuhukan untuk manajer divisi ini adalah Sarjana strata satu (S1). Sedangkan untuk divisi kreatif akan bertanggung jawab dalam memberikan konsep ide acara melamar, mulai dari ide lokasi hingga run down surprise yang akan ditawarkan kepada calon konsumen. Divisi kreatif juga memiliki tanggung jawab mengorganisir tim freelancer yang dibutuhkan untuk melaksanakan implementasi acara, secara penuh divisi ini bertanggung jawab menentukan jumlah personel yang dibutuhkan dalam tim. Untuk manajer kreatif dibutuhkan kualifikasi pendidikan Sarjana diploma tiga (D3). Selain itu terdapat divisi personalia dan keuangan, divisi ini bertanggung jawab pada segala sesuatu yang bersifat dengan administratif dari NgeLamar EO. Divisi ini juga bertanggung jawab juga dengan tenaga kerja atau karyawan, seperti dalam hal perekrutan karyawan, pembayaran upah, hingga proses pelaporan mengenai keuangan NgeLamar EO kepada direktur. Manajer pada posisi divisi personalia dan keuangan diharapkan dengan kualifikasi pendidikan Sarjana strata satu (S1). Ketiga divisi diatas akan bertanggung jawab secara langsung kepada pemilik selaku direktur utama pada setiap bulan, dan direktur utama berkewajiban untuk melakukan evalusi kepada seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh NgeLamar EO. Agar lebih memudahkan memahami mengenai tanggung jawab dan kualifikasi dari masing-masing divisi dapat dilihat pada Tabel 5.2 sebagai berikut. Sumber: Penulis, 2015 Tabel 5.2 Kualifikasi Penanggung Jawab Ngelamar EO Divisi Tanggung Jawab Kualifikasi Perencanaan dan Pemasaran Melakukan perencanaan mengenai kegiatan promosi Sarjana Strata Satu (S1) Melakukan perencanaan pengadaan barang Melakukan kerjasama dengan mitra Melakukan kegiatan promosi online/offline Kreatif Menyusun portfolio ide-ide Diploma Tiga (D3) konsep acara Memberikan saran mengenai lokasi acara Menentukan jumlah tim freelancer yang dibutuhkan Terjun langsung dalam implementasi konsep acara Personalia dan Keuangan Melakukan proses perekrutan tenaga kerja Melakukan proses penggajian Pembuatan laporan bulanan keuangan perusahaan Administrasi perusahaan Sarjana Strata Satu (S1)
5.3 Ukuran Kinerja 5.3.1 Aspek Kelayakan Finansial Pengukuran kinerja dalam suatu bisnis atau usaha sangat penting dilakukan sebagai evaluasi mengenai usaha tersebut. Pengukuran aspek kinerja usaha dapat ditinjau dari dua aspek yaitu finansial dan non finansial. Aspek kelayakan finansial atau keuangan digunakan untuk menganalisis rencana investasi dari suatu bisnis atau usaha tersebut, dengan cara membandingkan antara pengeluaran dengan pendapatan. Dengan demikian dapat mengetahui sejauh mana dana yang digunakan dapat kembali dibandingkan dengan waktu yang ditentukan, sehingga mengetahui apakah bisnis atau usaha tersebut dapat berkembang atau tidak. Dalam hal ini, NgeLamar EO menggunakan perhitungan dari segi keuangan dengan meggunakan Payback Periode (PBP), Net Present Value (NPV), dan Interest of Return (IRR). Penggabungan ketiga metode perhitungan PBP, NPV, dan IRR digunakan oleh penulis untuk melengkapi satu sama lain. Payback Period (PBP) merupakan metode perhitungan yang menggambarkan berapa lama suatu investasi akan kembali, atau dapat dikatakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran dari suatu investasi dengan menggunakan arus kas dalam suatu perusahaan. Dalam perhitungan dengan menggunakan PBP menyatakan bahwa semakin singkat pengembalian investasi maka dikatakan semakin baik. Metode perhitungan PBP dapat digunakan secara mudah dan sederhana, tetapi metode tersebut tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Oleh sebab
