[ Kementerian Kelautan dan Perikanan] 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BIOREEFTEK UNTUK KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

RENCANA STRATEGIS BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN

Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan, Bali

[I.75. [Rekayasa rantai Makanan untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan pada. Sistem Aliran Tertutup]

N 50 PENERAPAN TEKNOLOGI PITA VOLUME POHON BERDIRI DALAM PEMANFAATAN KALIWO DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

KONDISI PH DAN SUHU PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN NUSA PENIDA DAN PEMUTERAN, BALI

STRATEGI PENGELOLAAN POTENSI MARITIM UNTUK MENINGKATKAN USAHA PERIKANAN DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DALAM RANGKA PERTAHANAN NEGARA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

C 6 - Koridor 5 Tinjauan Tata Ruang Untuk Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bangli BAKOSURTANAL 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

Lembaga Ilmu Pengetahuan Agus Indonesia

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

Pengembangan Sumberdaya Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Lombok Barat

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

SIDa F 24. Dr. Ir. Suhendar I Sachoemar, MSi Ir. Nenie Yustiningsih, MSc Wisnu Sujatmiko, APi, MS Dra. Jeni Hariyanti Drs. Dedy Roesmajadi, MM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

logo lembaga F3.47 Rancang Bangun keramba Submerged Floating Budidaya Ikan Kerapu untuk Meningkatkan Produktifitas, Efektifitas dan Keamanan Fasilitas

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

Analisis Peluang Anomali Curah Hujan Pada Awal Dan Pertengahan Bulan Februari 2018 Di Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat. Umam Syifaul Qolby S.

JAKARTA (22/5/2015)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

UPT Balitbang Biomaterial LIPI 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BPTP SULUT, BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN 2012

KEPUTUSAN NOMOR KEP.38/MEN/2009 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL LAUT SAWU DAN SEKITARNYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

[ B.16] [ Status Tingkat Dosis Daerah Radiasi Alam Tinggi Tual Maluku Tenggara ] [ Syarbaini]

KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO

PENGEMBANGAN MODEL AGRIWISATA DI SMK BERBASIS PERTANIAN DALAM MENDUKUNG EKONOMI KREATIF MASYRAKAT PEDESAAN

Penerapan Pengukur Temperatur Air untuk Pemijah Ikan di Kabupaten Tulang Bawang Lampung. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia SIDa.I.

SIDa.F.48. Pengembangan Klaster Pariwisata Bono, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG JAWA TIMUR

logo lembaga [ X.230 ] Kajian Faktor Yang BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

Sebuah Temuan Awal dari XPDC Alor Flotim Penulis: Amkieltiela Marine Science and Knowledge Management Officer, WWF-Indonesia

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

BAB I PENDAHULUAN. terhadapnya makin meningkat. Rumput laut (sea weed) merupakan ganggang laut

Kolonel Inf. Agus Suyoko, SE Ir. Catur Ninik Wijanarni, M.Si Hery Teguhsantoso, M.Si Mamat Rahmat, M.Si Ii Suhendi, S.Si

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

logo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

Kode Kegiatan SIDa F17

KEMENTERIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

logo lembaga N 61 INVENTARISASI POTENSI DAN SEBARAN JENIS NIPAH DI PAPUA Ir. Relawan Kuswandi, M.Sc BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN 2012

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

[ nama lembaga ] 2012

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal:

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan konservasi di Indonesia baik darat maupun laut memiliki luas

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

2) faktor-faktor yang terkait dengan peranan Indonesia di dalam kerjasama multilateral CTI-CFF adalah faktor geografis dan ketahanan pangan. Jadi sela

[ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi] 2012

I. PENDAHULUAN. Tingginya dinamika sumberdaya ikan tidak terlepas dari kompleksitas ekosistem

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

PENGEMBANGAN MODEL & DESTINASI WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN MODEL KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL DI KALIMANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

PENDAHULUAN Latar Belakang

KETUA PENELITI : LETKOL LAUT (KH) IR. INDRA USMANSYAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Pusat Litbang Permukiman Kementrian Pekerjaan Umum 2012

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

CORAL BLEACHING DI TWP PULAU PIEH DAN LAUT DI SEKITARNYA TAHUN 2016

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Transkripsi:

logo lembaga [049] REHABILITASI TERUMBU KARANG DENGAN BIOREEFTEK UNTUK PENGUATAN KETAHANAN PANGAN DI NUSA PENIDA DAN PEMUTERAN, BALI Eghbert Elvan Ampou, M.Sc Dr.rer.nat Agus Setiawan, M.Si Terry L. Kepel, M.Sc Teja A. Wibawa, S.Pi, M.Si [ Kementerian Kelautan dan Perikanan] 2012

LATAR BELAKANG 1. Dalam rangka menunjang program pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Luas terumbu karang Indonesia di tahun 2010 = 10 juta hektar dan di tahun 2020 = 20 juta hektar di Kawasan Konservasi Perairan 2. Indonesia masuk dalam kawasan Segi Tiga Karang Dunia atau yang lebih dikenal dengan nama Coral Traingle Initiative (CTI). 3. Menunjang rehabilitasi ekosistem terumbu karang di kawasan pesisir Indonesia. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Berbagai cara pemulihan terumbu karang dari kerusakan telah banyak dilakukan, seperti transplantasi dan pembuatan terumbu karang buatan dengan biaya yang relatif cukup mahal. Namun pemulihan ini membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang banyak walaupun kenyataannya cukup berhasil. BIOREEFTEK SALAH SATU SOLUSINYA: Bio=hayat/hidup dan reef=batu/gosong karang namun biasa dikenal dengan sebutan terumbu. Jadi disebut Bioreeftek karena substratnya terbuat dari tempurung kelapa yang berasal dari pohon kelapa sebagai bahan alami sebagai tempat settle/menempel hewan karang individu baru dengan aplikasi teknologi sederhana. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Lokus Bali: Nusa Penida Kabupaten Klungkung dan Pemuteran Kabupaten Buleleng. Fokus Kegiatan Penentuan Lokasi Bioreeftek; Pengamatan Penempelanan (Settlement/Recruitment) Planula Karang ; Pengamatan dan Pengukuran Pertumbuhan Biota yang Berasosiasi dengan Karang ; Pengukuran dan analisis lainnya Desain Penelitian 1). Mengamati penempelan/recruitment larva planula karang pada media bioreeftek.; 2). Mengamati dan mengidentifikasi biota lain yang berasosiasi pada media bioreeftek.3). Mengetahui SST Anomaly / Anomali Suhu Permukaan Laut perairan Nusa Penida dan Pemuteran. Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Bioreeftek Deploy Monitoring/Survey Koordinasi/Sosialisassi/Publikasi Perkembangan dan Hasil Kegiatan Antara lain : telah di deploy 4 unit Bioreeftek di Nusa Penida; 1 unit di Nusa Lembongan; 7 unit di Pemutrean; Telah ada indikasi larva planula karang yang menempel dan asosiasinya dengan biota lain termasuk ikan karang, Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Surat-menyurat secara resmi dan survey langsung dengan pihak terkait/stake holder Nama lembaga yang diajak koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, DKP Klungkung dan Institute Teknologi Bandung, Pemerintah Desa dan Masyarakat lokal. Strategi pelaksanaan koordinasi Sosialisasi/ Diseminasi, pertemuan langsung Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan a.l. Ikut terlibatnya tenaga penyuluh lapangan DKP Buleleng dalam setiap survey di Pemuteran; Ikut sertanya tokoh masyarakat desa di Nusa lembongan Kab. klungkung;. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan 1. Survey-Monitoring-Evaluasi Bioreeftek; 2. Sosialisasi/Diseminasi; 3. Aplikasi (stake holder); 4. Produksi Massal Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan a.l. Praktek pembuatan Bioreeftek oleh Mahasiswa Prog. Studi Oseanografi ITB dan di deploy di perairan Pemuteran. Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan a.l.: 1. Di Pulau Sumbawa, SMK Negeri 1 Kabupaten, Alas tahun 2011 2. Di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan kerjasama DKP-Tanah Bumbu dan BPSPL serta BPOL tahun 2010 3. Di Tablolong Nusa Tenggara Timur dan Waingapu, Sumba Timur pada kegiatan IPTEKMAS tahun 2009 4. Di Pemuteran dan Nusa Penida, Bali sekarang. 5. Dan responden lainnya via web serta e-mail langsung ke pihak peneliti(on progress-sampai sekarang). Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Diterima dan akan dimanfaatkan & diadopsi untuk di aplikasikan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Melakukan sosialisasi/diseminasi pentingnya ekosistem terumbu karang serta solusi rehabilitasi dengan menggunakan salah satu artificial reef (Bioreeftek) di kawasan perairan Indonesia secara bertahap. Melanjutkan kajian, penelitian dan pengembangan Bioreeftek lebih lanjut pada skala lokal Strategi Pengembangan ke depan Untuk pengembangan kedepan dari hasil sosialisasi/diseminasi perlu dilakukan implementasi secara langsung oleh stake holder dalam ini Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah, Pemerhati Lingkungan, Universitas, dll. Jika memungkinkan dilakukan produksi massal di beberapa daerah kawasan konservasi perairan dan calon kawasan konservasi perairan Indonesia secara swakelola/swadaya masyarakat untuk menunjang program rehabilitasi terumbu karang di Indonesia. Tahapan Pengembangan ke depan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

logo lembaga TERIMA KASIH Eghbert Elvan Ampou, M.Sc Dr.rer.nat Agus Setiawan, M.Si Terry L. Kepel, M.Sc Teja A. Wibawa, S.Pi, M.Si