itu digunakan juga metode perhitungan NPV dan IRR, NPV dan IRR sama-sama memperhitungkan nilai waktu dari uang sehingga dapat dikatakan apabila suatu investasi dikatakan layak berdasarkan perhitungan NPV maka investasi tersebut juga dikatakan layak dengan menggunakan perhitungan IRR. Hasil perhitungan NPV dari suatu investasi bisnis dikatakan layak apabila NPV > 0, dan dikatakan tidak layak apabila nilai NPV < 0. Dengan menggunakan metode perhitungan IRR yang mempertimbangkan tingkat suku bunga pada saat aliran kas masuk, maka investasi suatu bisnis dapat diterima apabila nilai IRR >Rate of Return pada saat terjadi aliran kas masuk. Gabungan antara ketiga metode yaitu NPV, IRR, dan Payback Period digunakan sebagai bahan pertimbangan mengenai jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian suatu investasi yang memperhitungkan tingkat suku bunga, nilai waktu dari uang dengan menggunakan aliras kas sebagai dasar perhitungan. Struktur Modal NgeLamar EO terdiri dari 80% hutang dan 20% modal sendiri, dengan tingkat bunga hutang sebesar 12% dan tingkat bunga investasi sebesar 8% yang ditunjukkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Struktur Modal NgeLamar EO Struktur Modal Prosentase Interest Nominal Modal Sendiri 80% 12% 136,000,000 Pinjaman Bank 20% 8% 34,000,000 Sumber: Penulis, 2015
Berdasarkan perhitungan struktur modal NgeLamar EO maka diperoleh nilai WACC (Weighted Average Cost of Capital) sebesar 9.40%. Nilai WACC digunakan sebagai dasar perhitungan dari nilai NPV, IRR, dan Payback Period. Asumsi yang digunakan adalah NgeLamar EO mengerjakan sebanyak tujuh kali acara melamar pasangan dengan rincian empat kali indoor konsep dan tiga kali outdoor konsep dalam satu bulan. Asumsi yang digunakan adalah merujuk pada hasil analisis wawancara dengan Memorie ID EO pelaku bisnis usaha EO yang telah berjalan optimis selama satu tahun. Dengan melihat estimasi aliran pendapatan per bulan pada Tabel 4.4 maka total pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun sebesar Rp. 840.000.000,-; Net Present Value sebesar Rp. 283.848.450,-; Internal Rate of Return sebesar 73.65% dengan Payback period selama 1 tahun 4 bulan. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha atau bisnis NgeLamar EO layak secara ekonomi. Perhitungan mengenai NPV dan IRR dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 NPV, IRR, Payback Period NgeLamar EO Year Cashflow Present Value 0 -IDR 170,000.00-170,000.00 1 IDR 332,683.20 332,683.20 2 IDR 432,488.16 432,488.16 3 IDR 562,234.61 562,234.61 4 IDR 730,904.99 730,904.99 5 IDR 950,176.49 950,176.49 NPV 283,848.45 IRR 73.65% Payback Period 1.41 Tahun 17 Bulan Sumber: Penulis, 2015
5.3.2 Aspek Kelayakan Non Finansial Setelah melakukan perhitungan kelayakan secara ekonomi, dilakukan juga analisis kelayakan non finansial dari usaha NgeLamar EO. Apabila ditinjau dari segi kelayakan non finansial yang pertama adalah ditinjau dari segi hukum, bahwa NgeLamar EO merupakan usaha yang berbentuk Persekutuan Komanditer (CV) sebagai izin usaha dilengkapi izin gangguan usaha (HO). Sebagai perusahaan jasa yang professional, NgeLamar EO juga dilengkapi dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Sedangkan apabila ditinjau dari segi lingkungan dan sosial, maka secara lingkungan tidak mengganggu lingkungan secara umum karena NgeLamar EO merupakan perusahaan jasa yang bertempat di rukan perkantoran. Dari segi sosial akan memberikan dampak positif, karena dengan adanya NgeLamar EO akan menyerap sumber daya manusia baik di lingkungan NgeLamar EO maupun diluar lingkungan. Dengan adanya penyerapan sumber daya manusia ini akan mengurangi angka pengangguran yang dapat membantu juga menekan kriminalitas. Berdasarkan analisis ukuran kinerja baik secara finansial ataupun non finansial, dapat dikatakan usaha NgeLamar EO ini layak untuk di jalankan. 5.4 Perencanaan Mitigasi Dalam menjalankan suatu bisnis diperlukan adanya antisipasi apabila bisnis yang dijalankan tidak sesusai dengan rencana, sehingga pelaku usaha perlu mempersiapkan perencanaan mitigasi. Terdapat dua alternatif perencanaan
mitigasi, apabila dalam menjalankan bisnis NgeLamar EO mengalami kegagalan yaitu sebagai berikut. 1. NgeLamar EO dapat menjalankan konsep lain yang tidak hanya khusus untuk melamar pasangan, tetapi NgeLamar EO akan menjadi fun surprise EO yang melayani acara-acara pesta dengan konsep kejutan yang didesain dengan menyenangkan. 2. Melakukan perubahan segmentasi konsumen dari NgeLamar EO yang semula tersegmentasi pada kalangan menengah atas, berubah menjadi segmentasi konsumen dengan kelompok kelas menengah. Perubahan segmentasi konsumen akan menjadikan perubahan secara total pada komponen model bisnis yang lain.